Penerapan model penemuan terbimbing berbantu media internet untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, psikomotor dan afektif dalam materi bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Lumajang tahun pelajaran 2013-2014.

(1)

Yudhistira Dwi Raharjo (2014), Penerapan Model Penemuan Terbimbing Berbantu Media

Internet Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Ranah Kognitif, Psikomotor dan Afektif Dalam Materi Bangun Ruang Sisi Datar pada Siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Lumajang Tahun Pelajaran 2013-2014. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan: mengetahui dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet untuk (1) meningkatkan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif dalam materi bangun ruang sisi datar, (2) dapat meningkatkan psikomotor siswa dalam materi bangun ruang sisi datar, dan (3) dapat meningkatkan afektif siswa di dalam kelas.

Subyek penelitian sebanyak 36 siswa dan 2 orang guru SMP Negeri 2 Lumajang (Jawa Timur). Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2014. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data penguasaan ketrampilan proses dan data hasil belajar. Kemudian data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui jawaban dari masalah yang telah dirumuskan.

Analisis dari hasil data penelitian terhadap siswa kelas VIII C menunjukkan bahwa model pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet dapat membawa aktif siswa dalam kegiatan belajarnya sehingga meningkatkan kognitif dan psikomotor siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Lumajang tahun pelajaran 2013-2014. Ini ditunjukkan oleh hasil belajarnya yang persentase ketuntasan klasikal 77,78% (hasil siklus I) naik menjadi 88,89% (hasil siklus II) dan nilai rata-rata 78,94 (hasil siklus I) naik menjadi 87,08 (hasil siklus II).


(2)

Yudhistira Dwi raharjo (2014), Implementation of Guided Invention learning Model through Internet Media to Improve Student Learning Outcomes in the Cognitive, Psychomotor and Affective of Flat Shape Space from 8C Graders SMPN 2 Lumajang in Academic Year 2013-2014.

This research is proposed: to know whether application model-assisted guided discovery learning internet media (1) to improve student learning outcomes in the cognitive domain of flat shape space, (2) to improve understanding of psychomotor student of flat shape space, (3) to improve affective student in classroom

The subject of the research is 36 students and 2 teachers in SMPN 2 Lumajang (East Java). The research has been done during Mei to June 2014. The research method is classroom action research with presenting 2 cycles. There are 2 kings of data collected, they are the process of learning and the result of learning. The data will be analized in qualitative and quantitative to get the answer of the problem as formulated.

Analysis of the results of the research data against graders VIIIC shows that guided discovery-assisted learning model of internet media can bring students in active learning activities that increase students’ cognitive and psychomotor class domestic VIII C SMPN 2 Lumajang in academic 2013-2014. This is proved by the prosentage of classical result passing grade 77,7% (cycle I) increase to 88,89% (cycle II) and the average 78,94 (cycle I) increase to 87,08 (cycle II).


(3)

PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING BERBANTU MEDIA INTERNET

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM RANAH KOGNITIF, PSIKOMOTOR DAN AFEKTIF DALAM MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIIIC

SMP NEGERI 2 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Yudhistira Dwi Raharjo 081414059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ayahku terkasih Putut Widodo Eko Raharjo; 2. Mamaku terkasih Endang Murihani;


(7)

(8)

(9)

vii ABSTRAK

Yudhistira Dwi Raharjo (2014), Penerapan Model Penemuan Terbimbing

Berbantu Media Internet Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Ranah Kognitif, Psikomotor dan Afektif Dalam Materi Bangun Ruang Sisi Datar pada Siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Lumajang Tahun Pelajaran 2013-2014. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan: mengetahui dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet untuk (1) meningkatkan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif dalam materi bangun ruang sisi datar, (2) dapat meningkatkan psikomotor siswa dalam materi bangun ruang sisi datar, dan (3) dapat meningkatkan afektif siswa di dalam kelas.

Subyek penelitian sebanyak 36 siswa dan 2 orang guru SMP Negeri 2 Lumajang (Jawa Timur). Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2014. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data penguasaan ketrampilan proses dan data hasil belajar. Kemudian data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui jawaban dari masalah yang telah dirumuskan.

Analisis dari hasil data penelitian terhadap siswa kelas VIII C menunjukkan bahwa model pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet dapat membawa aktif siswa dalam kegiatan belajarnya sehingga meningkatkan kognitif dan psikomotor siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Lumajang tahun pelajaran 2013-2014. Ini ditunjukkan oleh hasil belajarnya yang persentase ketuntasan klasikal 77,78% (hasil siklus I) naik menjadi 88,89% (hasil siklus II) dan nilai rata-rata 78,94 (hasil siklus I) naik menjadi 87,08 (hasil siklus II).


(10)

viii

ABSTRACT

Yudhistira Dwi raharjo (2014), Implementation of Guided Invention learning Model through Internet Media to Improve Student Learning Outcomes in the Cognitive, Psychomotor and Affective of Flat Shape Space from 8C Graders SMPN 2 Lumajang in Academic Year 2013-2014.

This research is proposed: to know whether application model-assisted guided discovery learning internet media (1) to improve student learning outcomes in the cognitive domain of flat shape space, (2) to improve understanding of psychomotor student of flat shape space, (3) to improve affective student in classroom

The subject of the research is 36 students and 2 teachers in SMPN 2 Lumajang (East Java). The research has been done during Mei to June 2014. The research method is classroom action research with presenting 2 cycles. There are 2 kings of data collected, they are the process of learning and the result of learning. The data will be analized in qualitative and quantitative to get the answer of the problem as formulated.

Analysis of the results of the research data against graders VIIIC shows that guided discovery-assisted learning model of internet media can bring students in active learning activities that increase students’ cognitive and psychomotor class domestic VIII C SMPN 2 Lumajang in academic 2013-2014. This is proved by the prosentage of classical result passing grade 77,7% (cycle I) increase to 88,89% (cycle II) and the average 78,94 (cycle I) increase to 87,08 (cycle II). Key word: Invention method, teacher learning media, SMPN 2 Lumajang.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas berkat rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar. Penulis menyadari, bahwa tanpa dukungan dan dorongan semangat dari berbagai pihak maka penelitian dan penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini antara lain:

1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, dorongan semangat, dan saran-saran kepada penulis selama penyusunan skripsi;

2. Bapak Rohadi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; 3. Bapak Drs. A. Atmadi,M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;

4. Bpak Dr. Hongki Julie , Dosen Pembimbing Akademik dan Kepala Program Studi Pendidikan Matematika;

5. Segenap dosen dan staf sekretariat JPMIPA yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan bimbingan serta membantu penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma;

6. Bapak Sampun, S.Pd, M.Pd, kepala SMP Negeri 2 Lumajang yang telah memberi kesempatan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya;

7. Ibu Mangesti Kristianingsih, S.Pd, M.Pd, guru SMP Negeri 2 Lumajang yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian;

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan penuh perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan studi ini.

Penulis menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skrpsi ini dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.


(12)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..……….……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….………….…..…… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….……. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………..……….. v

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……..……… vi

ABSTRAK ..……….……. vii

ABSTRACT ………..……….. viii

KATA PENGANTAR ……… ix

DAFTAR ISI ……….…. x

DAFTAR TABEL ……….. xii

DAFTAR GAMBAR ……….…….… xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………..…… xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Perumusan Masalah ………. 3

C. Tujuan Penelitian ………..…. 4

D. Manfaat Penelitian ………. 4

E. Daftar Istilah ………..… 4

F. Sistematika Penulisan ……… 5

BAB II. LANDASAN TEORI A. Metode Penemuan ………..… 7

B. Media Pembelajaran ……….… 10

C. Pemahaman Konsep ……….. 14

D. Prestasi Belajar ……….. 15

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……….…. 25


(13)

xi

C. Bentuk Data dan Teknik Pengumpulan Data ……….... 26

D. Instrumen Penelitian ………..… 26

E. Teknik Analisis Data ……….. 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Pratindakan Penelitian ……….…… 39

B. Paparan Data dan Hasil Penelitian Siklus I ………. 40

C. Paparan Data dan Hasil Penelitian Siklus II ……….. 56

D. Pembahasan ………... 68

E. Kekurangan Penelitian ... 72

BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ………... 73

5.2 Saran ………... 73


(14)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintaks Model Penemuan Terbimbing ……….………. 9 Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ………..……. 27 Tabel 3.2 Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantu Media Internet ……….... 27 Tabel 3.3 Ketepatan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Berbantu Internet ………..………. 28 Tabel 3.4 Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif dan Psikomotor ………..….. 30 Tabel 3.5 Taraf Keberhasilan Tindakan ……….... 31 Tabel 4.1 Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek Siswa pada Siklus I ….. 50 Tabel 4.2 Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek Guru pada Siklus I ….. 50 Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif pada Siklus I ……….. 51 Tabel 4.4 Analisis Hasil Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran Ranah Afektif

pada Siklus I ……….… 52 Tabel 4.5 Analisis Hasil Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran Ranah Psikomotor pada Siklus I ……….…….. 53 Tabel 4.6 Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek Siswa pada Siklus II ….. 63 Tabel 4.7 Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek Guru pada Siklus II …... 64 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif pada Siklus II ………… 65 Tabel 4.9 Analisis Hasil Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran Ranah Afektif

pada Siklus II ………..…… 65

Tabel 4.10 Analisis Hasil Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran Ranah

Psikomotor pada Siklus II ……….….. 67 Tabel 4.11 Rekapitulasi Perbandingan Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek

Siswa pada Siklus I dan Siklus II ……….…. 68 Tabel 4.12 Rekapitulasi Perbandingan Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek

Guru pada Siklus I dan Siklus II ……….….. 70 Tabel 4.13 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotor

pada Siklus I dan Siklus II ……….… 70


(15)

xiii

Halaman Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas ……….…… 23 Gambar 4.1 Pembelajaran dengan Media Internet ……… 42 Gambar 4.2 Contoh Pekerjaan Siswa Siklus I ………. 56 Gambar 4.3 Contoh Pekerjaan Siswa untuk Tes Siklus II ……….……. 71


(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Rencana Pembelajaran pada Siklus 1 ………. 76

Lampiran 2 : Lembar Tugas Siklus I ……….………. 81

Lampiran 3 : Kisi-kisi dan Butir Soal Pada Siklus I ………. 85

Lampiran 4 : Kunci Jawab dan Penskoran Soal Tes Siklus I ………. 86

Lampiran 5 : Lembar Soal (Tes) Siklus I ………. 88

Lampiran 6 : Analisis Hasil Tes Siklus I ………. 89

Lampiran 7 : Hasil Observasi Hasil belajar Ranah Afektif dan Psikomotor Siklus I ……….………. 91

Lampiran 8 : Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ………… 92

Lampiran 9 : Lembar Hasil Observasi Ketepatan Guru Siklus I ………. 94

Lampiran 10 : Hasil Catatan Guru Siklus I ………. 96

Lampiran 11 : Contoh hasil pekerjaan siswa siklus I ………. 97

Lampiran 12 : Lembar Soal (Tes) Remedial Siklus I ………. 101

Lampiran 13: Kunci dan Pedoman Penskoran Remidial Siklus I ... 102

Lampiran 14 : Rencana Pembelajaran pada Siklus II ………. 105

Lampiran 15 : Lembar Tugas Siklus II ……….………. 110

Lampiran 16 : Kisi-kisi dan Butir Soal Pada Siklus II ………. 112

Lampiran 17 : Kunci Jawab dan Penskoran Soal Tes Siklus II ………. 113

Lampiran 18 : Lembar Soal (Tes) Siklus II ………. 115

Lampiran 19 : Analisis Hasil Tes Siklus II ………. 116

Lampiran 20 : Hasil Observasi Hasil belajar Ranah Afektif dan Psikomotor Siklus II ……….………. 117

Lampiran 21 : Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ………... 118

Lampiran 22 : Lembar Hasil Observasi Ketepatan Guru Siklus II …..…… 119

Lampiran 23 : Hasil Catatan Guru Siklus II ………. 120

Lampiran 24: Contoh hasil pekerjaan siswa siklus II ………. 121

Lampiran 25 : Surat Permohonan Ijin Penelitian ………. 125

Lampiran 26 : Surat Keterangan ………. 126


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar pada dasarnya merupakan usaha menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan berlangsungnya proses belajar. Proses belajar-mengajar yang efektif adalah proses pembelajaran yang mampu mengembangkan konsep generalisasi, mampu melayani gaya belajar peserta didik beraneka ragam, dan mampu mengaktifkan siswa.

Dalam proses belajar-mengajar, guru dituntut mengetahui model-model pembelajaran yang mampu menciptakan proses belajar-mengajar efektif. Langkah-langkah yang disusun pengajar selama kegiatan proses pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi merupakan gambaran keikutsertaan siswa secara aktif selama pembelajaran berlangsung. Selain hal tersebut, dalam menciptakan suasana belajar efektif dan menyenangkan guru dituntut dapat memilih metode pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Dari penentuan langkah-langkah dan pemilihan metode pembelajaran yang dituangkan dalam rencana pembelajaran diharapankan siswa lebih mudah untuk menerima materi pelajaran dengan mengembangkan ketrampilan berfikirnya.

Metode mengajar matematika yang digunakan dalam pendekatan diantaranya: diskusi, problem solving, simulasi, bekerja kelompok, penemuan, dan metode lain yang menunjang perkembangan hubungan sosial siswa. Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran jika dapat mengajak siswanya memahami konsep melalui kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akal dan motivasinya, karena dengan cara begitu siswa akan memahami hal yang diajarkan.

Metode pembelajaran penemuan dalam pembelajaran matematika merupakan metode dimana siswa melakukan penemuan, sedangkan guru membimbing mereka ke arah yang benar. Bimbingan dimaksudkan agar penemuan yang dilakukan siswa terarah, memberi petunjuk untuk siswa yang


(18)

mengalami kesulitan dalam menemukan sesuatu konsep/prinsip dengan waktu pembelajaran lebih efisien. Bimbingan diberikan melalui serangkaian pertanyaan dalam lembar kerja siswa (LKS) dan bimbingan yang diberikan guru tergantung pada kemampuan siswa serta materi yang dipelajari.

Sutrisno (2012:212) mengemukakan bahwa pembelajaran dengan penemuan terbimbing memberikan kesempatan pada siswa untuk menyusun, memproses, mengorganisir suatu data yang diberikan guru. Melalui proses penemuan ini, siswa dituntut menggunakan ide dengan pemahaman yang telah dimiliki untuk menemukan sesuatu yang baru, sehingga pemahaman konsep matematis siswa dapat meningkat. Dengan demikian, pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing memungkinkan siswa dapat memahami apa yang dipelajari dengan baik.

Beberapa hasil penelitian yang efektif memberikan petunjuk jelas bagi guru bahwa metode penemuan memberi kesempatan siswa untuk memperoleh pengetahuannya dengan cara menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya, seperti Fransisca Adi Kusuma Wardani (2013) berdasarkan hasil penelitiannya dilaporkan bahwa pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Ni Nyoman Sri Budi Satyawati (2011) hasil penelitiannya menyatakan pembelajaran penemuan terbimbing berbasis LKS dapat meningkatkan hasil belajar matematika ditinjau dari kecerdasan logis matematis.

Selain model pembelajaran penemuan berbasis pemberian kuis dan LKS, pemahaman konsep siswa dapat dikembangkan melalui pembelajaran dengan menggunakan media internet. Pemakaian internet secara terbimbing diharapkan siswa mendapatkan suatu pengalaman belajar dan mengetahui manfaatnya, yaitu internet bagaikan sebuah perpustakaan dunia yang bisa diakses dengan mudah untuk mencari tahu apa yang diperlukan.

Metode ceramah murni masih sering digunakan sebagai metode pembelajaran matematika. Berdasarkan data dan informasi dari Bu Mangesti Kristianingsih (guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Lumajang), metode ceramah masih sering digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya di


(19)

SMPN 2 Lumajang dengan hasil pembelajarannya kurang memuaskan. Pernyataan tersebut ditunjukkan pada hasil pembelajaran pokok bahasan lingkaran dengan metode ceramah hanya terdapat 22 siswa dari 36 siswa yang tuntas dalam belajarnya atau hanya 61,11% siswa dikatakan tuntas belajar untuk pokok bahasan lingkaran. Ini dapat dilihat pada lampiran 27.

Sekolah ingin mencoba metode pembelajaran lainnya dengan menggunakan media yang tersedia di sekolah khususnya pada pembelajaran matematika. Ketika peneliti meminta ijin untuk melakukan penelitian tentang penerapan metode penemuan terbimbing berbantu media internet pada pelajaran matematika, pihak sekolah langsung memberikan ijin. Harapan sekolah, media internet sebagai salah satu media pembelajaran diharapkan dapat menarik siswa untuk mempelajari sendiri sebuah konsep matematika.

Berdasarkan hal di atas, peneliti ingin mengetahui sejauh mana pemahaman konsep melalui metode penemuan terbimbing berbantu media internet dalam pembelajaran matematika khususnya pembelajaran bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lumajang?

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah

1. Apakah penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet pada pembelajaran bangun ruang sisi datar dapat meningkatkan hasil belajar ranah afektif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lumajang tahun pelajaran 2013/2014?

2. Apakah penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet pada pembelajaran bangun ruang sisi datar dapat meningkatkan hasil belajar ranah psikomotor pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lumajang tahun pelajaran 2013/2014?

3. Apakah penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet pada pembelajaran bangun ruang sisi datar dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lumajang tahun pelajaran 2013/2014?”


(20)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bahwa metode pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang sisi datar,

2. Untuk mengetahui bahwa metode pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya bangun ruang sisi datar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian, adalah

1. Manfaat penelitian bagi peneliti sebagai calon pendidik diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman, sehingga dapat memecahkan permaalahan yang dihadapi, khususnya penanaman konsep luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar;

2. Manfaat penelitian bagi guru diharapkan dapat memberi alternatif mengajar matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing berbantu media internet dalam memahaman sebuah konsep;

3. Manfaat penelitian bagi siswa diharapkan dapat membantu dan mempermudah dalam memahami konsep matematika khususnya luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar.

4. Manfaat penelitian bagi lembaga pendidikan dapat memberikan referensi untuk mengembangkan pengetahuan para pendidik.

E. Daftar Istilah

1. Metode penemuan terbimbing adalah suatu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk memperoleh pengetahuannya dengan cara menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya.

2. Media Internet adalah suatu media/sarana komunikasi yang bisa digunakan dalam memperoleh informasi yang belum diketahui, baik melalui aplikasi Mozilla Firefox atau Google Chrome, atau aplikasi


(21)

lainnya. Siswa secara terbimbing membuka internet waktu pembelajaran untuk melihat gambar animasi komputer, seperti www.youtube.com untuk menemukan konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar. 3. Pemahaman konsep adalah kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam

memahami inti / isi dari suatu materi dan kompetensi dalam melakukan prosedur secara luwes, akurat, efisien dan tepat.

4. Meningkatkan pemahaman konsep pada penelitian ini ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dimaksud adalah tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai bahan pelajaran matematika setelah memperoleh pengalaman belajar matematika dalam kurun waktu tertentu.

5. Bangun ruang sisi datar adalah materi pembelajaran matematika di kelas VIII. Kompetensi dasar yang akan dicapai dalam materi ini adalah menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar.

F. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, daftar istilah, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Berisi uraian-uraian materi yang mendasari penyelesaian masalah penelitian dan berkaitan dengan judul skripsi, yaitu metode penemuan terbimbing berbantu media internet meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang sisi datar.

Bab III Metode Penelitian

Berisi tentang jenis penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, bentuk data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisa data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi paparan pratindakan, hasil penelitian siklus I (deskripsi pelaksanaan penelitian, data hasil observator ditinjau dari tindakan siswa dan


(22)

guru serta catatan temuan-temuan selama penerapan metode penemuan terbimbing berbantu media internet), hasil penelitian siklus II, dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Penutup


(23)

7

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang hal-hal yang terkait dengan rumusan masalah, diantaranya metode pembelajaran penemuan, media pembelajaran, pemahaman konsep, dan prestasi belajar sebagai berikut.

A. Metode Penemuan

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Poerwadarminta (1989), metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian metode pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Unsur – unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan.

Metode dalam pembahasan ini adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar den gan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana 7


(24)

yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Metode pembelajaran penemuan sering disebut juga sebagai discovery learning methods. Menurut Jerome Bruner, Penemuan adalah suatu proses, suatu jalan / cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu (Cooney,Davis:1975,138). Pembelajaran penemuan terbimbing adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip (Roestiyah:2008,20). model pembelajaran penemuan terbimbing adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari, meneliti dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, wawasan, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan dirinya sendiri (Nanang,Cucu:2010,77)

Model pembelajaran penemuan merupakan suatu metode pengajaran yang mengutamakan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.

Untuk menghindari kegagalan dan memaksimalkan kegiatan siswa dan guru dalam proses penemuan, maka kegiatan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing harus terencanakan. Kegiatan perencanaan pembelajaran juga memperhatikan pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa dalam mendukung proses penemuan, pengetahuan tentang aktivitas yang mungkin dilakukan siswa, peran guru dalam kegiatan penemuan, sumber atau sarana belajar yang diperlukan, dan hasil akhir yang harus ditemukan siswa.

Dalam menerapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing guru hendaknya mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kompetensi dasar yang dimiliki siswa. Sesuai


(25)

dengan masih dibutuhkannya peran guru dalam proses pembelajaran dalam penelitian dirumuskan sintaks pembelajaran sebagai berikut (Tabel 2.1). Tabel 2.1 Tahap-tahap Tingkah Laku Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran

Penemuan Terbimbing

Tahap Tingkah Laku Guru Tingkah Laku Siswa Tahap 1

Observasi untuk menemukan masalah

Guru menyajikan fenomena atau kejadian-kejadian yang memungkinkan siswa menemukan masalah

Siswa mengembangkan ketrampilan berfikir melalui observasi spesifik hingga membuat generalisasi Tahap 2

Merumuskan masalah

Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikan

Siswa merumuskan masalah yang akan membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki Tahap 3

Mengajukan hipotesis

Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskan

Siswa menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan hipotesis

Tahap 4 Merencanakan pemecahan masalah

Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah

Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan/ hipotesis Tahap 5 Merencanakan cara pemecahan masalah

Selama siswa bekerja, guru membimbing dan

memfasilitasi, misal melakukan percobaan

Siswa menguji kebenaran jawaban sementara tersebut Dimana dugaan jawaban tentu saja didasarkan pada data yang diperoleh Tahap 6

Analisis data

Guru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan suatu konsep

Siswa menganalisis data untuk menemukan suatu konsep

Tahap 7 Penarikan kesimpulan

Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan

Secara berkelompok siswa menarik kesimpulan , merumuskan kaidah, prinsip, ide/konsep berdarkan data yang diperoleh.

( Sumber: Diadaptasi dari Markaban, 2006:15)

Beberapa keunggulan metode penemuan diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut:

1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;


(26)

2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;

3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;

4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;

5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery (penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) atau media animasi komputer yang dapat didownload dari internet yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai.

Metode penemuan yang mungkin dilaksanakan pada siswa SMP adalah metode penemuan terbimbing. Hal ini dikarenakan siswa SMP masih memerlukan bantuan guru sebelum menjadi penemu murni. Oleh sebab itu metode penemuan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penemuan terbimbing.

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media pembelajaran

Media adalah sebuah alat/sarana yang berfungsi menyampaikan pesan. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar atau sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi


(27)

pembelajaran seperti: buku, film, video, dan sebagainya. Dengan kata lain, segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar disebut media pembelajaran. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.

Dalam proses belajar mengajar sebaiknya terjadi variasi aktivitas yang melibatkan semua alat indera siswa. Semakin banyak alat indera yang terlibat untuk menerima dan mengolah informasi (isi pelajaran), semakin besar kemungkinan isi pelajaran tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan siswa. Jadi agar pesan-pesan dalam materi yang disajikan dapat diterima dengan mudah (atau pembelajaran berhasil dengan baik), maka pengajar harus berupaya menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan berbagai indera siswa. Pengertian stimulus dalam hal ini adalah suatu “perantara” yang menjembatani antara penerima pesan yaitu siswa dan sumber pesan (pengajar) agar terjadi komunikasi yang efektif.

Media pembelajaran merupakan suatu perantara seperti apa yang dimaksud pada pernyataan di atas. Dalam kondisi ini, media yang digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Misalnya alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi visual atau verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Sehingga alat bantu yang banyak dan sering digunakan adalah alat bantu visual, seperti gambar, model, objek tertentu, dan alat-alat visual lainnya. Oleh karena dianggap sebagai alat bantu, guru atau orang yang membuat media tersebut perlu memperhatikan aspek disainnya, pengembangan pembelajarannya, dan evaluasinya.


(28)

Beberapa ahli seperti Gagne, Briggs, Edling, dan Allen, membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang lebih berfokus pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Gagne misalnya, mengelompokkan media berdasarkan tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada tujuh macam kelompok media seperti: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Briggs mengklasifikasikan media menjadi 13 jenis berdasarkan kesesuaian rangsangan yang ditimbulkan media dengan karakteristik siswa. Ketiga belas jenis media tersebut adalah: objek/benda nyata, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film bingkai, film (16 mm), film rangkai, televisi, dan gambar (grafis).

Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Arsyad (2011) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi berbasis komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2011) membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu: media tradisional dan media teknologi mutakhir. Pilihan media tradisional berupa media visual diam tak diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realia. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi (misal teleconference) dan media berbasis mikroprosesor (misal: permainan komputer dan hypermedia).

3. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. tetapi secara khusus manfaat media yang lebih


(29)

rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu:

1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan 2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik 3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakuan dimana saja dan kapan saja

7. Media dapa menumbuhkan sikap positif siswa terhadap amteri dan proses belajar

8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan prodktif

4. Internet

Internet merupakan hubungan antar berbagai jenis computer dan jaringan di dunia yang berbeda system operasi maupun aplikasi dimana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit) yang menggunakan protocol standar berkomunikasi. Fungsi internet secara umum adalah merupakan media komunikasi dan informasi (tukar menukar data/informasi).

Berdasar fungsinya internet dapat juga digunakan sebagai media pembelajaran. Manfaat internet bagi siswa, diantaranya: menjadi sarana penjawab semua pertanyaan para pelajar yang belum bisa mereka temukan jawabannya, dan menambah wawasan tentang segala macam pengetahuan; manfaat internet bagi guru, diantaranya: (a) menjadi sumber untuk menambah bahan pelajaran, (b) bertukar informasi dengan guru-guru lain di berbagai belahan dunia yang lebih berpengalaman, (c) menambah wawasan pelajaran sesuai dengan perkembangan zaman, (d) mengikuti teknologi dan segala perkembangan zaman yang terjadi, (e) menjadi tempat pembelajaran agar bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan siswa-siswanya.


(30)

Pemanfaatan internet dalam pembelajaran sangat penting karena ada pemanfaatan beberapa aplikasi internet yang memberi kemudahan dalam proses pembelajaran. Di samping itu internet sebagai media pembelajaran dapat membantu membangun proses pembelajaran yang lebih menarik.

Perlunya keterampilan untuk dapat mengoperasikan internet disebabkan terdapat banyak website atau blog yang dapat ditemukan di internet. Website atau blog tersebut memiliki informasi yang berbeda – beda karena tergantung pada informan yakni pemilik akun situs atau blog tersebut. Oleh karena itu perlunya bimbingan guru agar lebih efektif dan tepat sasaran.

Dalam pencarian informasi yang kita butuhkan, kita dapat meminta bantuan web yang bernama www.google.com atau yang lainnya. Dengan cara memasukkan kata kunci di dalam kolom pencarian. Kemudian ditampilkan website atau blog dari yang banyak dikunjungi ataupun sebaliknya. Untuk pencarian gambar / animasi kita dapat menggunakan website bernama

www.youtube.com.

C. Pemahaman konsep

Menurut Winkel (2009: 274), pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Pemahaman merupakan kemampuan internal dalam menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan, memahami, mengartikan, atau mengiterpretasikan suatu materi yang sedang dipelajari. Oleh sebab itu, kata kerja operasional perilaku dalam pemahaman adalah menjelaskan, menguraikan, menterjemahkan, merumuskan, merangkum, menyimpulkan, menerangkan, dan membuktikan.

Konsep adalah suatu ide atau gagasan yang memungkinkan untuk dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh dan bukan contoh yang merupakan sifat atau ciri yang ada dan umumnya mewakili sebuah pemikiran.

Pembelajaran suatu konsep sering muncul sebagai pengalaman peristiwa nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.


(31)

Pengalaman-pengalam tersebut diperoleh melalui penalaran induktif berdasarkan fakta dan gejala yang muncul untuk sampai pada pemikiran tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, pemahaman konsep adalah kompetensi yang ditunjukkan seseorang atau sekelompok orang untuk memahami secara benar suatu idea atau gagasan, tanpa mengubah pengertian konsep tersebut.

Konsep matematika disusun secara berurutan sehingga konsep sebelumnya dapat digunakan untuk mempelajari konsep selanjutnya. Misal konsep luas persegi diajarkan terlebih dahulu dari pada konsep luas permukaan kubus karena sisi kubus berbentuk persegi sehingga konsep luas persegi akan digunakan untuk menghitung luas permukaan kubus. Siswa yang menguasai konsep dapat mengidentifikasi dan mengerjakan soal lebih bervariasi.

Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan siswa dalam bersikap, berpikir dan bertindak dalam memahami definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dari materi matematika dan kemampuan dalam memilih serta menggunakan prosedur secara efisien dan tepat. Dalam pembelajaran, pemahaman materi prasyarat sangat penting untuk memahami konsep matematika selanjutnya. Pemahaman konsep matematika dapat digunakan untuk menggeneralisasikan suatu objek dalam berbagai situasi lain yang tidak digunakan dalam situasi belajar. Jerome Brunner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang ada dalam pokok bahasan yang diajarkan (Erman,2001:44). Oleh sebab itu konsep matematika harus diajarkan secara berurutan, tahap demi tahap dimulai dengan pemahaman ide dan konsep yang sederhana sampai ke tahap lebih kompleks.

Selain hal tersebut di atas, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan meningkatnya pemahaman konsep matematika ditunjukkan pada meningkatnya prestasi belajar siswa.


(32)

Dalam masalah ini akan diuraiakan tentang: pengertian belajar, prestasi belajar dan prestasi belajar matematika. Uraian detailnya sebagai berikut. 1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses dasar perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan kualitas individu, sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil belajar. Kita hidup dan bekerja menurut apa yang telah dipelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman tetapi suatu proses dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu guru harus dapat memberikan rangsangan dalam rangka membimbing siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan perkataan lain, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Sardiman (2006: 20-21) mengemukakan, “Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya”.

Pengertian dan pemahaman seseorang tentang sesuatu (secara ilmiah) didapatkan melalui belajar dengan ulet dan sungguh-sungguh. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah ”penambahan pengetahuan”.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, serta penyesuaian diri. Terlebih lagi dalam mempelajari matematika yang struktur ilmunya berjenjang dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, dari yang konkret sampai ke abstrak.


(33)

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, dalam memenuhi kebutuhan hidup.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi mencerminkan sejauh mana siswa telah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan disetiap bidang studi. Gambaran prestasi siswa bisa dinyatakan dengan angka (Suharsimi Arikunto, 2010). Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu usaha, kemampuan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal di bidang pendidikan. Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu yang berada di bangku sekolah.

Menurut Gagne, “prestasi belajar dikelompokkan dalam lima kategori yaitu: (a) keterampilan intelektual, (b) informasi verbal, (c) strategi kognitif, (d) keterampilan motorik, dan (e) sikap”. Pendapat ini diartikan sebagai berikut.

a. Ketrampilan intelektual (intellectual skills).

Belajar ketrampilan intelektual berarti belajar bagaimana melakukan sesuatu secara intelektual. Ada enam jenis keterampilan intelektual: (1) diskriminasi-diskriminasi, yaitu kemampuan membuat respons yang berbeda terhadap stimulus yang berbeda pula; (2) konsep-konsep konkret, yaitu kemampuan mengidentifikasi ciri-ciri atau atribut-atribut suatu objek; (3) konsep-konsep terdefinisi, yaitu kemampuan memberikan makna terhadap sekelompok objek-objek atau kejadian-kejadian; (4) aturan-aturan, yaitu kemampuan merespons hubungan-hubungan antara objek-objek dan kejadian-kejadian; (5) aturan tingkat tinggi, yaitu kemampuan merespons hubungan-hubungan antara objek-objek dan kejadian-kejadian secara lebih kompleks; (6) memecahkan masalah, yaitu kemampuan memecahkan masalah yang biasanya melibatkan aturan-aturan tingkat tinggi.


(34)

Strategi-strategi ini merupakan kemampuan yang mengarah pada prilaku belajar, mengingat, dan berpikir seseorang. Ada lima jenis strategi-strategi kognitif : (1) strategi-strategi-strategi-strategi menghafal, yaitu strategi-strategi belajar yang dilakukan dengan cara menghafal ide-ide dari sebuah teks; (2) strategi – strategi elaborasi, yaitu strategi belajar dengan cara mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi lain yang relevan; (3) strategi-strategi pengaturan, yaitu strategi belajar yang dilakukan dengan cara mengelompokkan konsep-konsep agar menjadi kategori-kategori yang bermakna; (4) strategi-strategi pemantauan pemahaman, yaitu strategis belajar yang dilakukan dengan cara memantau proses-proses belajar yang sedang dilakukan; (5) strategi–strategi afektif, yaitu strategi belajar yang dilakukan dengan cara memusatkan dan mempertahankan perhatian. c. Informasi verbal (verbal information).

Belajar informasi verbal adalah belajar untuk mengetahui apa yang dipelajari baik yang berbentuk nama nama objek, fakta-fakta, maupun pengetahuan yang telah disusun dengan baik.

d. Ketrampilan motor (motor skills).

Kemahiran ini merupakan kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan mekanisme otot yang dimiliki.

e. Sikap (attitudes).

Sikap merupakan kemampuan mereaksi secara positif atau negatif terhadap orang, sesuatu, dan situasi.

Prestasi belajar Gagne di atas hampir sejalan dengan pemikiran Bloom. Menurut Bloom, “prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kawasan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Menurut pendapat ini aspek kognitif berkaitan dengan perilaku berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ada enam tingkatan aspek kognitif yang bergerak dari yang sederhana sampai yang kompleks: (1) pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan mengingat materi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya; (2) pemahaman (comprehension,,


(35)

understanding), seperti menafsirkan, menjelaskan, atau meringkas; (3) penerapan (application), yaitu kemampuan menafsirkan atau menggunakan materi pelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau konkret; (4) analisis (analysis), yaitu kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponen-komponen atau bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti; (5) sintesis (synthesis), yaitu kemampuan menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan; (6) evaluasi (evaluation), yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.

Aspek afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi, dan menyesuaian perasaan sosial. Aspek ini mempunyai lima tingkatan dari yang sederhana ke yang kompleks : (1) penerimaan (receiving), merupakan kepekaan menerima rangsangan (stimulus) baik berupa situasi maupun gejala; (2) penanggapan (responding), berkaitan dengan reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang; (3) penilaian (valuing), berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang datang; (4) organisasi (organization), yaitu penerimaan terhadap berbagai nilai yang berbeda berdasarkan suatu sistem nilai tertentu yang lebih tinggi; (5) karakteristik nilai (characterization by a value complex), merupakan keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual dan motorik.

Aspek ini meliputi : (1) persepsi (perception), berkaitan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan; (2) kesiapan melakukan pekerjaan (set), berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan baik secara mental, fisik, maupun emosional; (3) mekanisme (mechanism), berkaitan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari; (4) respon terbimbing (guided respons), yaitu mengikuti atau mengulangi perbuatan yang diperintahkan oleh orang lain; (5) kemahiran (complex overt respons), berkaitan dengan gerakan motorik yang terampil; (6) adaptasi (adaptation), berkaitan dengan keterampilan yang sudah berkembang di dalam diri individu


(36)

sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi pola gerakannya; (7) keaslian (origination), merupakan kemampuan menciptakan pola gerakan baru sesuai dengan situasi yang dihadapi. Menurut Syaefudin Azwar, “prestasi belajar adalah performa maksimal seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan atau telah dipelajari”.

Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas hasil belajar atau yang sering disebut prestasi belajar diartikan suatu hasil usaha secara maksimal bagi seseorang dalam menguasai bahan-bahan yang dipelajari atau kegiatan yang dilakukan.

3. Pengertian Matematika

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun KBBI, 2007:723), matematika diartikan sebagai: “ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur bilangan operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.

James (dalam Suherman 2001: 16) menyatakan bahwa: “Matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terjadi ke dalam tiga bidang yaitu: aljabar, analisis, dan geometri”.

Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang definisi matematika di atas, maka dapat dikemukakan bahwa matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang memiliki struktur besar yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang terbagi dalam tiga bidang yaitu: aljabar, analisis, dan geometri.

Dari definisi di atas, serta definisi-definisi tentang belajar dan prbelajar, dan matematika, maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami


(37)

suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.

4. Materi Ajar

 Polihedron adalah suatu benda tertutup atau benda solid (pejal) yang dibatasi oleh beberapa potongan bidang (bersisi poligon). Segmen-segmen garis dari interseksi antara potongan – potongan bidang ini disebut rusuk sedangkan potongan – potongan bidang selanjutnya disebut sisi polihedron. Interseksi dari rusuk – rusuk polihedron pada suatu titik disebut titik sudut polihedron dan interior polihedron adalah bagian ruang yang tertutup oleh polihedron tersebut. (Kusno,2003)

 Prisma : polihedron yang dibatasi oleh dua bidang sejajar dan beberapa bidang berpotongan dengan garis – garis potong sejajar. (Kusno,2003).

 Limas : polihedron yang dibatasi oleh sudut banyak bidang (sudut polihedron) dan bidang poligon.dalam hal ini, titi sudut banyak-bidang ini disebut puncak limas dan banyak-bidang poligonnya merupakan alas limas. Sisi – sisi dari bidang poligon (alas limas) tersebut merupakan rusuk alas yang berbentuk poligon. (Kusno:2003)

a. Luas permukaan bangun ruang sisi datar 1. Kubus

Jika s = panjang rusuk kubus, maka s s s A B C D

E F

G H

s s s

s

s

s

Sisi tegak kubus

A B

D C

E F

H

G E

A B

F

A E


(38)

L sisi tegak kubus = 4 r x r = 4r2 = kell alas x tinggi L permukaan kubus = L sisi tegak + 2 L alas

= 4r2 + 2 r2 = 6r2

2. Balok

Z

p, l = panjang rusuk alas balok t = tinggi balok

L sisi tegak balok = 2 ( p+l ) x t = 2pt + 2lt = kell alas balok x tinggi

L permukaan balok = L sisi tegak + 2 L alas

= (2pt + 2lt ) + 2 pl p

l t

P Q

R S

T U

V W

P Q

S R

W V

T U

Q U

P T

S W

p

p p l


(39)

3. Prisma Segitiga

a, b, c adalah panjang rusuk alas prisma

t = tinggi prisma

L sisi tegak prisma = (a + b + c) x t = Kelling alas x tinggi

L permukaan prisma = L sisi tegak + 2 L alas b. Volume bangun ruang sisi datar

Volume Prisma

Prisma diisi penuh kepingan-kepingan yang permukaan-nya kongruen dengan permu-kaan alas prisma.

Banyak kepingan yang dapat dimasukkan dalam prisma menunjukkan tinggi prisma.

Jadi volume prisma = jumlah luas dari kepingan-kepingan yang masuk = luas kepingan x banyak kepingan

Alas kepingan = alas prisma maka

= luas alas prisma x tinggi prisma b

t

a

c

c

c a

a b

t Sisi tegak prisma


(40)

Volume Kubus

s = panjang rusuk kubus, maka

Volume kubus = luas alas x tinggi = r x r x r = r3

Volume Balok

p dan l merupakan panjang rusuk alas balok. t merupakan tinggi prisma, maka

Volume balok = luas alas x tinggi = ( p x l ) x t

= plt

Volume Limas

Untuk mencari volume limas digunakan bantuan benda yang berbentuk kubus. Perhatikan gambar berikut:

Kubus ABCD EFGH dengan panjang rusuk 2a satuan. Dari gambar dapat diperoleh 6 buah limas saling kongruen, yaitu: T ABCD, T EFGH, T BCFG, T ADHE, T ABFE, dan T CDHG dengan tinggi limas setengah dari panjang rusuk kubus.

Sehingga:

Volume limas =

= =

= Jadi, volume limas = luas alas x tinggi

r

r r

p

l t

P Q

R S

T U

V W


(41)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian pendidikan yang dilaksanakan di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasbolah, 1998:33). Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan dua siklus dengan masing-masing siklus mempunyai 4 tahap. Tahap-tahap ini berupa siklus spiral yang meliputi kegiatan 1) perencanaan tindakan, 2) pemberian tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi seperti pada Gambar 3.1.

(Adaptasi dari Hopkins, 1993 dalam Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999:7)

Kasbolah (1998:34) mengemukan bahwa salah satu tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah peningkatan mutu hasil pendidikan. Penelitian tindakan kelas ini terjadi kerjasama antara peneliti dan praktisi lapangan (guru pengajar matematika di kelas yang ditunjuk sebagai penelitian). Hal ini berarti peneliti dan

Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas

Revised Planning Planning

Reflectio n Action/ Observation

Action/ Observation Reflection


(42)

guru memiliki pemahaman dan seperangkat tujuan yang sama dalam mengadakan perbaikan pada masalah penelitian.

B. Lokasi, Subyek, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lumajang, dengan alamat Jalan Achmad Yani 49 Lumajang - Jawa Timur.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Lumajang tahun pelajaran 2013-2014 berjumlah 36 siswa. Alasan dipilih kelas VIIIC sebagai subyek penelitian adalah jadwal matematikanya diawal yaitu Senin: jam ke 2 – 3 dan Selasa jam ke 1 – 2 untuk menghindari lambatnya jaringan internet selama proses pembelajaran berbantu media internet.

Waktu penelitian dilaksanakan bulan Mei sampai dengan Juni 2014. Rentang waktu tersebut digunakan untuk tahap pendahuluan (observasi), tahap pelaksanaan meliputi siklus I dan siklus II, serta pengambilan data hasil tindakan.

C. Bentuk Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data penguasaan ketrampilan proses dan data hasil belajar, sehingga bentuk datanya kuntitatif. Selain itu juga data kualitatif berupa catatan semua yang terjadi dalam pembelajaran (peneliti sebagai guru di depan kelas) oleh observator yaitu guru pengajar matematika di kelas tersebut atau guru matematika lainnya di sekolah tempat penelitian.

Teknik pengumpulan data, untuk penguasaan ketrampilan proses dengan lembar observasi dan catatan observator selama tindakan pembelajaran dalam penelitian tersebut; untuk hasil belajar dengan menggunakan soal tes yang dilakukan diakhir tindakan pembelajaran.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar soal (tes), lembar observasi, dan catatan lapangan seperti tertera pada Tabel 3.1.


(43)

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian

No Variabel Instrumen 1. Penerapan model pembelajaran

penemuan terbimbing berbantu media internet

 Lembar observasi aktivitas siswa dan ketepatan guru dalam mengajar  Catatan lapangan

2. Hasil belajar: Ranah kognitif

Ranah afektif dan psikomotor

 Tes kognitif

 Lembar observasi afektif dan psikomotor 1. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru berupa kegiatan pembelajaran sebagai upaya untuk mengetahui berlangsungnya perencanaan tindakan. Lembar observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet di kelas dengan mengukur kegiatan peneliti yang bertindak sebagai pelaksana tindakan dan juga aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung tersebut, peneliti jabarkan dalam 19 deskripsi observasi, seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantu Media Internet

No Deskripsi Observasi Aktivitas siswa Terlaksana Tidak 1.

2.

A. Membuka Internet

Siswa aktif membuka internet dengan mengikuti petunjuk guru

Siswa dengan mudah mendapatkan situs yang dipakai dalam pembelajaran

3. 4. 5

B. Observasi untuk menemukan masalah Siswa mengamati gambar/animasi komputer

Siswa menjawab pertanyaan yang dikemukakan oleh guru untuk menemukan masalah

Siswa mencatat masalah yang ditemukan 6.

7. 8.

C. Merumuskan masalah Siswa aktif mengikuti kegiatan

Siswa menjawab pertanyaan yang dikemukakan oleh guru untuk menemukan masalah


(44)

9. 10. 11.

D. Mengajukan hipotesis

Siswa mengajukan dugaan sementara tentang hal yang dipelajari

Siswa menulis hipotesis di buku catatan Siswa aktif dalam diskusi

12. 13. 14.

E. Merencanakan pemecahan masalah

Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru untuk memperoleh data

Siswa mendata/menuliskan semua data/informasi dalam buku catatan

Siswa aktif dalam kegiatan diskusi 15.

16.

F. Merencanakan cara pemecahan masalah

Siswa aktif mencoba menggunakan data untuk menguji jawaban sementara

Siswa aktif dalam kegiatan diskusi 17.

18.

G. Analisis Data

Siswa mengolah data /informasi untuk memperoleh konsep dalam diskusi kelompok

Siswa menuliskan konsep yang didapat dalam buku catatan 19.

F. Penarikan kesimpulan

Siswa dapat menyimpulkan konsep yang telah dipelajari

Aktivitas guru selama tindakan berlangsung tersebut, peneliti jabarkan dalam 18 deskripsi observasi, seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Ketepatan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantu Internet

No Deskripsi Observasi Terlaksana Tidak Aktivitas Guru 1. Guru membuat persiapan

2. Guru mengatur kelas dan kelompok diskusi 3. Guru menginformasikan kompetensi dasar yang akan

dicapai

4. Guru memberi motivasi siswa untuk selalu aktif melakukan kegiatan dalam pembelajaran

5. Guru menginformasikan cara belajar yang akan digunakan 6. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

pertanyaan-pertanyaan

7. Guru menggunakan media yang sudah ditetapkan 8. Guru memberi petunjuk dalam penggunaan media 9. Guru membimbing siswa untuk mengamati, mendapatkan

data/informasi,membuat hipotesis, menganalisis data untuk memahami konsep,

10. Guru mengajukan pertanyaan yang relevan untuk menemukan sebuah konsep


(45)

12. Guru tidak melaksanakan kegiatan yang membuat siswa tertekan

13. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya

14. Guru memberikan balikan atau umpan balik pada jawaban siswa yang salah

15. Guru memberikan balikan dan penguatan yang positif terhadap konsep yang telah ditemukan

16. Guru membimbing siswa dalam mengambil kesimpulan. 17. Guru memberi contoh-contoh soal dalam penerapan

konsep yang dipelajari

18. Waktu yang digunakan sesuai rencana dalam RPP 2. Catatan lapangan

Alat yang digunakan untuk mencatat informasi kualitatif yang terjadi terkait dengan aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan ini terkait dengan deskripsi aktivitas guru dan siswa yang tidak sesuai dengan rencana pengajaran yang di dalamnya terdapat ketepatan penggunaan media, keefektivitasan media dalam menemukan konsep dan memberikan pengalaman kepada siswa untuk membangun konsep baru dari konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

3. Tes

Tes berupa tes tulis yang meliputi tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa, dengan pemberian tes dapat diketahui apakah siswa tersebut sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah atau belum.

4. Lembar observasi penilaian afektif dan psikomotor

Lembar observasi digunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung meliputi ranah afektif dan psikomotor. Dalam penelitian ini lembar observasi penilaian afektif meliputi aspek keaktifan, keantusiasan, dan keceriaan, sedangkan lembar observasi penilaian psikomotorik meliputi aspek kreativitas dan proses seperti pada Tabel 3.4.


(46)

Tabel 3.4 Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif dan Psikomotor Ranah Deskripsi Observasi Perte

muan Skor

Persen tase

Rata -rata Afektif

A. Keaktifan 1. Bertanya pada guru apabila a-da petunjuk yang kurang jelas 2. Tugas dikerjakan sesuai

dengan petunjuk guru 3. Mencatat apa yang telah

dipelajari pada buku catatan 4. Memperbaiki jawaban yang

salah dengan segera

B.Keantusiasan 1. Mendengarkan dan memper-hatikan petunjuk guru 2. Menunjukkan sikap ingin

tahu dengan mengajukan pertanyaan

3. Menjawab pertanyaan guru C. Keceriaan 1. Tidak mengantuk selama

kegiatan belajar yang ditandai dengan tidak sering menguap 2. Tidak menunjukkan wajah

takut yang ditandai dengan banyaknya angkat tangan bila ada pertanyaan guru

Ranah Psikomotor

D. Kreativitas 1. Menggunakan media dengan benar

2. Mengikuti prosedur kerja dengan benar

E. Proses 1. Mengobservasi (mengamati) dan memahami tayangan gambar dengan baik

2. Dapat merumuskan masalah 3. Dapat menyimpulkan hasil

observasi untuk menemukan konsep luas permukaan bangun ruang sisi datar 4. Dapat bekerjasama dengan

anggota kelompoknya Rata-rata


(47)

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase keberhasilan.

1) Penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing

Keberhasilan tindakan ditinjau dari aspek siswa ditentukan dengan banyaknya deskripsi observasi yang muncul dengan cara memberi tanda check-list pada lembar aktivitas siswa. Persentase keberhasilan tindakan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

Keberhasilan tindakan ditinjau dari aspek siswa dikatakan tercapai jika persentase keberhasilan mencapai minimal 70%. Adapun taraf keberhasilan pencapaian, peneliti definisikan sebagai berikut (Tabel 3.5).

Tabel 3.5 Taraf Keberhasilan Tindakan Persentase

keberhasilan tindakan

Taraf keberhasilan

Nilai dengan huruf

Nilai dengan angka 85 %  x  100 % Sangat baik A 4

70 %  x  85 % Baik B 3

55 %  x  70 % Cukup C 2

40 %  x  55 % Kurang D 1

0 %  x  40 % Sangat kurang E 0 Adapun teknik analisa data keberhasilan tindakan ditinjau dari aspek guru perlakuannya sama seperti teknik analisa data keberhasilan tindakan yang dilakukan pada aspek siswa yaitu ditentukan dengan banyaknya deskripsi observasi yang muncul dengan cara memberi tanda check-list pada lembar aktivitas guru. Keberhasilan tindakan ditinjau dari aspek guru dikatakan tercapai jika persentase keberhasilan mencapai minimal 80% dengan taraf keberhasilan seperti Tabel 3.5.


(48)

2) Hasil Belajar

Hasil belajar aspek kognitif diperoleh dari hasil tes akhir siklus I dan siklus II. Hasil belajar kognitif dikatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa sudah tuntas belajarnya dengan standar kriteria ketuntasan minimal adalah 75 (sesuai dengan aturan yang berlaku di sekolah tempat penelitian berlangsung). Untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut:

P = persentase siswa tuntas belajar F = Jumlah siswa yang tuntas

N = Jumlah seluruh siswa dalam penelitian

Hasil belajar aspek afektif dan psikomotor yang diperoleh dari lembar observasi ranah afektif yaitu keaktifan, keantusiasan, dan keceriaan, sedangkan dari ranah psikomotor yaitu kreativitas penggunaan media internet dan proses. Hasil belajar afektif dan psikomotorik ini diukur secara klasikal dengan memberi skor dari setiap deskripsi yang muncul, yaitu skor 1 bila dilakukan oleh 1 - 9 siswa, skor 2 bila dilakukan oleh 10 - 18 siswa, skor 3 bila dilakukan oleh 19 - 27 siswa, dan skor 4 bila dilakukan oleh 28 - 36 siswa. Hasil belajar afektif dan psikomotor dikatakan berhasil apabila memiliki rata-rata persentase keberhasilan minimal 70% dengan taraf keberhasilan seperti Tabel 3.5.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut. SIKLUS I

1) Perencanaan Tindakan

Dalam perencanaan tindakan, peneliti bersama dengan guru bidang studi matematika merancang persiapan pelaksanaan tindakan yang akan diterapkan dalam setiap siklus. Perencanaan tindakan meliputi:


(49)

a. melakukan pertemuan awal dengan guru bidang studi untuk membicarakan persiapan tindakan dan waktu pelaksanaan,

b. mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran pada pokok materi luas permukaan bangun ruang sisi datar yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan dalam siklus I,

c. menyusun RPP pada pokok materi luas permukaan bangun ruang sisi datar dengan menggunakan pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet sesuai dengan materi yang ditetapkan, dapat dilihat pada lampiran 1 d. menyusun Instrumen,

e. menyiapkan media pembelajaran, f. menyiapkan sumber belajar. 2) Pelaksanaan Tindakan

Tahap tindakan berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan, yaitu dengan menerapkan pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet. Proses dalam tindakan ini mengikuti urutan kegiatan sebagaimana yang terdapat dalam rancangan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai berikut. a. Observasi untuk menemukan masalah

Guru menumbuhkan pemahaman siswa dengan cara mengamati gambar/animasi komputer yang diambil dari internet. Strategi yang dilakukan oleh guru selain siswa mengamati juga melalui pemberian pertanyaan yang berhubungan dengan gambar yang diamati.

b. Merumuskan masalah

Guru membimbing siswa merumuskan masalah berdasarkan sajian gambar/animasi komputer. Strategi yang dilakukan oleh guru dengan melakukan kegiatan pengamatan dan pemberian pertanyaan-pertanyaan. c. Mengajukan hipotesis

Guru membimbing siswa untuk mengajukan jawaban sementara (hipotesis) terhadap masalah yang dirumuskan. Strategi yang digunakan adalah dengan memberi pertanyaan-pertanyaan dan diskusi kelompok.


(50)

d. Merencanakan pemecahan masalah

Guru membimbing siswa mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan. Strategi yang dilakukan dengan mengamati gambar animasi komputer, pertanyaan-pertanyaan dan diskusi kelompok.

e. Merencanakan cara pemecahan masalah

Guru membimbing dan memfasilitasi siswa dalam menguji kebenaran jawaban sementara (hipotesa) dimana dugaan jawaban tentu saja didasarkan pada data yang diperoleh. Strategi yang dilakukan dengan memberi kesempatan siswa menguji jawaban sementara dalam diskusi kelompok dengan melakukan percobaan-percobaan atau perkiraan-perkiraan.

f. Analisis Data

Guru membimbing siswa menganalisis untuk menemukan konsep. Strategi yang digunakan memberi pertanyaan dan diskusi kelompok.

g. Penarikan Kesimpulan

Guru membantu siswa dalam kelompok mengambil kesimpulan berdasar data yang diperoleh.

3) Observasi

Observasi dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang data efektivitas siswa dan suasana pembelajaran mulai dari awal sampai akhir tindakan. Data hasil observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan atau kelebihan pelaksanaan tindakan, yang akan digunakan sebagai acuan bagi tindakan selanjutnya.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap observasi adalah sebagai berikut. a. Observasi terhadap pembelajaran di kelas. Dalam observasi ini, observer

yaitu Ibu Mangesti, S.Pd, MM dan seorang guru matematika di sekolah tempat penelitian untuk mengamati aspek aktivitas siswa dan ketepatan guru dalam penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet.


(51)

1) pengamatan terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa (tes akhir siklus), Data hasil belajar kognitif dapat dilihat pada lampiran 6.

2) pengamatan terhadap hasil belajar dari ranah afektif dan psikomotor siswa. Data pengamatan hasil belajar ranah afektif dan psikomotor dapat dilihat pada lampiran 7.

4) Refleksi

Setelah menyelesaikan 1 siklus, peneliti bersama dengan guru bidang studi melakukan diskusi membahas hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan. Hasil observasi dan diskusi tersebut selanjutnya dijadikan sebagai bahan refleksi dalam rangka memperbaiki tindakan pada siklus berikutnya (lampiran 7-10).

Pada refleksi akhir hasil tindakan terdiri dari:

a. analisis keberhasilan penelitian dilakukan dengan cara membandingkan indikator-indikator keberhasilan tindakan. Indikator tindakan meliputi : hasil belajar dalam kelas, aktivitas siswa selama proses belajar mengajar, dan ketepatan guru dalam mengajar. Jika hasil analisis sudah menunjukkan keberhasilan maka penelitian dapat dihentikan. Sedangkan jika belum menunjukkan keberhasilan maka perlu dilakukan siklus berikutnya dengan beberapa perbaikan sesuai dengan permasalahan yang ditemui pada siklus sebelumnya.

b. data hasil pengamatan merupakan data beberapa fakta yang dideskripsikan dari masalah-masalah penelitian.

c. melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan, kekurangan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. SIKLUS II

1) Perencanaan Tindakan

Dalam perencanaan tindakan, peneliti bersama dengan guru bidang studi matematika merancang persiapan pelaksanaan tindakan yang akan diterapkan dalam setiap siklus. Perencanaan tindakan meliputi:


(52)

a. melakukan pertemuan awal dengan guru bidang studi untuk membicarakan persiapan tindakan dan waktu pelaksanaan,

b. mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran pada pokok materi volume bangun ruang sisi datar yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan dalam siklus II,

c. menyusun RPP pada pokok materi volume bangun ruang sisi datar dengan menggunakan pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet sesuai dengan materi yang ditetapkan, dapat dilihat pada lampiran 14. d. menyusun Instrumen,

e. menyiapkan media pembelajaran, f. menyiapkan sumber belajar. 2) Pelaksanaan Tindakan

Tahap tindakan berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan, yaitu dengan menerapkan pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet. Proses dalam tindakan ini mengikuti urutan kegiatan sebagaimana yang terdapat dalam rancangan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai berikut. a. Observasi untuk menemukan masalah

Guru menumbuhkan pemahaman siswa dengan cara mengamati gambar/animasi komputer yang diambil dari internet. Strategi yang dilakukan oleh guru selain siswa mengamati juga melalui pemberian pertanyaan yang berhubungan dengan gambar yang diamati.

b. Merumuskan masalah

Guru membimbing siswa merumuskan masalah berdasarkan sajian gambar/animasi komputer. Strategi yang dilakukan oleh guru dengan melakukan kegiatan pengamatan dan pemberian pertanyaan-pertanyaan. c. Mengajukan hipotesis

Guru membimbing siswa untuk mengajukan jawaban sementara (hipotesis) terhadap masalah yang dirumuskan. Strategi yang digunakan adalah dengan memberi pertanyaan-pertanyaan dan diskusi kelompok.


(53)

d. Merencanakan pemecahan masalah

Guru membimbing siswa mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan. Strategi yang dilakukan dengan mengamati gambar animasi komputer, pertanyaan-pertanyaan dan diskusi kelompok.

e. Merencanakan cara pemecahan masalah

Guru membimbing dan memfasilitasi siswa dalam menguji kebenaran jawaban sementara (hipotesa) dimana dugaan jawaban tentu saja didasarkan pada data yang diperoleh. Strategi yang dilakukan dengan memberi kesempatan siswa menguji jawaban sementara dalam diskusi kelompok dengan melakukan percobaan-percobaan atau perkiraan-perkiraan.

f. Analisis Data

Guru membimbing siswa menganalisis untuk menemukan konsep. Strategi yang digunakan memberi pertanyaan dan diskusi kelompok.

g. Penarikan Kesimpulan

Guru membantu siswa dalam kelompok mengambil kesimpulan berdasar data yang diperoleh.

3) Observasi

Observasi dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang data efektivitas siswa dan suasana pembelajaran mulai dari awal sampai akhir tindakan. Data hasil observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan atau kelebihan pelaksanaan tindakan, yang akan digunakan sebagai acuan bagi tindakan selanjutnya.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap observasi adalah sebagai berikut. a. Observasi terhadap pembelajaran di kelas. Dalam observasi ini, observer

yaitu Ibu Mangesti, S.Pd, MM dan seorang guru matematika di sekolah tempat penelitian untuk mengamati aspek aktivitas siswa dan ketepatan guru dalam penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet.


(54)

1) Pengamatan terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa (tes akhir siklus), Data pengamatan ranah kognitif dapat dilihat pada lampiran 19.

2) Pengamatan terhadap hasil belajar dari ranah afektif dan psikomotor siswa. Data pengamatan ranah kognitif dapat dilihat pada lampiran 20. 4) Refleksi

Melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan, kekurangan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung sehingga didapat kesimpulan hasil pada siklus I dan siklus II. Hasil observasi pengamatan dari guru dapat dilihat pada lampiran 20-22. Hasil catatan guru mengenai siklus II dapat dilihat pada lampiran 23.


(55)

39 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diawali dengan paparan data pratindakan sebelum hasil penelitian dan pembahasan disajikan. Paparan data pratindakan yang dimaksudkan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan peneliti sebelum penelitian dilakukan. Uraian pratindakan, hasil data, dan pembahasan sebagai berikut.

A. Paparan Data Pratindakan

Sebelum tindakan penelitian dilakukan, tanggal 19 April 2014 peneliti datang ke sekolah dan menemui guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Lumajang. Peneliti dipertemukan dengan ibu Mangesti Kristianingsih, S.Pd, M.Pd yang merupakan salah satu dari guru matematika kelas VIII di sekolah tersebut. Maksud pertemuan ini, peneliti mengutarakan “Apakah diperbolehkan untuk mengadakan penelitian tentang model pembelajaran matematika di SMPN 2 Lumajang?” Ibu Mangesti menyambut baik tentang penelitian yang akan peneliti lakukan kemudian peneliti ditemani ibu Mangesti untuk menghadap kepala sekolah. Dengan singkat cerita bapak Drs. Sampun, M.Pd selaku kepala sekolah juga menyambut baik rencana penelitian tersebut. Peneliti meminta maaf karena belum membawa surat ijin penelitian dari lembaga pendidikan dimana peneliti menempuh pendidikan.

Pada hari sabtu tanggal 10 Mei 2014, peneliti dengan membawa surat ijin penelitian dari Universitas Sanata Dharma datang menemui Bu Mangesti di SMPN 2 Lumajang. Surat ijin dibawa ibu Mangesti ke bapak kepala sekolah, kemudian peneliti dipertemukan dengan ibu urusan kurikulum di sekolah tersebut. Menurut bu Mangesti karena media internet yang akan digunakan dalam pembelajaran dan untuk menghindari lambatnya jaringan internet selama pembelajaran lebih baik dipilih kelas yang jadwal matematikanya pada jam awal. Terpilihlah siswa kelas VIIIC sebagai subyek penelitian karena jadwal pelajaran matematikanya sebagai berikut: Senin jam ke 2 - 3 dan Selasa jam ke 1 – 2.


(56)

Peneliti juga diberitahu tentang program diluar program sekolah yaitu semacam les pagi dengan tujuan memberi pemantapan materi matematika dan kelas VIIIC terjadwal hari Jumat pukul 05.45 – 06.45. Pengajar matematika kelas VIIIC kebetulan ibu Mangesti sendiri.

Setelah mendapatkan kelas VIIIC sebagai subyek penelitian, peneliti menyampaikan dalam pelaksanaan penelitian nanti melibatkan ibu Mangesti atau guru matematika lainnya untuk mengisi lembar observasi. Lembar observasi tersebut untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet di kelas dengan mengukur kegiatan peneliti yang bertindak sebagai pelaksana tindakan dan juga aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Selanjutnya, peneliti memberikan lembar rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar tugas, dan lembar kisi-kisi soal, kunci jawab beserta penskorannya untuk mendapatkan persetujuan dari guru yang mengajar di kelas tersebut. Setelah dilihat dan dibaca, ibu Mangesti mengatakan bisa dilaksanakan rencana tersebut hari Senin – Selasa, tanggal 12 – 13 Mei 2014.

Selain hal di atas, dipesankan: (a) dalam pembelajaran matematika di sekolah ini jarang digunakan metode penemuan dengan alasan karena kondisi dan kemampuan siswa; (b) untuk berjaga-jaga dibuat alternatif penggunaan media yang sejenis karena jaringan internet yang tersedia di sekolah lambat; (c) RPP yang direncanakan 3 pertemuan (pertemuan ke 1 dialokasikan 2 jam pelajaran, pertemuan ke 2 dialokasikan 1 jam pelajaran, dan pertemuan ke 3 dialokasikan 2 jam pelajaran) disarankan oleh ibu Mangesti dijadikan 2 pertemuan (pertemuan 1 dialokasikan 3 jam pelajaran dan pertemuan ke 2 dialokasikan 2 jam pelajaran) dengan alasan Senin, 12 Mei 2014 tidak ada upacara bendera dan waktunya digunakan rapat dewan guru sehingga kelas VIIIC hari Senin dikondisikan jam ke 1 sampai dengan jam ke 3 adalah pembelajaran matematika.

B. Paparan Data dan Hasil Data Siklus I

Berdasarkan wawancara tanggal 10 Mei 2014 maka disempurnakan kelengkapan yang telah dibuat peneliti. Uraian hasil data siklus I sebagai berikut.


(1)

121

Lampiran 24: Contoh Hasil Pekerjaan Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

PEMERINTAH KABUPAttN L■ lMAJANG

DINAS PENDI)IKAN

SMP NEGER1 2 LUMmJANG

Jdan Ahnad Yani No.49 Tlp。

(0334)881926 Kode Pos 67316

LUMAJANG

Yang bertanda tangan di bawah

ini

: Nama

Jabatan

Dengan

ini

menerangkan bahwa:

Nama

NIM

Program Studi

Jurusan

Perguruan

Tinggi

Drs.SAMPUN,ヽ

1.Pd

Kepda SMP Negcri 2 Lllmttang

YudhistiraDwi

Raharjo 081414059

Pendidikan Matematika

PMIPA

FKIP

Sanata Dharma

Telah mengadakan penelitiandi SMP Negeri 2 Lumajang dengan

judul

"

Metode Penemuam Terbimbing Berbantu Media lnternet Meningkatkan Pematraman Konsep

Bangun Ruang Sisi Datar Pada Siswa Kelas

VIIIC

SMP Negeri 2 Lumajang Tahun Pelajaran 2013

*2014*

mulai bulan

Mei

sampai dengan Juni 2014.

Demikian surat keterangan

ini

dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

g

¨

INAS PENDlDI

s、lPN 2 Lu

SAMPIIN,M.Pd

NIP。

19630218198703

14 Juni 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

DAFttAR NILAl

SMP NEGER12 LUMA」

ANG

AHUN PELAJARAN 2013/2014

L = 16

P = 20

Jml・

= 36

KELAS

SEMESttER MATA PELA」

ARAN

: ViliC :

― ′

GENAP

: MATEMATIKA

Wali Kelas:Catur

Li"

FIRDA NASHA DWi OKTAVIANA

NH=Rt UH+RttlQas

2

NR=2NH+l UTS+l UUB

4

=ノ義、三二

W憾

:dttl棚

謝ツ

:′

M?a

Lumajang,


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 18

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI HIBRIDISASI UNTUK MENINGKATKAN NILAI KOGNITIF PSIKOMOTOR, AFEKTIF SISWA DI SMP NEGERI 2 DELITUA.

0 2 23

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Boyolangu Tulungagung Tahun Pelajaran 2013-2014 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Boyolangu Tulungagung Tahun Pelajaran 2013-2014 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Boyolangu Tulungagung Tahun Pelajaran 2013-2014 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 35

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Boyolangu Tulungagung Tahun Pelajaran 2013-2014 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Boyolangu Tulungagung Tahun Pelajaran 2013-2014 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 38

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Boyolangu Tulungagung Tahun Pelajaran 2013-2014 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII K SMP NEGERI 1 MATARAM TAHUN AJARAN 20142015

0 0 17

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII.10 SMP NEGERI 4 MATARAM TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 14