11
Menurut Garcia-Lafuente et al., 2009, salah satu fungsi dari flavonoid adalah dapat digunakan sebagai agen antiinflamasi. Flavonoid dapat bersifat
antioksidatif dan menangkap radikal, mengatur aktivitas selular yang berhubungan dengan inflamasi, memodulasi aktivitas dari enzim yang
memetabolisme asam arakidonat seperti fosfolipase A2, siklooksigenase, lipooksigenase, dan nitrit oksida sintase serta memodulasi ekspresi gen
proinflamasi.
E. Bahan Uji Iritasi
1. CMC-Na
Carboxymethylcellulose Sodium CMC-Na berbentuk serbuk granul
putih, tidak berbau, tidak berasa, dan bersifat higroskopis. Struktur CMC-Na dapat dilihat pada gambar 3 Rowe et al., 2009.
Gambar 3. Struktur CMC-Na Rowe et al., 2009
Pada konsentrasi 3-6 dalam formula biasa digunakan sebagai basis gel. Stabil pada pH 2-10, dan dapat mengendap pada pH di bawah 2 serta mengalami
penurunan viskositas pada pH di atas 10. CMC-Na dapat digunakan dalam terapi
12
pengobatan luka, dermatological patches sebagai pelindung mukosa, menyerap cairan yang keluar dari luka, menyerap keringat Rowe et al., 2009.
2. Propilen glikol
Propilen glikol gambar 4 berbentuk cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau. Propilen glikol dapat berfungsi sebagai pengawet,
desinfektan, humektan, plasticizer, pelarut, stabilizing agent dan kosolven water- miscible
. Pada formulasi sediaan topikal, propilen glikol digunakan sebagai humektan dengan konsentrasi ±15 Rowe et al., 2009. Data klinis menunjukkan
reaksi iritasi kulit dan sensitisasi propilen glikol pada subjek dengan kondisi normal dengan konsentrasi sebesar 10 dan untuk pasien dermatitis pada
konsentrasi 2 Rowe et al., 2009.
Gambar 4. Struktur Propilen glikol Rowe
et al.
, 2009
3. Gliserin
Gliserin merupakan cairan higroskopis yang tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis. Struktur gliserin dapat dilihat pada gambar 5. Gliserin dapat
digunakan dalam formulasi seperti oral, optalmik, topikal maupun parenteral. Fungsi gliserin dapat digunakan sebagai humektan dan emolient dalam sediaan
topikal Rowe et al., 2009. Gliserin merupakan bahan yang sudah terdaftar dalam Food and Drug
Assosiation FDA, dan aman digunakan dalam konsentrasi 0,2-65,7
13
Smolinske, 1992. Gliserin dalam range 20-25 digunakan untuk moisturizer pada kulit kering. Gliserin sampai dengan konsentrasi 25 aman digunakan dan
dalam batas toleransi kulit Paye, 2006. Gliserin bersifat sebagai penetration enhancer dan juga sebagai
humektan yang kuat karena mempunyai kemampuan menyerap air yang hampir sama dengan natural moisturizing factor NMF yang merupakan pengikat alami
dalam kulit. Humektan dapat membantu menjerat air dari udara yang kemudian dapat berpenetrasi ke dalam kulit bila kelembaban relatif rendah. Tetapi humektan
dapat juga menarik air dari bagian epidermis dan dermis yang dapat menyebabkan kulit menjadi kering Leyden et al., 2002.
Gambar 5. Struktur Gliserin Rowe et al., 2009
4. Asam laktat