Analisis Struktur Kolom Analisis Kolom gabungan

1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 417 8.4. Aplikasi Struktur dengan Konstruksi Kayu 8.4.1. Perhitungan Kekuatan Kayu Karena arah serat sangat mempengaruhi kekuatan kayu, keadaan serat yang miring terhadap arah memanjang pada suatu batang struktur akan mengalami reduksi kekuatan. Besaran kuat tekan atau tarik kayu pada serat miring ı α dapat dihitung berdasarkan rumus berikut. ı α α α α = ı ı ⊥ ⊥ ⊥ ⊥ ı sin α α α α + ı ⊥ ⊥ ⊥ ⊥ Cos α α α α 8.8 Dimana : ı = Tegangan tariktekan sejajar serat ı ⊥ = Tegangan tekan tarik tegak lurus serat α = Sudut kemiringan serat terhadap arah memanjang serat

8.4.2. Analisis Struktur Kolom

Kolom merupakan batang struktur yang menerima beban tekan, termasuk batang tekan pada struktur kuda-kuda kayu. Batang kolom dapat berupa batang tunggal atau batang gabungan. Berdasarkan panjang, kolom dibagi menjadi tiga, kolom pendek, kolom sedang dan kolom panjang. Pada kolom pendek, kekuatan kuat tekan kayu. Sedangkan pada kolom sedang akan mendekati kolom panjang yang akan mengalami tekuk sebelum tegangan tekan dilampaui. Karenanya kolom harus diperhitungkan adanya tekuk. Semakin langsing, kolom panjang dengan tampang melintang kecil, semakin mudah kolom tersebut tertekuk. Angka kelangsingan λ kolom dinyatakan sebagai berikut. λ λ λ λ = L k i min 8.9 i min = Imin F 12 I min = Momen inersia tampang kolom minimal F = luas tampang melintang kolom Dari angka kelangsingan tersebut kemudian dicari faktor tekuk ω berdasarkan tabel 8.8: Tegangan yang terjadi dihitung sebagai berikut. ı = S ω F Bruto ı ijin tekuk 8.10 Dimana : ı = Tegangan yang terjadi S = gaya batang ω = Faktor tekuk F Bruto = luas tampang kolom Di unduh dari : Bukupaket.com 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 418 Tabel 8.8. Angka kelangsingan Sumber: PKKI, 1979 Tegangan Ijin Tekuk Kolom Kayu PKKI - NI.05 1961 Ȝ Kolom Koefisien Tekuk Ȧ Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV 0 1.000 130 85 60 45 10 1.070 121 79 56 42 30 1.250 104 68 48 36 50 1.500 86 57 40 30 70 1.870 70 45 32 24 90 2.500 52 34 24 18 110 3.730 35 23 16 12 130 5.480 24 16 11 8 150 7.650 17 11 8 6

8.4.3. Analisis Kolom gabungan

Untuk pertimbangan kekuatan dan penampilan, kadang kolom kayu dibuat lebih dari satu batang, umumnya berupa batang ganda yang dirangkai atau berupa atau berupa boks. Gambar 8.22. menunjukkan contoh kolom dari batang gabungan. Gambar 8.22. Penampang kolom dari batang gabungan Untuk menghitung kolom ganda, dianggap kolom tersebut memiliki lebar yang sama dengan jumlah lebar batang gabungan. Sehingga didapat besaran jari-jari gyrasi i dan momen inersia yang diperhitungkan I untuk batang kolom ganda sebagai berikut: I ix= 0,.289 h , dimana h = tinggi tampang batang kolom. 8.11 I = ¼ I t + 3 I g Di unduh dari : Bukupaket.com 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 419 Dimana : I = Momen inersia yang diperhitungkan I t = Momen inersia teoritis I g = Momen inersia geser sehingga batang kolom gabungan berimpit Syarat lain yang harus dipenuhi untuk perhitungan adalah bahwa jarak antar bagian a harus diambil dua kali jarak tebal bagian, a = 2b dan besaran momen inersia tiap elemen bagian kolom Ie harus memenuhi persamaan berikut PKKI, 1961. I e 10 S Lk 2 n 8.12 Dimana : Ie = Momen inersia elemen batang tunggal S = Gaya batang ton Lk = Panjang tekuk m n = Jumlah batang penyusun kolom gabungan Selanjutnya perhitungan tegangan yang terjadi ı dihitung seperti persamaan tegangan pada kolom tunggal dengan memperhitungkan kelangsingan dan faktor tekuk.

8.4.4. Analisis Struktur Balok