78
s
1 2
= varians nilai tes kelas eksperimen s
2 2
= varians nilai tes kelas kontrol Dengan  dk  =  n
1
+  n
2
–  2  dan  taraf  signifikan  α  =  5  kriteria pengujian H
diterima jika −
−  � ℎ�
� −  �
dimana
−  �
didapat dari  daftar  distribusi  t  dengan  dk  =  n
1
+  n
2
–  2  dan  peluang  1–  � Sudjana, 2005:239.
3.8.2 Analisis Data Akhir
Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan berbeda, selanjutnya dilaksanakan tes akhir. Hasil tes akhir ini yang akan digunakan
sebagai  dasar  dalam  menguji  hipotesis  penelitian.  Data  akhir  tersebut kemudian  dianalisis  menggunakan  uji  normalitas,  uji  homogenitas  dan  uji
hipotesis yang meliputi uji proporsi satu pihak kanan dan uji t.
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data nilai tes akhir kelas eksperimen  dan  kelas  kontrol  berdistribusi  normal  atau  tidak.  Langkah-
langkah  pengujian  normalitas  data  pada  tahap  akhir  ini  sama  dengan langkah-langkah uji normalitas pada analisis data awal.
3.8.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui data tes akhir kelas eksperimen  dan  kelas  kontrol  memiliki  varians  yang  sama  atau  tidak.
Langkah-langkah  untuk  menguji  homogenitas  data  pada  tahap  akhir  ini sama dengan langkah-langkah uji homogenitas pada analisis data awal.
79
3.8.2.3 Uji Hipotesis
3.8.2.3.1 Uji Ketuntasan Hasil Belajar Kelas Eksperimen Hipotesis 1
Uji  hipotesis  1  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah  model pembelajaran TAI efektif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN
Ngaliyan  05.  KKM  mata  pelajaran  PKn  di  SDN  Ngaliyan  05  yang bertindak  sebagai  kelas  eksperimen  adalah  68.  Secara  individu,  siswa
dikatakan  tuntas  apabila  memperoleh  nilai  ≥  68.  Kriteria  keefektifan dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn siswa yang menggunakan
model  pembelajaran  TAI  mencapai  ketuntasan  klasikal  minimal sebanyak 75. Ketuntasan hasil belajar PKn siswa secara klasikal dapat
diketahui  dengan menggunakan uji proporsi satu pihak kanan. Dengan hipotesis sebagai berikut:
H
o
: π≤ 0,75  proporsi siswa yang mencapai KKM kurang dari atau sama dengan 75
H
a
: π 0,75  proporsi siswa yang memenuhi KKM lebih dari 75 Untuk pengujian ini digunakan statistik z yang rumusnya sebagai berikut:
Keterangan: = banyak siswa yang tuntas kelas eksperimen
N  = banyak siswa kelas eksperimen π
= proporsi yang diharapkan =
− � √�
− �
80
Kriteria  pengujian  ini  adalah  tolak  H
o
jika z ≥ z
0,5- α
dimana  z
0,5- α
didapat  dari  daftar  distribusi  normal  baku  dengan  peluang  0,5 –α.
Untuk z  z
0,5- α
hipotesis H
o
diterima Sudjana, 2005:233. 3.8.2.3.2
Uji Ketuntasan Hasil Belajar Kelas Kontrol Hipotesis 2 Uji  hipotesis  2  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah  model
pembelajaran TPS efektif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Podorejo  02.  KKM  mata  pelajaran  PKn  di  SDN  Podorejo  02  yang
bertindak  sebagai  kelas  kontrol  adalah  68.  Secara  individu,  siswa dikatakan  tuntas  apabila  memperoleh  nilai  ≥  68.  Kriteria  keefektifan
dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn siswa yang menggunakan model  pembelajaran  TPS  mencapai  ketuntasan  klasikal  minimal
sebanyak 75. Ketuntasan hasil belajar PKn siswa secara klasikal dapat diketahui  dengan menggunakan uji proporsi satu pihak kanan. Dengan
hipotesis sebagai berikut: H
o
: π≤ 0,75 proporsi siswa yang mencapai KKM kurang dari atau
sama dengan 75 H
a
: π 0,75 proporsi siswa yang memenuhi KKM lebih dari 75
Untuk pengujian ini digunakan statistik z dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: x   = banyaknya siswa yang tuntas di kelas eksperimen
N  = banyaknya siswa eksperimen =
− � √�
− �
81
π =  proporsi yang diharapkan
Kriteria  pengujian  ini  adalah  tolak  H
o
jika z ≥ z
0,5- α
dimana  z
0,5- α
didapat  dari  daftar  distribusi  normal  baku  dengan  peluang  0,5 –  α.
Untuk z  z
0,5- α
hipotesis H
o
diterima Sudjana, 2005:233. 3.8.2.3.3
Uji Perbedaan Rata-rata Akhir Hipotesis 3 Uji  hipotesis  3  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah  model
pembelajaran  TAI  lebih  efektif  daripada  model  pembelajaran  TPS terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V. Model dikatakan lebih efektif
apabila  rata-rata  hasil  tes  kelas  eksperimen  lebih  baik  daripada  kelas kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata, uji
satu  pihak  yaitu  pihak  kanan  dengan  rumus  uji  t.  Uji  ini  selanjutnya digunakan  untuk  membandingkan  kedua  model  pembelajaran,  dengan
hipotesis sebagai berikut: H
o
: μ
1
≤μ
2  ,
hasil  belajar  kelas  eksperimen  kurang  dari  atau  sama dengan hasil belajar kelas kontrol
H
a
: μ
1
μ
2  ,
hasil  belajar  kelas  eksperimen  lebih  baik  dari  hasil belajar kelas kontrol
1. Jika  σ
1
=  σ
2
maka  pengujian  hipotesis  menggunakan  rumus  Polled Varians berikut:
dengan =
̅ − ̅ � √ +
= −
+ −
+ −
82
Keterangan:
Kriteria pengujian adalah terima H
o
jika
−�
dan tolak H
o
jika t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t
adalah dk = n
1
+ n
2
– 2 dengan peluang 1 – α dan taraf signifikan α = 5 Sudjana, 2005:243.
2. Jika σ
1
≠ σ
2
maka pengujian hipotesis menggunakan Sparated Varians rumus berikut:
. Keterangan:
x
1
: rata-rata kelas eksperimen x
2
: rata-rata kelas kontrol n
1
: banyaknya kelas eksperimen n
2
: banyaknya kelas kontrol s
1 2
: varians nilai kelas ekspermen s
2 2
: varians nilai kelas kontrol Dengan kriteria pengujian tolak H
jika, ̅
= rata-rata kelas eksperimen ̅
= rata-rata kelas kontrol n
1
= banyaknya kelas eksperimen n
2
= banyaknya kelas kontrol s
1 2
= varians nilai tes kelas eksperimen s
2 2
= varians nilai tes kelas kontrol
′ = ̅ − ̅
√ +
′ ≥ +
+
83
, Dengan,
=   dan =
=
− � , −
dan =
− � , −
dan  terima  H
o
jika terjadi sebaliknya Sudjana, 2005:243 3.8.2.3.4  Uji Gain dan N-Gain
Peningkatan antara nilai tes awal  dan tes akhir kelas eksperimen dan kontrol  dihitung  menggunakan  analisis  indeks  gain.  Gain  merupakan
selisish tes awal dan tes akhir yang belum dinormalisasikan. Perhitungan gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik.
Adapun rumus yang digunakan menghitung gain sebagai berikut. Gain = nilai tes akhir
– nilai tes awal Adapun kriteria pada nilai gain sebagai berikut.
Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Gain
Nilai Gain g Kriteria
gx̅
g
+
g
Peningkatan Tinggi x̅
g
−
g
g x̅
g
−
g
Peningkatan Sedang x̅
g
−
g
≤ g Peningkatan Rendah
Keterangan g
: nilai gain x̅
g
: rata-rata peningkatan siswa
84
g
: simpangan baku atau standar deviasi dari data gain Lestari dan Yudhanegara 2015:235
N-Gain  merupakan  normalisasi    gain  yang  didapatkan  dengan membandingkan  selisih  tes  awal  dan  tes  akhir  dengan  selisih  Skor
Maksimum  Ideal  dan  tes  awal.  Perhitungan  nilai  rata-rata  N-Gain dilakukan  untuk  mengetahui  peningkatan  hasil  belajar  peserta  didik.
Rumus N-Gain yang digunakan sebagai berikut.
Adapun  kriteria  interpretasi  indeks  gain  dikategorikan  sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Nilai N-Gain
Indeks Gain Kriteria
g  0,30 Rendah
0,30 ≤ g  0,70 Sedang
g ≥ 0,70
Tinggi Lestari 2015:235
� =
− �
� � −
85
Adapun  perhitungan  uji  t  antar-gain  score  menggunakan  rumus sebagai berikut:
t =
̅ −  ̅ √
�
+
�
, dengan s
s
2
=
− +
− +
−
Sudjana, 2005: 239 Keterangan:
̅   = rata-rata kelas eksperimen ̅   = rata-rata kelas kontrol
= banyaknya kelas eksperimen = banyaknya kelas kontrol
= varians nilai tes kelas eksperimen = varians nilai tes kelas kontrol
Dengan  = +
–     dan  taraf  signifikan  α  =  5  kriteria pengujian yaitu terima H
jika t
−
dan tolak jika t mempunyai
harga-harga lain Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t adalah dk = +
– 2 dengan peluang 1 – α dan taraf signifikan α = 5 Sudjana, 2005: 239-240.
86
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian