cahaya tersebut akan diserap oleh molekul. Hal ini mengakibatkan intensitasnya turun menjadi
I
.
Gambar 2.1 Serapan Cahaya oleh Sampel
Kedua nilai intensitas cahaya tersebut
I
o
dan
I
diukur dengan
photodetektor
. Cahaya dengan intensitas
Io
, setelah melewati penyerap dengan konsentrasi
c,
sepanjang
b
, intensitasnya akan turun menjadi
I
mengikuti hubungan [8], [9]: log
I
o
I
=
b c
2.1 dengan:
adalah absorbtivitas molar L mol
-1
cm-
1
c
adalah konsentrasi larutan mol L
-1
b
adalah tebal kuvet cm
Absorbtivitas molar merupakan konstanta yang tergantung pada jenis molekul dan panjang gelombang. Persamaan 2.1 dapat dinyatakan dalam bentuk
log
I
o
I
=
A
2.2 dengan
A
: absorban serapan
maka persamaan 2.1 menjadi
c b
A
2.3
2.3 Spektrum Cahaya
Spektrum cahaya adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang tampak oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik dalam rentang panjang gelombang ini disebut
sebagai cahaya tampak [10]. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400
–800 nm dan memiliki energi sebesar 299–149 kJmol [3]. Warna yang kita lihat diinterpretasikan dalam bentuk spektrum cahaya tampak.
Gambar 2.2 adalah gambaran spektrum cahaya tampak dan Tabel 2.2. memuat panjang gelombang masing-masing spektrum warna cahaya tampak serta warna-warna
komplementernya.
I
o
I b
l
Gambar 2.2 Spektrum Sinar Tampak [11]
Tabel 2.2. Spektrum warna cahaya tampak dan warna-warna komplementer [3]
Panjang gelombang nm Warna yang diserap
Warna komplementer
400 – 435
Ungu Hijau kekuningan
435 – 480
Biru Kuning
480 – 490
Biru kehijauan Jingga
490 – 500
Hijau kebiruan Merah
500 – 560
Hijau Ungu kemerahan
560 – 580
Hijau kekuningan Ungu
580 – 595
Kuning Biru
595 – 610
Jingga Biru kehijauan
610 – 800
Merah Hijau kebiruan
2.4 Bagian-Bagian Spektrofotometer
2.4.1 Lampu Halogen [12]
Lampu halogen merupakan salah satu jenis lampu pijar yang di dalamnya tedapat sebuah filamen wolfram yang disegel di dalam sampul transparan kompak yang diisi
dengan gas lembam, yaitu gas yang sukar bereaksi secara kimia, semisal helium, argon, kripton, neon, dan xenon.
Selain itu, di dalam halogen juga terdapat sedikit unsur halogen seperti iodin atau bromin.
Putaran halogen menambah umur bola lampu dan mencegah penggelapan kaca sampul dengan mengangkat serbuk wolfram dari bola lampu bagian dalam kembali ke
filamen. Lampu halogen dapat mengoperasikan filamennya pada suhu yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa tanpa pengurangan umur. Lampu ini memberikan efsiensi yang lebih
tinggi dari lampu pijar biasa 10 – 30 lmW dan juga memancarkan cahaya dengan suhu
warna yang lebih tinggi. Fungsi halogen dalam lampu untuk membalik reaksi kimia penguapan wolfram dari
filamen. Pada lampu pijar biasa, serbuk wolfram biasanya ditimbun pada bola lampu. Putaran halogen menjaga bola lampu bersih dan keluaran cahaya tetap konstan. Pada suhu
sedang, halogen bereaksi dengan wolfram yang menguap, halida wolfram V bromin yang terbentuk dibawa berputar oleh pengisi gas lembam. Suhu keseluruhan bola lampu harus
lebih tinggi daripada lampu pijar biasa untuk membuat reaksi tersebut. Bola lampu harus dibuat dari kuarsa leburan atau gelas dengan titik lebur tinggi seperti alumina. Karena gelas
kuarsa sangat kuat, tekanan gas dapat ditingkatkan, sehingga mengurangi laju penguapan filamen. Wolfram yang diuapkan dari bagian filamen yang lebih panas tidak selalu
dikembalikan pada tempatnya semula, jadi bagian tertentu dari filamen menjadi sangat tipis.
Gambar 2.3 Lampu Halogen
2.4.2 Lensa Cembung [13]
Lensa cembung bersifat mengumpulkan sinar. Lensa cembung memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Sinar-sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan oleh lensa
cembung melewati titik fokus.