Jika tombol kuning pengulangan tidak ditekan
Jika tombol kuning pengulangan ditekan
Gambar 4.23 Tampilan Proses Pengulangan Mengukur Kadar Kurkumin
Berdasarkan Gambar 4.22 dan 4.23, maka dapat disimpulkan bahwa program ini dapat berjalan dengan baik karena sesuai dengan yang sudah dirancang.
4.8 Analisa Stabilitas Sistem
Pertama-tama dilakukan pengujian terhadap kestabilitas sistem yang bertujuan untuk mengetahui alat ukur hasil perancangan ini dapat menghasilkan hasil pengukuran
yang sama atau tidak, jika dilakukan pengukuran menggunakan etanol dan larutan kunyit dengan keadaan yang sama secara terus menerus. Pengujian ini menggunakan etanol dan
larutan kunyit dari daerah Karanganyar. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dengan keadaan yang sama untuk mendapatkan nilai serapan atau absorban. Hasil pengujian
stabilitas alat ukur hasil perancangan ditunjukkan pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Hasil pengujian nilai absorban untuk stabilitas sistem
Larutan Pengujian 1
Pengujian 2 Pengujian 3
ADC volt
ADC volt
ADC volt
Etanol y
1
830 3,996
832 4,005
828 3,986
Kunyity
2
774 3,726
771 3,712
773 3,721
Absorban y
1
-y
2
56 0,270
61 0,294
55 0,265
T Y
Berdasarkan Tabel 4.14, besar absorban yang dihasilkan dari pengujian 1, pengujian 2, dan pengujian 3 terdapat perbedaan. Ketidakstabilan ini mungkin disebabkan
karena tidak stabilnya catu daya lampu halogen yang mempengaruhi besar intensitas cahaya yang diterima oleh sensor cahaya, sehingga dilakukan pengujian terhadap catu daya
lampu halogen yang digunakan. Pengujian dilakukan dengan cara mengukur keluaran catu daya lampu halogen +12 volt menggunakan multimeter digital sebanyak lima kali. Selain
itu, pengamatan juga dilakukan terhadap perubahan nilai ADC yang terjadi jika terdapat perubahan keluaran catu daya yang digunakan. Hubungan keluaran catu daya lampu
halogen dengan perubahan nilai ADC ditunjukkan pada Tabel 4.15. Besar
error
perubahan nilai ADC dihitung dengan persamaan 4.3.
Tabel 4.15 Hubungan keluaran catu daya lampu halogen dengan perubahan nilai ADC
Pengujian Keluaran catu
daya lampu halogen volt
ADC yang tertampil
pada LCD
character
Perubahan keluaran catu
daya lampu halogen
Perubahan nilai ADC
Error
perubahan nilai ADC
1 +11,93
736 -
- -
2 +11,92
738 0,01
2 0,272
3 +11,91
735 0,01
3 0,407
4 +11,92
736 0,01
1 0,136
5 +11,91
734 0,01
2 0,272
Rata-rata 0,01
2 0,272
Berdasarkan Tabel 4.15, dapat diketahui bahwa rata-rata perubahan keluaran catu daya lampu halogen sebesar 0,01 volt hanya menyebabkan rata-rata perubahan nilai ADC
sebesar dua nilai ADC dan
error
-nya sebesar 0,272. Besar
error
yang didapatkan cukup kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kestabilan sistem cukup baik. Setelah itu,
dilakukan perhitungan terhadap besar
error
persentase kadar kurkumin untuk perubahan satu nilai ADC pada etanol. Besar
error
yang terjadi dihitung menggunakan persamaan 4.3.
Tabel 4.16 Hasil perhitungan
error
persentase kadar kurkumin untuk perubahan satu nilai ADC etanol
Hasil pengukuran menggunakan alat ukur hasil perancangan ADC etanol
ADC larutan kunyit
daerah Karanganyar
Absorban Absorban
hasil kalibrasi
x x
797 723
0,356 0,575
3,703 0,741
Tabel 4.16 Lanjutan Hasil perhitungan
error
persentase kadar kurkumin untuk perubahan satu nilai ADC etanol
Perubahan 1 nilai ADC etanol ADC etanol
ADC larutan kunyit
daerah Karanganyar
Absorban Absorban
hasil kalibrasi
x x
798 723
0,361 0,583
3,755 0,751
Error
ADC etanol ADC larutan
kunyit daerah
Karanganyar Absorban
Absorban hasil
kalibrasi x
x
0,125 -
1,404 1,391
1,404 1,350
Perhitungan
error
persentase kadar kurkumin juga dilakukan untuk perubahan satu nilai ADC larutan kunyit pada daerah Karanganyar. Perhitungan
error
dihitung menggunakan persamaan 4.3.
Tabel 4.17 Hasil perhitungan
error
persentase kadar kurkumin untuk perubahan satu nilai ADC larutan kunyit daerah Karanganyar
Hasil pengukuran menggunakan alat ukur hasil perancangan ADC etanol
ADC larutan kunyit
daerah Karanganyar
Absorban Absorban
hasil kalibrasi
x x
797 723
0,356 0,575
3,703 0,741
Perubahan 1 nilai ADC larutan kunyit daerah Karanganyar ADC etanol
ADC larutan kunyit
daerah Karanganyar
Absorban Absorban
hasil kalibrasi
x x
797 724
0,351 0,568
3,653 0,731
Error
ADC etanol ADC larutan
kunyit daerah
Karanganyar Absorban
Absorban hasil
kalibrasi x
x
- 0,138
1,404 1,217
1,350 1,350
Berdasarkan Tabel 4.16 dan 4.17 dapat diketahui bahwa besar
error
yang didapatkan untuk satu perubahan nilai ADC cukup kecil, sehingga dapat disimpulkan
bahwa perubahan satu nilai ADC tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil akhir