RumusanBMasalah TujuanBPenelitian ManfaatBPenelitian TajianBPustaka 1. Persepsi

D. RumusanBMasalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru? 2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru? 3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru? 4. Apakah ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru?

E. TujuanBPenelitian

Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru. 2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru. 3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru. 4. Untuk mengetahui pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

F. ManfaatBPenelitian

1. Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah khasanah kepustakaan serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya di Universitas Sanata Dharma. 2. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah serta dapat mengembangkan ilmu tersebut. 3. Bagi Sekolah Penelitian diharapkan bermanfaat sebagai masukan bagi guru dan sekolah dalam melaksanakan tugas, peranan dan kewajiban sebagai guru sehingga mampu memotivasi siswa dalam studi. 5 BABBII TINJAUANBPUSTATA

A. TajianBPustaka 1. Persepsi

Persepsi ialah apa yang ingin dilihat seseorang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya. Keinginan seseorang itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya itu. Persepsi tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang yaitu dSondang, 1989: 98 – 99, 101 – 105: a. Diri orang yang bersangkutan sendiri Apabila seorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti: sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman dan harapannya. b. Sasaran persepsi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. c. Faktor situasi. Menurut Philip Kotler d2004: 198 persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama karena tiga proses persepsi sebagai berikut: a. Perhatian Selektif Perhatian selektif ini adalah dimana seseorang menyaring banyaknya rangsangan yang terjadi. b. Distorsi Selektif Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi itu dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka. c. Ingatan Retensi Selektif Ingatanretensi selektif ini orang cenderung akan melupakan hal yang mereka pelajari namun cenderung akan mengingat informasi yang menyokong pandangan dan keyakinan mereka.

2. Minat

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek yang merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat dipengaruhi oleh perasaan dan sikap. Apabila perasaan senang maka akan menimbulkan minat pula, yang kemudian diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Maka bila ada perasaan senang terhadap guru maka akan menimbulkan minat siswa untuk menjadi guru, selain itu jika didukung dengan sikap siswa yang juga menunjukkan sikap yang positif akan sangat mendukung siswa untuk berminat menjadi guru dWinkel, 1983: 30 - 31. Menurut Uzer Usman d1997: 27 minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat sangat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.

3. GuruBdanBTeprofesionalan

Guru merupakan salah satu faktor internal utama dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Pada setiap orang guru terletak satu tanggung jawab untuk membawa siswa-siswinya pada satu taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini maka semestinya setiap rencana, tindakan, peranan, keputusan dan penilaian yang dilaksanakan oleh guru tersebut harus dapat didudukkan dan dibenarkan dari sudut pelaksanaan tanggung jawabnya dWinarno, 1982: 56. Profesi guru adalah sebagai tenaga pendidik. Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat. Unjuk kerja profesional guru pada dasarnya merupakan perwujudan 8 profesionalitas para guru yang secara sadar dan terarah untuk melaksanakan pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Unjuk kerja secara profesional mencakup berbagai dimensi secara terpadu yaitu filosofi, konseptual dan operasional. Kualitas profesionalisme, ditunjukkan oleh lima unjuk kerja sebagai berikut dMohamad Surya, 2004: 94, 96 – 97: a. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal. b. Meningkatkan dan memelihara citra profesi. c. Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya. d. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi. e. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.

4. Tugas,BPerananBdanBTompetensiBGuru

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yakni dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan yang secara singkat tugas guru tersebut digambarkan melalui bagan 1.1 Guru merupakan profesijabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang 9 kependidikan walaupun kenyataannya masih banyak dilakukan orang di luar kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah terkena pencemaran. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan- keterampilan pada siswa. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi siatu bangsa yang sedang membangun, terlebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri dUzer Usman, 1997: 6 - 8. Demikianlah nampak bahwa betapa pentingnya peranan para guru dan betapa berat tugas serta tanggung jawab mereka. Di rumah mereka menjadi tumpuan kesejahteraan keluarganya, di sekolah mereka menjadi ukuran atau pedoman tata tertib kehidupan sekolah yaitu pendidikan atau pengajaran bagi siswa-siswanya dan di masyarakat sekitar mereka dipandang sebagai “suri-teladan” tingkah laku bagi warga masyarakat di sekitarnya dTeam Didaktik, 1987: 11-12. Peran guru dalam proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut dUzer Usman, 1997: 9 – 11: 10 a. Guru sebagai demonstrator Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senatiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai siswa. b. Guru sebagai pengelola kelas Guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. c. Guru sebagai mediator dan fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah , ataupun surat kabar. d. Guru sebagai evaluator Mengadakan evaluasi pada waktu-waktu tertentu terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik. 11 Bagan 1.1. Tugas Guru Menurut Team Didaktik d1987: 18 peranan seorang guru dalam hubungannya dengan siswa adalah sebagai berikut: a. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri teladan bagi siswanya. Profesi Tugas Guru Mendidik Mengajar Melatih Merumuskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi Mengembangkan keterampilan dan penerapannya Kemanusiaan Menjadi orang tua kedua Auto-pengertian: - Homoludens - Homopuber - homosapiens Transformasi diri Autoidentifikasi Kemasyarakatan Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila Mencerdaskan bangsa Indonesia b. Di dalam melaksanakan tugas harus dijiwai dengan kasih sayang, adil serta menumbuhkannya dengan penuh tanggung jawab. c. Guru wajib menjunjung tinggi harga diri dari setiap siswa. d. Seyogyanya mencegah usaha-usaha taua perbuatan yang dapat menurunkan martabatnya. e. Apabila memberikan pelajaran tambahan tidak diperkenankan memungut biaya. Menurut Mudjito d1984: 28 - 29 hubungan guru–siswa dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat sebagai berikut: a. Keterbukaan, sehingga baik guru maupun siswa saling bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain. b. Tanggap bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain. c. Saling ketergantungan, antara satu dengan yang lain. d. Kebebasan, yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan keunikannya, kreatifitasnya, dan kepribadiannya. e. Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orang pun yang tidak terpenuhi. Tanggung jawab guru adalah mendidik siswa sehingga menjadi siswa yang mampu melaksanakan tugasnya sebagai siswa disekolah dan menyampaikan pelajaran kepada siswa sehingga dapat diterima siswa dengan baik dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain tanggung jawab guru juga harus memiliki kompetensi, kompetensi adalah keseluruhan pengetahuan, sikap, dan keterampilan 13 yang diperlukan oleh seseorang dalam kaitan dengan suatu tugas tertentu. Kompetensi guru ialah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus ada pada seseorang agar dapat menunjukkan perilakunya sebagai guru. Kompetensi guru meliputi dMohamad Surya, 2004: 92 – 93: 1. Kompetensi Personal Kompetensi personal ialah kualitas kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik, mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri. 2. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional ialah berbagai kemapuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional, meliputi aspek kepakaran atau keahlian dalam bidangnya. 3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial ialah kemapuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial. 4. Kompetensi Intelektual Kompetensi intelektual ialah penguasaan berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai guru. 14 5. Kompetensi Spiritual Kompetensi spiritual ialah kualitas keimanan dan ketagwaan sebagai orang yang beragama.

5. Jenis-jenisBMetodeBMengajarBGuru

Menurut Sriyono d1987: 99 - 121 jenis-jenis metode mengajar guru adalah sebagai berikut: a. Metode Ceramah Metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswanya. b. Metode Tanya Jawab Metode ini telah dipakai sejak dulu kala. Pertanyan-pertanyaan yang baik akan sangat bermanfaat dan menguntungkan para siswa. c. Diskusi Diskusi merupakan forum pembicaraan yang dipimpin oleh seorang pemimpin dengan proses pembicaraan yang terarah pada pemahaman dan pertimbangan mengenai suatu permasalahan yang disertai oleh pertukaran ide, pendapat, pengalaman, saran dari peserta diskusi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh peserta. 15 d. Metode Drill d Latihan Siap Drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu atau untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. e. Metode Resitasi Metode ini digunakan terutama untuk merangsang anak tekun, rajin dan giat belajar. Resitas tidak sama dengan pekerjaan rumah lebih luas dari pada itu. f. Metode Demonstrasi dan Eksperimen Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan memperlibatkan suatu gerak atau proses kerja sesuatu. Adapun metode eksperimen dimaksudkan sebagai suatu cara memperoleh pengetahuan atau keterampilan dengan mencoba, berbuat atau melakukannya. Jadi aktivitas siswa lebih banyak pada mempraktekkan sesuatu yang telah diamati. g. Metode Sosio Drama Metode sosio drama adalah suatu metode mengajar yang dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan masyarakat. 16 h. Metode Problem Solving Metode problem solving adalah suatu cara mengajar dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau diselesaikan. i. Metode Karya Wisata Metode ini memungkinkan siswa lebih mengenal realita kehidupan masyarakat, mampu mengamati, meneliti dan mempelajari suatu obyek di luar sekolah. j. Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok dipakai dalam interaksi belajar mengajar agar siswa-siswa bisa bekerja bersama-sama atau bergotong-royong membahas dan memecahkan suatu masalah.

6. GayaBMengajarBGuru

Kesesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa akan mempertinggi efektivitas belajar. Gaya mengajar guru atau gaya memimpin guru di kelas sebagai berikut: a. Gaya Otoriter Semua ditentukan oleh guru dimana gurulah yang memberikan komentar. b. Gaya Demokratis Semua ditentukan oleh guru bersama dengan murid dan guru berusaha supaya interaksi antar-siswa seintensif mungkin. 17 c. Gaya Laissez-faire dmembiarkan Semua ditentukan oleh siswa sendiri dan guru tidak memberikan pengarahan atau komentar kecuali bila diminta. Menurut Nasution d1984: 119-120 sikap guru dalam kelas sebagai berikut: d. Sikap Otoriter Sikap otoriter ini mengatur setiap perbuatan siswa, bila perlu dengan paksaan dan hukuman. Macam-macam cara akan digunakan oleh guru untuk mengharuskan anak belajar, di sekolah maupun di rumah. Tak jarang guru menjadi otoriter dan menggunakan kekusaannya untuk mencapai tujuannya tanpa lebih jauh mempertimbangkan akibatnya bagi anak, khususnya bagi perkembangan pribadinya. e. Sikap Permissive Sikap ini membiarkan siswa berkembang dalam kebebasan tanpa banyak tekanan frustasi, larangan, perintah atau paksaan. Guru tidak menonjolkan dirinya dan berada di belakang dtidak terlibat langsung dengan kegiatan siswa untuk memberikan bantuan bila diperlukan. f. Sikap Riil Dalam sikap ini siswa diberi kesempatan yang cukup untuk bermain bebas tanpa diatur atau diawasi ketat oleh guru. Di samping itu mereka harus pula melakukan kegiatan menurut petunjuk dan di 18 bawah pengawasan guru. Jadi sikap riil ini memberi kebebasan tapi juga dengan aturan yang harus ditaati. Menurut Kurt Lewin dalam buku yang ditulis oleh Heinz Kock d1981: 89 - 90 membedakan tiga macam cara dalam pendidikan yaitu: a. Aouthoriter atau autokratis Ciri-cirinya yaitu banyak pemaksaan dan pemeriksaan, siswa kurang berinisiatif sendiri dan kurang bertanggung jawab. b. Sosialintegratif d koperatif, demokratis Ciri-cirinya yaitu siswa banyak berinisiatif dan bertanggung jawab, pemeriksaan hanya sejauh yang diperlukan c. Laissez-faire Ciri-cirinya tidak ada pemaksaan dan pemeriksaan sama sekali.

7. SikapBGuruBdalamBMengajar

Nasution d1984: 122 - 124 mengemukakan tiga hal di mana guru harus menentukan sikapnya yaitu: a. Anak atau bahan pelajaran Guru tidak cukup hanya menguasai mata pelajaran akan tetapi juga harus mampu melibatkan pribadi siswa dalam pelajaran untuk mencapai hasil yang diharapkan. b. Guru sebagai model Fungsi guru yang paling utama adalah memimpin siswa, membawa mereka ke arah tujuan yang tegas. Guru itu, di samping 19 orang tua, harus menjadi model atau suri teladan bagi siswa. Sehingga siswa mendapat rasa keamanan dengan adanya model itu dan rela menerima petunjuk maupun teguran bahkan hukuman. c. Kesulitan dalam belajar Dengan kesukaran maka akan memperoleh banyak hal. Maka guru tidak hanya memberikan kegembiraan tetapi juga siswa dituntun untuk menghadapi kesukaran sehingga dapat memperoleh banyak hal yang bermanfaat. Menurut Arikunto d1990: 268 – 269 sikap ideal bagi guru adalah: a. Guru sebagai pengelola proses pembelajaran. Guru merancang kegiatanya dengan baik dan rinci. b. Guru sebagai moderator. Guru sebagai pengatur lalu-lintas pembicaraan di kelas. c. Guru sebagai motivator. Memberikan motivasi yang menumbuhkan kemauan siswa. d. Guru sebagai Fasilitator. Memberikan kemudahan dan sarana kepada siswa agar dapat aktif belajar menurut kemampuannya. e. Guru sebagai evaluator. Dengan mengadakan evaluasi terhadap hasil dan proses pembelajaran yang berlangsung. Good dan Brophy berpendapat bahwa sikap guru yang baik terlihat dalam tiga hal sebagai berikut dSuharsimi Arikunto: 270-271: a. Sikap terhadap diri, yang dapat dilihat dari indikator: 1. Tampak menyukai dirinya dmau bersolek – tidak acuh terhadap dirinya. 2. merasakan keberhasilan diri dan kemamfaatan dirinya bagi orang lain. 3. memiliki perhatian yang bervariasi, menyukai banyak hal misalnya: kesenian, sastra, teknik, dan lain-lainnya. b. Sikap terhadap profesi, pekerjaan guru yang dipilih, dan menyenangi kawan sejawatnya, yang dapat terlihat dari indikator: 1. Merasakan bahwa yang dilakukan mempunyai manfaat bagi pedidikan anak-anak. 2. Menikmati, merasakan puas akan pekerjaan yang telah dimiliki seakan-akan tidak ingin mencari pekerjaan lainnya. 3. Merasakan bahwa apa yang dilakukan sudah merupakan alternatif terbaik karena sudah dipikirkan dengan baik, teliti, cermat, dan sudah mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya. 4. Tidak enggan menerima saran dari kawan guru, dan bila perlu tidak enggan pula bertanya kepada kawan sejawat tanpa pandang derajat, pangkat, sosio ekonomi, dan juga usia. c. Sikap terhadap siswa, yang ditandai oleh indikator antara lain: 1. Menyadari bahwa tiap-tiap siswa merupakan individu yang unik sehingga perlu serta pelayanan yang khusus pula. 2. Mengenali paling sedikit satu macam keistimewaan pada diri masing-masing siswa sehingga tidak akan meremehkan siswa. 21 3. Bersedia mendorong setiap siswa tanpa mengenal pilih kasih. 4. Mengenal ada di mana siswa berada sehingga guru dapat dengan tepat menempatkan diri untuk mengajak siswa untuk maju belajar. Selain itu sifat guru yang baik adalah guru harus dTeam Didaktik, 1987: 20: a. Berwibawa b. Jujur c. Bertanggung jawab d. Adil bijaksana dalam memutuskan sesuatu e. Rajin f. Mudah bergaul dan tidak sombong g. Cinta kepada tugasnya h. Bisa mendisiplin diri sendiri i. Pemaaf, tetapi juga harus dapat bersifat tegas di mana pun. j. Tidak lekas marah k. Mau mendengar pendapat orang lain d tidak fanatik l. Selalu ingin menyelaraskan pengetahuannya dan meningkatkan kecakapan profesinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan terakhir. m. Loyalitas terhadap bangsa dan negaranya. n. Tidak mengharapkan balas budi karena jasanya terhadap siswanya.

8. JenisBPekerjaan

Guru Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan persyaratan-persyaratan khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan dMoh User Usman,1997: 5. Menurut Riwanto d1994 : 166 – 167 jenis pekerjaan dibagi ke dalam delapan d8 golongan yaitu sebagai berikut: a. Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenis b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan c. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis d. Tenaga usaha penjualan e. Tenaga usaha jasa f. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan g. Tenaga produksi, operator alat angkutan, pekerja kasar h. Lainnya Dalam penelitian ini peneliti hanya akan melihat latar belakang pekerjaan orang tua dari jenis pekerjaan pada poin d a tenaga profesional yaitu tenaga pendidik atau bukan tenaga pendidik. Guru yang dimaksud adalah guru yang bekerja dalam dunia pendidikan formal yaitu guru yang mengajar di sekolah baik guru PNS maupun guru swasta.

9. ProsesBPengajaranByangBBaik

Dalam buku yang ditulis oleh Soekartawi d1995: 34 - 39 disebutkan ada beberapa pandangan dari ahli-ahli pendidikan tentang profil seorang pengajar yaitu sebagai berikut: a. Hamachek dalam bukunya Characteristic of Good Teachers and Implications for Teacher Educators d1969, memberikan karakteristik profil seorang pengajar yang baik yaitu: 1 Dalam memberikan bahan ajar, ia harus dapat fleksibel, tidak kaku pada bahan ajar yang ia berikan. 2 Dapat menerima pendapat atau usul siswa yang belajar, apakah itu pendapat yang benar atau yang salah. 3 Mampu menunjukkan kepribadian yang baik. 4 Bersedia melakukan penelitian tentang ilmu pengetahuan yang diajarkan, kemudian hasil penelitian dipakai sebagai bagian dari bahan ajar. 5 Mempunyai keterampilan atau cara yang spesifik dalam membuat pertanyaan-pertanyaan di kelas untuk mendorong motivasi siswa. 6 Menguasai ilmu pengetahuan dbahan ajar yang diberikan. 7 Menyiapkan bahan evaluasi dbahan ujian secara jelas dan menerangkan kriteria yang dipakai di dalam melakukan evaluasi. 24 8 Meluangkan waktu untuk membantu siswa yang belajar. 9 Mempunyai sikap yang menarik dan ramah. 10 Menggunakan cara tanya jawab. b. Hildebrand dan Wilson d1973 dalam penelitian mereka kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi pengajar yang baik disebutkan sebagai berikut: 1 Bila ia memberikan bahan ajar, maka pendapatnya perlu dibandingkan dengan ahli yang lain, yang maksudnya untuk memberikan wawasan yang luas kepada mahasiswanya. 2 Bahan ajar yang diberikan disertai dengan contoh yang konkret yang didasarkan pada hasil penelitian terbaru. 3 Mempunyai cara penyampaian bahan ajar yang baik. 4 Mampu menerangkan persoalan dengan jelas. 5 Menyenangi pekerjaannya, sehingga ia merasa “kerasan” atau “betah” d senang dalam melakukan pekerjaannya. 6 Mempunyai sifat yang dinamis dan intusiastik. 7 Dapat memberikan bahan ajar dengan cara yang mudah diterima oleh sebagian besar siswa. 8 Mengundang siswa untuk bertanya 9 Cepat mengetahui apakah siswanya menyenangi bahan ajar yang diberikan. 10 Pengajar harus mengetahui kemajuan dari bahan ajar yang diberikan. 25 11 Selipkan humor di dalam memberikan bahan ajar. c. Shackelford dan Henak d1990 dalam bukunya “Readings to Help You Enhance Student Learning” memberikan sepuluh kriteria ciri-ciri pengajar yang efektif yaitu: 1 Mempunyai intusiastik. 2 Mempunyai keterampilan berkomunikasi. 3 Dapat menjelaskan persoalan secara jelas dan tidak berbelit-belit. 4 Menguasai bahan ajar. 5 Mampu membuat suasana menjadi hidup. 6 Fleksibel dalam arti tidak kaku. 7 Memberikan bahan ajar terorganisasi secara rapi sesuai dengan silabus dan satuan acara pengajaran yang ditetapkan. 8 Adil dalam memberikan nilai. 9 Mau menerima umpan balik dari siswa. 10 Akrap dengan situasi di kelas. d. Menurut Midley d1982 ada empat karakteristik dari mengajar yang efisien yaitu: 1 Penampilan pengajar dpenguasaan bahan ajar, persiapan mengajar dan sebagainya. 2 Cara mengajar dpemilihan model instruksi, alat bantu mengajar dan evaluasi yang dipakai. 3 Kompetensi dalam mengajar. 4 Pengambilan keputusan yang bijaksana. 26 Menurut Mohamad Surya d2004: 77 – 79 proses pengajaran yang efektif dapat terbentuk melalui pengajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Berpusat pada siswa. 2. Interaksi edukatif antara guru dengan siswa. 3. Suasana demokratis. 4. Variasi metode mengajar 5. Guru profesional 6. Bahan yang sesuai dan bermanfaat 7. Lingkungan yang kondusif. 8. Sarana belajar yang menunjang.

B. TajianBHasilBPenelitianByangBRelevan

Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa: studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA), Rempoa Ciputat, Tangerang Selatan.

1 50 115

Bagaimana Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta

1 5 90

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Keterampilan Mengajar Guru dan ‎Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas Xi ‎IPS SMA Negeri 1

0 2 19

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 19

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 13

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

0 1 18

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orangtua : studi kasus SMA St. Mikael Warak Sleman.

0 0 131

358065018 Pengaruh Metode Mengajar Guru Terhadap Minat Siswa

0 2 60

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI GURU

0 0 157