Pengukuran Larutan Kunyit Proses Pengukuran

Berdasarkan tabel 4.3, kemudian dibuat grafik hubungan kalibrasi antara absorban kurva baku alat ukur hasil perancangan dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar. Grafik hubungan kalibrasi antara absorban kurva baku alat ukur hasil perancangan dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar ditunjukkan pada Gambar 4.15. Gambar 4.15 Grafik Hubungan Kalibrasi Antara Absorban Kurva Baku Alat Ukur Hasil Perancangan dengan Absorban Kurva Baku Spektrofotometer Standar Berdasarkan Gambar 4.15 diperoleh hubungan kalibrasi antara absorban kurva baku alat ukur hasil perancangan dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar dalam bentuk persamaan: = 1,515 + 0,036 4.4 di mana merupakan nilai absorban alat ukur hasil perancangan dan merupakan nilai absorban hasil kalibrasi. Persamaan 4.4 kemudian diujikan dengan memasukkan nilai absorban kurva baku alat ukur hasil perancangan ke dalam . Hasil pengujian kalibrasi akan ditampilkan pada LCD character dan dibandingkan dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar. Besar error yang terjadi antara absorban hasil kalibrasi kurva baku alat ukur hasil perancangan dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar dihitung dengan persamaan 4.3. Hasil pengujian kalibrasi kurva baku ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil pengujian kalibrasi absorban kurva baku alat ukur Absorban kurva baku alat ukur Absorban kurva baku spektrofotometer standar Absorban hasil kalibrasi Error hasil kalibrasi 0,087 0,175 0,168 4,111 0,207 0,333 0,350 4,986 0,284 0,479 0,466 2,660 0,380 0,606 0,612 0,941 0,486 0,776 0,772 0,478 y = 1,515x + 0,036 R² = 0,997 0,2 0,4 0,6 0,8 1 0,000 0,200 0,400 0,600 Abs o rba n K urv a B a k u Sp ek tro fo to m et er Sta nd a r Absorban Kurva Baku Alat Ukur Tampilan hasil kalibrasi absorban kurva baku alat ukur pada LCD character ditunjukkan pada Gambar 4.16. Gambar 4.16 Tampilan Hasil Kalibrasi Absorban Kurva Baku Alat Ukur Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 4.4, besar nilai error rata-rata hasil kalibrasi yang didapat menggunakan persamaan 2.20 adalah sebesar 2,635. Nilai error yang didapat cukup kecil, sehingga dapat disimpulkan pengujian kalibrasi yang dilakukan sudah sesuai. Setelah hasil pengujian kalibrasi sudah sesuai, dilakukan perhitungan absorban pengukuran etanol dengan pengukuran kunyit. Perhitungan absorban pengukuran etanol dengan pengukuran larutan kunyit diawali dengan menghitung nilai ADC rata-rata pengukuran pada Gambar 4.10 dan 4.12 menggunakan persamaan 2.20. Nilai ADC rata- rata pengukuran etanol dan kurkumin ditunjukkan pada Tabel 4.5. Kemudian, nilai ADC rata-rata pengukuran dikonversi menjadi nilai tegangan menggunakan persamaan 4.1. Besar absorban dihitung dengan menggunakan persamaan 4.2 dengan 1 merupakan tegangan pengukuran etanol dan 2 merupakan tegangan pengukuran kunyit. Nilai ADC rata-rata yang sudah dikonversi dan hasil perhitungan besar absorban antara pengukuran etanol dengan pengukuran larutan kunyit menggunakan alat ukur hasil perancangan ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil perhitungan absorban pengukuran etanol dengan larutan kunyit No. Daerah ADC Tegangan volt Absorban volt 1. Etanol 797 3,837 - 2. Karanganyar 723 3,481 0,356 3. Magelang 739 3,558 0,279 4. Wonosobo 748 3,601 0,236 5. Imogiri 768 3,698 0,140 6. Wonogiri 775 3,731 0,106