menggerakkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang maksimal.
Melihat pada sisi tinggi rendahnya motivasi berprestasi, Atkinson 1974 menyebutkan bahwa motivasi berprestasi itu disebut
tinggi apabila keinginan untuk sukses lebih besar dari pada ketakutan akan kegagalan, dan sebaliknya individu yang lebih tinggi ketakutan
akan kegagalan dibanding keinginan untuk sukses dikatakan memiliki motivasi berprestasi rendah.
Heckhausen dalam Martaniah 1982 mengatakan motif berprestasi sebagai motif yang mendorong individu untuk sukses
mencapai tujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini bisa merupakan pretasi
sendiri akan tetapi bisa membandingkannya dengan prestasi orang lain. Berdasarkan
berbagai pendapat
diatas maka
motivasi berprestasi merupakan kemauan seseorang untuk sukses dengan
menggunakan ukuran keunggulan berdasarkan prestasinya di masa lalu atau membandingkannya dengan prestasi orang lain.
b. Ciri-ciri Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri
seesorang. Kebutuhan ini berhubungan erat dengan pekerjaan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu As’ad, 2004.
Atkinson 1974 mengemukakan ciri-ciri perilaku individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi sebagai berikut :
1. Free Choice ialah bahwa individu yang memiliki motif berprestasi tinggi akan mengaitkan keberhasilan dengan kemampuan dan
usaha yang keras. Bangga atas keberhasilannya sehingga selalu berusaha
untuk meningkatkan
segala kemungkinan
untuk berprestasi.
2. Persistence Behavior ialah individu yang memiliki motif berprestasi tinggi menganggap bahwa kegagalan adalah sebagai
akibat dari kurangnya usaha, oleh sebab itu harapan dan usaha untuk berhasil selalu tinggi.
3. Intensity Of Performance ialah suatu intensitas dalam penampilan kerja, artinya individu yang motif berprestasinya tinggi selalu
berpenampilan suka bekerja keras dibandingkan dengan motif berprestasi rendah.
4. Risk Preference ialah pertimbangan memilih resiko sedang, artinya tidak pula sukar.
Pendapat lain dikemukakan oleh Hermans dalam Martaniah, 1982 menyatakan individu yang mempunyai motif berprestasi yang
tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. cenderung mengerjakan tugas-tugas yang menantang, namun tidak berada di atas kemampuannya
2. keinginan untuk bekerja, berusaha dan menemukan penyelesaian masalah sendiri
3. keinginan kuat untuk maju dan mencari taraf keberhasilan yang sedikit di atas taraf yang telah tercapai sebelumnya
4. orientasi pada masa depan 5. ulet dalam melaksanakan tugas
Maslow 1987 mengatakan motif berprestasi ini akan membuat prestasi sebagai sasaran dari aktivitas yang dilakukan oleh
individu, sehingga individu dengan latar belakang motivasi berprestasi yang dimiliki akan menemukan suatu standar tertentu sebagai tujuan
dari perilakunya. Individu akan merasa senang jika usaha yang dilakukannya berhasil mencapai standar yang telah ditentukan, dan ini
akan jauh lebih berarti bagi individu daripada sekedar uang atau pujian yang bersifat umum. Individu yang berprestasi akan mengambil resiko
sedikit lebih tinggi daripada individu yang moderat, dimana hasil yang dicapai merupakan suatu hasil usaha dan bukan sekedar keberuntungan
saja. Individu yang termotivasi oleh prestasi tidak akan membiarkan kesenangan atau ketidaksenangan mempengaruhi usahanya dalam
mencapai tujuan. Hal ini membuat mereka akan memilih teman kerja yang ahli dibidangnya dan tidak memilih berdasarkan perasaan senang
atau tidak
senang. Pada
akhirnya mereka
juga akan
lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperhatikan usaha untuk mengatasi rintangan daripada memikirkan apakah orang lain memandang mereka menyenangkan ataupun tidak.
Ada lima karakteristik pribadi dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi menurut McClelland 1985, yaitu :
1. Tanggung jawab pribadi Indvidu dengan kebutuhan berprestasi tinggi menyukai situasi yang
memungkinkan mereka untuk mengambil tanggung jawab secara pribadi atas karyanya. Secara subjektif mereka yakin bahwa
mereka lebih mampu daripada orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Kebutuhan akan umpan balik Individu dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi lebih suka
bekerja dalam
situasi yang
memungkinkan mereka
untuk memperoleh umpan balik yang mencerminkan kualitas pekerjaan
mereka. Mereka ingin mengetahui seberapa baik pekerjaan mereka sehingga dapat menikmati pengalamana dalam membuat kemajuan
dari tujuan selanjutnya. Mereka merespon secara positif informasi tentang pekerjaan mereka. Mereka tidak tertarik pada komentar
tenteng karakteristik personal mereka, seperti bagaimanakah mereka bersikap kooperatif atau penuh pertolongan.
3. Keinofativan Indovidu dengan kebutuhan prestasi yang tinggi akan berusaha
secara aktif dalam mencari informasi baru. Mereka akan melibatkan proses penemuan yang berbeda. Lebih pendek atau
lebih efisien untuk mencapai tujuan. 4. Ketekunan
Individu akan cenderung tekun dalam mengerjakan tugas yang sedang ia hadapi. Ia akan bekerja keras untuk menyelesaikan tugas
tersebut hingga selesai. 5. Resiko atau kesulitan moderat
Individu dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi menyukai tugas-tugas yang mempunyai kesulitan yang moderat. Dalam
kesulitan tersebut mereka akan bekerja keras hingga tugas yang dihadapinya sleesai. Kesulitan tersebut tidak terlalu rendah
sehingga dapat diatasi dengan mudah ataupun terlalu tinggi hingga sulit bagi mereka untuk mengatasinya.
Terdapat banyak kesamaan pendapat tentang ciri-ciri motivasi berprestasi
yang menurut para ahli sebagaimana
yang sudah dijelaskan. Kesamaan tersebut adalah : mempunyai keinginan untuk
berprestasi, berusaha untuk menyelesaikan tugas atas usaha diri sendiri, mempunyai keinginan untuk mengetahui hasil atas apa yang
sudah dilakukan, mempunyai tingkat aspirasi yang sedang, tidak suka membuang waktu, memiliki rasa tanggung jawab yang besar,
mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, serta tangguh dan ulet dalam melaksanakan tugas.
Berdasarkan hal
di atas,
maka peneliti
menggunakan karakteristik pribadi dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi
menurut McClelland 1985 sebagai acuan dalam penelitian ini, yaitu : 1 tanggung jawab pribadi; 2 kebutuhan akan umpan balik hasil
pekerjaan; 3 keinovatifan; 4 ketekunan; dan 5 resiko atau kesulitan moderat.
Alasan penggunaan teori menurut McClelland dikarenakan seringnya teori ini dijadikan sebagai acuan pembuatan skala dalam
berbagai penelitian mengenai motivasi berprestasi. Penelitian yang dimaksud adalah penelitian yang dilakukan oleh Andres 1967,
Landis 1971, Varga 1975, Chemers Ayman 1985, Van Calster, Lens dan Nuttin 1987, dan Puspalanta AP Ramadass 1993 {dalam
Wijono, 2000}. Selain itu karakteristik menurut McClelland ini dianggap mewakili karakteristik-karakteristik motivasi berprestasi
yang sudah disebutkan di atas.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi