Slug Irritation Test HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Arbutin merupakan turunan hidrokuinon yang sering digunakan sebagai agen pencerah kulit. β-arbutin digunakan sebagai agen pencerah kulit didalam krim kosmetik wajah atau lotio n wajah pada konsentrasi 7, 10 larutan β- Arbutin dapat menimbulkan sedikit potensi iritasi primer Scientific Committee on Consumer Safety, 2015. Pada uji pendahulan, dilakukan uji pada siput menggunakan arbutin dengan konsentrasi 5. Didapatkan hasil bahwa siput tidak mati dan tetap memproduksi mukus. Arbutin dibuat dengan konsentrasi 5 dalam gel, digunakan sebagai bahan uji non iritan. Hasil uji pendahuluan untuk masing- masing bahan dapat dilihat pada Tabel VIII. Tabel VIII. Hasil uji pendahuluan pada bahan uji Kontrol Bahan Uji Konsentrasi Jenis Bahan CMC-Na 4 Non iritan Propilen glikol 8 Non Iritan Gliserin 100 Iritan Asam salisilat 0,5 Non iritan Asam laktat 0,5 Non iritan Sodium lauril sulfat 1 Iritan Arbutin 5 Non Iritan

D. Slug Irritation Test

Salah satu kriteria yang diperlukan agar suatu sediaan dapat diterima dan digunakan oleh masyarakat adalah terkait keamanan. Sediaan topikal tidak boleh bersifat iritatif terhadap kulit karena dapat mengganggu acceptance dari sediaan tersebut, sehingga perlu dilakukan uji iritasi pada bahan. Uji iritasi pada penelitian ini menggunakan uji iritasi pada siput yang diadaptasi dari uji iritasi untuk mukosa. 42 Siput yang digunakan adalah siput telanjang rerespo yang diperoleh dari daerah Ungaran, Jawa Tengah. Dilakukan determinasi pada siput untuk mengetahui spesies siput yang digunakan. Siput yang digunakan pada penelitian adalah siput dari spesies Laevicaulis alte FéR Lampiran 4. Jenis siput yang digunakan untuk pengujian iritasi akan mempengaruhi hasil akhir dari uji iritasi. Dhondt et al ., 2006 menemukan bahwa “however, because this study demonstrates that the use of other slug species can influence the test end points and eye irritation classification, it is important to evaluate the effects of the selected species ”. Masing-masing siput dan cawan petri ditimbang. Bahan uji dimasukkan ke dalam cawan petri, siput diletakkan di atas 1 g bahan uji dalam periode waktu 60 menit dan diukur jumlah lendir diproduksi. Mukus yang dihasilkan digunakan sebagai parameter sifat iritatif bahan. Menurut Cock et al., 2011, dalam keadaan normal siput telanjang memproduksi mukus dalam jumlah terbatas untuk menghindari dehidrasi. Ketika siput dipaparkan dengan komponen iritan, siput akan mensekresi mukus sebagai mekanisme untuk perlindungan dinding tubuh siput. Semakin tinggi jumlah mukus yang diproduksi, semakin iritan bahan untuk tubuh siput. Warna dari mukus yang diproduksi juga dapat mengindikasikan tingkat iritasi. Normalnya mukus yang diproduksi oleh siput tidak berwarna tetapi kontak dengan bahan iritan menyebabkan sekresi mukus yang berwarna sedikit kuning. Siput kemudian dipindahkan ke cawan petri baru, kemudian ditambahkan 1 mL Phosphat Buffer Saline PBS di dekat bagian bawah tubuh siput dan 43 didiamkan selama 60 menit. Setelah 60 menit kontak dengan bahan uji, siput akan melepaskan ALP, LDH, dan albumin. Menurut McComb, Bowers, and Posen 1979, secara umum alkaline phosphatase ALP terdapat pada 3 daerah pada tubuh moluska yaitu saluran pencernaan, organ excretory, dan pada bagian mantel. Aktivitas ALP akan meningkat jika terjadi kerusakan sel maupun infeksi pada snails dan slugs. Lactate dehydrogenase LDH merupakan enzim sitolik dan akan dilepaskan pertama kali saat terjadi kerusakan jaringan. Setelah 60 menit, cairan Phosphat Buffer Saline PBS yang telah kontak dengan tubuh siput ditampung dalam tabung microtube. PBS digunakan sebagai pelarut dari biomarker kerusakan jaringan yang dilepaskan oleh siput. Hasil slug irritation test yang didapatkan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel IX. Tabel IX. Data slug irritation test Bahan Uji Pengukuran Persen mukus LDH UL ALP UL Albumin μgmL CMC-Na 4 Non Iritan 1 -12,426 -3,360 1,100 36,697 2 -12,197 0,000 2,200 0,000 3 -70,925 6,720 4,400 12,232 4 -20,290 0,000 2,200 489,297 5 -14,817 -3,360 4,400 67,797 6 -17,714 -3,360 2,200 257,627 7 -15,626 0,000 3,300 122,699 8 -16,109 6,720 5,500 -24,540 9 -13,578 10,080 5,500 -53,691 10 -11,296 0,000 3,300 40,268 Propilen glikol 8 Non iritan 1 -11,427 -6,720 0,000 48,930 2 -16,657 -3,360 5,500 48,930 3 -19,594 -20,160 5,500 48,930 4 -19,414 0,000 6,600 134,557 5 -8,134 3,360 3,300 67,797 6 -11,804 -6,720 5,500 216,949 7 -4,835 3,360 5,500 171,779 8 -13,511 0,000 5,500 -24,540 9 -8,852 -3,360 15,400 26,846 10 -8,621 3,360 8,800 53,691 44 Tabel IX lanjutan Bahan Uji Pengukuran Persen mukus LDH UL ALP UL Albumin μgmL Gliserin 100 Iritan 1 51,412 -6,720 9,900 97,859 2 51,497 0,000 39,600 12,232 3 50,606 3,360 24,200 12,232 4 42,041 -10,080 53,900 146,789 5 37,937 -3,360 45,100 122,034 6 38,145 -3,360 85,800 230,508 7 44,106 3,360 36,300 196,319 8 40,437 -3,360 50,600 24,540 9 41,166 3,360 23,100 80,537 10 43,009 3,360 35,200 93,960 Salisilat 0,5 Non iritan 1 2,778 -6,720 2,200 48,930 2 15,296 -3,360 2,200 61,162 3 12,021 -3,360 3,300 61,162 4 5,358 -3,360 13,200 85,627 5 7,148 23,520 5,500 67,797 6 6,844 -3,360 4,400 244,068 7 12,450 0,000 5,500 171,779 8 6,819 3,360 6,600 36,810 9 7,141 13,440 6,600 26,846 10 13,863 -6,720 7,700 67,114 SLS 1 Iritan 1 27,180 -3,360 8,800 36,697 2 25,319 0,000 13,200 48,930 3 5,956 -3,360 16,500 61,162 4 -8,224 -3,360 19,800 146,789 5 18,357 -23,520 12,100 122,034 6 14,098 0,000 17,600 244,068 7 9,646 0,000 11,000 245,399 8 17,775 3,360 11,000 85,890 9 22,586 6,720 15,400 40,268 10 16,606 -6,710 23,100 40,268 Laktat 0,5 Non iritan 1 9,534 3,360 3,300 48,930 2 4,479 -6,720 3,300 0,000 3 1,970 -3,360 4,400 110,092 4 -3,959 3,360 4,400 -122,324 5 6,331 0,000 4,400 40,678 6 7,727 0,000 4,400 284,746 7 1,777 0,000 4,400 -12,270 8 -1,620 3,360 4,400 12,270 9 2,719 -3,360 3,300 26,846 10 10,541 0,000 0,000 53,691 Arbutin 5 Non Iritan 1 -10,704 -6,720 6,600 -146,789 2 11,755 0,000 2,200 48,930 3 0,210 3,360 3,300 110,092 4 1,515 3,360 3,300 73,394 5 9,924 0,000 3,300 135,593 6 9,753 -6,720 5,500 284,746 7 7,509 -3,360 3,300 -12,270 8 2,686 0,000 6,600 12,270 9 8,246 13,440 4,400 -26,846 10 0,064 10,080 12,100 67,114 Keterangan: Persen mukus adalah perbandingan jumlah total mukus yang dihasilkan oleh siput setelah 60 menit pemaparan bahan uji dengan bobot siput; Nilai ALP Alkaline phosphatase adalah selisih aktivitas enzim ALP tiap menit; Nilai LDH Lactate dehydrogenase adalah selisih aktivitas enzim LDH tiap menit; Nilai albumin adalah nilai konsentrasi albumin dalam sampel. 45 Penentuan nilai ALP, LDH, dan albumin menggunakan sampel PBS yang direaksikan dengan reagen yang terdapat pada masing-masing kit ALP, LDH, dan albumin, pengukuran dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. ALP bertindak sebagai katalis pada hidrolisis p-nitrofenilfosfat menjadi p-nitrofenol dan fosfat, p-nitofenol mempunyai absorbansi pada panjang gelombang 405 nm. Jumlah p-nitrofenol yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi katalitik dari ALP yang ada pada sampel. Semakin tinggi kadar ALP pada sampel maka semakin banyak p-nitrofenol yang terbentuk. p -nitrofenilfosfat + H 2 O fosfat + p-nitrofenol 1 LDH merupakan suatu enzim yang mengandung 5 isoenzim yang berbeda yang mengkatalisis perubahan piruvat menjadi l-laktat. Jumlah laktat yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi katalitik dari LDH yang ada pada sampel. Prinsip pengukurannya semakin banyak jumlah LDH dalam sampel maka semakin tinggi laktat yang terbentuk. Piruvat + NADH + H + Laktat + NAD + 2 Albumin akan membentuk kompleks warna dengan bromkresol hijau BCG, intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kandungan albumin dalam sampel. Semakin tinggi kandungan albumin pada sampel albumin maka intensitas warna hijau yang ditimbulkan akan semakin tinggi. BCG + albumin kompleks BCG-Albumin 3

E. Validasi Slug Irritation Test Menggunakan CART

Dokumen yang terkait

SKRIPSI PENGGUNAAN EKSTRAK VANILI DAN MALTODEKSTRIN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MINUMAN SERBUK INSTAN BIJI PETAI CINA (Leucaena leucocephala Lmk. De Wit).

0 2 15

I.PENDAHULUAN PENGGUNAAN EKSTRAK VANILI DAN MALTODEKSTRIN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MINUMAN SERBUK INSTAN BIJI PETAI CINA (Leucaena leucocephala Lmk. De Wit).

0 2 6

PERBANDINGAN EFEK HIPOGLIKEMIK DARI BEBERAPA EKSTRAK BIJI PETAI CINA (Leucaena leucocephala (lmk)De Wit) PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 0 1

PERBANDINGAN EFEK HIPOGLIKEMIK DARI BEBERAPA EKSTRAK BIJI PETAI CINA (Leucaena leucocephala (lmk)De Wit) PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 0 1

Uji In Vivo dan Validasi Protokol Slug Irritation Test pada sediaan bedak tabur Amilum Manihot (Manihot utilissima L.) menggunakan pewarna karotenoid dari Umbi Wortel (Daucus carota L.) dengan metode Classification And Regression Tree (CART).

3 4 88

Uji in vivo validasi protokol slug irritation test pada sediaan lotion repelan minyak Peppermint (Mentha piperita) menggunakan metode Classification and Regression Trees (CART).

1 6 77

Optimasi humektan propilenglikol dan Gelling Agent CMC-Na dalam sediaan cooling gel ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

0 2 88

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

5 16 99

Efek Hipoglikemik Senyawa Bioaktif Biji Petai Cina( Leucaena leucocephala (lmk) De Wit Dengan Menggunakan Metoda Toleransi Glukosa Oral Pada Mencit Hypoglycemic Effects of Bioactive Compound in Petai Cina seeds (Leucaena leucocephala (lmk ) De Wit Using O

0 0 8

Optimasi humektan propilenglikol dan Gelling Agent CMC-Na dalam sediaan cooling gel ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 86