Stereotip Violencekekerasan Beban kerja

1 Design teknologi terbaru diciptakan untuk laki-laki, dengan postur tubuh sesuai untuk laki-laki. 2 Mesin-mesin yang digerakkan membutuhkan tenaga laki-laki. 3 Babysitter adalah perempuan. 4 Perusahaan garmen banyak membutuhkan perempuan. 5 Direktur banyak oleh laki-laki Widyastuti, et al. 2009.

b. Sub ordinasi

Sub ordinasi timbul sebagai akibat pandangan gender terhadap kaumperempuan. Sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting muncul dari anggapan bahwa perempuan itu emosional atau irasional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin merupakan bentuk dari sub ordinasi yang dimaksud. Penempatan perempuan sebagai orang nomor dua. Proses sub ordinasi yang disebabkan karena gender terjadi dalam segala macam bentuk dan mekanisme yang berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat Ramadhani, 2009. Kedudukan salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting dari pada jenis kelamin sebaliknya.

1. Persyaratan melanjutkan studi untuk istri harus ada izin suami.

2. Dalam kepanitian perempuan paling tinggi pada jabatan

sekretarisWidyastuti, et al. 2009.

c. Stereotip

Pelabelan atau penandaan negatif terhadap kelompok atau jenis kelamintertentu,secara umum dinamakan stereotip. Akibat dari stereotip ini biasanya timbul diskriminasi dan berbagai ketidakadilan. Salah satu bentuk Universitas Sumatera Utara stereotip ini adalah yang bersumber dari pandangan gender. Banyak sekali bentuk stereotip yang terjadi di masyarakat yang dilekatkan kepada umumnya kaum perempuan sehingga berakibat menyulitkan, membatasi, memiskinkan dan merugikan kaum perempuan. Misalnya adanya kenyakinan di masyarakat bahwa laki-laki adalah pencari nafkah, maka setiap pekerjaan yang dilakukan perempuandinilai hanya sebagai tambahan saja, sehingga pekerjaan perempuan boleh saja dibayar lebih rendah dibanding laki-laki. Contoh lain di bidang kesehatan, bahwa urusan air, sanitasi dan kebersihan di rumah tangga adalah pekerjaan domestik, identik pekerjaan perempuan Ramadhani, 2009.

d. Violencekekerasan

Violence kekerasan merupakan assoult invasi atau serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang yang dilakukan terhadap jenis kelamin tertentu, umumnya perempuan sebagai akibat dari perbedaan gender. Bentuk dari kekerasan ini seperti pemerkosaan dan pemukulan hingga pada bentuk yang lebih halus lagi, seperti : sexual harassment pelecehan dan penciptaan ketergantungan. Violence terhadap perempuan banyak sekali terjadi karena stereotipe gender Ramadhani, 2009. 1. Suami memperketat istri dalam urusan ekonomi kelurga. 2. Suami melarang istri bersosialisasi di masyarakat. 3. Istri mencela pendapatan suami di depan umum. 4. Istri merendahkan martabat suami dihadapan masyarakat. 5. Suami membakar, memukul istri Widyastuti, et al. 2009. Universitas Sumatera Utara

e. Beban kerja

Beban kerja yang dilakukan oleh jenis kelamin tertentu lebih banyak. Bagi perempuan di rumah mempunyai beban kerja lebih besar dari pada laki-laki, 90 pekerjaan domestikrumah tangga dilakukan oleh perempuan belum lagi jika dijumlahkan dengan bekerja di luar rumah Widyastuti, et al. 2009.

4. Isu Gender Dalam Kesehatan Reproduksi