10
kita pada suatu keselamatan karena iman adalah sarana yang dengannya kita diselamatkan Roma 10:9, dan jalan menuju pengharapan yang pasti Ibr 11:1.
Sampai saat kebangkitan, kita dijaga oleh kuasa Allah melalui iman I Ptr 1:5. Berikut ini akan diuraikan pokok-pokok iman menurut KWI 1996: 127-
130 dalam bu
ku “Iman Katolik” sebagai berikut:
a. Iman adalah Anugerah
Tuhan yang diimani jauh mengatasi yang mengimani-Nya. Tuhan adalah Mahatinggi dan tak terjangkau oleh manusia. Dengan kekuatan sendiri tidak
mungkin manusia mengenal dan berhubungan dengan Tuhan. Demi melengkapi kekurangan dan demi kebaikan manusia, Tuhan memperkenalkan sabda-Nya,
kehendak-Nya, perintah-Nya dan diri-Nya. Melalui iman Tuhan memberikan Sabda-Nya, kehendak-Nya, perintah-Nya dan manusia menjawabnya. Iman
merupakan jawaban
dan tanggapan
manusia terhadap
Tuhan yang
memperkenalkan Sabda, kehendak, perintah dan diri-Nya KWI, 1996: 129.
b. Iman adalah Keputusan
Dalam iman manusia mengenal Tuhan sebagai yang paling diandalkan dan mendatangkan kebaikan padanya KWI, 1996: 129. Oleh karena itu, untuk
beriman dari pihak manusia harus ada keputusan. Manusia harus menentukan apakah berhadapan dengan Tuhan yang dapat diandalkan dan mendatangkan
kebaikanNya itu manusia berani dan mau memutuskan untuk menyerahkan diri kepadaNya. Iman berarti memilih, sehingga iman bukan hal yang otomatis apalagi
kebetulan terjadi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
c. Iman adalah Keterlibatan
Iman berasal dari inisiatif Tuhan dan merupakan anugerahNya, dan merupakan hasil jawaban manusia yang diambil dalam keputusan bebas KWI,
1996: 128. Iman membawa akibat pada hidup orang yang beriman. Orang beriman sejati menyerahkan diri kepada Tuhan, membiarkan dirinya berada di
bawah bimbingan Tuhan dan di bawah kepenuhan hidup dan masa depan yang mampu dibuatNya. Iman yang menuntut keterlibatan, membawa kesetiaan dalam
segala hal dan sepanjang hidup terikat pada Tuhan dan kehendakNya. Oleh karena itu iman tidak hanya menyangkut budi, tetapi seluruh diri manusia; cipta, rasa,
karsa dan karya Hardjana, 1993: 57-58.
B. Pengertian Penghayatan Iman Bunda Maria 1.
Bunda Maria
Bunda Maria adalah seorang perawan yang tinggal di Nazaret, Galilea. Maria adalah anak dari anak Yoakim dan Anna. Sebagai seorang Yahudi tentu
saja Maria mengharapkan kedatangan seorang Mesias, Juru selamat dunia. Ketika Allah hendak melaksanakan karya penyelamatan dan penebusan dunia, Allah
memilih Maria yang adalah seorang perempuan yang taat pada hukum Taurat”
Gal 4:4-5 untuk mengandung Sang Juru Selamat. Dalam kehidupan umat Kristiani Bunda Maria dapat dijadikan teladan atau
spirit dalam menjalani hidup sehari-hari. Banyak yang bisa kita teladani dari kisah hidup seorang Maria itu sendiri. Dalam Lumen Gentium art 57 dan 58
ketaatannya kepada Allah yang digambarkan ketika Maria menerima kabar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
gembira dari Malaikat Gabriel. Maria dengan ketaatannya menerima kehendak Allah tersebut. Selain itu dengan ketaatannya pula Maria dengan setia
mempertahankan persatuannya dengan Putra-Nya hingga wafat di Salib. Ia mau menanggung penderitaan yang dahsyat bersama Putra-Nya yang tunggal, dengan
hati keibuan-Nya Ia menggabungkan diri dengan korban-Nya, dan penuh kasih menyetujui persembahan korban yang dilahirkan-Nya. Dan akhirnya oleh Yesus
Kristus itu juga, menjelang wafat-Nya di Kayu Salib, Ia dikaruniakan kepada murid menjadi Bundanya dengan kata-
kata ini: “ Ibu, inilah, anakmu” Yoh 19:
27.
2. Penghayatan Iman Bunda Maria
a. Maria Menyimpan Segala Perkara di dalam Hatinya
“Maria menyimpan segala perkara itu di
dalam hatinya dan
merenungkannya” Luk 2:19, ketika Maria mendengar sesuatu yang kurang jelas,
Maria tidak
langsung mengungkapkan
atau banyak
bertanya tetapi
menempatkannya menjadi bahan doa atau permenungan, seperti halnya Yesus berumur 12 tahun. Maria dan Yosef mencari-cari Yesus yang ketika itu tinggal di
Bait Allah dan ketika bertemu dengan Yesus berkatalah Yesus : “ Mengapa kamu
mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah
BapaKu?” Luk 2:49. Ketika seorang ibu bertanya dan
mendapatkan jawaban seperti itu dari anaknya kiranya sang ibu akan marah-marah kepada anaknya,
tetapi sama sekali Maria menyimpan segala perkara di dalam hatinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Penyerahan Diri
“Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” Luk 1:38. Sabda Tuhan itulah
yang menjadi pusat hidup Bunda Maria. Bunda Maria terlibat di dalam rencana keselamatan Allah secara utuh. Sikap penyerahan diri Bunda Maria ini
sesungguhnya merupakan buah iman Bunda Maria yang tidak mengandalkan diri pada kekuatannya sendiri tetapi kepada kuasa Allah yang menaungi dan akan
menyertai dengan berbagai rahmat yang lain. c.
Pendoa Doa Bunda Maria dengan hati semakin lama semakin membuahkan
keakraban dengan Yesus yang lebih mendalam, yaitu tidak hanya bertindak sebagai ibu jasmani bagi Yesus, melainkan menjadi rekan sekerja dengan Yesus
Yoh 2:4. Doa hati inilah yang menjadikan Bunda Maria mengerti segala sesuatu yang terjadi atas dirinya dalam menyambut Allah. Dengan berdoa seperti itu,
yaitu menyimpan dan merenungkan dalam hati, Bunda Maria mengajarkan kepada kita bagaimana bersikap benar dan berdoa benar kepada Allah. Semakin dekat
dengan Tuhan, orang semakin merasa dirinya kecil, lemah dan tak pantas. Kita diajak untuk berdoa dengan seluruh hati, dengan segala kerendahan hati dan
dengan segala penyerahan diri. Doa Maria sungguh doa seorang hamba, yang kenal betul akan Tuhannya.
14
3. Keteladanan Maria melalui Peristiwa-peristiwa dalam Doa Rosario
Menurut Rosarium Virginis Mariae art. 20-23 dalam berdoa Rosario terdapat 4 peristiwa yaitu Peristiwa Gembira, Peristiwa Terang, Peristiwa Sedih,
dan Peristiwa Mulia. Berikut ini akan dijabarkan secara lebih rinci keteladanan Maria berdasarkan peristiwa-peristiwa dalam doa Rosario:
a. Peristiwa Gembira
Peristiwa Gembira yang pertama “Maria Menerima Kabar Gembira dari Malikat Gabriel” Luk 1:26
-38. Salam dari Malaikat Gabriel kepada gadis
Nazaret dikaitkan dengan undangan mesianis, “Bersukacitalah, Maria”. Seluruh
sejarah keselamatan, dalam arti tertentu seluruh sejarah dunia, telah dituntun kepada salam ini adalah rencana Bapa untuk menyatukan segala sesuatu dalam
Kristus. Ef 1:6. Maka seluruh alam dengan cara tertentu disentuh dengan penuh kasih oleh perkenan ilahi; dengan perkenan ini Bapa menaruh hati pada Maria dan
mengangkatnya menjadi Bunda Putra-Nya. Karena hal ini, seluruh umat manusia menyatakan bahwa Maria dengan tulus ikhlas menyetujui kehendak Allah RVM
art. 20. Sikap iman Maria yang sikap tulus ikhlas menerima undangan Allah untuk
mengandung Putra Allah mengartikan bahwa Maria meyerahkan dirinya secara
total pada kehendak Allah. Ungkapannya “Terjadilah padaku menurut kehendak
-
Mu” inilah merupakan sikap iman yang penyerahan total atas rencana Allah pada
dirinya. Inilah dan teladan Gereja yang ulung LG, art. 53. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Selain itu, pada Peristiwa Gembira yang ke lima “Yesus diketemukan dalam Bait Allah” Luk 2:41
-52 nampak juga sikap iman Maria yakni dengan menyimpan segala perkara dalam hatinya. Maria tidak segera memarahi Yesus
ketika ia menemukan-Nya di Bait Allah tetapi Maria justru menyimpannya dalam hati. Menyimpan dalam hati segala perkara di sini bukan berarti Maria tidak mau
tahu dengan apa yang dilakukan Yesus tetapi mengandung arti sebenarnya bahwa ia merenungkan dalam hatinya dan dibawanya dalam doa. Sikap dan keteladanan
Maria yang selalu membawa setiap perkara dalam hatinya dan dibawa dalam doa merupakan suatu sikap yang patut diteladani.
b. Peristiwa Terang
Peristiwa Terang yang ke dua “
Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta
pernikahan di Kana” Yoh 2:11 merupakan pewahyuan yang dinyatakan sendiri
oleh Bapa pada pembaptisan Yesus di Sungai Yordan dan digemakan oleh
Yohanes Pembaptis, serta diucapkan oleh Maria di Kana, “Lakukan apa yang I
a
katakan” Yoh 2:5. Amanat ini menjadi amanat bundawi terbesar yang
disampaikan Maria kepada Gereja di setiap zaman. Amanat ini merupakan pengantar yang tepat untuk kata-kata dan tanda-tanda yang dibuat Yesus dalam
pelayanan di hadapan umum, dan ini menjadi dasar keyakinan bahwa sungguh
terlibat dalam semua “Peristiwa Terang”
RVM art. 21. Dalam peristiwa di kana ini tidak banyak menceritakan tetang Maria tetapi
pada akhir dari kisah ini pemimpin pesta bertanya pada mempelai laki-laki mengapa anggur yang baik tidak dikeluarkan lebih dahulu. Para pelayan yang tahu
16
asal-usul anggur tidak memberitahu pemimpin pesta apa yang sesungguhnya telah terjadi, begitu pula dengan Maria. Di sini terlihat suatu sikap kerendahan hati
Maria yang tidak ingin menonjolkan diri akan setiap pengalaman hebat yang ia alami apalagi peristiwa ini melibatkan putranya yakni Yesus. Hal ini bisa saja
membuat Maria menjadi bangga dan sombong ketika melihat Putranya mengubah air menjadi anggur tetapi sebaliknya Maria tetap rendah hati. Inilah sikap iman
yang perlu diteladani dari Maria.
c. Peristiwa Sedih Dalam peristiwa sedih ini, hampir semua bagian dari peristiwa ini
menceritakan Maria yang selalu setia dan penuh ketabahan hati menyaksikan
PutranyaYesus disiksa dan wafat di salib. “Da
n dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-
Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena...” Yoh.19: 25
- 27. Kutipan ini menujukan bahwa ada sebuah relasi yang dekat dengan Yesus.
Maria selalu hadir dan menyaksikan penderitaan Putra-Nya, bahkan sampai wafat di kayu salib. Paus Yohanes Paulus II menyebutkan bahwa penderitaan Bunda
Maria di kaki salib ini merupakan pengosongan “
Kenosis
” iman yang terdalam
yang pernah terjadi dalam sejarah manusia. Di kaki salib itulah dipenuhinya
nubuat Simeon, “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri” Luk 2:35.
Di sinilah keagungan dan kesempurnaan Maria yaitu mengutamakan kehendak Allah, walupun harus menempuh jalan penderitaan. Maria menghadapi semua itu
dengan penuh ketabahan hati. Selain itu, dalam diri Maria dapat pula ditemukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI