83
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Efektifitas Metode Simulasi terhadap Pengetahuan Dalam Persalinan
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Metode Simulasi pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan pengetahuan dan sikap menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003 adalah dengan pemberian
informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga menimbulkan kesadaran yang pada akhirnya orang itu akan memiliki sikap yang sesuai dengan
pengetahuannya. Salah satu upaya pemberian informasi itu adalah dengan memberi penyuluhan. Penentuan metode ini diawali degan melakukan analisis situasi agar
informasi yang akan diberikan dapat diterima dengan baik oleh kelompok ibu bersalin dan efektif untuk merubah pengetahuan dan sikap sikap ibu bersalin dan yang
mempunyai bayi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil uji pair-t test untuk
kelompok perlakuan diperoleh nilai p=0,012, artinya terdapat perbedaan efektifitas pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan simulasi, sedangkan pada kelompok
Universitas Sumatera Utara
kontrol diperoleh nilai p=0,161 p.0,05, artinya tidak terdapat efektifitas perubahan pengetahuan secara signifikan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah.
Pemberian intervensi simulasi seperti penyuluhan, phantom dan demostrasi ternyata mampu meningkatkan pengetahuan ibu di Kecamatan Bilah Barat. Hal ini
senada dengan penelitian Sri 2009 yang membuktikan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah terhadap pengetahuan ibu.
Penguatan pemberian metode simulasi tentang persalinan dengan penyuluhan, phantom dan demostrasi dipengaruhi oleh karakteristik responden seperti umur,
pendidikan dan jumlah anak. Sebagian besar responden berumur 26 tahun 35,5 yaitu usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun, tingkat
pendidikan sebagian besar tamat SMP namun karena sumber informasi yang diperoleh dari petugas kesehatan dan media elektronik dapat meningkatkan
kemampuan mereka dalam mengambil keputusan, sedangkan akibat umur mereka yang mayoritas muda sebagian besar mereka punya anak kurang lebih 2 anak
64,5. Berdasarkan penelitian di lapangan banyak ibu bersalin yang kurang
mengetahui pemeriksaan kehamilan sesuai standar yaitu 5T dan kanker payudara terjadinya karena usia dan pemakaian obat-obatan serta diet yang tidak seimbang,
sedangkan yang mereka ketahui adalah periksa kehamilan sebanyak 4 kali selama masa kehamilan dan manfaat periksa kehamilan ke pelayanan kesehatan adalah agar
ibu hamil selalu sehat, bayi yang dilahirkan sehat dan dapat mengatasi keluhan- keluhan selama hamil.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya setelah terpapar dengan metode simulasi yang diberikan mereka jadi tahu periksa kehamilan sebanyak 4 kali selama masa kehamilan, manfaat periksa
kehamilan ke pelayanan kesehatan adalah agar ibu hamil selalu sehat, bayi yang dilahirkan sehat dan dapat mengatasi keluhan-keluhan selama hamil, dan persalinan
aman adalah semua penolong persalinan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan aman dan bersih, serta memberikan pelayanan
nifas pada ibu dan bayi, sedangkan yang mereka tidak ketahui adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar yaitu 5T. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu sebelum
80,6 dan sesudah metode simulasi 100,0 pada kelompok perlakuan, sedangkan pengetahuan pada kelompok kontrol juga terdapat perubahan pengetahuan ibu
sebelum 74,2 dan sesudah 87,1. Kebiasaan seperti itu
masih banyak
kita jumpai saat ini khususnya
mayarakat desa, mereka memandang dukun bayi tersebut sebagai hal yang wajar karena telah di lakukan secara turun-temurun dan dukun bayi itu cenderung lebih tua.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil Notoatmodjo 2007 menyatakan bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang jika dia mendapat
informasi yang baik dari berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dan pengalaman adalah guru yang
terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
Universitas Sumatera Utara
pengalaman yang diperolehnya dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
Senada dengan penelitian Facturahman, dan Bulkani 2006 bahwa penggunaan metode simulasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap upaya
penanggulangan narkoba dan pencegahan kehamilan tidak diinginkan, dengan perbedaan rerata nila 59,0 sebelum dilakukan intervensi menjadi 73,5 setelah
dilakukan intervensi simulasi dan secara statistik dengan uji pair t-test menunjukkan pada nilai p=0,004 terdapat perbedaan signifikan pengetahuan siswa sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi simulasi, dan hasil uji pair t-test juga menunjukkan pada nilai t=64,319 menunjukkan terdapat pengaruh metode simulasi dengan pengetahuan
siswa tentang penanggulangan narkoba dan pencegahan kehamilan tidak diinginkan.
5.2 Efektifitas Metode Simulasi terhadap Pengetahuan Ibu dalam Pemberian