karena dengan kurangnya salah satu komponen akan membuat iklan tersebut tidak menarik.
2.1.4.5. Jenis-jenis Iklan
Secara teoritik umumnya iklan terdiri atas dua jenis, yaitu : 1.
Iklan komersial Standart Merupakan iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau
jasa Majadikara, 2004 : 17, sedangkan menurut Bittner dalam Alo Liliweri, iklan standart didefinisikan sebagai iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan
memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media dengan tujuan untuk merangsang motif dan minat para pembeli atau para pemakai
Bittner dan Liliweri, 1992 : 31. Tujuan iklan standart adalah merangsang motif dan minat para pembeli atau pemakai.
2. Iklan non komersial iklan layanan masyarakat
Iklan ini bersifat non profit. Jadi, iklan ini tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya kepada khalayak. Iklan ini merupakan bagian dari kampanye social
marketing yang bertujuan “Menjual” gagasan atau ide untuk kepentingan atau
pelayanan masyarakat public service. Oleh karena itu iklan non komersial ini biasanya disebut iklan pelayanan masyarakat. Umumnya iklan layanan masyarakat
bertujuan memberikan informasi dan penerangan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dan bersikap positif
terhadap pesan yang disampaikan Majadikara, 2004 : 17.
2.1.4.6. Iklan non Komersial Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial Widyatama, 2007 : 104. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah menculnya penambahan pengetahuan-
pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan citra baik dimata masyarakat.
Secara normatif, bertambahnya pengetahuan, dimilikinya kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat tersebut sangat penting bagi kualitas kehidupan
masyarakat itu sendiri. Sebab masyarakat akan terbangun dan digiring pada situasi kearah keadaan yang baik. Umumnya, materi pesan yang disampaikan dalam iklan jenis ini
berupa informasi-informasi publik untuk menggugah khalayak melakukan sesuatu kebaikan yang sifatnya normatif. Misalnya anjuran agar tertib berlalu lintas; memiliki
budaya antri; menyukai kebersihan lingkungan; hemat listrik; hemat air; hemat BBM; menjaga kelestarian lingkungan; melindungi satwa liar; mencintai budaya sendiri;
memiliki kesetiakawanan sosial yang tinggi; demokratis; anti kekerasan; sportivitas; perilaku seks yang sehat; mengikuti gerakan orang tua asuh; peduli dengan kelompok
masyarakat miskin; dan sebagainya. Selain mendatangkan kebaikan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat,
bertambahnya pengetahuan masyarakat dan munculnya kesadaran sikap serta perilaku sebagaimana inti pesan juga dapat menguntungkan pengiklan itu sendiri, selain
mendapatkan citra baik di tengah masyarakat.
Keuntungan tersebut misalnya, program kerja institusi tersebut dapat lebih terbantu; Visi dan misi lembaga tersebut dapat lebih mudah diwujudkan, dan sebagainya.
Keuntungan tersebut bisa diperoleh karena masyarakat memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang mendukung terhadap program kerja, visi dan misi lembaga. Sehingga
untuk mewujudkan isi dan misi lembaga tersebut, maka akan didukung pula oleh masyarakatnya. Dengan demikian, beban lembaga untuk mewujudkan visi dan misi
tersebut dapat lebih ringan, karena didukung dan dibantu oleh masyarakat. Dewasa ini di dunia bisnis, iklan layanan masyarakat juga telah ditempatkan
secara khusus karena dapat digunakan untuk mendukung kepentingan bisnis perusahaan. Keuntungan sosial yang didapat dari iklan layanan masyarakat dapat menjadi sasaran
antara yang membantu lancarnya keuntungan ekonomi. Logikanya, dengan citra baik ditengah masyarakat yang telah didapat oleh perusahaan, pada akhirnya juga akan
mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih dan menggunakan produk. Sehingga keuntungan bisnis yang diraih dalam iklan ini terjadi secara tidak langsung. Hal ini terjadi
mengingat keputusan dan perilaku konsumen banyak pula dipengaruhi oleh seberapa besar citra baik perusahaan tersebut secara sosial dimata konsumennya.
2.1.5. Komunikasi Efektif