BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas organisasi.
Mengingat peran yang cukup dominan tersebut, segala upaya untuk menentukan sebuah sistem yang mengatur kinerja manusia agar lebih
efektif dan efisien dalam organisasi akan terus dilakukan. Belum lagi menghadapi laju modernisasi dan perkembangan teknologi yang menuntut
institusi organisasi untuk peka dan responsif terhadap tuntutan jaman. Kualitas sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kemampuan dan kemajuan organisasi. Manusia sebagai sumber daya potensial merupakan sumber kekuatan suatu
organisasi, sebab manusialah yang menggerakkan organisasi. Menurut Wijono 2000 sumber daya manusia merupakan aset
penting yang sangat berharga untuk menunjang keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, agar sebuah organisasi atau perusahaan dapat lebih
berkembang secara optimal, maka rekrutmen terhadap orang-orang potensial bermotivasi tinggi untuk mengembangkan sumber daya manusia,
menjadi pilihan strategis yang harus dilakukan pengelola organisasi.
1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motivasi menempati
unsur terpenting
yang harus
dimiliki karyawan di dalam dunia kerja karena motivasi bukan hanya sebagai
penggerak tapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku Ninawati 2002. Menurut McClelland 1987, motivasi dasar yang berperan penting
dalam dunia kerja yaitu motivasi berprestasi n – Ach, motivasi berkuasa n – Pow
, dan motivasi berafiliasi n – Aff. Dari ketiga motivasi dasar tersebut, motivasi berprestasi memiliki peranan yang sangat besar dalam
dunia kerja karena dengan usaha yang terus-menerus meraih prestasi, secara empiris terbukti memberikan sumbangan yang besar terhadap
munculnya bentuk-bentuk perilaku berwiraswasta serta pertumbuhan ekonomi negara McClelland, 1987
Motivasi karyawan dalam bekerja di suatu perusahaan akan memberikan dampak positif bagi diri individu maupun perusahaan itu
sendiri. Motivasi berprestasi yang tinggi akan membuat karyawan mempunyai prestasi kerja yang tinggi Wijono, 2000. Herzberg dalam
Forsyth, 1998 menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi adalah status. Status akan membuat seseorang merasa dihargai, dalam hal
ini akan memberikan karyawan perasaan nilai dan harga diri. Sebagaimana layaknya sebuah organisasi, salah satu fungsi
strategis yang memegang peranan penting dalam perbankan adalah sumber daya manusianya. Mengingat peran karyawan bank yang cukup dominan
terhadap tingkat resiko operasional bank, kualitas dan lingkungan kerja bank harus terus ditingkatkan. Salah satu bank yang ada di Indonesia yakni
BRI Warta BRI, 1998 mempunyai kebijakan dalam penggunaan karyawan kontrak dan karyawan tetap.
Seseorang akan
menunjukkan dorongan
tertentu dalam
menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula Siagian, 1995. Hal ini juga yang dialami karyawan kontrak dan
karyawan tetap dalam bekerja. Menurut UU ketenagakerjaan, karyawan tetap diikat oleh perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu sedangkan
karyawan kontrak diikat oleh perjanjian kerja untuk waktu tertentu. Perbedaan status yang dimiliki membuat keduanya memiliki motivasi
berprestasi yang berbeda. Fakta dari lapangan yang ditunjukkan dari hasil wawancara
terhadap karyawan PT. BRI membuktikan terdapat perbedaan motivasi berprestasi antara karyawan kontrak dan karyawan tetap. Pada saat masih
memiliki status sebagai karyawan kontrak, segala upaya dilakukan demi mendapatkan image yang baik dari atasan maupun rekan kerja. Mereka
cenderung lebih taat terhadap peraturan seperti tepat waktu saat bekerja, menepati deadline, dan disiplin dalam berpakaian. Tetapi semua berubah
pada saat menjadi karyawan tetap. Walaupun masih menepati deadline pekerjaan namun hal-hal lain seperti waktu bekerja, pakaian dan tutur kata
tidak lagi menjadi suatu hal yang penting. Widyayulianti 2006 mengatakan kecemasan saat menghadapi
penghentian kontrak kerja dapat menimbulkan ketakutan yang irasional pada karyawan kontrak.
Mereka takut akan kehilangan fasilitas yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperoleh sewaktu masih bekerja termasuk di dalamnya hilangnya penghasilan gaji, tunjangan-tunjangan, sarana serta kesempatan, akan
tetapi kecemasan yang timbul ini bersifat sangat subyektif dan berbeda- beda bagi masing-masing karyawan kontrak
Karyawan kontrak yang selalu dibayangi dengan perasaan ketidakpastian menjelang kontraknya
berakhir akan menambah motivasi kerja untuk semakin produktif dan mendapatkan penilaian lebih dari perusahaan. Hal ini karena produktivitas
dan kinerja
karyawan kontrak
merupakan penilaian
utama diperpanjangnya masa kontrak mereka Widyayulianti, 2006.
Berbeda dengan karyawan kontrak, secara umum karyawan tetap cenderung merasa lebih aman. Kepastian masa depan kerja sangat
ditentukan oleh sikap positif yang ditunjukkan dalam bekerja dan tidak dibatasi oleh waktu atau masa kontrak. Salah satu faktor yang akan
membuat mereka termotivasi dalam bekerja adalah pencapaian jenjang karier atau jabatan dalam perusahaan tersebut. Namun sebaliknya, jika
sikap positif yang ditunjukkan karyawan tetap dalam bekerja sangat minim, maka motivasi berprestasi karyawan tetap tersebut akibatnya
menjadi sangat rendah. Adanya rasa aman menjadi karyawan tetap, tak jarang menjadikan karyawan yang bersangkutan terlena dan tidak terpacu
dengan target-target perusahaan. Kondisi ini menciptakan situasi tidak produktif dalam diri karyawan dan tentunya akan sangat berpengaruh
terhadap pencapaian target dan produktivitas perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mencoba untuk melihat perbedaan motivasi berprestasi antara karyawan kontrak dan karyawan
tetap.
B. Rumusan Masalah