» Outlook Komoditas Daging Sapi 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
6
Trend Analysis atau model pemulusan eksponensial berganda Double Exponential Smoothing.
2.3. Analisis Model Permintaan
Analisis model permintaan daging merupakan analisis permintaan langsung masyarakat terhadap daging yang dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen. Oleh
karena adanya keterbatasan data, maka analisis permintaan dilakukan dengan menggunakan model ARIMA pada data konsumsi per kapita tahunan.
2.4. Kelayakan Model
Ketepatan sebuah model regresi dapat dilihat dari Uji-F, Uji-t, dan koefisien determinasi R
2
. Koefisien determinasi diartikan sebagai besarnya keragaman dari peubah tak bebas Y yang dapat dijelaskan oleh peubah-peubah
tak bebas X. Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan persamaan:
Tota l SS
egresi R
SS R
2
dimana: SS Regresi = jumlah kuadrat regresi
SS Total = jumlah kuadrat total
Model deret waktu baik analisis trend maupun pemulusan eksponensial berganda double exponential smoothing, ukuran kelayakan model berdasarkan
nilai kesalahan dengan menggunakan statistik MAPE meanabsolute percentage error atau kesalahan persentase absolute rata-rata yang diformulasikan sebagai
berikut:
Outlook Komoditas Daging Sapi 2015»
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
7
Dimana : :adalah data actual
:adalah nilai ramalan Semakin kecil nilai MAPE maka model deret waktu yang diperoleh semakin baik.
» Outlook Komoditas Daging Sapi 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
8
Outlook Komoditas Daging Sapi 2015»
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
9
BAB III. KERAGAAN DAGING SAPI DALAM NEGERI
Pemenuhan daging nasional selama ini diperoleh dari pemotongan sapi potong, ayam potong, kambing, serta domba. Salah satunya adalah pemenuhan
daging dari sapi potong Seperti telah di ketahui daging sapi merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat,
serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai yang sangat strategis. Untuk melihat uraian daging sapi, berikut diuraikan keragaan pemenuhan daging
sapi dalam negeri
3.1. Perkembangan Populasi dan Produksi
Perkembangan mengenai populasi sapi potong dan produksi daging sapi diuraikan sebagai berikut:
3.1.1. Populasi Sapi Potong
Secara umum, perkembangan populasi sapi potong di Indonesia baik di Jawa maupun luar Jawa selama periode tahun 1984
– 2015 meningkat 1,89 Lampiran 3.1. dan Gambar 3.1.. Pada periode lima tahun terakhir 2011-2015
perkembangan populasi sapi potong meningkat hampir dua kali dari pertumbuhan populasi tahun sebelumnya yaitu rata-rata sebesar 3,53. Hal ini karena pada
adanya pembinaan dan program pembangunan peternakan tahun 2009-2014 sehingga berdampak pada peningkatan populasi sapi potong. Pada tahun 1984
jumlah populasi sapi potong di Indonesia tercatat sebanyak 9,24 juta ekor, meningkat menjadi 11,94 juta ekor pada tahun 1997. Namun populasi tersebut
dari tahun ke tahun terus menurun sampai dengan tahun 2001. Pada tahun 2002 dan tahun 2003 terjadi peningkatan populasi sapi dan penurunan yang cukup
signifikan yaitu naik 10,60 dan turun 7,02. Sejak tahun 2004 hingga tahun 2015 perkembangan populasi sapi potong mengalami kenaikan secara bertahap dari
10,53 juta ekor menjadi 15,49 juta ekor, walaupun sempat turun sebesar 3,29 juta ekor di tahun 2013.