23
yang bangkit, mengalaminya dalam lubuk hati yang terdalam, dan
menyebarkannya RVM art. 40. Berdasarkan uraian mengenai doa Rosario di atas maka dapat dirumuskan
bahwa doa Rosario adalah sebuah sarana doa yang sederhana dan sangat mendalam yang berciri khas Maria tetapi pada intinya mengarah pada
Kristosentris, di mana orang dapat menyerahkan beban-bebannya kepada Kristus dan Bundanya yang murah hati.
3. Asal-usul Doa Rosario
Buku yang bejudul Doa Rosario: Menatap Untuk Menjadi Serupa karangan Georges Madore, SMM menceritakan tentang sejarah Rosario, bahwa
Doa Rosario merupakan hasil suatu proses panjang yang ditimbulkan oleh bermacam-macam bentuk devosi Maria pada abad pertengahan. Berikut ini garis
besar terjadinya bentuk Rosario sebagaimana kita mengenalnya dewasa ini. Pada
abad ke 9, kaum awam yang “bertobat” kepada hidup religuis para “convers”
menjadi anggota komunitas monastik. Namun karena buta huruf mereka tidak bisa ikut dalam ibadat hariannya yang terdiri dari pendarasan 150 mazmur. Mereka
dianjurkan untuk mendasarkan 150 kami sebagai penggantinya, sambil menghitung jumlahnya dengan batu-batu kecil dalam sebuah kantong atau dengan
menggunakan simpul-simpul pada sebuah tali. Abad ke 11, Santo Petrus Damianus memprakarsai kebiasaan mendaraskan
150 Salam Maria sebagai ganti Bapa Kami. Saat itu, mereka punya kebiasaan membuat suatu gerakan badan pada setiap Salam Maria bungkuk atau berlutut.
24
Kemudian pada Abad ke 12, muncul berbagai rumusan doa atau pengulangan Salam Maria yang dikaitkan
dengan perayaan berbagai “peristiwa”
misteri: 15 Salam Maria untuk 15 kegembiraan Maria; 7 Salam Maria untuk ketujuh
kedukaan atau ketujuh kegembiraan Maria; 33 Salam Maria untuk ke 33 tahun kehidupan Yesus; 63 Salam Maria untuk ke 63 tahun kehidupan Maria.
Pada abad ke 13, beberapa teolog yang ingin mengungkapkan arti Kristiani mazmur-
mazmur Perjanjian Lama, menyusun “Kitab Mazmur Tuhan kita Yesus Kristus”, suatu seri 150 pujian untuk menghormati Yesus Kristus, berdasarkan
penafsiran Kristiani Kitab Mazm
ur. Tidak lama kemudian muncul “Kitab Mazmur Perawan Maria” disusun menurut pola yang sama. Maka, selama beberapa tahun
umat Kristiani dapat memilih antara berbagai jenis “Rosario” :
a. 150 Bapa Kami
b. 150 Salam Maria
c. 150 pujian kepada Kristus
d. 150 pujian kepada Maria.
Pada abad ke 14, seorang biarawan asal daerah sungai Rhein, Hendrik dari Kalkar, meluncurkan gagasan untuk membagikan 150 Salam Maria dalam
puluhan yang dipisahkan oleh sebuah Bapa Kami. Kemudian abad ke 15, menjelang tahun 1410, seorang biarawan Kratusia asal Jerman, Dominicus
Prutenus, menyusun seri 50 seruan pendek untuk disisip dalam setiap Salam Maria untuk mendukung permenungan peristiwa-peristiwa. Pada tahun 1470,
seorang Dominikan asal Bretanye, Alan de la Roche mendirikan perserikatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Rosario pertama. Gerakan ini akan menyebar ke seluruh Eropa dan memberikan sumbangan besar dalam menyebarluaskan kebiasaan berdoa Rosario.
Pada abad ke 16, setelah penemuan percetakan ada kemungkinan menyertakan gambar pada setiap 150 peristiwa Kitab Mazmur Santa Perawan.
Namun, untuk menghemat tempat, mereka hanya sampai menyertakan gambar pada gagasan ke 15 Bapa Kami. Dari situlah lahir ke 15 peristiwa yang masih kita
pakai sampai hari ini. Sekitar zaman yang sama bagian kedua Salam Maria mulai tersebar di tengah masyarakat. Maka, Rosario dapat didaraskan di luar kepala dan
dalam kelompok yang sahut-bersahutan. Doa Rosario sebagai salah satu sarana latihan kekudusan yang terbaik dan
berharga berkembang dalam sejarah kehidupan orang kudus. Sehubungan dengan hal tersebut, Bapa Suci Paulus II mengenang kembali peranan para tokoh Gereja
pada masa itu yang telah menemukan jalan lurus untuk menjadi kudus dalam doa Rosario. Bapa Suci menyebut St.Louis Marie Grignion de Montfort yang menulis
karya ulung mengenai Rosario. Dan secara khusus, Bapa Suci menampilkan seorang tokoh pecinta Rosario yang disebut sebagai rasul sejati doa Rosario, yakni
Beato Bartolo Longo. RVM art.8 Bapa Suci Yohanes Paulus II menyatakan bahwa Beato Bartolo Longo
memiliki kharisma khusus. Langkahnya menuju kesucian bertumpu pada bisikan
nurani yang selalu mengiang dalam lubuk hatinya, “siapa saja yang menyebarkan doa Rosario akan selamat”. Akibatnya, ia merasa terpanggil untuk membangun
sebuah gereja yang didedikasikan kepada Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci di Pompei, di depan puing-puing kota lama, yang nyaris tidak mendengar
26
pemakluman tentang Kristus sebelum tertimbun pada 79 M karena letusan Gunung Vesusius. Baru berabad-abad kemudian kota ini muncul dari lahar
sebagai suatu kesaksian mengenai terang dan bayang-bayang peradaban klasik.
Lewat seluruh karya sepanjang hayatanya, dan utamanya lewat praktik doa “15 sabtu”, Bartolo Longo memajukan hakikat Kristosentris dan kontemplatif dari doa
Rosario. Dan dia mendapat dorongan serta dukungan kuat dari Paus Leo XIII,
yang dijuluki “Paus Rosario”.
RVM art. 8
Pada awal mula, Rosario disebut “Kumpulan Mazmur Bunda Maria dan Yesus Kristus”, sebab terdiri dari 150 Salam Maria dan 150 “misteri” peristiwa
menurut jumlah Mazmur. Istilah ini bisa ditemukan sampai akhir abad ke 17.
Istilah “Rosario” untuk pertama kalinya ditemukan dalam tulisan pada tahun 1327. Bunga mawar bhs. latin: “rosa” mempunyai makna simbolis yang
kuat pada abad pertengahan. Karena keindahan dan khasiat penyembuhan yang diduga dimilikinya orang sakit dinasihati menggunakan tutup kepala terbuat dari
bunga mawar untuk bisa sembuh, bunga mawar diberi tempat penting dalam sastra antara lain dalam roman Misteri Bunga Mawar, La Divina Comedia, karya
Dante, dst.. Dengan sendirinya simbolisme ini ditetapkan kepada Santa Perawan
Maria: dialah bunga mawar “yang mengusir musim dingin”, yang “tumbuh di
tengah duri-
duri”, ”yang menyembuhkan segala rasa sakit di dalam hati”.
Demikian misalnya puisi berikut dari abad ke 14 : RVM art. 9 Salam Santa Maria
Mawar yang amat indah, Keperawananmu terjaga.
27
Salam kepada Yang Ilahi Yang beristirahat dalam dirimu.
Antara Surga dan bumi Engkaulah yang paling manis.
Salam Santa Maria, Ratu yang mulia,
Kegembiraan segala wanita, Dan mahkotanya yang perawan
Mintalah kepada Putramu Agar Ia, bagaikan gunung yang menunduk,
Menjadi obat bagi kesalahanku. Salam Santa Maria.
Pada zaman yang sama kata ‘Rosarium’
juga berarti bunga rampai, kumpulan teks-teks yang indah, khususnya berisi pujian-pujian kepada Yesus atau
Maria. Maka, tidak mengherankan nama tersebut diberikan kepada kumpulan 150 pujian, kemudian kepada kumpulan 150 peristiwa yang sampai saat itu mengisi
“Kitab Mazmur Bunda Maria”.
Umat berbagai bang
sa Eropa juga menggunakan istilah ‘mahkota mawar’ chapele,’ rozenhoedje’ ,’ korona’
untuk sepertiga dari doa Rosario, yang terdiri dari 50 kemudian hanya 5 peristiwa. Asal mula kata ini memang sebuah
rangkaian bunga mawar sebagai tutup kepala. “Memberikan
mahkota mawar
kepada seorang gadis” merupakan suatu ungkapan kuno yang berarti: mengawini
seorang gadis. Para pengkhotbah abad pertengahan mengundang umat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mengucapkan sejumlah Salam Maria bagaikan rangkaian bunga mawar yang membentuk sebuah mahkota bagi perawan Maria. Berbagai legenda bercerita
bagaimana bunga mawar bermunculan pada wajah atau keluar dari mulut orang- orang suci setiap kali mereka mengucapkan sebuah Salam Maria. Georges
Madore, SMM 2002: 32,33.
4. Tujuan Doa Rosario
a. Menimba Inspirasi untuk Hidup
Inspirasi itu penting bagi orang untuk menjadi sesuatu yang menguatkan iman, untuk mengambil keputusan. Namun bagaimana inspirasi itu bisa diambil
dari doa Rosario yang hanya mendaraskan berulang-ulang. Inspirasi yang diambil dalam doa Rosario ada pada peristiwa-peristiwa yang direnungkan di dalamnya.
Sumber inspirasi ini adalah Yesus dan Maria ibunya. Doa Rosario sebagai salah satu doa kerakyatan bertujuan untuk umat
Kristiani menjalin kontak dengan Maria yang terus-menerus ingat akan Sang Putra dan menatap wajah-Nya dalam kontemplasi. Maria terus-menerus
membeberkan “misteri
-
misteri” Putranya di hadapan kaum beriman dengan
dambaan agar kontemplasi pada misteri-misteri itu dapat menjadi saluran turunnya semua kuasa yang menyelamatkan. Maka, dengan mendaraskan Rosario
umat Kristiani menjalin kontak dengan Maria yang terus-menerus ingat akan Sang Putra dan menatap wajah-Nya dalam kontemplasi RVM art. 11.
Sedari hakekatnya, pendasaran Rosario dapat membangun irama yang tenang dan tetap. Maka dari situ, melalui dan dengan berdoa rosario umat akan
29
terbantu dalam merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus sebagaimana dilakukan oleh Maria yang memiliki hubungan paling dekat dengan Tuhan.
Melalui doa Rosario kekayaan tak terperikan dari misteri-misteri doa Rosario yang akan dicurahkan kepada umat-Nya RVM art. 12.
Kristus merupakan guru yang paling ulung, Sang Pewahyu dan sekaligus Sang Terwahyu. Dalam hal ini, adakah guru yang lebih baik daripada Maria? Dari
sudut pandang ilahi, Roh Kuduslah guru batin yang menuntun kita kepada kebenaran penuh tentang Kristus Yoh 14:26; 15:26; 16:13.
Dengan kita berdoa Rosario, kita sebagai umat Allah berproses diri mulai dari Maria untuk belajar mengenal Kristus. Bagi kita, Kristus merupakan guru
yang paling utama. Yang terpenting kita bukan hanya belajar mengetahui apa yang Ia ajarkan, tetapi
“belajar mengenal Dia”
Dalam proses pengenalan tersebut, umat Allah harus belajar pada Bunda Maria. Bapa Suci Yohanes Paulus
II menegaskan bahwa Maria adalah guru yang paling baik. Bersama Bunda Maria, umat Allah belajar mengenal Kristus. Bapa Suci memberikan contoh tanda
pertama yang dibuat oleh Yesus adalah mengubah air menjadi anggur dalam pesta perkawinan di Kana RVM art. 14.
Maka, jelaslah bahwa misteri-misteri kehidupan Kristus menjadi sumber inspirasi. Supaya bisa merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus, orang
harus belajar mengenal Kristus. Melalui Maria kita bisa belajar tentang Kristus. Maria menjadi inspirasi bagaimana merenungkan misteri-misteri Kristus dan
bagaimana mengenal Kristus secara lebih baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dalam perkawinan di Kana sangat jelas menampilkan Maria dalam sosok seorang guru, yakni waktu ia mendesak para pelayan untuk melaksanakan apa
yang diperintahkan Yesus Yoh 2:5. Maria pasti melakukan hal yang sama untuk para murid sesudah kenaikan Yesus, saat ia bergabung dengan mereka
menantikan Roh Kudus dan membesarkan hati mereka dalam mengamalkan perutusan perdana. Maka, merenungkan peristiwa-peristiwa Rosario bersama
Maria berarti belajar dari dia “mengenal” Kristus, menemukan rahasia
-rahasia- Nya, dan memahami amanat-Nya. Maka dalam menimba inspirasi belajar berguru
pada Bunda Maria merupakan cara belajar yang paling efektif karena ia mengajar dengan memperoleh bagi kita karunia-karunia Roh Kudus secara berlimpah,
khususnya ketika ia memberikan contoh yang tak tertandingi, ya
kni “ziarah iman”
-nya sendiri RVM art. 14. Bapa Suci Yohanes II menandaskan bahwa doa Rosario itu ibarat ziarah
batin yang didaraskan pada kontemplasi terus-menerus atas wajah Kristus, bersama Maria. Dalam ziarah batin ini ideal untuk menjadi serupa dengan Kristus
diupayakan lewat ikatan “persahabatan”. Dengan demikian, kita dapat masuk
secara alami dalam kehidupan Kristus, dan ikut merasakan gejolak-gejolak hati-
Nya yang terdalam. Dalam kaitan ini, B. Bartolo Longo telah menulis : “persis
seperti dua orang sahabat, makin sering bertemu satu sama lain, mereka cenderung makin serupa dalam perilaku, demikian juga, dengan bergaul akrab
dengan Yesus dan Maria, dengan merenungkan peristiwa-peristiwa Rosario, dan dengan mengahayati kehidupan yang sama dalam komuni kudus, sesuai dengan
keterbukaan hati kita, dapat menjadi serupa dengan mereka; dari guru-guru yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
unggul ini kita dapat belajar hidup dalam kesederhanaan, kemiskinan, kerendahan hati, kesabaran, dan kesempurnaan. RVM art. 15.
Proses untuk menjadi serupa dengan Kristus, dalam doa Rosario kita mempercayakan diri secara khusus kepada kasih Bundawi Maria. Dia adalah
Bunda Kristus dan anggota Gereja, anggota yang “ulung dan istimewa”; sekaligus ia adalah “Bunda Gereja”. Sebagai ibu, ia terus
-menerus melahirkan anak untuk Tubuh mistik Putranya. Hal ini dilakukannya lewat doa-doa, di mana ia memohon
bagi mereka pencurahan Roh Kudus yang tak kunjung habis. Maria adalah gambar sempurna dari kebundaan Gereja RVM art. 15.
b. Iman Makin Kuat
Hidup devosional atau hidup bakti berlandaskan kepada suatu hubungan yang sifatnya kurang lebih personal. Hubungan personal tersebut mempunyai nilai
tinggi dalam hidup bakti Darminta, 2001: 83. Hidup bakti terwujud baik dalam hidup moral maupun dalam hidup peribadatan. Hidup bakti berarti suatu intensitas
hubungan personal Darminta, 2001: 68. Dari segi bentuk dan cara maupun sasaran hidup devosi, kehidupan
devosional itu bermula dari cara yang sederhana dan berkembang semakin menjadi rumit dan sedemikian kaya. Bentuk doa juga mengalami perkembangan.
Begitu juga dengan sasaran devosi Darminta, 2001: 71. Ada pengaruh timbal balik antara praksis devosi dengan penghayatan
devosi, dan sebaliknya pemahaman devosi juga melahirkan penghayatan devosi secara baru sekurang-kurangnya isi baru dari pengahayatan devosi itu. Jadi
32
devosi, mempunyai arti pembaktian dan penghormatan. Dan pada intinya, devosional berarti hidup takwa kepada Allah Darminta, 2001: 71.
Devosi berarti persembahan hidup kepada Allah dengan kebesaran dan kerelaan hati. Devosi juga berarti pemupukkan sikap batin untuk hidup sesuai
dengan iman dan tujuan hidup di dunia yaitu berbakti kepada Allah. Oleh karena itu, memupuk hidup devosional berarti mempertahankan sikap jiwa agar tetap
hidup pada semangat pengabdian kepada Tuhan. Darminta, 2001: 72. Yang menjadi dasar hidup devosi adalah iman, dan sumbernya adalah
cinta kasih. Dan syarat untuk menghayati ialah ketaatan mutlak terhadap Allah dan perintah-perintah-Nya. Tanpa devosi, cinta bakti dan takwa kepada Allah
dianggap tidak berguna. Devosi merupakan kualitas hubungan antar Allah dengan manusia. Devosi merupakan kualitas iman, cinta, dan harapan. Darminta, 2001:
72. Oleh karena itu, dengan berdoa Rosario hidup kita yang dibaktikan kepada Allah merupakan kualitas iman, cinta, dan harapan. Dengan demikian devosi
kepada Maria menunjukan kualitas iman. St. Thomas Aquino mengajarkan devosi pada intinya merupakan gerak
kemauan untuk memberikan diri seutuhnya untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah. Devosi itu merupakan sikap ciptaan kepada Pencipta. Dalam kehidupan
keagamaan devosi menunjukan hormat serta bakti, yang menjadi keharusan manusia di hadirat Allah. Jadi, devosi itu merupakan sikap manusia di hadapan
Allah, ciptaan di hadapan Pencipta. Devosi merupakan dorongan yang hidup dalam hati dan kehendak manusia untuk meluhurkan dan menghormati yang ilahi.
Devosi merupakan keutamaan keagamaan dan merupakan manifestasi iman yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
terdalam Darminta, 2001: 83. Berlandaskan pemahaman tersebut, dapat dikatakan bahwa dengan doa Rosario iman kita semakin kuat dan mendalam.
Kehidupan devosional mempunyai makna dan nilai. Kehidupan devosional baru bermakna dan bernilai bila bentuk devosi tersebut mampu menumbuhkan
dan menyuburkan hidup rohani seseorang. Maka, doa Rosario sebagai sarana menjalin relasi personal dengan Allah, mampu menumbuhkan dan menyuburkan
hidup rohani seseorang. Unsur hakiki dari kegiatan devosional adalah mampu menyederhanakan berbagai unsur serta bentuk hidup rohani, dan dengan mudah
dapat dihayati oleh banyak orang untuk jangka waktu yang cukup lama dan panjang Darminta, 2001: 83. Maka, dengan berdoa Rosario, kita akan
mengalami proses pertumbuhan dan penyuburan hidup rohani. Doa Rosario tetaplah bukan jaminan seseorang untuk dapat menghayati
dan memaknai hidup Yesus dan Maria. Terkadang makna yang hendak dicari terlalu tinggi, tidak terlihat sederhana dan terasa jauh dari umat, dengan demikian
diperlukan penyederhanaan makna sehingga dapat dimengerti oleh banyak orang dan dapat dihayati.
c. Iman Makin Terwujud dalam Perbuatan
Devosi merupakan sikap iman yang dinamis dalam budaya manusia. Karena itu devosi memerlukan penerapan atau perwujudan konkret dari aspirasi
rohani entah itu cara pembatinan maupun cara penghayatan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Hidup devosional berarti perluya konkretisasi hidup rohani,
34
yang secara sadar dapat dirasa, disentuh, dipandang serta diresapkan Darminta, 2001: 82.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Paulus yaitu pada hakekatnya iman tanpa perbuatan adalah mati. Jika doa Rosario itu berpengaruh
pada iman, memperkuat iman dan meneguhkannya seharusnya orang beriman yang berdoa Rosario semakin mewujudkan imannya dalam tindakan-tindakan
nyata. Unsur terpenting dalam devosi ialah pergerakan hati atau kehidupan
afektif, bahkan kadang kala emosi diikutsertakan secara intensif pula. Hal tersebut pula ada demi mewujudkan dan merasakan cinta kepada Dia yang dijadikan
sasaran penghormatan serta kebaktian, seperti nampak dengan adanya hiburan rohani yang diperoleh, dorongan-dorongan untuk lebih mendekatkan diri kepada
Allah, niat-niat hidup serta cita-cita hidup dan lain sebagainya. Dengan menyatakan rasa hormat dan bakti kepada Allah melalui doa Rosario, umat
beriman semakin mampu memupuk transformasi manusia ke dalam Kristus, yaitu semakin menghayati rasa-perasaan Yesus tidak hanya seabagai sikap batin atau
keutamaan tetapi juga dalam tindakan dan pengabdian Darminta, 2001: 83.
d. Hidup Makin Terfokus Kepada Tuhan
Ketika seseorang melakukan secara terus-menerus suatu kegiatan pikirannya akan juga diarahkan pada kegiatan itu. Demikian pula dengan doa
Rosario orang akan memikirkan berdoa Rosario jika berdoa Rosario adalah kebiasaan yang dilakukan.
35
Spiritualitas Kristiani secara jelas terlihat dalam komitmen seorang murid
untuk menjadi makin “serupa” dengan gurunya Rm8:29; Flp3:10.12. Pencerahan
Roh Kudus dalam pembaptisan mencangkokkan orang beriman pada Kristus ibarat ranting pada pokok anggur bdk. 1 Kor 12:12; Rm 12:5. Tetapi, kesatuan
awal ini mengundang orang baeriman untuk bertumbuh makin serupa dengan Kristus, yang akan secara bertahap membentuk perilaku murid menjadi selaras
dengan “pikiran” Kristus: ”Hendaklah kamu menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” Flp 2:5.
Rasul Paulus mengatakan, kita
dipanggil “untuk mengenakan Tuhan Yesus Kristus”
bdk.Rm 13:14; Gal 3:27. Dengan berdoa Rosario yang didaraskan pada kontemplasi terus-menerus
atas wajah Kristus, Bersama Maria umat beriman Kristiani diantar untuk menjadi ser
upa dengan Kristus yang diupayakan lewat ikatan “Persahabatan”. Dengan
demikian, kita dapat masuk secara alami dalam kehidupan Kristus, dan ikut merasakan gejolak-gejolak hatiNya yang terdalam. Dalam kutipan ini, B. Bartolo
Longo telah menulis:
”Persis sep
erti dua orang sahabat, makin sering bertemu satu sama lain, mereka cenderung makin serupa dalam perilaku, demikian juga, dengan
bergaul akrab dengan Yesus dan Maria, dengan merenungkan peristiwa- peristiwa rosario, dan dengan menghayati kehidupan yang sama dalam
komuni kudus, kita-sesuai dengan keterbukaan hati kita, dapat menjadi serupa dengan mereka; dari guru-guru yang unggul ini kita dapat belajar
hidup dalam kesederhanaan, kemiskinan, kerendahan hati, kesabaran, dan
kesempurnaan.”Bapa Suci Yohanes Pau
lus II, 2002,art.15.
Doa Rosario secara mistik mengantar kita ke sisi Maria yang sedang sibuk memperhatikan pertumbuhan insani Kristus dalm keluarga Nazaret. Ini
memberikan dia kesempatan untuk melatih kita dan membentuk kita dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
perhatian yang sama,
sampai “Kristus sepenuhnya terbentuk” dalam diri kita Gal
4:19. Panggilan untuk menjadi serupa dengan Kristus mewajibkan yang
terpanggil untuk memusatkan perhatiannya kepada Kristus. Dalam hal ini cara memperhatikan Kristus, mengenalnya dan merenungkannya dilakukan dengan
cara berdoa Rosario. Bapa suci Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa peristiwa-peristiwa
Rosario membangkitkan dalam hati kerinduan untuk mengenal Kristus yang terus- menerus dipupuk oleh sumber murni Injil. Setiap peristiwa dalam kehidupan
Yesus, sebagaimana dituturkan oleh para penginjil, tampak cemerlang berkat Misteri yang mengatasi segala pengertian Ef 3:19, yakni Misteri Sabda menjadi
manusia; di dalamnya “segala kepenuhan Allah diam secara ragawi” Kol 2:9 a.
24. Karena alasan ini, Bapa Suci menegaskan bahwa Ketekismus Gereja
Katolik sangat menonjolkan misteri-misteri Kristus, sambil menunjukkan bahwa
“segala sesuatu dalam kehidupan Yesus adalah tanda misteriNya.”Pengalaman amanat “duc in altum”
yang diemban Gereja pada milenium ketiga akan ditentukan oleh kemampuan orang-
orang Kristiani masuk ke dalam “pengenalan
sempurna akan misteri Allah, yakni pengenalan akan Kristus, sebab di dalam
Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.” Kol 2: 2
-3. Surat kepada Jemaat di Efesus membuat Rosario menjadi doa yang menyentuh hati bagi
semua orang yang telah dibaptis:
“Semoga oleh iman Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta
berdasarkan di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu [...] dapat mengenal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kasih Kristus yang melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya
kamu dipenuhi dengan segala kepenuhan Allah.” Ef 3:17
-19.
Oleh karena itu doa Rosario menampilkan “rahasia” yang dengan mudah
mengantar ke pengenalan yang mendalam tentang Kristus. Doa Rosario biasa disebut sebagai
Jalan Maria. Inilah contoh yang diberikan Perawan Maria, seorang perempuan yang sungguh beriman, yang suka akan keheningan, seorang
pendengar yang penuh perhatian. Ini juga jalan devosi Maria yang diilhami oleh pengenalan tentang ikatan yang tak terpisahkan antara Kristus dan bundaNya yang
kudus: misteri Kristus dalam arti tertentu juga misteri ibuNya, juga kalau Maria tidak dilibatkan langsung, karena Maria hidup dari Kristus dan lewat Kristus. Kita
membuat kata-kata Malaikat Gabriel dan kata-kata Elisabet yang tercakup dalam Salam Maria menjadi kata-kata kita sendiri. Dengan demikian, kita merasakan
diri kita terus-menerus ditarik untuk sekali lagi menemukan dalam diri Maria,
dalam rengkuhannya dan dalam hatinya: “buah rahimnya yang terpuji.” [L
uk. 1:42] RVM art. 24.
Bapa Suci Yohanes Paulus II menunjukkan prinsip unggul yang diungkapkan dalam Konsili Vatikan II yang pengaruhnya amat kuat dalam
hidupnya, dan telah mendasari motto episkopalnya, yakni Totus tuus. Bagi Bapa Suci, motto tersebut diilhami oleh ajaran St. Louis Marie Grignion de Monfort,
yang menjelaskan peran Maria dalam upaya umat Allah menjadi serupa dengan Kristus, dikatakan.
Seluruh kesempurnaan kita terwujud karena kita dibangun, disatukan dengan, dan dikonsekrasikan kepada Yesus Kristus. Maka, yang paling sempurna
dari semua devosi pastilah yang dapat menyerasikan dan memadukan kita dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Yesus Kristus, dan mengkonsekrasikan kita secara paling sempurna kepadaNya. Di antara semua makhluk, Maria adalah yang paling serupa dengan Yesus Kristus.
Maka diantara semua devosi, yang aling mampu menguduskan dan menyerasikan jiwa dengan Tuhan kita adalah devosi kepada Maria, ibuNya dan semakin jiwa
dikonsekrasikan kepada Maria, semakin ia dikonsekrasikan kepada Yesus Kristus. RVM art. 15.
Pandangan Yohanes Paulus di atas menampakkan keberanian untuk menjalani dan memaknai doa Rosario. Panggilan untuk bertolak ke tempat yang
dalam merupakan panggilan untuk berani mengambil keputusan untuk mengenal Kristus secara lebih mendalam. Perjalanan Maria yang digunakan untuk mengenal
Kristus mengandung banyak makna yang dapat ditimba.
5. Corak Doa Rosario
a. Doa Rosario Adalah Doa Renungan
Sambil mendaras doa Salam Maria berulang-ulang para pendoa merenungkan salah satu misteri yang dirangkai dalam Rosario. Pemahaman dan
praktek ini sangat ditekankan oleh sejumlah dokumen dan pernyataan pimpinan Gereja: 1 Doa Rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang
terbaik dan paling berharga. Rosario adalah doa renungan yang khas. 2 Doa Rosario adalah sarana yang paling efektif untuk mengembangkan diri di kalangan
kaum beriman, suatu komitmen untuk merenungkan misteri Kristiani; ini sudah diusulkan dalam surat Apostolik Novo Millennio Ineunte sebagai latihan
kekudusan yang sejati. Kita memerlukan kehidupan Kristiani yang menonjol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dalam seni berdoa. 3 Doa Rosario adalah doa renungan yang sangat indah. Tanpa unsur renungan, doa Rosario akan kehilangan maknanya. Tanpa renungan, doa
Rosario menjadi ibarat tubuh tanpa jiwa, dan ada bahaya bahwa pendarasannya akan menjadi pengulangan kata-kata secara mekanis. Ini bertentangan dengan
anjuran Yesus: dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya
kata-kata doanya akan dikabulkan. Mat 6:7. Sedari hakikatnya, pendarasan Rosario membangun irama yang tenang dan tetap. Ini akan membantu orang
untuk merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus. Apostolik Marialis Cultus, 2 Februari 1974, 156; RPM no. 12
Kutipan di atas tentu tidak banyak diperhatikan. Sejalan dengan panggilan untuk mengenal Kristus, penjelasan di atas sangat penting karena banyak dari
praktik berdoa Rosario, orang hanya mengulang-ulang kata demi kata dalam doa Rosario itu. Padahal doa Rosario adalah doa kontemplasi dan renungan untuk
semakin mengenal Kristus. Dengan demikian dalam mendaraskannya orang harus melakukannya sambil merenungkannya. Hal ini dapat dibantu dengan kutipan-
kutipan Kitab Suci sebelum setiap masing-masing peristiwa.
b. Doa Rosario Adalah Ringkasan Injil
Sebagaimana Injil merupakan refleksi tentang hidup Yesus Kristus, demikian pula halnya dengan Rosario. Dalam Injil, kita dapat melihat kisah
tentang Yesus meliputi kelahiran, mukjizat, kebangkitan dan penebusan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
membahagiakan. Ada pula kisah sengsara yang memilukan, kisah tentang keagungan Yesus yang luar biasa.
Doa Rosario adalah ringkasan Injil, karena di dalamnya dirangkai dan direnungkan sejarah keselamatan yang dipaparkan dalam Injil; mulai kisah-kisah
sekitar inkarnasi sampai dengan kebangkitan dan kenaikan Tuhan. Dengan ditambahkannya satu rangkaian peristiwa baru, yakni peristiwa terang, doa
Rosario menjadi ringkasan Injil yang lebih utuh. Kini renungan Rosario mencakup: peristiwa-peristiwa sekitar inkarnasi dan masa kecil Yesus peristiwa-
peristiwa gembira, peristiwa-peristiwa amat penting dalam pelayanan Yesus di hadapan umum peristiwa-peristiwa terang, peristiwa-peristiwa sekitar sengsara-
Nya peristiwa-peristiwa sedih, dan kenangan akan kebangkitan-Nya peristiwa- peristiwa mulia.
c. Doa Rosario Adalah Doa Kristologis
Doa Rosario adalah salah satu doa Kristiani yang sangat Injili, yang intinya adalah renungan tentang Kristus. Sebagai doa Injil, Rosario dipusatkan
pada misteri inkarnasi yang menyelamatkan, dan memiliki orientasi Kristologis yang gamblang. Unsurnya yang paling khas adalah pendarasan doa Salam Maria
secara berantai. Tetapi puncak dari Salam Maria sendiri adalah nama Yesus. Nama ini menjadi puncak baik dari kabar atau salam malaikat, Salam Maria
penuh rahmat,
Tuhan sertamu,
maupun dari
salam ibu
Yohanes Pembaptis, Diberkatilah buah rahimmu Lukas 1:42. Pendarasan Salam Maria
secara berantai itu menjadi bingkai, di mana dirajut renungan atau kontemplasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
atas misteri-misteri yang ditampilkan lewat Rosario. Paus Paulus VI, Anjuran Apostolik Marialis Cultus, 2 Februari 1974, 46.
6. Unsur-unsur Doa Rosario
a. Doa-doanya
1 Doa Bapa Kami
Sesudah perintaan, “Tuhan, ajarilah kami berdoa? Yesus menjawab, “Bila kamu berdoa, katakanlah: Bapa Kami......” Luk 11:1
-4. Sudah banyak tafsiran yang bagus mengenai doa ini. Kami hanya ingin mencatat di sini bahwa doa Bapa
Kami menempatkan kita dalam keadaan kita yang sebenarnya dalam hubungan dengan Allah. Dalam doa ini pertama-tama Allah diperkenalkan baik sebagai Dia
yang mendekatkan diri: ‘Bapa’ dan sebagai Dia yang melampaui kita: ‘yang ada di surga’. Di hadapan Allah kita seperti anak
-anak yang bebas dan dikasihi. Kerinduan terbesar kita, permintaan kita yang pertama bukanlah agar Allah mau
melayani rencana-rencana kita, melainkan agar kita mau masuk dalam rencana
Allah yang besar, ‘datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu’, suatu rencana
yang jauh lebih murah hati daripada rencana kita sendiri Georges Madore, SMM 2002: 21.
2 Doa Salam Maria
Pada bagian pertama doa Salam Maria berasal dari Injil Lukas: dua ucapan salam yang disampaikan kepada Maria. Yang pertama oleh Malaikat Gabriel Luk
1:28 dan yang kedua oleh sepupunya Elisabet Luk 1:42. Hingga menjelang tahun 600, kedua ayat ini sudah digabungkan dalam misa Minggu Adven ke-4.
42
Namun, baru pada abad ke-12 doa ini menjadi sangat populer. Menjelang abad ke- 14 nama Yesus ditambah pada ujungnya. Hal ini berarti bahwa selama hampir 500
tahun dari abad ke-12 sampai abad ke-16 umat mengucapkan doa Salam Maria sebagai berikut :
Salam Maria Penuh rahmat,
Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita
Dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.
Bagian kedua doa Salam Maria mula-mula hanya merupakan suatu seruan sebagaimana ditemukan dalam litani para orang kudus :
Santa Maria, Bunda Allah, Doakanlah kami. Amin
Pada doa Salam Maria ini sedikit demi sedikit menjadi lebih panjang, karena doa ini ditambah dengan permohonan untuk dilindungi pada saat kematian.
Pada abad petengahan, manusia itu hidup dalam ketakutan akan maut dan akan pengadilan terakhir. Dokumen tertulis yang mencantumkan bagian kedua doa
Salam Maria bermunculan sejak 1483. Kebiasaan ini rupanya tersebar cukup cepat di negara-negara Eropa, sebab pada 1568 Paus Pius V mencantumkannya secara
resmi dalam brevir Romawi. Georges Madore, SMM 2002: 22.
3 Kemuliaan
Di dalam Perjanjian Baru kita temukan beberapa rumusan triniter Mat 28:19; 2 Kor 13:13. Rumusan kemuliaan Kepada Bapa yang dipakai sekarang
43
ditetapkan oleh Konsili Vaison pada tahun 529. Namun, baru sejak tahun 1800 rumus Kemuliaan ini muncul dalam doa Rosario. Dalam bukunya tentang Rosario
yang hendak dilengkapinya, Montfort rupanya menyebutnya sebagai suatu hal baru yang menggembirakan Georges Madore, SMM 2002: 23.
b. Peristiwa-peristiwa
Dari abad ke 11 sampai abad ke 16 ada berbagai bentuk Rosario. Kita bisa membagikannya dalam dua kategori :
1 Sederetan 150 Salam Maria atau 150 Bapa Kami yang saling diulung terus-
menerus; 2
Sederetan 150 seruan yang meringkas kehidupan Yesus dan Maria. Pada saat kedua bentuk tersebut digabungkan pada abad ke 15, Rosario
kita dalam bentuk yang sekarang telah lahir Suatu tahap lain dimulai pada abad ke 16, ketika jumlah peristiwa untuk direnungkan dibatasi dari 150 satu peristiwa
untuk setiap Salam Maria dalam Rosario menjadi 15 satu peristiwa untuk setiap puluhan dari Rosario Georges Madore, SMM 2002: 23.
Dalam berbagai bahasa Eropa peristiwa-peristiwa Rosario disebut
“misteri”. Pada abad pertengahan pementasan drama
-drama yang dinamakan
“misteri”
dari latin:
ministerium, tugas,
penampilan seseorang
“minister”pelayan sangat populer. Berbagai adegan Perjanjian Lama dan Baru
dipanggungkan. Makanya tidak aneh bila nama yang sama dipakai untuk menunjukkan sederetan adegan Injili yang ditampilkan dalam pendarasan Rosario
Georges Madore, SMM 2002: 24. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Sudah dikatakan di atas bahwa peristiwa-peristiwa Injil yang disediakan sebagai bahan renungan lama sekali berjumlah 150 sama seperti 150 Mazmur
dan bahwa kemudian dikurangi menjadi 15, antara lain supaya umat sederhana dapat menghafalnya. Berapa pun jumlahnya, sudah dari dahulu ada berbagai cara
untuk menyebutkan peristiwa dalam pendarasan Rosario. Di daerah-daerah tertentu beberapa segi peristiwa itu disebutkan sebelum setiap Salam Maria.
Metode ini ditemukan dalam buku yang diterbitkan di Italia pada tahun 1521, kemudian diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Berikut ini suatu contoh yang
diambil dari buku tersebut yang memberi bahan untuk merenungkan peristiwa sedih yang kelima, Yesus wafat:
Sebutan peristiwa sebelum Bapa Kami Yesus disalibkan untuk kita.
Marilah kita merenungkan sengsara dan kematian Yesus, penyelamat kita yang terberkati. Bapa Kami...
1 Dengaan menderita kesakitan besar, Yesus dipaku pada salib.
Salam Maria... 2
Yesus di atas salib ditinggikan dan ditempatkan di antara dua penyamun. Salam Maria...
3 Yesus berdoa bagi para algojoNya dan dengan demikian memberi teladan
kepada kita. Salam Maria...
4 Yesus menjanjikan Firdaus kepada penjahat yang disalibkan di sebelah
kananNya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Salam Maria... 5
Yesus mempercayakan IbuNya kepada Yohanes Pengarang Injil. Salam Maria...
6 Yesus bergantung di kayu salib selama tiga jam; matahari menjadi gelap.
Salam Maria... 7
Yesus yang tersalib menderita kehausan, Ia diberi minum empedu dan anngur asam.
Salam Maria... 8
Yesus menyatakan bahwa tulisan Kitab Suci yang berbicara tentang Dia telah terpenuhi.
Salam Maria... 9
Yesus menghembuskan nafas terakhir; lambungNya ditikam dengan tombak. Salam Maria...
10 Yesus diturunkan dari salib dan dibaringkan di dalam kubur. Salam Maria...
Metode lain yang luas tersebar dan yang dipakai selama hampir tiga abad ialah menyisipkan suatu seruan singkat pada akhir bagian pertama Salam Maria;
sisipan yang menyusul nama Yesus sebagai penutup bagian ini, dapat berubah atau pada tiap-tiap Salam Maria sehingga menjadi 150 peristiwa, atau pada
setiap puluhan sehingga menjadi 15 peristiwa. Georges Madore, SMM 2002: 27.
Berikut ini suatu seri sisipan yang diambil dari sebuah doa Rosario yang terdiri dari 63 Salam Maria untuk menghormati 63 tahun usia Perawan Maria.
46
Metode ini yang berasal dari sekitar tahun 1600 masih dipakai dalam salah satu desa di pegunungan Alpen :
Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita
Dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. 1
Yang dibaptis oleh Yohanes 2
Yang di atasNya Roh Kudus turun. 3
Yang oleh Allah Bapa dinyatakan sebagai PutraNya. 4
Yang berpuasa dan berdoa selama 40 hari dan 40 malam. 5
Yang sampai tiga kali digodai setan 6
Yang memilih rasul-rasul dan murid-murid. 7
Yang menerima para pendosa penuh kerahiman. 8
Yang mengerjakan mukjizat-mukjizat besar. 9
Yang menunjuk ke masa depan. 10 Yang sebelum sengsaraNya memasuki Yerusalem secara meriah.
Penggunaan sisipan menghilang dalam peredaran waktu. Selanjutnya peristiwa-peristiwa hanya disebutkan sebelum doa Bapa Kami yang bersambung
dengan 10 Salam Maria. Inilah metode yang paling luas tersebar sekarang. Namun sejumlah pengarang akhir-akhir ini menganjurkan supaya kembali menggunakan
sisipan-sisipan untuk mendukung renungan. Mereka mencari inspirasi antara lain pada Louis-Marie de Montfort, yang menawarkan lima metode untuk berdoa
Rosario Georges Madore, SMM 2002: 28. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
c. Cara Berdoa Rosario
Doa Rosario berlandaskan pada dua bagian. Yang pertama adalah kegiatan lahiriah badani: pendarasan sejumlah Salam Maria. Yang kedua adalah kegiatan
batin rohani: kontemplasi peristiwa-peristiwa hidup Yesus dan Maria. Marilah kita mengamati kedua unsur tersebut lebih dekat.
1 Pendarasan Salam Maria :
Berkata-kata untuk menjadi hening dengan lebih baik Doa Rosario sering dituduh sebagai otomatis, sekedar rutinitas, dan malah
sebagai sesuatu yang mendekati takhayul Juga dikatakan bahwa pengulangan hanyalah menghalangi kontemplasi Hal tersebut mungkin benar bagi orang-orang
tertentu. Rosario hanya merupakan sebuah sarana dan bukan tujuan berdoa. Namun, jauh lebih sering pengulangan membantu kontemplasi. Sebetulnya bila
dibiarkan sendiri, roh kita tidak bisa lama berkonsentrasi, tetapi mulai melayang- layang: segala macam gagasan, gambaran dan emosi mulai menyerang.
Pengulangan Salam Maria justru mengalangi batin kita berkeliaran. Pengulangan membuat tubuhku melanyani rohku yang ingin bertahan dalam kehadiran Allah:
mulutku yang mengeja semua Salam Maria, jari-jariku yang menggilir manik- manik Rosario mengantarkanku untuk selalu kembali mengkontemplasi Tuhan.
Itulah sebabnya secara paradoksal bisa dikaitkan bahwa berdoa Rosario senyatanya adalah berkata-kata untuk dapat menjadi hening dengan lebih baik,
artinya mengucapkan Salam Maria berulang-ulang supaya dengan lebih baik bisa menghentikan pikiran yang melayang-layang. Georges Madore, SMM 2002: 30.
48
2 Kontemplasi:
peristiwa-peristiwa sebagai jendela yang terbuka terhadap Allah Sesuatu yang indah dengan doa Rosario adalah bahwa suatu kegiatan
begitu agung seperti kontemplasi dan hubungan dengan yang Ilahi, suatu aktifitas yang sekilas pandang kelihatan menuntut suatu derajat tinggi kekudusan, tersedia
dalam jangkauan orang-orang kecil, orang-orang yang paling miskin, baik secara rohani maupun secara intektual. Seluruh tujuan Rosario, peranan dan penyusunan
berbagai unsur lain adalah seperti dikatakan oleh Paus Paulus VI, untuk
membantu kita “mengkontemplasikan Kristus melalui pandangan Maria”. Jadi,
bukan tujuannya, sambil menggilir manik-manik Rosario kita menganalisa suatu teks Kitab Suci, mencoba memahami isi suatu khotbah atau membuat inventaris
segala kebutuhan jasmani atau rohani kita. Tujuannya sangat sederhana: hadir dihadapan Allah, dalam keheningan dan kemiskinan, untuk menerima semuannya
dari Dia. Tujuanya ialah membiarkan diri diresapi dengan segala apa yang ada pada Dia, dan khususnya, dengan menggunakan istilah sekolah spiritualitas
Berulle, “untuk mempersatukan diri dengan keadaan dan misteri
-
misteri Kristus”
yang direnungkan selama rangkaian Rosario tertentu. Dengan demikian setiap tindakan Kristus yang kita renungkan menjadi semacam jendela yang terbuka
kepada Allah. Sebenarnya, sebagaimana sudah dibahas di atas, Yesus di dunia tetap sama
dengan Dia yang sudah ada sebelum menjelma menjadi manusia dan tetap sama dengan Dia yang ada sesudah kebangkitanNya. Dengan kata lain, perbuatan dan
49
perkataan Kristus bagaikan jendela-jendela yang terbuka ke arah misteri kekal Allah, ke arah hakikatNya yang terdalam. Georges Madore, SMM 2002: 30,31.
Pada abad yang sama kata ‘
Rosari
um’
juga berarti bunga rampai, sekumpulan teks-teks yang indah, khususnya berisi pujian-pujian kepada Yesus
atau Maria. Maka, tidak mengherankan nama tersebut diberikan kepada kumpulan 150 pujian, kemudian kepada kumpulan 150 peristiwa yang sampai saat itu
mengisi “Kitab Mazmur Bunda Maria”.
50
BAB III
PRAKTEK DOA ROSARIO DI KALANGAN MAHASISWA PAK ANGKATAN 2013
Bab III dalam skripsi ini menguraikan beberapa hal berkaitan dengan penelitian yang dilakukan di Program Studi Pendidikan Agama Katolk
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian dilakukan untuk mencari jawaban dari pertanyaan dan permasalahan dalam skripsi. Secara garis besar, bab
III terdiri dari 5 bagian yaitu: situasi umum, persiapan penelitian, laporan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, kesimpulan penelitian. Masing-masing
bagian akan diuraikan sebagai berikut:
A. Situasi Umum Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
1. Latar Belakang
Visi Prodi PAK adalah “Prodi
PAK sebagai lembaga pendidikan mendidik calon sarjana Pendidikan Agama Katolik yang beriman tangguh dan profesional
demi terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang
semakin bermartabat”
https:ippakusd.wordpress.comprofil, diunduh tanggal 23 Januari 2016, Pukul 11.00 WIB.
Rumusan visi di atas mengandung arti bahwa para mahasiswa PAK yang lulus dengan gelar sarjana Pendidikan Agama Katolik sungguh-sungguh memiliki
kedalaman hidup rohani dan dapat menghayati panggilannya sebagai katekis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Untuk itu para mahasiswa perlu betul-betul menghayati aspek-aspek keimanannya sebagai seorang Katolik sejati.
Adapun misi yang merupakan gambaran menyeluruh agenda yang harus dirumuskan untuk menjadi langkah dalam terwujudnya visi. Misi Prodi PAK
sebagai berikut: 1 Mendidik kaum muda menjadi sarjana Pendidikan Agama Katolik yang
dapat berprofesi sebagai guru agama Katolik, katekis, dan pengembang karya katekese dalam konteks Gereja Indonesia.
2 Mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi terwujudnya masyarakat
Indonesia yang
semakin bermartabat.
https:ippakusd.wordpress.comprofil, diunduh tanggal 23 Januari 2016, Pukul 11.00 WIB.
Para mahasiswa PAK Universitas Sanata Dharma adalah mahasiswa yang secara khusus belajar tentang pendidikan Agama Katolik yang dididik untuk
menjadi katekis atau guru agama. Para mahasiswa PAK perlu memahami, mengerti, menyadari visi dan misi dari lembaga kekhususan tersebut. Selama
belajar di Prodi PAK para mahasiswa mendapatkan pendampingan dari lembaga ini yang meliputi pendampingan akademik, spiritualitas, dan juga kepribadian.
Pendampingan ini dimaksudkan untuk membentuk karakter masing-masing mahasiswa agar mampu menemukan jati diri dan menyadari panggilannya sebagai
katekis. Selama menjalani proses belajar di Prodi PAK ada berbagai permasalahan
yang dihadapi oleh para mahasiswa, di antaranya permasalahan dalam proses perkuliahan, motivasi dalam mengikuti perkuliahan dari semester I hingga
semester VIII, yang sering membuat para mahasiswa menjadi jenuh, stress dan pada akhirnya memilih keluar dari prodi
PAK karena tidak sanggup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Permasalahan itu berasal dari berbagai aspek terutama dari aspek lingkungan tempat tinggal, keluarga, maupun ekonomi baik dari dalam diri maupun dari luar
dirinya. Namun, bagi mahasiswa yang sukses menyelesaikan perkuliahannya sampai mendapatkan gelar sarjana adalah mahasiswa yang mampu memecahkan
berbagai permasalahan dengan mencari solusi yang dibutuhkan. Adapun permasalahan lain yaitu hubungan relasi dengan pacar atau teman
dekat, dosen serta karyawan, masalah ekonomi keluarga, hingga proses menyelesaikan tugas akhir. Tak jarang ada mahasiswa PAK yang memilih kuliah
di prodi ini karena terpaksa dan bukan berdasarkan dengan pilihan sejatinya. Biasanya bagi mereka yang terpaksa karena tuntutan kongregasi, orang tua atau
tidak diterima di program studi yang diinginkan dan prodi PAK dijadikan sebagai pelarian. Namun, banyak juga mahasiswa PAK yang benar-benar berminat kuliah
di Prodi PAK berdasarkan pilihan hatinya. Para mahasiswa PAK dalam menanggapi panggilan Allah sebagai calon
katekis tentu membutuhkan sebuah proses. Tak jarang para mahasiswa PAK masih ragu apakah pilihannya sudah benar atau tidak menjadi seorang katekis. Hal
ini sangat dirasakan oleh para mahasiswa yang sudah mengalami secara langsung kehidupan Gereja dan keadaan katekis yang didapatkan selama mengikuti Karya
Bakti Paroki KBP, maupun dari pengetahuan dan pengalaman lain. Hal tersebut juga mempengaruhi mahasiswa menanggapi panggilan sebagai calon katekis.
Para mahasiswa PAK sungguh menyadari bahwa panggilan ini berasal dari Allah sendiri. Selama menjalani panggilan tersebut mahasiswa diajak untuk
mengenal Kristus, karena sebagai katekis nantinya sudah menjadi tugas untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
mewartakan Kristus di tengah masyarakat. Dan oleh karena prodi PAK merupakan salah satu prodi yang dengan kekhususannya mempelajari ilmu
pendidikan agama Katolik, maka sudah selayaknya para mahasiswa juga harus mempelajari, memahami, dan menghayati segala hal yang berkaitan dengan iman
Katolik. Salah satunya adalah doa Rosario yang dapat membantu para mahasiswa PAK untuk semakin menghayati imanya seturut teladan iman Bunda Maria
sebagai calon katekis. Dengan demikian panggilan menjadi katekis bagi para mahasiswa PAK semakin diteguhkan.
B. Persiapan Penelitian Tentang Praktek Doa Rosario di Kalangan Mahasiswa PAK angkatan 2013
1. Latar Belakang Penelitian
Berdasarkan pengamatan penulis selama kuliah di prodi PAK, bahwa kegiatan doa Rosario diadakan oleh kampus pada bulan Mei dan Oktober.
Kegiatan ini diadakan demi membantu mahasiswa memaknai doa Rosario sebagai sarana penghayatan iman kepada Bunda Maria dengan demikian iman mereka
dapat tumbuh dan berkembang dan dapat menjadi pribadi yang beriman mendalam.
Dengan semakin tumbuh dan berkembangnya iman mereka, para mahasiswa semakin dimampukan mengatasi berbagai kesulitan terutama dalam
proses perkuliahan di PAK seperti semangat untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang diberikan para dosen, semakin termotivasi mengikuti kuliah, dan
tumbuhnya semangat belajar. Maka dari itu mahasiswa PAK dituntut untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
memaknai doa Rosario tersebut secara lebih mendalam dan bukan hanya sekedar melaksanakan kewajiban untuk berdoa Rosario.
Tumbuh dan berkembangnya iman para mahasiswa PAK tentu tidak sekali jadi, namun perlu proses. Dan terkadang di dalam proses itulah berbagai faktor
pendukung dan penghambat pun ditemui. Maka, sebagai seorang mahasiswa PAK yang juga ikut berproses dalam perkuliahan, penulis ingin membantu para
mahasiswa PAK untuk menemukan faktor-faktor tersebut melalui penelitian. Apakah tingkat pemahaman para mahasiswa mengenai penghayatan iman Bunda
Maria masih sangat kurang ataukah ada faktor-faktor lainnya yang ikut mempengaruhi sehingga nantinya para mahasiswa terbantu untuk memilah dan
memilih faktor-faktor mana yang perlu dikembangkan dan faktor-faktor mana yang perlu ditinggalkan atau diperbaiki.
Penelitian ini berusaha untuk memperoleh data-data tersebut. Kemudian dari hasil penelitian tersebut penulis mencoba menjawab persoalan-persoalan
yang dialami berkaitan dengan harapan para mahasiswa PAK untuk semakin menghayati imannya kepada Bunda Maria. Dengan demikian, mahasiswa PAK
semakin mampu memaknai doa Rosario tersebut sebagai sarana pengahayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria, khususnya sebagai seorang calon katekis
yang sedang dalam proses studi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagaimana pemahaman para mahasiswa PAK mengenai keteladanan iman
Bunda Maria? b.
Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat yang dialami para mahasiswa PAK dalam menghayati keteladanan Bunda Maria?
c. Gambaran apa saja yang diharapkan mahasiswa PAK mengenai devosi
kepada Bunda Maria demi penghayatan imannya?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diangkat di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui sejauh mana pemahaman para mahasiswa PAK mengenai
keteladanan iman Bunda Maria. b.
Menemukan faktor pendukung dan penghambat yang dialami para mahasiswa PAK dalam menghayati iman keteladanan Bunda Maria.
c. Mendapat gambaran harapan para mahasiswa PAK mengenai devosi kepada
Bunda Maria demi pengahayatan imannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI