Tingkat kecemasan siswa SMA dalam menghadapi ujian akhir

F. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis menyatakan bahwa siswa yang tinggal dengan orang tua mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi daripada siswa kos. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif komparatif. Menurut Sugiyono 2011 penelitian komparatif merupakan merupakan penelitian yang memiliki tujuan untuk membandingkan keberadaan satu variabel pada dua sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Penelitian ini bersifat expost-facto yang berarti data dikumpulkan setelah semua fenomena atau kejadian yang diteliti berlangsung, atau tentang hal-hal yang telah terjadi sehingga tidak terdapat yang dikontrol Yusuf, 2014. Pada penelitian ini, peneliti ingin membandingkan variabel tingkat kecemasan siswa menghadapi ujian akhir semester pada siswa kos dan siswa yang tinggal bersama orang tua.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan Sugiyono, 2011. Penelitian ini memiliki variabel-variabel, antara lain: 1. Variabel Tergantung : Tingkat kecemasan 2. Variabel Bebas : Tempat tinggal siswa

C. Definisi Operasional

1. Tingkat Kecemasan Tingkat kecemasan merupakan tingkat emosi yang tidak menyenangkan yang dialami oleh seseorang dan ditandai dengan perasaan khawatir dan ketakutan akan terjadi hal yang buruk atau hal yang tidak menyenangkan. Tingkat kecemasan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan skala kecemasan yang dibuat oleh peneliti. Pengukuran kecemasan mencakup aspek-aspek sebagai berikut: a. Kognitif Aspek ini merupakan bentuk reaksi kognitif individu terhadap ketakutan dan kekhawatiran yang disebabkan oleh cara berfikir yang tak terkondisi seperti berpikir hal buruk akan terjadi sehingga berdampak pada kemampuan untuk berpikir jernih dalam memecahkan masalah dan mengatasi masalah yang dihadapi. Reaksi yang ditimbulkan berupa sulit berkonsentrasi dan mental blocking. b. Afektif atau emosional Aspek ini merupakan reaksi emosional yang berkaitan dengan perasaan seseorang yang dirasakan secara berlebihan terhadap pengaruh psikologis dari kecemasan. Reaksi yang ditimbulkan berupa bingung, khawatir, takut, dan gelisah. c. Fisik atau fisiologis Aspek ini merupakan reaksi fisiologis seseorang terhadap sumber ketakutan dan kekhawatiran. Reaksi yang ditimbulkan berupa gangguan fisik yang berlebihan seperti detak jantung yang lebih keras, nafas yang menjadi lebih cepat atau bahkan menjadi sulit bernafas, tekanan darah menjadi meningkat. 2. Tempat Tinggal Siswa Pada penelitian ini terdapat dua kelompok tempat tinggal yang menjadi tempat tinggal siswa yaitu, kos dan tinggal dengan orang tua. Kos merupakan rumah yang disewakan dan digunakan oleh seseorang untuk menumpang tinggal dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan tinggal bersama orang tua berarti siswa tinggal dalam satu rumah dengan orang tua mereka. Aspek ini memiliki indikator gemetar, berkeringat, dan gangguan pencernaan.

D. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling untuk mengambil sampel penelitian. Teknik nonprobability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang mana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama sebagai sampel Noor, 2011. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan karena pada penelitian ini peneliti mengambil sampel berdasarkan pertimbangan khusus seperti sifat atau ciri khusus yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dimiliki oleh sebuah populasi Noor, 2011. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang kos dan tinggal bersama orang tua.

E. Metode dan Instrumen Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan skala tingkat kecemasan. Skala tersebut disusun berdasarkan aspek yang telah disebutkan di atas. Skala ini menggunakan metode penskalaan Likert. Skala Likert meminta subjek untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan pada sebuah kontinum respon setiap pernyataan atau item soal untuk mengukur atribut psikologis tertentu Supratiknya, 2014. Respon jawaban terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala ini terdiri atas empat repon yaitu, Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Setiap item yang mewakili aspek dibagi dalam dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan yang bersifat favorable dan pernyataan yang bersifat unfavorable. Pernyataan yang bersifat favorable merupakan pernyataan yang jika disetujui maka menunjukan bahwa subjek mendukung atribut yang diukur. Pernyataan yang bersifat unfavorable merupakan pernyataan yang jika disetujui maka menunjukan bahwa subjek menolak atribut yang diukur Supratiknya, 2014. Pemberian skor dalam pilihan jawaban untuk item favorable adalah 4 untuk respon “Sangat Setuju” SS, skor 3 untuk respon “Setuju” S, skor 2 untuk respon “Tidak Setuju” TS, dan skor 1 untuk respon “Sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tidak Setuju” STS. Sedangkan untuk item unfavorable, pemberian skor adalah sebagai berikut skor 1 untuk respon “Sangat Setuju” SS, skor 2 untuk respon “Setuju” S, skor 3 untuk respon “Tidak Setuju” TS, dan skor 4 untuk respon “Sangat Tidak Setuju” STS. Tabel 1. Skor Penilaian Skala Kecemasan. Respon Jawaban Favorable Unfavorable Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA

4 33 22

KOHESIVITAS KELUARGA PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERTEMPAT TINGGAL TERPISAH.

3 24 20

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UMS YANG TINGGAL DI PONDOKAN DENGAN MAHASISWA YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA.

0 1 5

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI LAKI-LAKI YANG TINGGAL DI ASRAMA DENGAN LAKI-LAKI YANG TINGGAL BERSAMA ORANG PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI LAKI-LAKI YANG TINGGAL DI ASRAMA DENGAN LAKI-LAKI YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA PADA SISWA KELAS II SMA MTA SURAKARTA

0 0 16

PENDAHULUAN PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI LAKI-LAKI YANG TINGGAL DI ASRAMA DENGAN LAKI-LAKI YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA PADA SISWA KELAS II SMA MTA SURAKARTA.

0 0 4

Perbedaan Sikap Sosial Antara Siswa Yang Tinggal Di Pondok Pesantren dan Siswa Yang Tinggal Bersama Orang Tua Pada Siswa Kelas II MA Banat NU Kudus Pada Tahun Pelajaran 2004/2005.

0 0 1

Perbedaan Tingkat Perkembangan Moral Antara Remaja yang Tinggal Bersama Orang Tua (Keluarga) dengan Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren - Ubaya Repository

0 0 1

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANTARA SISWA TK YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DAN YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN SKRIPSI

0 0 15

PERBANDINGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN PADA BIDANG STUDI QUR’AN HADIST

0 0 30

Perbedaan self regulated learning pada mahasiswa yang bertempat tinggal di kos dan di rumah bersama orang t - USD Repository

0 1 119