7
Lapisan paling luar dari kulit adalah epidermis yang terdiri dari lapisan epitel gepeng beserta jaringannya. Unsur utama epidermis adalah sel-sel tanduk
keratinosit, selain itu terdapat juga sel-sel melanosit, sel-sel Langerhans, dan sel- sel Merckel. Epidermis terdiri dari beberapa lapis sel yaitu stratum korneum,
stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum germinativum Irianto, 2012.
Dermis bersifat ulet, lentur serta elastis yang berguna untuk melindungi bagian-bagian yang lebih dalam. Dermis terdiri dari serat-serat kolagen, serabut
elastis dan serabut-serabut retikulin. Susunan serabut-serabut ini berbeda di bagian atas dan bawah sehingga pada lapisan dermis ini dibedakan atas lapis
papilar dan lapis retikular Irianto, 2012. Hipodermis atau lapis subkutis merupakan anyaman jaringan ikat jarang
serta mengandung banyak sel-sel lemak pannicuculus adiposus. Dalam lapis hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena, anyaman syaraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit Irianto, 2012.
Kulit merupakan suatu organ yang penting bagi pertahanan tubuh. Keratinosit mempersiapkan antigen eksternal untuk dipresentasikan pada limfosit
T, yang kemudian akan meningkatkan respon imun Graham-Brown and Burns,
1999.
B. Iritasi Kulit
Menurut WHO 2005, iritasi adalah suatu kondisi pada kulit yang muncul akibat kontak berkepanjangan dengan zat kimia tertentu. Setelah beberapa
8
waktu, kulit akan mengering terasa nyeri, mengalami perdarahan, dan pecah- pecah. Gejala umum yang dapat terjadi jika terjadi iritasi seperti panas,
disebabkan karena dilatasi pembuluh darah pada daerah yang terpapar ditandai dengan timbulnya kemerahan pada daerah kulit tersebut eritema. Selain itu dapat
juga menyebabkan terjadinya udema, yang ditandai dengan terjadinya perbesaran plasma yang membeku pada daerah yang terpapar, dan dipercepat dengan adanya
jaringan fibrosa yang menutupi daerah tersebut. Secara umum, bahan kimia mempunyai dua mekanisme untuk
memodulasi terjadinya iritasi. Pertama dengan cara merusak fungsi pertahanan dari stratum korneum dan yang kedua dengan efek langsung bahan iritan pada sel
kulit. Kedua mekanisme dapat terjadi secara tunggal maupun kombinasi Welss, Basketter, and Schroder, 2004.
Bahan iritan yang masuk ke dalam stratum korneum akan menyebabkan delipidasi dan denaturasi protein. Delipidasi merupakan proses terganggunya
keseimbangan lipid yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan ikatan lipid sehingga stratum korneum akan kehilangan fungsi pertahanannya. Proses
delipidasi ini dipicu oleh surfaktan dan bergantung pada critical micelle concentration
dari komponen surfaktan. Proses kehilangan air pada membran transepidermal ini akan meningkatkan penetrasi dari bahan iritan semakin dalam
ke bagian epidermal tempat keratinosit Welss, Basketter, and Schroder, 2004. Mekanisme induksi dari iritasi kulit tidak diketahui dengan pasti tetapi
terlebih dahulu bahan kimia merusak dan mengganggu fungsi sel dan memicu pelepasan
autocoid yang
akan meningkatkan
permeabilitas vaskuler,
9
meningkatkan sedikit aliran darah, menarik sel darah putih ke lokasi dan menghancurkan sel secara langsung dan semuanya menghasilkan inflamasi lokal
pada kulit Benson and Watkinson, 2012.
C. Gel