c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan lebih tinggi. Penempatan bidan di desa memungkinkan penanganan dan rujukan hamil
berisiko sejak dini, serta identifikasi tempat persalinan yang tepat bagi ibu hamil sesuai dengan risiko kehamilan yang disandangnya. Bidan yang ditempatkan di desa
diharapkan secara bertahap mampu meningkatkan jangkauan persalinan. Diharapkan pula supaya masyarakat semakin menyadari pentingnya persalinan yang bersih dan
aman Meilani, dkk, 2009.
2.4.2 Faktor yang Memengaruhi Pertolongan Persalinan oleh Ibu Hamil
Beberapa faktor yang memengaruhi permintaan pertolongan persalinan oleh ibu hamil adalah:
1. Tingkat pendidikan Penelitian Umami dan Puspitasari 2007 membuktikan adanya hubungan
bermakna antara pendidikan suami dengan peran suami selama proses kehamilan samapai saat nifas istri. Peran suami tersebut salah satunya mengambil keputusan
yang tepat terhadap pemilihan penolong persalinan dengan melibat kondisi istrinya. Semakin tinggi pendidikan maka semakin baik pengetahuan tentang kesehatan
sehingga akan memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. 2. Sosial ekonomi
Aspek sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan kondisi sosial dan perekonomian keluarga. Beberapa indikator indikator sosial ekonomi
antara lain pekerjaan, pendapatan keluarga, jumlah tanggunann dalam keluarga, dukungan keluarga dan masyarakat. Faktor sosialekonomi cenderung berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
terhadap keputusan seseorang untuk memilih pelayanan kesehatan dalam hal ini keputusan memilih pertolongan persalinan, faktor tersebut antara lain rendahnya
pendapatan keluarga, dimana masyarakat tidak punya uang yang cukup untuk mendapatkan pelayanan yang aman dan berkualitas.
Menurut Sunaryo 2003 kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan menyebabkan perempuan tidak tahu hak-hak reproduksinya serta tidak mempunyai
hak untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil penelitian Suprapto 2002 tentang determinasi sosial ekonomi pertolongan persalinan di Indonesia dijumpai
bahwa target persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan utamanya di daerah pedesaan lebih rendah dari target nasional yang berkisar antara 40-80
3. Kebiasaan keluarga Berdasarkan pendapat Yultera yang dikutip Harnani 2004, lebih dari 60-
80 peristiwa persalinan ditangani oleh dukun di Provinsi Sumatera selatan dan Jawa Timur. Hal ini disebabkan adanya fektor budaya yang berhubungan dengan kebiasaan
dan masyarakat, faktor sosial meliputi jarak rumah yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan dan keterbatasan sarana transportasi sehingga lebih mudah menghubungi
dukun serta faktor ekonomi yang menyatakan bahwa biaya jasa dukun lebih murah dibanding dengan tenaga kesehatan kainnya.
4. Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan Mengetahui perilaku perawatan kehamilan antenatal care adalah penting
untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan ibu sendiri. Berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih ditemukan ibu-ibu yang menganggap kehamilan
Universitas Sumatera Utara
sebagai hal yang biasa, alamiah, kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.
5. Keterjangkuan pelayanan kesehatan Depkes RI dan UNFP 2002 menyatakan akses yang rendah ke fasilitas
kesehatan reproduksi yang meliputi jarak yang jauh, biaya yang tidak terjangkau, tidak tahu adanya atau kemampuan fasilitas akses informasi dan tradisi yang
menghambat pemanfaatan fasilitas akses informasi dan tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas akses budaya.
6. Pengambil keputusan dalam keluarga Kehamilan termasuk salah satu periode krisis dalam kehidupan seorang
wanita. Tak dapat dielakan kehamilan menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psiologis, dalam aspek psiologis, timbul pengharapan yang disertai
kecemasan menyambut persiapan kelahiran si bayi. Semua itu akan mewarnai interaksi antara anggota dalam keluarga. Sikap dan reaksi seorang ayah pada fase
kehamilan berbeda pada setiap suku, bangsa dan lebih tergantung pada adat dan kebudayaan setempat, Dkk Demak, 2007.
Pembuat keputusan menurut Terry 1999 yang dikutip Juliwanto 2009 selalu dihubungkan dengan suatu masalah atau suatu kesulitan, dalam arti keputusan
dan penerapannya diharapkan akan menjawab persoalan atau menyelesaikan konflik Keluarga memberikan kontribusi dalam menentukan penggunaan pelayanan
kesehatan, seperti memberikan informasi mengenai kebutuhan pelayanan kesehatan atau mengembangkan sistem perawatan dalam keluarga Smith, 2003. Keluarga juga
Universitas Sumatera Utara
merupakan sumber pemberi dukungan yang Memengaruhi individu dalam memperoleh atau menggunakan pelayanan kesehatan. Keluarga disini meliputi orang
tua, pasangan, ataupun saudara.
2.5 ASI