7
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang hal-hal yang terkait dengan rumusan masalah, diantaranya metode pembelajaran penemuan, media pembelajaran,
pemahaman konsep, dan prestasi belajar sebagai berikut.
A. Metode Penemuan
1. Pengertian Metode Pembelajaran Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan,
sebab secara umum menurut kamus Poerwadarminta 1989, metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method Inggris, artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian metode
pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial,
politik, maupun keagamaan. Unsur – unsur metode dapat mencakup prosedur,
sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Metode dalam pembahasan ini adalah metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar den gan warga belajar, sehingga untuk
melaksanakan interaksi
tersebut diperlukan
berbagai cara
dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran dapat diciptakan interaksi satu
arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari
pembelajaran tersebut dapat tercapai. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
7
8
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Metode
pembelajaran
penemuan sering disebut juga sebagai discovery learning methods. Menurut Jerome Bruner, Penemuan adalah suatu proses,
suatu jalan cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item
pengetahuan tertentu
Cooney,Davis:1975,138. Pembelajaran
penemuan terbimbing adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.proses mental dimana siswa
mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip Roestiyah:2008,20. model pembelajaran penemuan terbimbing adalah suatu rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari, meneliti dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan
logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, wawasan, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan dirinya sendiri
Nanang,Cucu:2010,77 Model pembelajaran penemuan merupakan suatu metode pengajaran
yang mengutamakan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing
dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.
Untuk menghindari kegagalan dan memaksimalkan kegiatan siswa dan guru dalam proses penemuan, maka kegiatan pembelajaran dengan
metode penemuan terbimbing harus terencanakan. Kegiatan perencanaan pembelajaran juga memperhatikan pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa
dalam mendukung proses penemuan, pengetahuan tentang aktivitas yang mungkin dilakukan siswa, peran guru dalam kegiatan penemuan, sumber atau
sarana belajar yang diperlukan, dan hasil akhir yang harus ditemukan siswa. Dalam menerapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing guru
hendaknya mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kompetensi dasar yang dimiliki siswa. Sesuai
9
dengan masih dibutuhkannya peran guru dalam proses pembelajaran dalam penelitian dirumuskan sintaks pembelajaran sebagai berikut Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tahap-tahap Tingkah Laku Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Tahap Tingkah Laku Guru
Tingkah Laku Siswa
Tahap 1 Observasi untuk
menemukan masalah
Guru menyajikan fenomena atau kejadian-kejadian yang
memungkinkan siswa menemukan masalah
Siswa mengembangkan ketrampilan berfikir melalui
observasi spesifik hingga membuat generalisasi
Tahap 2 Merumuskan
masalah Guru membimbing siswa
merumuskan masalah penelitian berdasarkan
kejadian dan fenomena yang disajikan
Siswa merumuskan masalah yang akan membawa siswa
pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki
Tahap 3 Mengajukan
hipotesis Guru membimbing siswa
untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah
dirumuskan Siswa menetapkan jawaban
sementara atau lebih dikenal dengan hipotesis
Tahap 4 Merencanakan
pemecahan masalah
Guru membimbing siswa untuk merencanakan
pemecahan masalah Siswa mencari informasi,
data, fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan hipotesis
Tahap 5 Merencanakan
cara pemecahan masalah
Selama siswa bekerja, guru membimbing dan
memfasilitasi, misal melakukan percobaan
Siswa menguji kebenaran jawaban sementara tersebut
Dimana dugaan jawaban tentu saja didasarkan pada
data yang diperoleh
Tahap 6 Analisis data
Guru membantu siswa menganalisis data supaya
menemukan suatu konsep Siswa menganalisis data
untuk menemukan suatu konsep
Tahap 7 Penarikan
kesimpulan Guru membimbing siswa
mengambil kesimpulan berdasarkan data dan
menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan
Secara berkelompok siswa menarik kesimpulan ,
merumuskan kaidah, prinsip, idekonsep berdarkan data
yang diperoleh.
Sumber: Diadaptasi dari Markaban, 2006:15 Beberapa keunggulan metode penemuan diungkapkan oleh Suherman,
dkk 2001: 179 sebagai berikut: 1.
Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
10
2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses
menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini
mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan
lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks; 5.
Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri. Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery penemuan
juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi
kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan
informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa LKS atau media animasi komputer yang dapat
didownload dari internet yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai.
Metode penemuan yang mungkin dilaksanakan pada siswa SMP adalah metode penemuan terbimbing. Hal ini dikarenakan siswa SMP masih
memerlukan bantuan guru sebelum menjadi penemu murni. Oleh sebab itu metode penemuan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penemuan terbimbing.
B. Media Pembelajaran