Teori Pembuktian Aspek Pembuktian
24
Alat-alat bukti yang digunakan dalam pemeriksaan perkara persaingan ini dapat dijabarkan sebagai berikut;
a. Keterangan saksi
Saksi adalah setiap orang atau pihak yang mengetahui terjadinya pelanggaran terhadap Undang-undangnomor 5 tahun 1999 Tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha TidakSehat dan memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan.
7
b. Keteranganpendapat ahli
Ahli adalah orang yang memiliki keahlian di bidang terkait dengan dugaan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dan memberikan keterangan pendapat guna kepentingan pemeriksaan. Keterangan
ahli adalah keterangan yang diberikan di bawah sumpah dalam persidangan tentang hal yang ia ketahui menurut pengalaman dan pengetahuan.
8
Keterangan ahli diperlukan dalam pemeriksaaan perkara yang rumit. Saksi ahli dapat dihadirkan atas inisiatif pelaku usaha maupun KPPU.
9
c. Surat danatau dokumen
Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam pemeriksaan suatu perkara menggunakan juga suratdokumen yang dianggap relevan terhadap
7
Ibid, h. 161.
8
Ibid, h. 161.
9
Sukarmi, Pembuktian Kartel Dalam Hukum Persaingan Usaha, h. 131.
25
perkaranya, mulai dari surat yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemerintahan RI, kemudian bukti tertulis lainnya seperti berita acara
kesepakatan, memorandum of understanding, dan perjanjian tertulis lain yang berhubungan dengan penetapan harga.
10
Suatu petunjuk yang didapat dalam bentuk tertulis, kekuatan pembuktiannya dikategorikan sama dengan kekuatan
pembuktian surat atau dokumen.
11
d. Petunjuk
Menurut pasal 188 ayat 1 KUHAP, alat bukti petunjuk adalah: “Perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena
persesuaiannya, baik antara satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu
tindak dan siapa pelakunya. ”
Dalam perkara monopoli dan persaingan usaha, alat bukti petunjuk merupakan indirect evidence yang dapat diterima, akan tetapi penggunaan
bukti petunjuk tidak dapat disamaratakan, harus dilihat kasus per kasus.
12
e. Keterangan Pelaku Usaha
Keterangan pelaku usaha ini termasuk keterangan pelapor dan terlapor. Pelapor adalah setiap orang yang menyampaikan laporan kepada KPPU
mengenai terjadi atau patut diduga telah terjadi pelanggaran terhadap Undang- Undang Nomor 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
10
Devi Meyliana, Hukum Persaingan Usaha; Studi Konsep Pembuktian Terhadap Perjanjian Penetapan Harga Dalam Persaingan Usaha, Malang; Setara Press, 2013, h. 92.
11
Sukarmi, Pembuktian Kartel Dalam Hukum Persaingan Usaha, h. 132.
12
Rachmadi Usman, Hukum Acara Persaingan Usaha Di Indonesia, h. 164.
26
Persaingan Usaha Tidak Sehat, baik yang melakukan tuntutan ganti rugi maupun tidak. Terlapor adalah pelaku usaha danatau pihak lain yang diduga
melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Keterangan terlapor tidak dapat ditarik kembali, kecuali berdasarkan alas an yang kuat dan dapat diterima Majelis Komisi.
13
Alat-alat bukti ini kemudian lebih diperinci lagi oleh KPPU dalam Perkom Nomor 4 tahun 2010 tentang pedoman pasal 11. Beberapa alat bukti untuk
penanganan perkara kartel antara lain: 1.
Dokumen atau rekaman kesepakatan harga, kuota produksi atau pembagian wilayah pemasaran.
2. Dokumen atau rekaman daftar harga price list yang dikeluarkan oleh
pelaku usaha secara individu selama beberapa periode terakhir bisa tahunan atau per semester.
3. Data perkembangan harga, jumlah produksi dan jumlah penjualan di
beberapa wilayah pemasaran selama beberapa periode terakhir bulanan atau tahunan.
4. Data kapasitas produksi.
5. Data laba operasional atau laba usaha dan keuntungan perusahaan
yang saling berkoordinasi.
13
Devi Meyliana, Hukum Persaingan Usaha; Studi Konsep Pembuktian Terhadap Perjanjian Penetapan Harga Dalam Persaingan Usaha, h. 161.