16
asal-usul anggur tidak memberitahu pemimpin pesta apa yang sesungguhnya telah terjadi, begitu pula dengan Maria. Di sini terlihat suatu sikap kerendahan hati
Maria yang tidak ingin menonjolkan diri akan setiap pengalaman hebat yang ia alami apalagi peristiwa ini melibatkan putranya yakni Yesus. Hal ini bisa saja
membuat Maria menjadi bangga dan sombong ketika melihat Putranya mengubah air menjadi anggur tetapi sebaliknya Maria tetap rendah hati. Inilah sikap iman
yang perlu diteladani dari Maria.
c. Peristiwa Sedih Dalam peristiwa sedih ini, hampir semua bagian dari peristiwa ini
menceritakan Maria yang selalu setia dan penuh ketabahan hati menyaksikan
PutranyaYesus disiksa dan wafat di salib. “Da
n dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-
Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena...” Yoh.19: 25
- 27. Kutipan ini menujukan bahwa ada sebuah relasi yang dekat dengan Yesus.
Maria selalu hadir dan menyaksikan penderitaan Putra-Nya, bahkan sampai wafat di kayu salib. Paus Yohanes Paulus II menyebutkan bahwa penderitaan Bunda
Maria di kaki salib ini merupakan pengosongan “
Kenosis
” iman yang terdalam
yang pernah terjadi dalam sejarah manusia. Di kaki salib itulah dipenuhinya
nubuat Simeon, “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri” Luk 2:35.
Di sinilah keagungan dan kesempurnaan Maria yaitu mengutamakan kehendak Allah, walupun harus menempuh jalan penderitaan. Maria menghadapi semua itu
dengan penuh ketabahan hati. Selain itu, dalam diri Maria dapat pula ditemukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
keteladanan kesetiaan total sebagai hamba Allah dalam menanggapi dan melaksanakan Sabda-Nya. Keteladanan hidupnya inilah yang patut mejadi contoh
teladan hidup umat beriman dalam meniti panggilannya sebagai umat Allah.
d. Peristiwa Mulia
Peristiwa Mulia ke empat yakni “Maria diangkat ke Surga” merupakan
puncak dari semua keteladanan dan ketaatan serta ketulusan Bunda Maria dan juga puncak dari keikutsertaan Maria ambil bagian dalam karya keselamatan
Allah bagi semua orang. Dari seluruh keutamaan Maria membuahkan Kemuliaan bagi-Nya. Berdasarkan pengalaman Maria tersebut membuahkan pengharapan
bagi orang beriman untuk bisa mengalami kemuliaan, bersama Kristus yang telah
dimuliakan. “Tetapi tiap
-tiap orang menurut urutannya Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-
Nya”. 1 Kor 15:23.
Ketabahan, kesetiaan, dan sikap rendah hati Bunda maria sungguh mengagumkan. Keterlibatannya dalam karya penebusan Yesus, Puteranya,
membuatnya menerima anugerah istimewa, dan kemudian Ia diangkat ke surga, jiwa dan raganya. Keseluruhan sikap dan tindakan iman Maria inilah yang dapat
menjadi teladan bagi semua orang dalam menjalani hidup sehingga pada akhirnya dapat memperoleh kehidupan kekal di surga.
18
C. Doa Rosario
1. Pengertian Doa
Dalam KGK 2558; berdoa merupakan getaran hati suara nurani yang menyapa Allah, itulah sebuah pemahaman tentang arti doa dari ajaran Gereja
Katolik. Maka doa juga merupakan suatu permohonan dan syukur kepada Allah. Oleh karena itu tidaklah dapat dipungkiri bahwa berdoa merupakan suatu bagian
penting bagi orang beriman. Tanpa doa iman kita akan lemah tanpa daya, kering dan tidak berbobot, tapi dengan berdoa iman kita dikuatkan, diteguhkan, ditopang
hingga kokoh kuat tak tergoyahkan. Maka kebiasaan berdoa bagi kita umat Katolik sangatlah penting, baik itu dari anak-anak hingga orang tua dan kakek
nenek tak terkecuali semuanya wajib berdoa. Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan
kepada Tuhan demi hal-hal yang baik KWI, 1996: 194. Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita ke
bawah atau “dari jurang” Mzm 130:1 hati yang rendah dan penuh sesal? “Siapa
yang meren
dahkan diri akan ditinggikan”
Luk 18:9-14. Kerendahan hati adalah dasar doa, karena kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa Rm 8:26.
Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis atau hamba. KGK 2559.
Dengan demikian dapat saya simpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidak terpisahkan antara doa dan iman. Hubungan itu terletak pada iman yang
dikuatkan, diteguhkankan, dan ditopang hingga kokoh kuat tak tergoyahkan. Iman itu sudah ada dalam hati kita, tetapi dengan doa iman itu semakin kuat.
19
Menurut Xavier Leon
–
Dufour 1990: 87 dalam bukunya Ensiklopedi Perjanjian Baru. Doa yaitu memperjelas hubungan dari orang perseorangan atau
bangsa, yang ingin tetap bersama Allah. Doa merupakan bagian integral utuh dari ibadat bangsa Israel. Baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri doa
menonjolkan kehadiran bangsa Yahudi. Dalam bahasa Yunani mempunyai beberapa arti di antaranya adalah aiteo yang berarti meminta. Deomai dengan
menegaskan kebutuhan konkret, erotao
: menghimbau” dengan menegaskan
kebebasan si pemberi. Kata-kata ini dipakai baik di bidang-bidang profan maupun keagamaan, yang mengandung arti meminta dengan sangat, berdoa dan
mengemis. Sedangkan menurut J.G.S.S Thomson dalam artikelnya di Ensiklopedia
Aklkitab Masa Kini jilid I A-L 1992: 249 menuliskan bahwa doa merupakan kebaktian yang mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada
Allah. Orang Kristiani berbakti kepada Allah jika ia memuja, mengakui, memuji dan mengajukan permohonan kepada-Nya dalam doa. Doa sebagai perbuatan
tertinggi yang dapat dilakukan oleh roh manusia, dapat juga dipandang sebagai persekutuan dengan Allah, selama penekanannya diberikan kepada prakasa ilahi.
Seseorang berdoa karena Allah telah menyentuh rohnya.
“Dalam buku Iman Katolik dikatakan “
doa merupakan pernyataan
kepercayaan akan kasih sayang Allah. Maka hanyalah “doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang” Yak 5:15. Doa adalah ungkapan
kehidupan iman, dan tidak dapat dilepaskan dari ungkapan serta
perwujudan iman yang lain. “bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa” Rm. 12:12. Semua itu
satu dan sebetulnya sama. Doa adalah salah satu unsur kehidupan orang beriman, tetapi mempunyai tempat yang sentral. Namun doa bukan yang
pokok. Yang pokok adalah iman, pengharapan dan kasih 1 Kor 13:13. Doa mengungkapkan apa yang hidup dalam hati orang beriman. Maka
20
untuk seluruh umat beriman, Paulus berdoa: “Semoga Allah memenuhi
kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-
limpah dalam pengharapan” Rm
15:13. Hidup orang Kristiani dirumuskan dalam tiga sikap dasar:
“Berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengaharapan keselamatan” 1 Tes 5:8
. Dan sikap dasar itu, sebagai tanggapan manusia terhadap kasih-
karunia Allah, merupakan sumber doa. “Sebab bagi orang
yang ada di dalam Kristus Yesus yang punya arti, hanyalah iman yang
bekerja oleh kasih” Gal 5:6. Maka ketekunan dalam doa pertama
-tama
berarti “bertekun dalam iman dan kasih” 1 Tim 2:1;
2 Tim 1:13. Bukan hanya dalam iman, tetapi juga dalam kasih, sebab doa, juga doa pribadi,
tidak pernah bersifat “sendirian”. Orang selalu berdoa dalam Gereja,
bahkan dalam kesatuan dengan semua orang lain
”
KWI, 1996 :195.
2. Pengertian Doa Rosario
Setiap umat katolik pasti sudah mengenal doa rosario. Setiap bulan Mei dan Oktober setiap hari umat katolik berdoa rosario bersama baik itu di
lingkungan, di gereja, di kampus, bahkan di lingkup keluarga. Rosario itu sendiri artinya karangan bunga mawar, boleh putih atau merah, kuning; warna itu
mempunyai arti simbolik C. Groenen. 1988:175. Bapa Paus sangat menganjurkan seluruh umat Katolik untuk berdoa rosario terutama pada bulan
Mei dan Oktober dikhususkan untuk doa rosario. Bapa Paus Yohanes Paulus II dalam Surat Apostolik Rosarium Virginis
Mariae
tahun 2002 menyatakan bahwa “
doa Rosario adalah doa sederhana tetapi sangat mendalam. Doa Rosario berciri khas Maria, tetapi pada intinya rosario
adalah doa yang Kristosentris”
RVM art. 1. Berdoa Rosario berarti juga menyerahkan beban-beban hidup kita kepada Kristus dan BundaNya yang murah
hati. Dengan doa Rosario orang Kristiani berguru di sekolah Maria : mereka dilatih untuk menatap keindahan wajah Kristus dan mengalami kedalaman
kasihNya. Berkat doa Rosario kaum beriman menerima berkat berlimpah lewat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tangan Bunda Penebus sendiri. Mendaras doa Rosario tidak lain adalah menatap wajah Kristus bersama Maria RVM art. 3.
Bapa Suci Yohanes Paulus II mendaraskan bahwa “doa Rosario itu sendiri
merupakan sarana yang paling efektif untuk mengembangkan di kalangan kaum beriman komitmen untuk berkontemplasi pada misteri kristiani. Doa Rosario
adalah salah satu tradisi kontemplasi kristiani yang terbaik dan paling berharga. Rosario juga merupakan doa meditatif yang khas. RVM art. 5. Bapa Suci
Yohanes Paulus II menegaskan bahwa di antara semua devosi, yang paling mampu menguduskan dan menyerasikan jiwa dengan Tuhan kita adalah devosi
kepada Maria, ibuNya, dan semakin dikonsekrasikan kepada Maria, semakin ia dikonsekrasikan kepada Yesus Kristus. Hanya dalam doa Rosariolah kehidupan
Yesus dan kehidupan Maria tampak begitu terpadu RVM art. 16. Namun, sesungguhya, doa Rosario hanyalah suatu metode kontemplasi.
Sebagai metode, doa Rosario merupakan sarana mencapai suatu tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. Bapa Suci mengingatkan bila pemahaman tersebut diabaikan
ada bahaya doa Rosario akan gagal membuahkan dampak rohani yang merupakan tujuan doa ini; bahkan, lebih dari itu, ada bahaya bahwa biji-biji Rosario, yang
menjadi sarana pendarasan, dilihat sebagai semacam jimat atau benda magis, dan karenanya sama sekali menyimpang dari makna serta fungsinya RVM art. 28.
Menurut Bapa Suci Yohanes Paulus II tiap renungan dimulai dengan memaklumkan
peristiwa, yang
bahkan bisa
diragakan dengan
ikon patunggambar yang serasi. Pemakluman peristiwa ibarat penayangan skenario
untuk memusatkan perhatian para pendoa. Rumusan peristiwa menuntun pikiran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dan perenungan ke episode atau saat tertentu dalam kehidupan Yesus. Penghormatan ikon dan devosi-devosi memanfaatkan panca indera, seperti
misalnya metode doa yang menggunakan unsur-unsur visual dan imajinatif compositio loci. Metode tersebut dinilai sangat membantu memusatkan
perhatian pada misteri tertentu RVM art. 29. Bapa Suci Yohanes Paulus II menegaskan bahwa metode tersebut adalah
suatu metodologi, yang serasi dengan logika batin mengenai inkarnasi: dalam Yesus, Allah ingin mengenakan sosok insani. Lewat realita ragawi inilah kita
dituntun untuk berkontak dengan misteri ilahiNya. Hal-hal yang konkret sunguh- sungguh diperlukan dalam Rosario. Pemakluman peristiwa-peristiwa dalam doa
Rosario tidak menggantikan Injil, dan tidak juga menyerap seluruh isinya. Maka dari itu, doa Rosario bukanlah pengganti bacaan Kitab Suci, sebaliknya doa
Rosario menuntut lectio divina dan mengembangkannya. Peristiwa-peristiwa yang direnungkan dalam doa Rosario, juga dengan tambahan peristiwa terang, hanyalah
kerangka yang menampilakan unsur-unsur fundamental dalam kehidupan Yesus RVM art. 29.
Menurut Bapa Suci Yohanes Paulus II doa Rosario pada hakikatnya adalah doa untuk perdamaian, karena inti doa ini adalah kontemplasi akan Kristus,
pangeran perdamaian. Dia yang adalah “damai kita”. Ia mempelajari rahasia
damai dan membuat damai menjadi proyek hidupnya. Berkat ciri meditatifnya, dengan alur Salam Maria yang tenang, doa Rosario dapat menciptakan damai
dalam hati mereka yang mendaraskannya. Doa Rosario dapat membuka hati si pendoa untuk menerima damai sejati yang adalah anugerah khusus dari Tuhan
23
yang bangkit, mengalaminya dalam lubuk hati yang terdalam, dan
menyebarkannya RVM art. 40. Berdasarkan uraian mengenai doa Rosario di atas maka dapat dirumuskan
bahwa doa Rosario adalah sebuah sarana doa yang sederhana dan sangat mendalam yang berciri khas Maria tetapi pada intinya mengarah pada
Kristosentris, di mana orang dapat menyerahkan beban-bebannya kepada Kristus dan Bundanya yang murah hati.
3. Asal-usul Doa Rosario