Pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru : studi kasus pada SMA St. Mikael Warak Sleman.

(1)

vii ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

SISWA UNTUK MENJADI GURU

Studi Kasus: Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak Sleman Veronika Rushartanti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (2) ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (3) ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; dan (4) ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA St. Mikael Warak, Sleman pada bulan November – Desember 2008. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 196 siswa. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 52 siswa dengan menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sample. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dan uji beda mean (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru (thitung -1,358 < ttabel 1,6759); (2) ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru (thitung 1,968 > ttabel 1,6759); (3) ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru (thitung 2,590 > ttabel 1,6759); dan (4) tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru (probabilitas 0,210 > 0,05).


(2)

viii

ABSTRACT

STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS METHOD AND STYLE OF TEACHING AND ATTITUDE OF THE TEACHER AND THE BACKGROUND OF PARENTS’ ACCUPATIONS INFLUENCE THE

STUDENT’S INTEREST TO BE A TEACHER A Case Study on :

The Student of the twelfth grade of Natural and Social Sciences Department of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency

Veronika Rushartanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The objectives of this research are to know whether : (1) student’s perception towards the method of teaching influences the interest of the student to be a teacher ; (2) student’s perception towards the teaching style of the teacher influences the interest of the student to be a teacher ; (3) student’s perception towards attitude of teaching influences interest of the student to be a teacher and (4) the background of the parents influences the student’s interest of the student to be a teacher.

This research was conducted in of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency in November – December 2008. The population of this research are 196 students. The samples are 52 students taken by the purposive sample method. The data of this research taken by applying questionnaire and documentation. The data were analyzed by applying regression simple analysis and t test analysis.

The result of this research shows that : (1) there is no influences towards method of teaching to the student’s interest of the student to be teacher (t account -1,358 < t table 1,6759); (2) the style of teaching of the teachers influences the student’s interest of the student to be teacher (t account 1.968 . t table 1,6759); (3) the attitude of teacher in teaching influences the student’s interest to be teacher (t account 2.590 > t table 1,6759) and (4) there is no influence towards the background of parents to the student’s interest of the student to be teacher (ρ = 0,210 > 0,05).


(3)

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE

MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU

DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN

ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI

GURU

Studi Kasus pada: SMA St. Mikael Warak Sleman

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

VERONIKA RUSHARTANTI NIM: 021334003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009


(4)

i

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE

MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU

DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN

ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI

GURU

Studi Kasus pada: SMA St. Mikael Warak Sleman

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

VERONIKA RUSHARTANTI NIM: 021334003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009


(5)

ii SKRIPSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

SISWA UNTUK MENJADI GURU

Studi Kasus : Pada Siswa Siswi SMA St. Mikael Warak, Sleman

Oleh :

VERONIKA RUSHARTANTI NIM: 021334003

Telah disetujui oleh :

Pembimbing


(6)

iii SKRIPSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

SISWA UNTUK MENJADI GURU

Studi Kasus : Pada Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak, Sleman Dipersiapkan dan ditulis oleh :

VERONIKA RUSHARTANTI NIM : 021334003

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 3 Juni 2009

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua :Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. ... Sekretaris : Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota : B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. ... Anggota : Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. ... Anggota : Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. ...

Yogyakarta, 3 Juni 2009

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(7)

iv MOTTO

Tidak ada sukses yang permanen sama seperti tidak ada kegagalan yang tidak bisa diperbaiki

Dengan perbedaan kita dapat mengembangkan kekuatan baru yang mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam diri kita.

Tersenyumlah selama kamu bisa tersenyum, karena itu merupakan hal terindah kedua yang dapat kamu lakukan dengan mulutmu.

Terkadang disaat semua pintu dan jalan tampak tertutup, Tuhan masih menyisakan jendela yang terbuka. Kitalah yang harus jeli


(8)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

-

Tuhan Yesus Kristus penuntun jalan hidupku

-

Bunda Maria, bunda penguat hidupku

-

Kedua Orang Tuaku

-

Kakak-kakakku

-

Suami tercinta yang selalu mendampingiku

-

Putriku yang menjadi semangat hidupku

-

Sahabat-sahabatku yang memberi dorongan

semangat

-

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Agustus 2009 Penulis


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : VERONIKA RUSHARTANTI

Nomor Mahasiswa : 021334003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI GURU

beserta perangkat yang diperkulan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 27 Juli 2009 Yang menyatakan


(11)

vii ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

SISWA UNTUK MENJADI GURU

Studi Kasus: Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak Sleman Veronika Rushartanti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (2) ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (3) ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; dan (4) ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA St. Mikael Warak, Sleman pada bulan November – Desember 2008. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 196 siswa. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 52 siswa dengan menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sample. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dan uji beda mean (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru (thitung -1,358 < ttabel 1,6759); (2) ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru (thitung 1,968 > ttabel 1,6759); (3) ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru (thitung 2,590 > ttabel 1,6759); dan (4) tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru (probabilitas 0,210 > 0,05).


(12)

viii

ABSTRACT

STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS METHOD AND STYLE OF TEACHING AND ATTITUDE OF THE TEACHER AND THE BACKGROUND OF PARENTS’ ACCUPATIONS INFLUENCE THE

STUDENT’S INTEREST TO BE A TEACHER A Case Study on :

The Student of the twelfth grade of Natural and Social Sciences Department of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency

Veronika Rushartanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The objectives of this research are to know whether : (1) student’s perception towards the method of teaching influences the interest of the student to be a teacher ; (2) student’s perception towards the teaching style of the teacher influences the interest of the student to be a teacher ; (3) student’s perception towards attitude of teaching influences interest of the student to be a teacher and (4) the background of the parents influences the student’s interest of the student to be a teacher.

This research was conducted in of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency in November – December 2008. The population of this research are 196 students. The samples are 52 students taken by the purposive sample method. The data of this research taken by applying questionnaire and documentation. The data were analyzed by applying regression simple analysis and t test analysis.

The result of this research shows that : (1) there is no influences towards method of teaching to the student’s interest of the student to be teacher (t account -1,358 < t table 1,6759); (2) the style of teaching of the teachers influences the student’s interest of the student to be teacher (t account 1.968 . t table 1,6759); (3) the attitude of teacher in teaching influences the student’s interest to be teacher (t account 2.590 > t table 1,6759) and (4) there is no influence towards the background of parents to the student’s interest of the student to be teacher (ρ = 0,210 > 0,05).


(13)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan Yesus Kristus sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru, Gaya Mengajar, Sikap Guru dalam Mengajar dan Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Siswa Untuk Menjadi Guru.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Laurentinus Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas sanata Dharma Yogyakarta.

4. B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, dan pengarahan-pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.


(14)

x

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama penulis belajar di USD.

6.

Kedua orang tuaku

yang tercinta,

kakakku, Suami dan Putriku

.

Mereka

tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, doa restu, perhatian, dukungan baik moril maupun materi, serta semangat kepada penulis.

7. Teman-temanku yang telah membantu aku dan seperjuanganku : khususnya Lia dan Emi.

8. Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak, Sleman khususnya kelas XI dan kelas XII yang telah bersedia mengisi kuesioner.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Penulis


(15)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Pustaka ... 6

1. Persepsi ... 6

2. Minat ... 7

3. Guru dan Keprofesionalan ... 8

4. Tugas, Peranan dan Kompetensi Guru ... 9

5. Jenis-jenis Metode Mengajar Guru ... 15

6. Gaya Mengajar Guru ... 17

7. Sikap Guru dalam Mengajar ... 19


(16)

xii

9. Proses Pengajaran yang Baik ... 24

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

C..Kerangka Berpikir ... 28

D. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 33

E. Operasionalisasi Variabel ... 35

F. Data yang Dicari ... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ... 38

H. Uji Instrumen Penelitian ... 39

I. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 52

A. Mengenal SMA St. Mikael Warak Sleman... 52

B. Kurikulum ... 56

C. Organisasi Sekolah SMA St. Mikael ... 56

D. Personalia dan Pembagian Tugas ... 57

E. Sumber Daya Manusia SMA St. Mikael ... 69

F. Siswa SMA St. Miakel ... 71

G. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMA St. Mikael 71 H. Proses Pembelajaran SMA St. Mikael ... 72

I. Fasilitas Pendidikan ... 72

J. Hubungan Dengan Instansi Lain ... 73

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Deskripsi Data ... 74

B. Analisis Data ... 79

C. Pembahasan ... 85

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 90


(17)

xiii

A. Kesimpulan ... 90

B. Keterbatasan Penelitian ... 91

C. Saran ... 91


(18)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode

Mengajar Guru ... 36

Tabel III.2 Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar ... 36

Tabel III.3 Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar... 37

Tabel III.4 Indikator Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi guru... 37

Tabel III.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru ... 40

Tabel III.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar ... 41

Tabel III.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar ... 41

Tabel III.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi guru ... 42

Tabel III.9 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ... 44

Tabel III.10 Hasil Pengujian Normalitas... 45

Tabel III.11 Hasil Uji Normalitas Pekerjaan Orang Tua Bukan Guru... 46

Tabel III.12 Hasil Uji Normalitas Pekerjaan Orang Tua Sebagai Guru.... 46

Tabel III.13 Hasil Uji Linieritas... 48

Tabel V.1 Interpretasi Data Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru ... 75

Tabel V.2 Interpretasi Data Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar 76 Tabel V.3 Interpretasi Data Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar... 77

Tabel V.4 Interpretasi Data Minat Siswa Untuk Menjadi guru ... 78

Tabel V.5 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru 79 Tabel V.6 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru 79 Tabel V.7 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar ... 81


(19)

xv

Tabel V.8 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar ... 81 Tabel V.9 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam

Mengajar ... 82 Tabel V.10 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam

Mengajar ... 83 Tabel V.11 Hasil Uji Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua... 84


(20)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Validitas dan Reliabilitas... 94

Lampiran 2 Data Induk Penelitian... 101

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 112

Lampiran 4 Uji Normalitas... 117

Lampiran 5 Uji Linieritas ... 119

Lampiran 6 Uji Regresi ... 121

Lampiran 7 Uji Beda Mean ... 127

Lampiran 8 Tabel r ... 129

Lampiran 9 Kuesioner ... 133


(21)

BABBI

PENDAHULUAN

A. LatarBBelakangBMasalah

Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar-mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar (Uzer Usman, 1997: 4).

Oleh karena itu tugas seorang guru tidak mudah di mana guru harus dapat memberikan teladan dan pedoman yang dapat menjadi panutan dan contoh bagi siswa. Apabila penampilan guru baik maka akan berpengaruh pada sikap siswa yang mau menerima apa yang disampaikan oleh guru. Siswa dapat menerima pelajaran dengan baik bila guru yang memberikan pelajaran dapat menyampaikannya dengan baik. Cara mengajar guru yang menarik dan baik bisa membantu siswa dalam belajar, selain itu metode mengajar yang digunakan juga berpengaruh pada pembelajaran siswa di sekolah.

Apabila dalam proses belajar mengajar guru dapat menjadi panutan dan teladan siswa dapat dimungkinkan siswa juga bisa tertarik untuk menjadi


(22)

seorang guru yang berwibawa dan bertanggung jawab seperti guru mereka di sekolah. Kesuksesan guru mendidik siswa juga bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk menjadi guru. Karena bila seorang guru dalam mengajar menggunakan metode mengajar yang baik, gaya mengajarnya menarik dan sikap guru dalam mengajar juga baik maka hal tersebut bisa menjadikan dasar siswa untuk tertarik menjadi guru. Namun ketertarikan siswa untuk menjadi guru kadang juga tidak hanya dari guru tapi juga bisa dari pekerjaan orang tua, di mana bapak atau ibunya ada yang menjadi seorang guru sehingga siswa ingin mengikuti jejak orang tuanya.

Selain itu ada juga faktor lain yang mendorong siswa untuk menjadi guru yaitu karena siswa suka dengan anak-anak sehingga hal tersebut mendorong seseorang menjadi guru. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Wens Tanlain disebutkan beberapa alasan kenapa berminat menjadi calon guru yaitu: ikut membantu negara, merupakan tugas mulia, masa depan baik, menyukai anak-anak, dan tidak banyak menyita waktu. Selain itu juga banyak hal yang bisa mempengaruhi siswa menjadi guru yaitu dikarenakan peluang kerja menjadi guru masih banyak, tenaga guru masih banyak dibutuhkan dan ingin mendidik anak-anak.

Tidak jarang peran serta orang tua juga berpengaruh terhadap pilihan dan keinginan siswa, karena dukungan dari orang tua adalah modal mencapai tujuan yang baik. Menjadi guru adalah merupakan tugas mulia yang masih menjadi panutan dan masih dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengembangkan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan yang ada.


(23)

Untuk mengetahui lebih jauh tentang minat siswa menjadi guru apakah berdasarkan kekaguman pada guru mengajar atau karena ingin mengikuti jejak orang tuanya yang menjadi guru, maka penulis mengambil judul “PengaruhB PersepsiBSiswaBMengenaiBMetodeBMengajarBGuru,BGayaBMengajar,BSikapB

Guru B Dalam B Mengajar B dan B Latar B Belakang B Pekerjaan B Orang B TuaB

TerhadapBMinatBSiswaBUntukBMenjadiBGuru”.

B. IdentifikasiBMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dikaji bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa untuk menjadi guru antara lain metode mengajar yang digunakan guru, ikut membantu negara, merupakan tugas mulia, masa depan baik, menyukai anak-anak, tidak banyak menyita waktu, peluang kerja menjadi guru masih banyak, tenaga guru masih banyak dibutuhkan dan ingin mendidik anak-anak, gaya mengajar guru, sikap guru dalam mengajar, keinginan siswa untuk menjadi guru, keinginan orang tua, latar belakang pekerjaan orang tua dan lain sebagainya.

g. BatasanBMasalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dalam penelitian ini hanya akan diteliti persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, persepsi siswa mengenai gaya mengajar, persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar dan latar belakang pekerjaan orang tua.


(24)

D. RumusanBMasalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru?

2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru?

3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru?

4. Apakah ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru?

E. TujuanBPenelitian

Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

4. Untuk mengetahui pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru.


(25)

F. ManfaatBPenelitian

1. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah khasanah kepustakaan serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya di Universitas Sanata Dharma.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah serta dapat mengembangkan ilmu tersebut.

3. Bagi Sekolah

Penelitian diharapkan bermanfaat sebagai masukan bagi guru dan sekolah dalam melaksanakan tugas, peranan dan kewajiban sebagai guru sehingga mampu memotivasi siswa dalam studi.


(26)

BABBII

TINJAUANBPUSTATA

A. TajianBPustaka 1. Persepsi

Persepsi ialah apa yang ingin dilihat seseorang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya. Keinginan seseorang itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya itu. Persepsi tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang yaitu dSondang, 1989: 98 – 99, 101 – 105):

a. Diri orang yang bersangkutan sendiri

Apabila seorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti: sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman dan harapannya.

b. Sasaran persepsi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa.

c. Faktor situasi.

Menurut Philip Kotler d2004: 198) persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan


(27)

menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama karena tiga proses persepsi sebagai berikut:

a. Perhatian Selektif

Perhatian selektif ini adalah dimana seseorang menyaring banyaknya rangsangan yang terjadi.

b. Distorsi Selektif

Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi itu dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka. c. Ingatan / Retensi Selektif

Ingatan/retensi selektif ini orang cenderung akan melupakan hal yang mereka pelajari namun cenderung akan mengingat informasi yang menyokong pandangan dan keyakinan mereka.

2. Minat

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek yang merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat dipengaruhi oleh perasaan dan sikap. Apabila perasaan senang maka akan menimbulkan minat pula, yang


(28)

kemudian diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Maka bila ada perasaan senang terhadap guru maka akan menimbulkan minat siswa untuk menjadi guru, selain itu jika didukung dengan sikap siswa yang juga menunjukkan sikap yang positif akan sangat mendukung siswa untuk berminat menjadi guru dWinkel, 1983: 30 - 31).

Menurut Uzer Usman d1997: 27) minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat sangat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.

3. GuruBdanBTeprofesionalan

Guru merupakan salah satu faktor internal utama dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Pada setiap orang guru terletak satu tanggung jawab untuk membawa siswa-siswinya pada satu taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini maka semestinya setiap rencana, tindakan, peranan, keputusan dan penilaian yang dilaksanakan oleh guru tersebut harus dapat didudukkan dan dibenarkan dari sudut pelaksanaan tanggung jawabnya dWinarno, 1982: 56). Profesi guru adalah sebagai tenaga pendidik.

Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat. Unjuk kerja profesional guru pada dasarnya merupakan perwujudan


(29)

profesionalitas para guru yang secara sadar dan terarah untuk melaksanakan pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Unjuk kerja secara profesional mencakup berbagai dimensi secara terpadu yaitu filosofi, konseptual dan operasional. Kualitas profesionalisme, ditunjukkan oleh lima unjuk kerja sebagai berikut dMohamad Surya, 2004: 94, 96 – 97):

a. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal.

b. Meningkatkan dan memelihara citra profesi.

c. Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya.

d. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi. e. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.

4. Tugas,BPerananBdanBTompetensiBGuru

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yakni dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan yang secara singkat tugas guru tersebut digambarkan melalui bagan 1.1 Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang


(30)

kependidikan walaupun kenyataannya masih banyak dilakukan orang di luar kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah terkena pencemaran.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi siatu bangsa yang sedang membangun, terlebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri dUzer Usman, 1997: 6 - 8).

Demikianlah nampak bahwa betapa pentingnya peranan para guru dan betapa berat tugas serta tanggung jawab mereka. Di rumah mereka menjadi tumpuan kesejahteraan keluarganya, di sekolah mereka menjadi ukuran atau pedoman tata tertib kehidupan sekolah yaitu pendidikan atau pengajaran bagi siswa-siswanya dan di masyarakat sekitar mereka dipandang sebagai “suri-teladan” tingkah laku bagi warga masyarakat di sekitarnya dTeam Didaktik, 1987: 11-12).

Peran guru dalam proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut dUzer Usman, 1997: 9 – 11):


(31)

a. Guru sebagai demonstrator

Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senatiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai siswa.

b. Guru sebagai pengelola kelas

Guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

c. Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah , ataupun surat kabar.

d. Guru sebagai evaluator

Mengadakan evaluasi pada waktu-waktu tertentu terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.


(32)

Bagan 1.1. Tugas Guru

Menurut Team Didaktik d1987: 18) peranan seorang guru dalam hubungannya dengan siswa adalah sebagai berikut:

a. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri teladan bagi siswanya.

Profesi Tugas Guru

Mendidik

Mengajar

Melatih

Merumuskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup Meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan & teknologi

Mengembangkan keterampilan dan penerapannya

Kemanusiaan

Menjadi orang tua kedua

Auto-pengertian: - Homoludens - Homopuber - homosapiens Transformasi diri Autoidentifikasi

Kemasyarakatan

Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila


(33)

b. Di dalam melaksanakan tugas harus dijiwai dengan kasih sayang, adil serta menumbuhkannya dengan penuh tanggung jawab.

c. Guru wajib menjunjung tinggi harga diri dari setiap siswa.

d. Seyogyanya mencegah usaha-usaha taua perbuatan yang dapat menurunkan martabatnya.

e. Apabila memberikan pelajaran tambahan tidak diperkenankan memungut biaya.

Menurut Mudjito d1984: 28 - 29) hubungan guru–siswa dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a. Keterbukaan, sehingga baik guru maupun siswa saling bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain.

b. Tanggap bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain. c. Saling ketergantungan, antara satu dengan yang lain.

d. Kebebasan, yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan keunikannya, kreatifitasnya, dan kepribadiannya. e. Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orang

pun yang tidak terpenuhi.

Tanggung jawab guru adalah mendidik siswa sehingga menjadi siswa yang mampu melaksanakan tugasnya sebagai siswa disekolah dan menyampaikan pelajaran kepada siswa sehingga dapat diterima siswa dengan baik dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain tanggung jawab guru juga harus memiliki kompetensi, kompetensi adalah keseluruhan pengetahuan, sikap, dan keterampilan


(34)

yang diperlukan oleh seseorang dalam kaitan dengan suatu tugas tertentu. Kompetensi guru ialah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus ada pada seseorang agar dapat menunjukkan perilakunya sebagai guru. Kompetensi guru meliputi dMohamad Surya, 2004: 92 – 93):

1. Kompetensi Personal

Kompetensi personal ialah kualitas kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik, mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri.

2. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional ialah berbagai kemapuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional, meliputi aspek kepakaran atau keahlian dalam bidangnya.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial ialah kemapuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

4. Kompetensi Intelektual

Kompetensi intelektual ialah penguasaan berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai guru.


(35)

5. Kompetensi Spiritual

Kompetensi spiritual ialah kualitas keimanan dan ketagwaan sebagai orang yang beragama.

5. Jenis-jenisBMetodeBMengajarBGuru

Menurut Sriyono d1987: 99 - 121) jenis-jenis metode mengajar guru adalah sebagai berikut:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswanya.

b. Metode Tanya Jawab

Metode ini telah dipakai sejak dulu kala. Pertanyan-pertanyaan yang baik akan sangat bermanfaat dan menguntungkan para siswa. c. Diskusi

Diskusi merupakan forum pembicaraan yang dipimpin oleh seorang pemimpin dengan proses pembicaraan yang terarah pada pemahaman dan pertimbangan mengenai suatu permasalahan yang disertai oleh pertukaran ide, pendapat, pengalaman, saran dari peserta diskusi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh peserta.


(36)

d. Metode Drill d Latihan Siap )

Drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu atau untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari.

e. Metode Resitasi

Metode ini digunakan terutama untuk merangsang anak tekun, rajin dan giat belajar. Resitas tidak sama dengan pekerjaan rumah lebih luas dari pada itu.

f. Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan memperlibatkan suatu gerak atau proses kerja sesuatu. Adapun metode eksperimen dimaksudkan sebagai suatu cara memperoleh pengetahuan atau keterampilan dengan mencoba, berbuat atau melakukannya. Jadi aktivitas siswa lebih banyak pada mempraktekkan sesuatu yang telah diamati.

g. Metode Sosio Drama

Metode sosio drama adalah suatu metode mengajar yang dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan masyarakat.


(37)

h. Metode Problem Solving

Metode problem solving adalah suatu cara mengajar dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau diselesaikan.

i. Metode Karya Wisata

Metode ini memungkinkan siswa lebih mengenal realita kehidupan masyarakat, mampu mengamati, meneliti dan mempelajari suatu obyek di luar sekolah.

j. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok dipakai dalam interaksi belajar mengajar agar siswa-siswa bisa bekerja bersama-sama atau bergotong-royong membahas dan memecahkan suatu masalah.

6. GayaBMengajarBGuru

Kesesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa akan mempertinggi efektivitas belajar. Gaya mengajar guru atau gaya memimpin guru di kelas sebagai berikut:

a. Gaya Otoriter

Semua ditentukan oleh guru dimana gurulah yang memberikan komentar.

b. Gaya Demokratis

Semua ditentukan oleh guru bersama dengan murid dan guru berusaha supaya interaksi antar-siswa seintensif mungkin.


(38)

c. Gaya Laissez-faire dmembiarkan)

Semua ditentukan oleh siswa sendiri dan guru tidak memberikan pengarahan atau komentar kecuali bila diminta.

Menurut Nasution d1984: 119-120) sikap guru dalam kelas sebagai berikut:

d. Sikap Otoriter

Sikap otoriter ini mengatur setiap perbuatan siswa, bila perlu dengan paksaan dan hukuman. Macam-macam cara akan digunakan oleh guru untuk mengharuskan anak belajar, di sekolah maupun di rumah. Tak jarang guru menjadi otoriter dan menggunakan kekusaannya untuk mencapai tujuannya tanpa lebih jauh mempertimbangkan akibatnya bagi anak, khususnya bagi perkembangan pribadinya.

e. Sikap Permissive

Sikap ini membiarkan siswa berkembang dalam kebebasan tanpa banyak tekanan frustasi, larangan, perintah atau paksaan. Guru tidak menonjolkan dirinya dan berada di belakang dtidak terlibat langsung dengan kegiatan siswa) untuk memberikan bantuan bila diperlukan. f. Sikap Riil

Dalam sikap ini siswa diberi kesempatan yang cukup untuk bermain bebas tanpa diatur atau diawasi ketat oleh guru. Di samping itu mereka harus pula melakukan kegiatan menurut petunjuk dan di


(39)

bawah pengawasan guru. Jadi sikap riil ini memberi kebebasan tapi juga dengan aturan yang harus ditaati.

Menurut Kurt Lewin dalam buku yang ditulis oleh Heinz Kock d1981: 89 - 90) membedakan tiga macam cara dalam pendidikan yaitu: a. Aouthoriter atau autokratis

Ciri-cirinya yaitu banyak pemaksaan dan pemeriksaan, siswa kurang berinisiatif sendiri dan kurang bertanggung jawab.

b. Sosialintegratif d koperatif, demokratis )

Ciri-cirinya yaitu siswa banyak berinisiatif dan bertanggung jawab, pemeriksaan hanya sejauh yang diperlukan

c. Laissez-faire

Ciri-cirinya tidak ada pemaksaan dan pemeriksaan sama sekali.

7. SikapBGuruBdalamBMengajar

Nasution d1984: 122 - 124) mengemukakan tiga hal di mana guru harus menentukan sikapnya yaitu:

a. Anak atau bahan pelajaran

Guru tidak cukup hanya menguasai mata pelajaran akan tetapi juga harus mampu melibatkan pribadi siswa dalam pelajaran untuk mencapai hasil yang diharapkan.

b. Guru sebagai model

Fungsi guru yang paling utama adalah memimpin siswa, membawa mereka ke arah tujuan yang tegas. Guru itu, di samping


(40)

orang tua, harus menjadi model atau suri teladan bagi siswa. Sehingga siswa mendapat rasa keamanan dengan adanya model itu dan rela menerima petunjuk maupun teguran bahkan hukuman.

c. Kesulitan dalam belajar

Dengan kesukaran maka akan memperoleh banyak hal. Maka guru tidak hanya memberikan kegembiraan tetapi juga siswa dituntun untuk menghadapi kesukaran sehingga dapat memperoleh banyak hal yang bermanfaat.

Menurut Arikunto d1990: 268 – 269) sikap ideal bagi guru adalah: a. Guru sebagai pengelola proses pembelajaran. Guru merancang

kegiatanya dengan baik dan rinci.

b. Guru sebagai moderator. Guru sebagai pengatur lalu-lintas pembicaraan di kelas.

c. Guru sebagai motivator. Memberikan motivasi yang menumbuhkan kemauan siswa.

d. Guru sebagai Fasilitator. Memberikan kemudahan dan sarana kepada siswa agar dapat aktif belajar menurut kemampuannya.

e. Guru sebagai evaluator. Dengan mengadakan evaluasi terhadap hasil dan proses pembelajaran yang berlangsung.

Good dan Brophy berpendapat bahwa sikap guru yang baik terlihat dalam tiga hal sebagai berikut dSuharsimi Arikunto: 270-271):


(41)

1. Tampak menyukai dirinya dmau bersolek – tidak acuh terhadap dirinya).

2. merasakan keberhasilan diri dan kemamfaatan dirinya bagi orang lain.

3. memiliki perhatian yang bervariasi, menyukai banyak hal misalnya: kesenian, sastra, teknik, dan lain-lainnya.

b. Sikap terhadap profesi, pekerjaan guru yang dipilih, dan menyenangi kawan sejawatnya, yang dapat terlihat dari indikator:

1. Merasakan bahwa yang dilakukan mempunyai manfaat bagi pedidikan anak-anak.

2. Menikmati, merasakan puas akan pekerjaan yang telah dimiliki seakan-akan tidak ingin mencari pekerjaan lainnya.

3. Merasakan bahwa apa yang dilakukan sudah merupakan alternatif terbaik karena sudah dipikirkan dengan baik, teliti, cermat, dan sudah mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya.

4. Tidak enggan menerima saran dari kawan guru, dan bila perlu tidak enggan pula bertanya kepada kawan sejawat tanpa pandang derajat, pangkat, sosio ekonomi, dan juga usia.

c. Sikap terhadap siswa, yang ditandai oleh indikator antara lain:

1. Menyadari bahwa tiap-tiap siswa merupakan individu yang unik sehingga perlu serta pelayanan yang khusus pula.

2. Mengenali paling sedikit satu macam keistimewaan pada diri masing-masing siswa sehingga tidak akan meremehkan siswa.


(42)

3. Bersedia mendorong setiap siswa tanpa mengenal pilih kasih. 4. Mengenal ada di mana siswa berada sehingga guru dapat dengan

tepat menempatkan diri untuk mengajak siswa untuk maju belajar. Selain itu sifat guru yang baik adalah guru harus dTeam Didaktik, 1987: 20):

a. Berwibawa b. Jujur

c. Bertanggung jawab

d. Adil bijaksana dalam memutuskan sesuatu e. Rajin

f. Mudah bergaul dan tidak sombong g. Cinta kepada tugasnya

h. Bisa mendisiplin diri sendiri

i. Pemaaf, tetapi juga harus dapat bersifat tegas di mana pun. j. Tidak lekas marah

k. Mau mendengar pendapat orang lain d tidak fanatik )

l. Selalu ingin menyelaraskan pengetahuannya dan meningkatkan kecakapan profesinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan terakhir.

m. Loyalitas terhadap bangsa dan negaranya.

n. Tidak mengharapkan balas budi karena jasanya terhadap siswanya.


(43)

8. JenisBPekerjaan

Guru Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan persyaratan-persyaratan khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan dMoh User Usman,1997: 5). Menurut Riwanto d1994 : 166 – 167) jenis pekerjaan dibagi ke dalam delapan d8) golongan yaitu sebagai berikut:

a. Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenis b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan c. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis d. Tenaga usaha penjualan

e. Tenaga usaha jasa

f. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan g. Tenaga produksi, operator alat angkutan, pekerja kasar h. Lainnya

Dalam penelitian ini peneliti hanya akan melihat latar belakang pekerjaan orang tua dari jenis pekerjaan pada poin d a ) tenaga profesional yaitu tenaga pendidik atau bukan tenaga pendidik. Guru yang dimaksud


(44)

adalah guru yang bekerja dalam dunia pendidikan formal yaitu guru yang mengajar di sekolah baik guru PNS maupun guru swasta.

9. ProsesBPengajaranByangBBaik

Dalam buku yang ditulis oleh Soekartawi d1995: 34 - 39) disebutkan ada beberapa pandangan dari ahli-ahli pendidikan tentang profil seorang pengajar yaitu sebagai berikut:

a. Hamachek dalam bukunya Characteristic of Good Teachers and Implications for Teacher Educators d1969), memberikan karakteristik profil seorang pengajar yang baik yaitu:

1) Dalam memberikan bahan ajar, ia harus dapat fleksibel, tidak kaku pada bahan ajar yang ia berikan.

2) Dapat menerima pendapat atau usul siswa yang belajar, apakah itu pendapat yang benar atau yang salah.

3) Mampu menunjukkan kepribadian yang baik.

4) Bersedia melakukan penelitian tentang ilmu pengetahuan yang diajarkan, kemudian hasil penelitian dipakai sebagai bagian dari bahan ajar.

5) Mempunyai keterampilan atau cara yang spesifik dalam membuat pertanyaan-pertanyaan di kelas untuk mendorong motivasi siswa. 6) Menguasai ilmu pengetahuan dbahan ajar) yang diberikan.

7) Menyiapkan bahan evaluasi dbahan ujian) secara jelas dan menerangkan kriteria yang dipakai di dalam melakukan evaluasi.


(45)

8) Meluangkan waktu untuk membantu siswa yang belajar. 9) Mempunyai sikap yang menarik dan ramah.

10) Menggunakan cara tanya jawab.

b. Hildebrand dan Wilson d1973) dalam penelitian mereka kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi pengajar yang baik disebutkan sebagai berikut:

1) Bila ia memberikan bahan ajar, maka pendapatnya perlu dibandingkan dengan ahli yang lain, yang maksudnya untuk memberikan wawasan yang luas kepada mahasiswanya.

2) Bahan ajar yang diberikan disertai dengan contoh yang konkret yang didasarkan pada hasil penelitian terbaru.

3) Mempunyai cara penyampaian bahan ajar yang baik. 4) Mampu menerangkan persoalan dengan jelas.

5) Menyenangi pekerjaannya, sehingga ia merasa “kerasan” atau “betah” d senang ) dalam melakukan pekerjaannya.

6) Mempunyai sifat yang dinamis dan intusiastik.

7) Dapat memberikan bahan ajar dengan cara yang mudah diterima oleh sebagian besar siswa.

8) Mengundang siswa untuk bertanya

9) Cepat mengetahui apakah siswanya menyenangi bahan ajar yang diberikan.

10) Pengajar harus mengetahui kemajuan dari bahan ajar yang diberikan.


(46)

11) Selipkan humor di dalam memberikan bahan ajar.

c. Shackelford dan Henak d1990 ) dalam bukunya “Readings to Help You Enhance Student Learning” memberikan sepuluh kriteria ciri-ciri pengajar yang efektif yaitu:

1) Mempunyai intusiastik.

2) Mempunyai keterampilan berkomunikasi.

3) Dapat menjelaskan persoalan secara jelas dan tidak berbelit-belit. 4) Menguasai bahan ajar.

5) Mampu membuat suasana menjadi hidup. 6) Fleksibel dalam arti tidak kaku.

7) Memberikan bahan ajar terorganisasi secara rapi sesuai dengan silabus dan satuan acara pengajaran yang ditetapkan.

8) Adil dalam memberikan nilai.

9) Mau menerima umpan balik dari siswa. 10) Akrap dengan situasi di kelas.

d. Menurut Midley d1982) ada empat karakteristik dari mengajar yang efisien yaitu:

1) Penampilan pengajar dpenguasaan bahan ajar), persiapan mengajar dan sebagainya.

2) Cara mengajar dpemilihan model instruksi, alat bantu mengajar dan evaluasi yang dipakai).

3) Kompetensi dalam mengajar.


(47)

Menurut Mohamad Surya d2004: 77 – 79) proses pengajaran yang efektif dapat terbentuk melalui pengajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa.

2. Interaksi edukatif antara guru dengan siswa. 3. Suasana demokratis.

4. Variasi metode mengajar 5. Guru profesional

6. Bahan yang sesuai dan bermanfaat 7. Lingkungan yang kondusif.

8. Sarana belajar yang menunjang.

B. TajianBHasilBPenelitianByangBRelevan

Penelitian yang dilakukan oleh Wens Tanlain dibukukan dalan jurnal penelitian dengan judul “Studi Tentang Alasan-alasan Mahasiswa Menempuh Pendidikan Guru Para Mahasiswa Angkatan 2003, 2004, 2005, Program Studi D-II PGSD, JIP, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Tujuan penelitian tersebut adalah d1) mengidentifikasi isi jawaban para mahasiswa ke dalam kategori-kategori: tujuan–alasan; alasan; d2) mengidentifikasi jumlah alasan para mahasiswa ke dalam kategori-kategori: satu alasan; dua alasan; tiga alasan, dan d3) mengidentifikasi orientasi alasan-alasan para mahasiswa ke dalam kategori-kategori seperti yang dikemukakan Rosenberg d1957). Dari hasil penelitian tersebut diketahui alasan mahasiswa menempuh pendidikan


(48)

keguruan adalah kerja dan cepat diangkat, masa depan lebih baik, ikut membangun bangsa, tugas mulia, tidak menyita banyak waktu, ingin mendidik anak-anak, dan menyukai anak-anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Paul Suparno dengan judul “Minat dan Motivasi Mahasiswa Pendidikan Fisika USD untuk Menjadi guru dan Perkembangannya”. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa d1) minat awal mahasiswa untuk menjadi guru kurang tinggi, d2) minat mahasiswa sesudah menjalani proses pendidikan di USD bertambah secara signifikan, d3) motivasi utama mahasiswa masuk prodi Pendidikan Fisika USD ingin cepat selesai studi dan bekerja, dan d4) hal yang menurut mahasiswa banyak mengembangkan minat dan profesionalitas menjadi guru adalah kuliah fisika, kuliah pendidikan, PPL, guru dan teman.

Penelitian yang dilakukan oleh Sofyan Tan dengan judul “Minat Jadi Guru Rendah”. Dari hasil penelitian yang dilakukannya diketahui hal yang mempengaruhi seseorang menjadi guru yaitu karena gaji yang besar, namun hal tersebut terjadi pada luar negeri sehingga menyebabkan banyak warga Indonesia yang menjadi guru di luar negeri dari pada di negara sendiri.

C. TerangkaBBerpikir

1. Pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru


(49)

Persepsi merupakan anggapan seseorang tehadap suatu kejadian. Metode mengajar merupakan cara penjelasan guru dalam menyampaikan materi. Jika siswa beranggapan bahwa metode mengajar guru baik maka dapat berakibat semakin tinggi pula minat siswa untuk menjadi guru, tetapi jika siswa beranggapan bahwa metode mengajar guru tidak baik maka dapat berakibat semakin rendah pula minat siswa menjadi guru . 2. Pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat

siswa untuk menjadi guru

Gaya mengajar merupakan tindakan guru dalam mengelola kelas dan interaksi dengan siswa. Jika gaya mengajar guru membuat siswa ikut berperan serta dalam kegiatan belajar mengajar maka akan menarik minat siswa untuk menjadi guru. Namun sebaliknya apabila gaya mengajar guru menjadi tekanan bagi siswa dan tidak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar makan akan menurunkan minat siswa untuk menjadi guru.

3. Pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru

Sikap guru sangat bervariasi, antara guru yang satu dengan yang lain akan berbeda pula sikap mereka. Sikap merupakan tingkah laku guru baik di sekolah maupun di luar sekolah. Apabila dalam mengajar guru menerapkan sikap yang bijaksana yang tahu menempatkan dirinya pada situasi kelas yang sesuai dengan sikap yang harus dilakukan guru maka kemungkinan dari sikap guru tersebut akan menimbulkan minat siswa


(50)

untuk menjadi guru. Sebaliknya jika guru tidak dapak bersikap dengan bijaksana dan tidak mampu memberi contoh yang baik bagi terhadap siswa dalam bersikap kemungkinan tidak akan menarik minat siswa untuk menjadi guru.

4. Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa menjadi guru

Menjadi guru merupakan bagian dari pekerjaan orang tua, namun tidak semua orang bekerja sebagai guru. Jika ada salah satu orang tua yang bekerja sebagai guru dan dapat menjadi panutan atau contoh bahwa menjadi guru itu menyenangkan atau mulia maka dapat juga berpengaruh pada keinginan anak atau siswa untuk menjadi guru dengan melihat apa yang dilakukan orang tuanya. Namun sebaliknya jika pekerjaan orang tua menjadi guru menjadikan anak tidak senang karena apa yang dilakukan orang tua terlalu berat dan tidak menyenangkan maka dapat juga berakibat bahwa siswa atau anak tidak tertarik untuk menjadi guru.

C. HipotesisBPenelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dArikunto,1989: 71). Dari berbagai pernyataan di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.


(51)

2. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

3. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

4. Ada pengaruh yang signifikan latar belakang pekarjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru.


(52)

BAB III

METODOLOMI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu penelitian yang terperinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu, termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh dan kesimpulan dari penelitian hanya berlaku untuk obyek penelitian yang bersangkutan. Jenis penelitian studi kasus tersebut bila dihubungkan dengan hasil penelitian maka hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi obyek penelitian yang lain(Suharsimi Arikunto, 1989: 90).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA St. Mikael Warak, Sumberadi, Mlati, Sleman. Alasan dipilih lokasi tersebut adalah peneliti mempunyai anggapan bahwa lokasi tersebut letaknya tidak jauh dengan tempat tinggal peneliti sehingga mudah untuk dijangkau, biaya lebih murah dan lebih efisien.


(53)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan bulan Desember tahun 2008.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA St. Mikael Warak, Sumberadi, Mlati, Sleman.

2. Sampel

Dalam penelitian ini sampel diperoleh dengan menggunakan

teknik pengambilan sampel bertujuan atau purposive sample dimana

pengambilan sampel didasarkan atas adanya tujuan tertentu, peneliti hanya mengambil satu sampel sekolah saja. Peneliti mengambil sampel kelas 12 yang berjumlah 52 siswa dengan alasan bahwa siswa-siswi kelas 12 telah memiliki pengalaman yang lebih lama tentang aktivitas guru di kelas dari pada kelas yang lain. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 12 SMA St. Mikael Warak, Sumberadi, Mlati, Sleman.

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel Penelitian


(54)

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, persepsi siswa mengenai gaya mengajar, persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar dan latar belakang pekerjaan orang tua.

b. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini variabel terikat adalah minat siswa untuk menjadi guru.

2. Pengukuran Variabel a. Variabel bebas

Untuk mengukur persepsi siswa mengenai metode mengajar, persepsi siswa mengenai gaya mengajar, dan persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar digunakan skala Likert (Consuelo, 1993: 226) dengan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Dimana skor masing-masing jawaban sebagai berikut:

Jawaban Pernyataan positif Penyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Sedangkan untuk latar belakang pekerjaan orang tua digunakan skala pengukuran dengan alternatif jawaban “ya” skor 2 dan “tidak” skor 1.


(55)

Untuk mengukur minat siswa untuk menjadi guru digunakan skala Likert dengan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju ( SS ), Setuju ( S ), Tidak Setuju ( TS ), Sangat Tidak Setuju (STS ) dengan skor untuk masing-masing jawaban sebagai berikut:

Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

E. Operasionalisasi Variabel

1. Variabel bebas

Indikator-indikator variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

a. Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru

Persepsi siswa mengenai metode mengajar guru tersebut merupakan anggapan siswa tentang macam-macam metode mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

Tabel III.1

Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Muru

Dimensi Indikator No Butir

Positif Negatif

Metode Mengajar

1. Metode mengajar yang digunakan guru. 2. Pengaruh metode mengajar yang

digunakan terhadap siswa.

6,8,9, 10 1,4,11

2,7 3,5


(56)

b. Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar

Persepsi siswa mengenai gaya mengajar tersebut merupakan anggapan siswa mengenai gaya atau sikap guru dalam memimpin atau pengelolaan kelas.

Tabel III.2

Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Maya Mengajar

Dimensi Indikator PositifNo ButirNegatif

Gaya Mengajar

1. Pengaruh gaya mengajar yang digunakan terhadap siswa.

2. Gaya mengajar yang digunakan guru.

1,7 2,5

4,8 3,6,

c. Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar

Persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar merupakan anggapan siswa mengenai tindakan atau tingkah laku guru di sekolah secara khusus di kelas.

Tabel III.3

Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Muru dalam Mengajar

Dimensi Indikator No Butir

Positif Negatif

Sikap Guru dalam

Mengajar

1. Sikap Guru dalam mengajar di kelas. 2. Pengaruhnya terhadap siswa.

1,2,6,9 3,4,5

7 8,10


(57)

Latar belakang pekerjaan orang tua di sini menunjuk pada pekerjaan orang tua sebagai guru atau bukan guru.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu minat siswa untuk menjadi guru.

Tabel III.4

Indikator Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi Muru

Dimensi Indikator PositifNo ButirNegatif

Minat siswa untuk menjadi guru

1. Kepahlawanan guru

2. Perasaan senang berkecimpung dalam bidang keguruan

3. Merasa tertarik untuk menjadi guru 4. Penampilan dan perilaku yang menarik 5. Memiliki harapan yang positif

mengenai profesi guru

6. Meningkatkan pengetahuan dan senang belajar

7. Penghargaan dari orang lain 8. Cita-cita

9. Kesejarteraan dan ekonomi

1,20 2,29,30 4, 9,12,24, 18,19,23 , 28 3,10,17, 21,25,27 11,14,22 16 8 5,6,7, 26

F. Data yang Dicari

Dalam penelitian ini data yang dicari adalah data persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar, latar belakang pekerjaan orang tua dan data minat siswa untuk menjadi guru. Data tersebut merupakan data primer.


(58)

1. Kuesioner

Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan tertulis yang kemudian dibagikan kepada siswa untuk dijawab dan hasil dari jawaban siswa dianalisis secara statistik. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar, latar belakang pekerjaan orang tua dan minat siswa untuk menjadi guru.

2. Dokumen

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari (Arikunto, 2006 :158).

H. Uji Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas Kuesioner

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti mencobakan instrumen pada siswa kelas 10 sekolah SMA St. Mikael Warak. Langkah ini disebut


(59)

dengan kegiatan uji coba instrumen. Untuk menguji validitas instrumen

menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai

berikut:

rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y) √{N∑X2 – (∑X)2}{N∑Y2 – (∑Y)2} Dengan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y

N = Jumlah responden

X = Skor total setiap item soal

Y = Skor total seluruh item soal

Kemudian nilai rxy tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel dengan

taraf signifikansi 5%. Jika rxy > r tabel maka soal tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai bahan penelitian itu layak atau tidak untuk dipakai. Kuesioner sebagai alat ukur perlu diuji validitasnya untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi suatu alat ukur, semakin tepat pula alat pengukurnya mengenai sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas suatu alat ukur, semakin jauh pula alat pengukur itu mengenai sasarannya. Pengujian telah dilaksanakan di sekolah SMA St. Mikael Sleman pada siswa-siswi kelas 10 A dan 10 B dengan jumlah responden 30 siswa. Jumlah responden sebesar 30 diketahui dk 28 (30-2) dengan r tabel sebesar


(60)

0,361 pada taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba validitas sebagai berikut :

a) Uji validitas variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar.

Hasil uji sembilan pertanyaan pada variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, adalah sebagai berikut :

Tabel III.5

Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Muru

No

Item rhitung rtabel Keterangan

1. 0,484 0,361 Valid

2. 0,479 0,361 Valid

3. 0,420 0,361 Valid

4. 0,575 0,361 Valid

5. 0,498 0,361 Valid

6. 0,473 0,361 Valid

7. 0,567 0,361 Valid

8. 0,427 0,361 Valid

9. 0,641 0,361 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk mengukur variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar guru

valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,361.

b) Uji validitas variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar.

Hasil uji delapan pertanyaan pada variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar, adalah sebagai berikut :

Tabel III.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Maya Mengajar

No


(61)

1. 0,669 0,361 Valid

2. 0,512 0,361 Valid

3. 0,645 0,361 Valid

4. 0,621 0,361 Valid

5. 0,412 0,361 Valid

6. 0,643 0,361 Valid

7. 0,664 0,361 Valid

8. 0,479 0,361 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk mengukur variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar valid

semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,361.

c) Uji validitas variabel persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar.

Hasil uji sembilan pertanyaan pada variabel persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar, adalah sebagai berikut :

Tabel III.7

Hasil Pengujiran Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Muru dalam Mengajar

No

Item rhitung rtabel Keterangan

1. 0,491 0,361 Valid

2. 0,574 0,361 Valid

3. 0,527 0,361 Valid

4. 0,403 0,361 Valid

5. 0,746 0,361 Valid

6. 0,631 0,361 Valid

7. 0,686 0,361 Valid

8. 0,605 0,361 Valid

9. 0,616 0,361 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk mengukur variabel persepsi siswa mengenai sikap guru dalam


(62)

mengajar valid semua karena corrected item – total correlation lebih

dari 0,361.

d) Uji validitas variabel minat siswa untuk menjadi guru

Hasil uji dua puluh sembilan pertanyaan pada variabel minat siswa untuk menjadi guru, adalah sebagai berikut :

Tabel III.8

Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi Muru

No

Item rhitung rtabel

Keterangan

1. 0,752 0,361 Valid

2. 0,811 0,361 Valid

3. 0,841 0,361 Valid

4. 0,749 0,361 Valid

5. 0,751 0,361 Valid

6. 0,685 0,361 Valid

7. 0,532 0,361 Valid

8. 0,632 0,361 Valid

9. 0,856 0,361 Valid

10. 0,703 0,361 Valid

11. 0,883 0,361 Valid

12. 0,745 0,361 Valid

13. 0,648 0,361 Valid

14. 0,811 0,361 Valid

15. 0,770 0,361 Valid

16. 0,865 0,361 Valid

17. 0,570 0,361 Valid

18. 0,782 0,361 Valid

19. 0,752 0,361 Valid

20. 0,844 0,361 Valid

21. 0,510 0,361 Valid

22. 0,734 0,361 Valid

23. 0,735 0,361 Valid

24. 0,733 0,361 Valid

25. 0,430 0,361 Valid

26. 0,806 0,361 Valid

27. 0,764 0,361 Valid

28. 0,772 0,361 Valid


(63)

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk mengukur variabel minat siswa untuk menjadi guru valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,361.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:

r11 = 2 x rxy 1 + rxy

Tetapi sebelum menggunakan rumus tersebut data diuji dengan menggunakan rumus koefisien korelasi dengan belah dua ganjil genap. Dengan rumus sebagai berikut:

rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y) √{N∑X2 – (∑X)2}{N∑Y2 – (∑Y)2} Dengan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y

N = Jumlah responden

X = Skor item soal ganjil

Y = Skor total soal genap

Jika sudah memperoleh nilai rxy kemudian nilai tersebut dimasukkan

dalam rumus Spearman-Brown. Apabila sudah diperoleh nilai dari rumus Spearman-Brown kemudian angkanya dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika r11 > r tabel maka soal tersebut dikatakan reliabel.


(64)

Dari hasil pengujian dengan taraf signifikansi 5% dengan jumlah responden 30 siswa, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:

Tabel III.9

Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Sebelum melakukan analisis regresi sederhana terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data sampel untuk memeriksa keabsahan sampel (Suharsimi, 314). Uji normalitas digunakan untuk mengetahui gejala-gelaja yang diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak.

Uji Normalitas dengan menggunakan rumus One-Sample

Kolmogrov Smirnov yaitu:

D = Max [Fo(X1) – Sn(X1)] Dimana:

D = Deviasi maksimum

Fo(X1) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

No Variabel yang diteliti Indeks Status

1 2 3 4

Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru

Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar

Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru Dalam Mengajar

Minat Siswa Untuk Menjadi Guru

0,803 0,839 0,862 0,970 Andal Andal Andal Andal


(65)

Sn(X1) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai F hitung > F tabel pada taraf signifikan 5% maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya jika nilai F hitung < F tabel maka distribusi data dikatakan normal.

Uji normalitas dimaksud untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar, latar belakang pekerjaan orang tua dan minat siswa untuk menjadi guru. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS 12 yang hasilnya

tampak sebagai berikut :

Tabel III.10 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

METODE EAYA SIKAP MINAT

N 52 52 52 52

Normal Parameters(a,b) MeanStd. Deviation 32.923.241 23.042.160 31.834.047 13.18684.17

Most Extreme Absolute .144 .133 .127 .086

Differences Positive Negative .144 -.138 .117 -.133 .097 -.127 .086 -.046

Kolmogorov-Smimov Z 1.041 .962 .919 .618

Asymp. Sig. (2-tailed) .228 .313 .367 .839

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Tabel III.11

Hasil Uji Normalitas Pekerjaan Orang Tua Bukan Muru

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pekerjaan 1

Minat

N 37

Normal Parameters(a,b) Mean 82.70 Std. Deviation 12.274


(66)

Most Extreme Differences

Absolute .101

Positive .101

Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z .612

Asymp. Sig. (2-tailed) .848

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Tabel III.12

Hasil Uji Normalitas Pekerjaan Orang Tua Bukan Muru

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pekerjaan 2

Minat

N 15

Normal Parameters(a,b) Mean 87.80 Std. Deviation 15.039 Most Extreme

Differences

Absolute .145

Positive .135

Negative -.145

Kolmogorov-Smirnov Z .563

Asymp. Sig. (2-tailed) .909

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dari pengujian normalitas data di atas terlihat bahwa variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar guru memiliki nilai

Kolmogorov-Smirnovhitung sebesar 1,041 dengan probabilitas (ρ) atau

nilai asymp. sig.nya sebesar 0,228. Dengan demikian ρ > 0,05 berarti

data variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar guru adalah normal. Variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar memiliki

nilai Kolmogorov-Smirnovhitung sebesar 0,962 dengan probabilitas (ρ)

atau nilai asymp. sig.nya sebesar 0,313. Dengan demikian ρ > 0,05

berarti data variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar adalah normal. Variabel persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar

memiliki nilai Kolmogorov-Smirnovhitung sebesar 0,919 dengan


(67)

S2 TC S2

demikian ρ > 0,05 berarti data variabel persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar adalah normal. Variabel minat siswa untuk

menjadi guru memiliki nilai Kolmogorov-Smirnovhitung sebesar 0,618

dengan probabilitas (ρ) atau nilai asymp. sig.nya sebesar 0,839.

Dengan demikian ρ > 0,05 berarti data variabel minat siswa untuk menjadi guru adalah normal.

Pengujian normalitas data variabel minat siswa untuk menjadi guru didasarkan pada pekerjaan orang tua. Distribusi data untuk minat siswa yang pekerjaan orang tuanya sebagai guru memiliki nilai

Kolmogorov-Smirnovhitung sebesar 0,563 dengan probabilitas (ρ) atau

nilai asymp. sig.nya sebesar 0,909, dan yang pekerjaan orang tuanya

bukan sebagai guru memiliki nilai Kolmogorov-Smirnovhitung sebesar

0,612 dengan probabilitas (ρ) atau nilai asymp. sig.nya sebesar 0,848 .

Dengan demikian ρ > 0,05 berarti data variabel minat siswa yang pekerjaan orang tuanya guru berdistribusi normal dan yang pekerjaan orang tuanya bukan guru juga berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat. Pengujian dengan menggunakan uji F dengan rumus:


(68)

Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan F tabel dengan taraf signifikan 5%. Jika F hitung < F tabel maka hubungan antar variabel bebas dan terikat adalah linier dan jika F hitung > F tabel maka hubungan antar variabel bebas dan terikat tidak linier.

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 12 dengan hasil tampak sebagai berikut:

Tabel III.13 Hasil Uji Linieritas Variebel Bebas Variabel

Terikat

df FHitung FTabel Kesimpulan

Persepsi siswa mengenai metode mengajar guru Minat siswa untuk menjadi Guru

9:41 1,200 2,08 Linier

Persepsi siswa mengenai gaya mengajar Minat siswa untuk menjadi Guru

8:42 1,336 2,17 Linier

Persepsi siswa mengenai sikap guru

dalam mengajar

Minat siswa untuk menjadi

Guru

13:37 0,487 1,57 Linier

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa:

a. Pada uji linieritas untuk hubungan antara persepsi siswa mengenai metode mengajar guru dengan minat siswa untuk menjadi guru diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,200 sedangkan nilai Ftabel dengan db

pembilang 9 dan penyebut 41, dan pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai F sebesar 2,08. Dengan demikian disimpulkan

bahwa hubungan antara persepsi siswa mengenai metode mengajar guru dengan minat siswa untuk menjadi guru adalah linier.


(69)

b. Pada uji linieritas untuk hubungan persepsi siswa mengenai gaya mengajar dengan minat siswa untuk menjadi guru diperoleh diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,336 sedangkan nilai Ftabel dengan db

pembilang 8 dan penyebut 42, dan pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai F sebesar 2,17. Dengan demikian disimpulkan

bahwa hubungan antara persepsi siswa mengenai gaya mengajar dengan minat siswa untuk menjadi guru adalah linier.

c. Pada uji linieritas untuk hubungan persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar dengan minat siswa untuk menjadi guru diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,487 sedangkan nilai Ftabel dengan db

pembilang 13 dan penyebut 37, dan pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai F sebesar 1,57. Dengan demikian disimpulkan

bahwa hubungan antara persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar dengan minat siswa untuk menjadi guru adalah linier.

2. Pengujian Hipotesis

Dari hasil uji normalitas dan linieritas data maka pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana (Sudhana, 2002: 325) dan uji beda mean, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga yaitu pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru, dan pengaruh persepsi siswa


(1)

PetuneukSPengisianSKuesioner

BagianSIS:SIdentitasSresponden BagianSIIS:SKuesioner

PetuneukSPengereaanSKuesioner

Bacalah pernyataan-pernyataan berikut dengan telitii Berilah tingkat persetujuan anda terhadap setiap pernyataan-pernyataan yang ada dengan memberikan tanda silang ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia pada lembar jawabi Alternatif jawaban yang tersedia adalah SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju), “Ya” dan “Tidak”i

Mohon kesediaannya untuk mengisikan secara tepat dan sejujurnya sesuai dengan keadaan diri andai Usahakan agar tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkani Dalam hal ini tidak ada penilaian baik dan buruk, juga tidak ada benar atau salahi

Selamat bekerja!

BagianSI IdentitasSResponden

NamaS :

KelasS :

Sekolah :

BagianSII Kuesioner

SkalaSPersepsiSSiswaSMengenaiSMetodeSmengaearSGuru

No Pernyataan SS S TS STS

1 Guru sering menggunakan metode ceramah sehingga menjenuhkani 2 Metode mengajar yang digunakan

guru tidak sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan sehingga sulit untuk dipahamii 3 Guru sering menggunakan metode

mengajar diskusi sehingga melibatkan siswa dalam kegiatan di kelas


(2)

guru tidak mengaktifkan siswai 5 Variasi metode mengajar guru

membuat saya tertarik untuk memperhatikan gurui

6 Metode mengajar guru monotoni 7 Penggabungan metode mengajar

ceramah dan tanya jawab yang guru gunakan sangat membantu saya dalam belajari

8 Metode mengajar dengan karya wisata atau study tour yang digunakan guru sangat membantu saya dalam pengembangan dan penambahan wawasan sayai

9 Metode mengajar yang digunakan guru sangat membantu saya menguasai pelajarani

SkalaSPersepsiSSiswaSMengenaiSGayaSMengaearSS

No Pernyataan SS S TS STS

1 Gaya mengajar guru membuat

saya tertarik mengikuti pelajaran 2 Saya bisa menerima pelajaran

dengan baik dengan gaya mengajar guru yang demokratisi 3 Gaya mengajar guru cenderung

membiarkan kegiatan siswa di kelas sehingga saya malas mengikuti pelajarani

4 Gaya mengajar guru otoriteri 5 Gaya mengajar dengan memberi

kebebasan kepada saya dalam kegiatan di kelas tetapi tetap ada aturan yang jelasi

6 Guru terlalu membebaskan siswa tanpa aturani

7 Gaya mengajar yang guru gunakan mempengaruhi peningkatan pemahaman saya terhadap pelajarani

8 Guru yang terlalu memaksakan kehendak pada siswa membuat saya sulit menerima pelajaran dengan baiki


(3)

No Pernyataan SS S TS STS 1 Guru bersikap bijaksana dan tertibi

2 Guru saya ramah dan bersahabati 3 Sikap guru yang tekun dan

bersemangat memberikan motivasi kepada saya untuk belajar dengan rajini

4 Sikap guru yang mau membantu tanpa pilih-pilih membuat saya lebih giat belajari

5 Guru sangat perhatian pada semua siswaii

6 Sikap guru yang bertanggung jawab terhadap tugasnyai

7 Guru pili-pilih pada siswai 8 Guru saya disiplini

9 Sikap guru yang tidak mendorong siswa untuk lebih giat belajari SkalaSMinatSSiswaSUntukSMeneadiSGuru

No Pernyataan SS S TS STS

1 Profesi guru sangat menarik untuk saya tekuni

2 Saya ingin menjadi guru karena ingin menjadikan generasi penerus bangsa yang berpendidikan dan pandaiii

3 Saya tertarik menjadi guru dengan kemampuan yang saya milikii

4 Saya tidak tertarik untuk menjadi guru karena hanya belajar dan mengajari

5 Saya tidak senang menjadi guru karena gaji yang kecili

6 Saya tidak ingin menjadi guru karena pekerjaan yang membosankani

7 Saya tidak menyukai profesi guru karena jasanya kurang dihargaii 8 Saya ingin menjadi karena

penampilannya rapi, sopan, dan praktisi

9 Saya ingin menjadi guru karena saya bisa terus belajar dan belajar dan memperkaya wawasan sayai

10 Saya ingin menjadi guru karena menjadi panutan masyarakati

11 Keinginan saya menjadi guru karena menjadi guru memiliki sikap dan perilaku yang baiki

12 Dengan menjadi guru saya bisa bergaul dengan banyak orangi


(4)

13 Saya menyukai profesi guru karena merupakan pekerjaan yang mulia dan menyenangkani

14 Saya ingin menjadi guru karena banyak peluang kerjai

15 Saya senang sekali apabila saya bisa menjadi guru karena merupakan cita-cita saya sejak kecili

16 Saya tertarik menjadi guru karena bisa mendidik generasi mudai

17 Jam kerja guru relatif singkat dibandingkan dengan bekerja di perusahaani

18 Guru mempunyai jenjang karir yang jelasi

19 Menjadi guru merupakan hal yang menarik untuk dilakukan karena merupakan pekerjaan muliai

20 Saya ingin menjadi guru karena ingin ikut berperan serta dalam meningkatkan pendidikan di Indonesiai

21 Guru merupakan profesi yang patut untuk dibanggakani

22 Saya senang menjadi guru karena

bisa mendapatkan penghasilan tambahan lain dari mengajar, seperti memberikan lesi

23 Kesabaran dan keuletan seorang guru menjadikan saya ingin menjadi gurui

24 Dengan menjadi guru saya akan lebih mengembangkan ilmu pengetahuan dan memiliki wawasan yang luasi

25 Pekerjaan guru tidak dapat diandalkan sebagai profesi karena secara ekonomi tidak menjamin kesejarteraan hidupi

26 Dengan menjadi guru saya dapat berbagi ilmu kepada orang laini 27 Profesi guru memberi kesempatan

saya untuk mengekspresikan ide/gagasani

28 Saya ingin menjadi guru karena saya memiliki ketrampilan mengajari 29 Saya ingin menjadi guru karena

situasi kerjanya nyaman tidak ada persaingani


(5)

SkalaSLatarSBelakangSPekereaanSOrangSTua

No Pernyataan Ya Tidak


(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa: studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA), Rempoa Ciputat, Tangerang Selatan.

1 50 115

Bagaimana Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta

1 5 90

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Keterampilan Mengajar Guru dan ‎Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas Xi ‎IPS SMA Negeri 1

0 2 19

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 19

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 13

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

0 1 18

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orangtua : studi kasus SMA St. Mikael Warak Sleman.

0 0 131

358065018 Pengaruh Metode Mengajar Guru Terhadap Minat Siswa

0 2 60

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI GURU

0 0 157