Perancangan Mekanik Perancangan Subsistem

banyaknya data adalah 10. Hasil pengukuran keluaran fototransistor dengan keadaan tanpa kuvet dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Tegangan keluaran fototransistor tanpa kuvet No. V out fototransistor tanpa kuvet V 1 0,247 2 0,249 3 0,248 4 0,249 5 0,247 6 0,248 7 0,249 8 0,250 9 0,251 10 0,251 0,249 Hasil pengukuran keluaran fototransistor dengan keadaan kuvet berisikan larutan kurkumin dengan konsentrasi 1 μg ml , 2 μg ml , 3 μg ml , 4 μg ml , dan 5 μg ml dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Tegangan keluaran fototransistor dengan larutan kurkumin Grafik hubungan kadar larutan kurkumin μg ml dengan rata-rata tegangan keluaran fototransistor ditunjukkan pada Gambar 3.8. No. V out fototransistor dengan larutan kurkumin V 1 �� 2 �� 3 �� 4 �� 5 �� 1 0,194 0,178 0,167 0,154 0,145 2 0,195 0,179 0,165 0,157 0,147 3 0,183 0.180 0,168 0,160 0,144 4 0,194 0,178 0,167 0,161 0,146 5 0,187 0,180 0,168 0,160 0,143 6 0,188 0,177 0,171 0,161 0,142 7 0,198 0,175 0,173 0,159 0,141 8 0,199 0,179 0,174 0,157 0,142 9 0,189 0,181 0,166 0,160 0,140 10 0,192 0,182 0,167 0,161 0,145 0,192 0,179 0,169 0,159 0,144 Gambar 3.8 Grafik Hubungan Kadar Larutan Kurkumin dengan Rata-Rata V out Fototransistor Berdasarkan data pengukuran, diketahui bahwa nilai tegangan keluaran fototransistor tanpa kuvet sebesar 0,249 volt. Tegangan ini akan dikuatkan menjadi 5 volt, sehingga dengan menggunakan persamaan 2.5 didapatkan penguatan tegangan sebesar 20 kali. � = 5 0,249 = 20,08  20 Penguatan 20 kali ini kemudian digunakan untuk menghitung nilai keluaran tegangan pengondisi sinyal yang diinginkan. Hasil perhitungan nilai keluaran pengondisi sinyal dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Tegangan keluaran pengondisi sinyal No. V out fototransistor V V out pengondisi sinyal V 1 0,249 5,00 2 0,192 3,84 3 0,179 3,58 4 0,169 3,38 5 0,159 3,18 6 0,144 2,88 Pengondisi sinyal yang akan dirancang menggunakan non-inverting amplifier . Persamaan 2.6 akan digunakan untuk menghitung nilai-nilai resistor yang diperlukan. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa nilai penguatan tegangan yang didapat sebesar 20 kali, sehingga 20 = 1 + � � 1 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 2 4 6 V o u t fot ot ran sis tor V μgml � � 1 = 19 Kemudian dapat ditentukan nilai � 1 = 1 k Ω dan � = 19 kΩ. Nilai � = 19 kΩ tidak ada di pasaran, sehingga digunakan resistor 18 k Ω yang diseri dengan resistor 1 kΩ . Rangkaian pengondisi sinyal ini ditunjukkan pada Gambar 3.9. Tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian ini adalah sebesar +12 volt dan -12 volt. Gambar 3.9 Rangkaian Pengondisi Sinyal Hasil simulasi Gambar 3.9 dengan V in sebesar 0,192 volt ditunjukkan pada Gambar 3.10. Gambar 3.10 Hasil simulasi V out Pengondisi Sinyal

3.2.4 Perancangan

Input-Output Sistem Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroler ATMega8535 memiliki empat port yang masing-masing memiliki delapan pin. Berdasarkan arsitektur sistem pada Gambar 3.1, dapat ditentukan port input dan port output seperti pada Tabel 3.4. Vin 0.192 R1 1k Rf1 18k Rf2 1k X1 VC VE vo 192m 191.981m 383.961m 12 -12 3.84