8
A. Penghayatan Iman 1.
Penghayatan Iman Sebuah refleksi
Para Mahasiswa yang didampingi, adalah pribadi yang beriman pada Yesus Kristus, yang dalam hidupnya mengharapkan keselamatan. Kepenuhan
keselamatan itu akan dialami bila pewahyuan pribadi Yesus Kristus ditanggapi oleh manusia. Tanggapan atas pewahyuan Allah dalam Yesus Kristus inilah yang
disebut iman Kristiani. Secara nyata iman yang dimengerti sebagai tanggapan atas pewahyuan itu nampak dalam bentuk perbuatan-perbuatan nyata. Jika seorang
menyatakan dirinya beriman kepada Allah dalam Yesus Kristus, dia harus menghayati hal ini dalam hidupnya. Jadi orang yang beriman sebetulnya adalah
orang yang berbuat sesuatu Yak 2:17. Penghayatan iman merupakan tindakan nyata ini menyangkut dua bentuk,
yaitu: a.
Yang meliputi kekhususan sesuai agamanya dan diketahui oleh kelompok orang yang menganut agama yang bersangkutan. Bentuk perbuatan yang
menampakkan orang sebagai orang Kristiani mengungkapkan iman Kristen yang dihayati oleh orang yang bersangkutan. Bentuk-bentuk pengungkapan
iman Kristiani tersbut misalnya: Perayaan Ekaristi di paroki tempat tinggal atau atau kost mahasiswa-mahasiswi, ibadat sabda, pendalaman iman, dan
doa-doa yang biasa dilakukan sebelum dan sesudah makan. b.
Bentuk penghayatan iman dalam seluruh tindakan manusia, dalam hidup dan kuliah sehari-hari yang dilakukan dengan tanggungjawab dan demi
perjuangan hidup manusia, disebut perwujudan iman. Dalam perwujudan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
iman. Tidak lagi dapat dilihat apakah orang tersebut beriman Kristen atau tidak. Pada umumnya perbuatan morallah yang menjadi perwujudan iman,
misalnya mengikuti perkuliahan dengan baik, mendengarkan dosen ketika dosen sedang menerangkan materi, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh dosen. Berbagai bentuk ini dapat disebut sebagai perwujudan iman, sejauh mahasiswa dan mahasiswi melakukannya dengan penuh tanggung
jawab. Penghayatan iman Kristiani yang sejati tentu saja menempatkan dua
bentuk tersebut sebagai hal yang penting dan harus dilaksanakan secara seimbang. Pengungkapan iman tanpa perwujudan dalam hidup tidaklah nyata dan
perwujudan iman tanpa dilengkapi dengan pengungkapan iman akan kehilangan kejelasannya dan ada bahaya hanya akan menjadi kepentingan manusia belaka.
2. Pengertian Iman
Iman adalah penyerahan diri secara total kepada Allah yang menyatakan
diri tidak karena terpaksa, melainkan “sukarela” KWI, 1996: 128. Iman juga
dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan. Untuk mencapai taraf iman orang harus terlebih dahulu percaya. Orang dapat percaya akan sesuatu hanya jika ia
mengetahuinya, oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mengetahui apa yang kita imani.
Iman dalam diri seseorang sangatlah pentingnya karena iman merupakan suatu aspek yang esensial dari konversi. Bersama dengan pertobatan, keduanya
merupakan keharusan dalam keselamatan. Dengan beriman dapat mengantarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI