12
gembira dari Malaikat Gabriel. Maria dengan ketaatannya menerima kehendak Allah tersebut. Selain itu dengan ketaatannya pula Maria dengan setia
mempertahankan persatuannya dengan Putra-Nya hingga wafat di Salib. Ia mau menanggung penderitaan yang dahsyat bersama Putra-Nya yang tunggal, dengan
hati keibuan-Nya Ia menggabungkan diri dengan korban-Nya, dan penuh kasih menyetujui persembahan korban yang dilahirkan-Nya. Dan akhirnya oleh Yesus
Kristus itu juga, menjelang wafat-Nya di Kayu Salib, Ia dikaruniakan kepada murid menjadi Bundanya dengan kata-
kata ini: “ Ibu, inilah, anakmu” Yoh 19:
27.
2. Penghayatan Iman Bunda Maria
a. Maria Menyimpan Segala Perkara di dalam Hatinya
“Maria menyimpan segala perkara itu di
dalam hatinya dan
merenungkannya” Luk 2:19, ketika Maria mendengar sesuatu yang kurang jelas,
Maria tidak
langsung mengungkapkan
atau banyak
bertanya tetapi
menempatkannya menjadi bahan doa atau permenungan, seperti halnya Yesus berumur 12 tahun. Maria dan Yosef mencari-cari Yesus yang ketika itu tinggal di
Bait Allah dan ketika bertemu dengan Yesus berkatalah Yesus : “ Mengapa kamu
mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah
BapaKu?” Luk 2:49. Ketika seorang ibu bertanya dan
mendapatkan jawaban seperti itu dari anaknya kiranya sang ibu akan marah-marah kepada anaknya,
tetapi sama sekali Maria menyimpan segala perkara di dalam hatinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Penyerahan Diri
“Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” Luk 1:38. Sabda Tuhan itulah
yang menjadi pusat hidup Bunda Maria. Bunda Maria terlibat di dalam rencana keselamatan Allah secara utuh. Sikap penyerahan diri Bunda Maria ini
sesungguhnya merupakan buah iman Bunda Maria yang tidak mengandalkan diri pada kekuatannya sendiri tetapi kepada kuasa Allah yang menaungi dan akan
menyertai dengan berbagai rahmat yang lain. c.
Pendoa Doa Bunda Maria dengan hati semakin lama semakin membuahkan
keakraban dengan Yesus yang lebih mendalam, yaitu tidak hanya bertindak sebagai ibu jasmani bagi Yesus, melainkan menjadi rekan sekerja dengan Yesus
Yoh 2:4. Doa hati inilah yang menjadikan Bunda Maria mengerti segala sesuatu yang terjadi atas dirinya dalam menyambut Allah. Dengan berdoa seperti itu,
yaitu menyimpan dan merenungkan dalam hati, Bunda Maria mengajarkan kepada kita bagaimana bersikap benar dan berdoa benar kepada Allah. Semakin dekat
dengan Tuhan, orang semakin merasa dirinya kecil, lemah dan tak pantas. Kita diajak untuk berdoa dengan seluruh hati, dengan segala kerendahan hati dan
dengan segala penyerahan diri. Doa Maria sungguh doa seorang hamba, yang kenal betul akan Tuhannya.