Pembahasan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata komitmen organisasi sebesar 4,350, hal ini membuktikan bahwa karyawan merasa kesenangan berdiskusi, perasaan terhadap masalah organisasi, perasaan bahwa perusahaan seperti bagian keluarga, berartinya perusahaan bagi karyawan, dan karyawan merasa memiliki perusahaan yang membentuk komitmen organisasi yang dimiliki karyawan sudah baik karena nilainya mendekati nilai 5, sedangkan rentangnya dari 1 sampai 5 berdasarkan penilaian skala likert. Dari tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata loyalitas karyawan sebesar 4,403, hal ini membuktikan bahwa karyawan merasa setia pada perusahaan, menganggap perusahaan sebagai keluarga dan perasaan untuk mencintai pekerjaan dan perusahaan menunjukkan tingkat loyalitas yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan tempat mereka bekerja sudah baik karena nilainya mendekati nilai 5, sedangkan rentangnya dari 1 sampai 5 berdasarkan penilaian skala likert.

G. Pembahasan

Berikut ini pembahasan hasil penelitian menggunakan structural equation modeling SEM , yaitu : 1. Diterimanya hipotesis pertama tentang keadilan eksternal berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi, menunjukkan bahwa semakin tinggi keadilan eksternal maka semakin tinggi juga komitmen yang dimiliki karyawan dalam organisasi. Hasil ini juga menunjukkan bahwa apabila penghasilan yang diterima karyawan yang berupa gaji, promosi, dan penghasilan tambahan lainnya itu dirasa lebih baik dibandingkan dengan pihak lain, maka semakin tinggi rasa kepemilikan terhadap perusahaannya. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat keadilan eksternal seorang karyawan, maka semakin tinggi komitmen organisasionalnya. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Russ dalam Maryanto 2006: 43, yang menyatakan bahwa karyawan yang merasa diperlakukan secara adil akan diidentifikasikan punya loyalitas yang lebih tinggi terhadap organisasi. Hal ini didukung oleh pendapat Roberts et al. dalam Maryanto, 2006: 43, yang menyatakan bahwa keadilan eksternal memainkan peranan penting terhadap komitmen organisasi dan keinginan karyawan untuk keluar dari organisasi. 2. Ditolaknya hipotesis kedua tentang keadilan eksternal berpengaruh positif terhadap loyalitas karyawan dalam organisasi, menunjukkan bahwa keadilan ekstenal tidak berpengaruh terhadap loyalitas karyawan. Parameter estimasi keadilan eksternal terhadap loyalitas karyawan dalam organisasi pada tabel V.11 menunjukkan nilai C.R. = -1,185 lebih kecil dari 2.58. Hasil ini jika dikonfirmasikan dengan kriteria yang telah ditentukan termasuk tidak signifikan, yang artinya tidak ada pengaruhnya. Ditemukannya hasil penelitian ini, maka konsep tentang gaji, promosi, dan penghasilan tambahan lainnya, belum tentu berdampak pada tingkat loyalitas yang dimiliki oleh karyawan dalam organisasi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas yang dimiliki oleh karyawan, seperti; kepuasan kerja, komunikasi yang efektif, motivasi yang diberikan oleh perusahaan, tempat kerja yang nyaman, pengembangan karir, pengadaan pelatihan dan pendidikan karyawan, partisipasi kerja, pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja, serta hubungan dengan karyawan lain. Hal ini didukung juga oleh pernyataan Maria Dhewi dalam Mangkuprawira dan Hubies, 2007:161, yang menyatakan bahwa loyalitas adalah kepatuhan atau kesetiaan, apabila seorang karyawan bekerja pada suatu perusahaan yang telah memberikan fasilitas maka kesetiaan karyawan akan semakin besar dan menyebabkan karyawan menjadi lebih giat. 3. Diterimanya hipotesis ketiga tentang keadilan distributif internal berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keadilan distributif internalnya maka semakin tinggi komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan. Hasil ini mendukung hasil penelitian Dubinsky dalam Maryanto, 2006: 33, yang menyatakan bahwa tingkatan pembayaran, aturan pembayaran dan tugas yang diberikan sebagai bentuk keadilan distributif secara positif berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Selain itu, kepuasan kerja juga berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Dengan demikian keadilan pembayaran memberikan kontribusi penting dalam memprediksi komitmen organisasi. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Maryanto 2006: 44, yang menyatakan jika kontribusi dapat seimbang dengan imbalan yang diterima cendrung memberikan reaksi yang positif terhadap komitmen organisasi. 4. Ditolaknya hipotesis keempat menunjukkan bahwa keadilan distributif internal tidak berpengaruh terhadap loyalitas karyawan dalam organisasi. Parameter estimasi keadilan distributif internal terhadap loyalitas karyawan dalam organisasi pada tabel V.11 menunjukkan nilai C.R. = 0,993 lebih kecil dari 2.58. Hasil ini jika dikonfirmasikan dengan kriteria yang telah ditentukan termasuk tidak signifikan, yang artinya tidak ada pengaruhnya. Ditemukannya hasil penelitian ini, maka konsep tentang pemberian gaji, tunjangan tambahan, kenaikan gaji, dan aktualisasi diri secara adil belum tentu berdampak pada loyalitas yang dimiliki karyawan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas yang dimiliki oleh karyawan, seperti; kepuasan kerja, komunikasi yang efektif, motivasi yang diberikan oleh perusahaan, tempat kerja yang nyaman, pengembangan karir, pengadaan pelatihan dan pendidikan karyawan, partisipasi kerja, pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja, serta hubungan dengan karyawan lain. Untuk kebutuhan aktualisasi diri misalnya jadi pemimpin atau kepala bagian, tidak perlu didistribusikan secara adil akan tetapi diperlukan persayaratan-persaratan khusus yang menjadi tolok ukur, sehingga para karyawan yang bisa mengisi bagian- bagian tertentu tersebut benar-benar cakap sesuai dengan kualifikasi yang telah ditentukan. 5. Diterimanya hipotesis kelima tentang komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap loyalitas karyawan dalam organisasi, menunjukkan bahwa semakin tinggi komitmen organisasi maka semakin tinggi juga tingkat loyalitas atau kesetiaan yang dimiliki karyawan dan semakin tinggi juga komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan. Hasil ini mendukung hasil penelitian Steers dalam Maryanto, 2006: 35, menyatakan bahwa komitmen organisasi ditemukan sebagai indikator yang lebih baik kepada kepuasan kerja dalam menetukan keinginan karyawan untuk mempertahankan organisasi atau meninggalkan organisasi, maka keinginan karyawan untuk keluar organisasi sebagai variable outcome , nilai atau tinggi rendahnya akan tergantung dan dipengaruhi oleh komitmen organisasinya. Hasil ini juga mendukung pernyataan Robbins dan Coultler 2007: 57, yang menyatakan bahwa Komitmen organisasi adalah tingkat dimana karyawan diidentifikasikan dengan sebuah organisasi tertentu dan tujuannya serta berharap untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi. Pernyataan ini juga hampir senanda dengan yang diungkapkan oleh Russ dalam Maryanto, 2006: 35, yang menyatakan bahwa persepsi keadilan meningkatkan komitmen sikap dan mengurangi keinginan untuk mencari pekerjaan. Dengan demikian organisasi merupakan representasi persetujuan dari pihak karyawan terhadap tujuan dan sasaran dari organisasi serta sikap bersedia untuk bekerja dan untuk mencapai tujuan organisasi. 134

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN