Women Centre Care Empowering women

bio, psiko, sosio, kultural sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut diberikan dengan tujuan kehidupan dan kelangsungan pelayanan. Pasien memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1 Semangat untuk melayani. 2 Simpati. 3 Empati. 4 Tulus ikhlas. 5 Memberikan kepuasan. Setelah itu, bidan sebagai pemberi pelayanan harus memperhatikan hal-hal seperti dibawah ini : 1 Aman. 2 Nyaman. 3 Privasi. 4 Alami. 5 Tepat. Bidan adalah tenaga pelayanan profesional yang memberikan pelayanan sesuai dengan ilmu dan kiat kebidanan. Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien diperlukan data masukan. Data tersebut dikumpulkan dengan format pengumpul data yang didesain sesuai dengan kasus yang ada. Teknik pengumpulan data memakai metode wawancara, observasi, inspeksi, palpasi dan auskultasi serta pemeriksaan penunjang lainnya Sofyan, et al. 2005.

3. Women Centre Care

Women centre care adalah asuhan yang berorientasi pada wanita. Dalam hal Universitas Sumatera Utara ini bidan difokuskan memberikan dukungan pada wanita dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya. Fokus dari asuhan memandang wanita sebagai manusia yang utuh, membutuhkan pemenuhan kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual kultural selama hidupnya. Tujuan dari asuhan disusun oleh wanita, bidan sebagai konsultan dan memfasilitasi kemampuan wanita bagi asuhan dirinya Adnani Nuraisyah, 2013.

4. Empowering women

Empowering women adalah pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan adalah suatu proses memberi kekuatan dan penguatan. Bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energi dan sumber dari dalam diri klien. Indikatornya antara lain : a. Penguatan atau penegasan affairmation. b. Memvalidasi. c. Meyakinkan kembali. d. Dukungan atau support menurut Morten pada tahun 1991. Pemberdayaan perempuan adalah upaya untuk memberikan peranan yang lebih luas dan beragam, tidak hanya pada kegiatan-kegiatan sosial reproduktif dalam keluarga tapi juga adanya partisipasi perempuan dalam wilayah publik dan pembangunan, upaya pemberdayaan perempuan dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mengikis upaya patriarkis yang menyebabkan dominannya peran Universitas Sumatera Utara laki-laki di segala bidang sehingga membuat perempuan tersingkir dan hanya kebagian peran untuk mengurus rumah tangga. Setiap perempuan adalah pribadi yang memiliki hak, kebutuhan dan harapan. Oleh sebab itulah mereka harus berpartisipasi aktif dalam pelayanan yang diperolehnya selama kehamilan, kelahiran dan masa nifas dan membuat pilihan serta keputusan mengenai cara pelayanan yang disediakan untuknya. Ibu dan bayi penting dan harus dihargai. Keunikan secara fisik, emosional, sosial dan budaya berarti mereka diperhatikan dan dihargai selama kehamilan, kelahiran dan paska kelahiran. Ibu dan keluarganya adalah pusat asuhan kebidanan dan itu penting baginya. Asuhan kebidanan yang diterimanya selama proses persalinan merupakan pilihannya. Konsep ini mengaharuskan bidan bersama wanita lainnya dengan dasar Hak Asasi Manusia HAM serta mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya. Pemberdayaan perempuan berarti : a. Memberikan hak dan juga pilihan kepada wanita yang secara signifikan dapat mempengaruhi kesehatan mereka dan kesehatan keluarganya dengan cara positif. b. Mendorong bidan untuk mulai dari diri sendiri untuk peka dan mengatasi masalah kemasyarakatan, budaya dan tradisi keluarga seperti kekerasan dalam rumah tangga yang nerugukan anak perempuan dan wanita. Bidan harus mendidik dan membiasakan dirinya sendiri dengan konsep HAM dan mengaktualisasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Universitas Sumatera Utara c. Mengharuskan para bidan dan wanita belajar pengetahuan, keterampilan yang diperlukan untuk mencapai otonomikemandirian dalam pengambilan keputusan yang vital untuk dirinya sendiri dan kepentingan keluarga. d. Mengharuskan bidan dalam bekerja sama dengan wanita, keluarga dan kelompok advokasi lainnya untuk menyediakan dukungan serta pemberian informasi sesuai yang dibutuhkan oleh seorang perempuan guna membuat keputusannya. e. Mengharuskan bidan untuk selalu bersedia mengembangkan konsep HAM dan itu adalah sebuah kerja keras dalam jangka panjang serta membutuhkan partisipasi seluruh masyarakat. Pemberdayaan perempuan seharusnya tidak dimaksudkan untuk memaksa perempuan bersaing dengan laki-laki dalam sektor publik untuk mencapai posisi yang sejajar, tetapi seharusnya dilakukan untuk mendorong perempuan dan juga laki-laki menciptakan kerja sama dan sinergi antara perempuan dan laki-laki baik dalam sektor domestik maupun publik dalam mencapau tatanan keluarga dan masyarakat yang aman dan nyaman. Permasalahan keberpihakan kepada perempuan : Permasalahan umum : a. Masih rendahnya partisipasi perempuan dalam pembangunan. b. Masih rendahnya manfaat pembangunan bagi kaum perempuan. c. Masih rendahnya perempuan terlibat di dalam pengambilan keputusan. d. Masih ada ketimpangan akses dan kontrol terhadap sumber daya antara laki-laki dan perempuan. Universitas Sumatera Utara Hal-hal yang harus dicermati dalam pemberdayaan perempuan : a. Dalam upaya pemberdayaan perempuan, sesuai dengan makna pengarusutamaan gender, maka para laki-laki di desa juga harus diberikan pengertian dan diberikan penyadaran tentang pentingnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, agar tidak bias gender. b. Upaya penyadaran bersama dengan laki-laki di desa khususnya para tokoh desa dalam meyakinkan perempuan perdesaan untuk ikut berperan, akan lebih mempercepat proses peningkatan partisipasi perempuan dalam pembangunan pedesaan Adnani Nuraisyah, 2013.

D. Masa Persalinan 1. Pengertian Persalinan

Manuaba 1998, dalam Nurasiah, Rukmawati dan Badriah, 2012, hal. 3mengatakan bahwa Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan plasenta yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta Varney, et al. 2004. Menurut Mochtar 1998, dalam Nurasiah, Rukmawati dan Badriah, 2012, hal. 3 partus normal adalah proses lahirnya bayi dengan letak belakang kepala Universitas Sumatera Utara