Jenis Keputusan Keputusan vs Hasil

Berdasarkan pengertian diatas pengambilan keputusan merupakan suatu proses alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah Firdaus, 2013. Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebutuhan dan masalah yang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi atau yang rutin Sujianti Susanti, 2009. Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan aksi atau opini terhadap pilihan. Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertantu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

1. Jenis Keputusan

Keputusan-keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 jenis, antara lain : a. Keputusan terprogram Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut Universitas Sumatera Utara tidak perlu diperlakukan denovo sebagai sesuatu yang baru tiap kali terjadi. b. Keputusan tak terprogram Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus Adnani Nuraisyah, 2013. Saraswati dan Haki 2002, dalam Nurhayati, 2008, hal. 8-9 membagijenis-jenis pengambilan keputusan menjadi : a. Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa karena ketidaksanggupan atau merasa tidak sanggup. b. Pengambilan keputusan intuitif sifatnya segera, langsung diputuskan karena keputusan tersebut dirasakan paling tepat. c. Pengambilan keputusan yang terpaksa karena harus segera dilaksanakan. d. Pengambilan keputusan yang reaktif seringkali dilakukan dalam situasi marah atau tergesa-gesa. e. Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang lain yang bertanggung jawab. f. Pengambilan keputusan secara berhati-hati dipikirkan baik-baik, mempertimbangkan berbagai pilihan.

2. Proses Pengambilan Keputusan a. Pengambilan keputusan intuitif

Pengambilan keputusan secara intuitif dengan : Universitas Sumatera Utara 1 Melihat situasi lingkungan dengan karakteristik utama : a Ketidakpastian b Kompleks c Dinamis d Bersaing e Keterbatasan sumber daya alam yang tersedia 2 Melihat kemampuan manusia dalam menyelesaikan persoalan Dalam menghadapi lingkungan yang tidak pasti dan kompleks, manusiapunya alat untuk menghadapi rasa bingung dan cemas dalam menghadapi persoalan yaitu : a Kecerdasan b Persepsi c Falsafah 3 Proses pengambilan keputusan berdasarkan intuisi Sebagianbesar keputusan dibuat berdasarkan intuisi dari informasi yang bisadiperoleh kemudian mempertimbangkan beberapa pilihan melalui proses intuitif yang tidak terlihat mekanisme berfikirnya. Pengmbilan keputusan secara intuisi tidak dapat ditelusuri secara rasional sehingga tidak bisa menerangkan dengan jelas kepada orang lainAdnani Nuraisyah, 2013.

b. Pengambilan keputusan secara analisis

Adalah suatu prosedur logis dan kuantitatif yang tidak hanya menerangkan proses pengambilan keputusan, tetapi juga merupakan cara pengambilan Universitas Sumatera Utara keputusan atau cara untuk membuat model suatu keputusan yang memungkinkan dilakukan pemeriksaan dan pengujian. Pengambilan keputusan berdasarkan analisa berbeda dengan pengambilan keputusan dengan intuisi, yaitu : pada pengamatan terhadap lingkungan.Analisa keputusan menggunakan alat yang kita miliki yang berupa kecerdasan, persepsi dan falsafah dalam menentukan pilihan, informasi dan preferensi dalam pengambilan keputusan yang logis. a Pilihan b Kodifikasi informasi c Penetapan preferensi

3. Pengambilan Keputusan yang Etis a. Ciri keputusan yang etis :

1 Mempunyai pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah. 2 Sering menyangkut pilihan yang sukar. 3 Tidak mungkin dielakkan. 4 Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman, tabiat dan lingkungan sosial.

b. Situasi dalam pengambilan keputusan yang etis :

1 Mengapa kita perlu mengerti situasi ? a Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi. b Untuk melakukan perbuatan yang tepat berguna. c Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan. 2 Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi : a Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita. Universitas Sumatera Utara b Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor-faktor subjektif yang lain. 3 Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita terhadap situasi ? a Melakukan penyelidikan yang memadai. b Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli. c Memperluas pandangan tentang situasi. d Kepekaan terhadap pekerjaan. e Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.

c. Moral dalam pengambilan keputusan yang etis

Moral adalah keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak, baik atau buruk walaupun situasi berbeda Sofyan, et al. 2005.

4. Keputusan vs Hasil

Kecendrungan menilai suatu keputusan berdasarkan hasilnya misalnya : a. Hasil baik : keputusan baik b. Hasil jelek : keputusan jelek Hal-hal yang berkaitan dengan keputusan dan hasil yaitu menilai kualitas keputusan berdasarkan hasil adalah tidak benar. Seharusnya menilai keputusan adalah dengan melihat, apakah keputusan konsisten dengan : a. Pilihan yang ada. b. Informasi yang tersedia. c. Preferensi yang dimiliki pengambil keputusan. Membuat keputusan yang terbaik adalah memilih pilihan terbaik yang dapat memberikan kesempatan memperoleh hasil yang diinginkan Adnani Nuraisyah, 2013. Universitas Sumatera Utara

5. Pemberdayaan Perempuan Dalam Pengambilan Keputusan Pada Asuhan Kebidanan