Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

J. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data pada penelitian ini digunakan structural equation modeling SEM dan dibantu dengan program statistik AMOS. Model ini merupakan model multivariat yang berupa analisis struktural. Model persamaan struktural, structural equation modeling SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit”, secara simultan Ferdinand, 2002 : 6. Hubungan yang rumit itu dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel yang dipengaruhi dependent dengan satu atau beberapa variabel yang mempengaruhi independent. Menurut Pedhazur dalam Wijaya, 2009: 2, SEM mengarah pada hubungan antar variabel endogen dan variabel eksogen, yang merupakan variabel tidak dapat diamati atau dihitung secara langsung atau laten. variabel eksogen selalu muncul sebagai variabel bebas pada semua persamaan yang ada dalam model. Sedangkan variabel endogen merupakan variabel terikat pada paling sedikit satu persamaan dalam model, meskipun di semua persamaan sisanya adalah variabel bebas. Besarnya ukuran sampel memiliki peran penting dalam interpretasi hasil SEM. Ukuran sampel memberikan dasar untuk mengestimasi sampling error. Dengan menggunakan model estimasi maximum likelihood ML minimum diperlukan jumlah sampel 100. Begitu sampel menjadi besar diatas 400- 500, maka metode maximum likelihood ML menjadi sangat sensitif dan selalu menghasilkan perbedaan secara signifikan sehingga ukuran goodness of fit menjadi jelek. Dari pernyataan tersebut, maka direkomendasikan bahwa ukuran sampel 150-400 harus digunakan untuk metode estimasi maximum likelihood ML. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Santoso 2007: 66, yang menyatakan metode maximum likelihood ML akan efektif pada jumlah sampel antara 150 data sampai 400 data. Beberapa konversi yang berlaku dalam diagram SEM Ferdinand, 2002 : 10 , adalah; 1. Variabel terukur measured variable Variabel terukur adalah variabel yang datanya harus dicari melalui penelitian lapangan atau survei. Variabel terukur sering disebut juga indicator variables, observed variables atau manifest variables yang digambarkan dalam bentuk segi empat atau bujur sangkar. Dalam penelitian ini variabel terukurnya, yaitu: a. Keadilan eksternal; keadilan pembayaran gaji secara eksternal, Keadilan tunjangan tambahan secara eksternal, keadilan promosi secara eksternal, keadilan dalam pemberian insentif secara eksternal, keadilan kenaikan pemberian gaji secara eksternal, keadilan aktualisasi diri secara eksternal. b. Keadilan distributif internal; keadilan dalam kenaikan pembayaran gaji secara internal, keadilan tunjangan tambahan secara internal, keadilan pemberian gaji secara internal, dan keadilan aktualisasi diri secara internal. c. Komitmen organisasi; kesenangan berdiskusi, perasaan terhadap masalah organisasi, perasaan bahwa perusahaan seperti bagian keluarga, berartinya perusahaan bagi karyawan, dan karyawan merasa memiliki perusahaan. d. Loyalitas karyawan; karyawan merasa setia pada perusahaan, menganggap perusahaan sebagai keluarga, dan perasaan untuk mencintai pekerjaan dan perusahaan. 2. Faktor latent variable Faktor adalah sebuah variabel bentukan yang dibentuk melalui indikator-indikator yang diamati dalam dunia nyata. Faktor sering juga disebut construct variables atau unobserved varia bles yang digambarkan dalam bentuk lingkar atau oval atau elips. Untuk membuat pemodelan SEM diperlukan beberapa langkah, yaitu: a. Pengembangan Model Teoretis Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoretis yang kuat. Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui komputasi program SEM. Oleh karena itu dalam pengembangan model teoretis, harus dilakukan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka yang intens guna mendapatkan justifikasi atas model teoretis yang dikembangkannya. Tanpa dasar yang kuat SEM tidak dapat digunakan. Hal ini disebabkan karena SEM tidak digunakan untuk menghasilkan sebuah model, tetapi digunakan untuk mengkonfirmasi model teoretis, melalui data empirik. Tujuan analisis ini adalah untuk melihat pengaruh keadilan terhadap komitmen organisasi dan loyalitas karyawan. Konstruk dimensi yang akan diteliti akan disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel III. 1 Variabel dan Indikator Penelitian Variabel Atribut Indikator Simbol Keadilan Eksternal Keadilan pembayaran gaji secara eksternal Keadilan tunjangan tambahan secara eksternal Keadilan promosi secara eksternal Keadilan dalam pemberian insentif secara eksternal Keadilan kenaikan pemberian gaji secara eksternal Keadilan aktualisasi diri secara eksternal X 1.1 X 1.2 X 1.3 X 1.4 X 1.5 X 1.6 Keadilan Distributif Internal Keadilan dalam kenaikan pembayaran gaji secara internal Keadilan tunjangan tambahan secara internal Keadilan pemberian gaji secara internal Keadilan aktualisasi diri secara internal X 2.1 X 2.2 X 2.3 X 2.4 Komitmen Organisasi Kesenangan berdiskusi Perasaan terhadap masalah organisasi Perasaan bahwa perusahaan seperti bagian keluarga Berartinya perusahaan bagi karyawan Karyawan merasa memiliki perusahaan Y 1.1 Y 1.2 Y 1.3 Y 1.4 Y 1.5 Loyalitas karyawan Karyawan merasa setia pada perusahaan Menganggap perusahaan sebagai keluarga Perasaan untuk mencintai pekerjaan dan perusahaan Y 2.1 Y 2.2 Y 2.3 b. Pengembangan diagram alur Path diagram Pada langkah kedua, model teoretis yang telah dibangun pada langkah pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram . Path diagram tersebut akan mempermudah melihat hubungan- hubungan kausalitas yang ingin diujinya. Sedemikian jauh, diketahui bahwa hubungan-hubungan kausal biasanya dinyatakan dalam bentuk persamaan. Akan tetapi, di dalam SEM hubungan kausalitas itu cukup digambarkan dalam sebuah path diagram , dan selanjutnya bahasa program akan mengkonvensi gambar- gambar persamaan, dan persamaan menjadi estimasi. Konstruk-konstruk yang dibangun dalam diagram alur, yaitu: 1 Konstruk eksogen Exogenous Constructs Konstruk eksogen dikenal juga sebagai “ source variables ” atau “ independent variables ” yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. 2 Konstruk endogen Endogenous Constructs Konstruk endogen adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen. Setelah pengembangan model teoretis dan konstruk – konstruk dibangun maka penelitian ini dapat dimodelkan dalam diagram alur sebagai berikut : Komitmen Organisasi Keadilan Eksternal Loyalitas karyawan Keadilan Distributif internal Y 1.1 Y 1 2 Y 1 3 Y 1 4 Y 1 5 X 1.4 X 1.5 X 1.3 X 1.1 X 1.2 X 1.6 Y 2.1 Y 2.2 Y 2.3 X 2.1 X 2.2 X 2.3 X 2.4 Gambar III. 1 Diagram Alur Path Diagram c. Konversi diagram alur ke dalam persamaan Setelah teori atau model teoretis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alur, peneliti dapat mengkonversi spesifikasi model tersebut kedalam rangkaian persamaan. Persamaan yang akan dibangun terdiri dari : 1 Persamaan-persamaan struktural structural equations Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Persamaan struktural pada dasarnya dibangun dengan pedoman berikut ini: Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + Erorr. Adapun persamaan tersebut, yaitu : ɳ 1 = ƴ 11 ξ 1 + ƴ 12 ξ 2 + ζ 1 ɳ 2 = ƴ 21 ξ 1 + ƴ 22 ξ 2 + β 21 + ζ 2 Dimana: ξ = Variabel laten eksogen untuk Variabel X ɳ = Variabel laten endogen untuk variabel Y X = Indikator variabel eksogen Y = Indikator variabel endogen ƴ = Hubungan langsung antara variabel eksogen terhadap variabel endogen β = Reggression Weight hubungan langsung antara variabel endogen dengan variabel endogen λ = Hubungan antara variabel laten eksogen maupun variabel laten endogen terhadap indikator-indikatornya ζ = Kesalahan dalam persamaan yaitu antara variabel laten eksogen danatau endogen terhadap variabel endogen = measurement error dari indikator variabel eksogen = measurement error dari indikator variabel endogen 2 Persamaan spesifikasi model pengukuran measurement model. Pada spesifikasi itu peneliti menentukan variabel mana mengukur konstruk mana, serta menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesakan antar konstruk atau variabel. Adapun persamaan tersebut, yaitu ; Persamaan pengukuran variabel eksogen: x 11 = λ 111 ξ 1 + 1 x 12 = λ 112 ξ 1 + 2 x 13 = λ 113 ξ 1 + 3 x 14 = λ 114 ξ 1 + 4 x 15 = λ 115 ξ 1 + 5 x 16 = λ 116 ξ 1 + 6 x 21 = λ 221 ξ 2 + 7 x 22 = λ 222 ξ 2 + 8 x 23 = λ 223 ξ 2 + 9 x 24 = λ 224 ξ 2 + 10 Persamaan pengukuran variabel eksogen: y 11 = λ 311 ɳ 1 + 1 y 12 = λ 312 ɳ 1 + 2 y 13 = λ 313 ɳ 1 + 3 y 14 = λ 314 ɳ 1 + 4 y 15 = λ 315 ɳ 1 + 5 y 21 = λ 421 ɳ 2 + 6 y 22 = λ 422 ɳ 2 + 7 y 23 = λ 423 ɳ 2 + 8 ζ 1 β 21 ƴ 21 ƴ 22 ƴ 12 ƴ 11 λ 224 λ 223 λ 222 λ 221 δ7 δ9 δ10 δ8 λ 423 λ 422 λ 421 Ԑ6 Ԑ7 Ԑ8 λ 315 λ 314 λ 313 λ 312 λ 311 Ԑ1 Ԑ2 Ԑ3 Ԑ 4 Ԑ5 X23 X24 X22 X21 Y13 Y14 Y15 Y12 Y11 ɳ 1 ɳ 2 ξ 2 ξ 1 Y21 Y22 Y23 λ 116 λ 115 λ 114 λ 113 λ 111 λ 112 δ 1 δ 3 δ 4 δ 5 δ 6 δ 2 X13 X14 X15 X12 X11 X16 ζ 2 Gambar III. 2 Diagram Alur Yang telah dikonversikan d. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model Perbedaan SEM dengan teknik-teknik multivariat lainnya adalah dalam input data yang digunakan dalam pemodelan dan estimasinya. SEM hanya menggunakan matriks varians atau kovarians atau matriks korelasi sebagai data input keseluruhan estimasi yang dilakukannya. Teknik Estimasi yang tersedia dalam AMOS 18.0 adalah : 1 Maximum Likehood Estimation ML 2 Generalized Least Square Estimation GLS 3 Unweigthed Least Square Estimation ULS 4 Scale Free Least Square Estimation SLS 5 Asymptotically Distribution-Free Estimation ADF Berikut ini dikemukan beberapa teknik estimasi yang dapat dipilih berdasarkan besarnya sampel yang digunakan sebagai berikut : Tabel III. 2 Memilih Teknik Estimasi Pertimbangan Teknik yang dapat dipilih Keterangan Bila asumsi normalitas dipenuhi dan ukuran sampel kecil 100-200 ML ULS dan SLS biasanya tidak menghasilkan uji χ 2 , karena itu tidak menarik perhatian peneliti. Bila asumsi normalitas dipenuhi dan ukuran sampel antara 200-500 ML dan GLS Bila ukuran sampel kurang dari 500, hasil GLS cukup baik. Bila asumsi normalitas kurang dipenuhi dan ukuran sampel lebih dari 2500 ADF ADF kurang cocok bila ukuran sampel kurang dari 2500 Dalam penelitian ini teknik estimasi dalam structural equation modeling yang digunakan adalah maximum likehood estimation ML, karena sampel yang digunakan sebanyak 130 responden. e. Kemungkinan munculnya masalah identifikasi Problem indetifikasi dapat muncul melalui gejala berikut ini: 1 Standard error untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangat besar. 2 Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya disajikan. 3 Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif. f. Evaluasi kriteria goodness-of-fit Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodness-of-fit . Untuk itu tindakan pertama yang dilakukan adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsi-asumsi SEM.

K. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik