93
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan perhitungan uji kesamaan rata-rata nilai tes awal diperoleh
ℎ� �
= 0,199. Berdasarkan kriteria uji t, untuk taraf signifikan
� = 5 dan dk = 26 + 28 – 2 = 52 diperoleh nilai
�
= 2,00. −
− � ℎ�
� − �
. Jadi diterima,
artinya tidak ada perbedaan rata-rata nilai awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat dikatakan kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki kondisi awal yang sama. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 14.
4.1.2 Analisis Data Akhir
4.1.2.1 Data Tes Akhir
Analisis data akhir dilaksanakan setelah kedua kelas penelitian yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan yang
berbeda. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran TAI dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran TPS.
Setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada dua kelas tersebut kemudian diberikan tes akhir. Hasil tes akhir akan dijadikan sebagai data akhir untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini. Adapun rincian mengenai nilai tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut.
94
Tabel 4.5 Nilai Tes akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
SDN Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang Tahun 20152016 Komponen
Eksperimen Kontrol
Jumlah Sampel 26
28 Nilai Terendah
65,11 60,46
Nilai Tertinggi 83,72
74,41 Rata-rata
77,27 70,50
Standar Deviasi 5,06
3,52 Dari tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa rata-rata nilai tes akhir kelas
eksperimen dari 26 siswa sebesar 77,27, sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 70,50 selisih sebesar 6,77. Nilai tes akhir eksperimen berada
diantara 65,11 sampai 83,72. Sedangkan nilai tes akhir kelas kontrol berada diantara 60,46 sampai 74,40.
Data nilai tes akhir pada kelas eksperimen dan kontrol terangkum pada diagram berikut.
Diagram 4.2 Nilai Tes Akhir Siswa Kelas V Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
SDN Gugus Wijaya Kusuma Tahun 20152016
2 4
6 8
10 12
14 16
60,46 62,79 65,11 67,44 69,76 72,09 74,41 79,06 81,39 83,72
NILAI TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
95
4.1.2.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan sebelum uji hipotesis, yang bertujuan untuk mengetahui nilai tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada data akhir akan dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors. Data dikatakan normal
apabila didapatkan harga
ℎ� �
�
. Tabel 4.6
Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SDN Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang Tahun 20152016
Kelas L
hitung
L
tabel
Eksperimen 0,169
0,173 Kontrol
0,134 0,161
Perolehan perhitungan kelas eksperimen L
hitung
= 0,169 dengan dk = 26 -
1 = 25. Dan α = 5 , diperoleh L
tabel
= 0,173. Sedangkan perolehan kelas kontrol L
hitung
= 0,134 dengan dk = 28 - 1 = 27. Dan α = 5 , diperoleh
L
tabel
= 0,161. Hal ini menunjukkan L
hitung
L
tabel
maka H diterima, artinya
data berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 21. 4.1.2.1.2
Uji Homogenitas Apabila data yang telah dianalisis berdistribusi normal, maka
selanjutnya akan dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kehomogenan varians dari kedua kelas pada penelitian
yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Apakah sampel
96
penelitian tersebut berasal dari kondisi yang sama homogen atau tidak. Uji homogenitas pada analisis data akhir dengan menggunakan Uji Bartlett.
Perolehan perhitungan �
ℎ� �
= 3,365 dengan dk = 2 – 1 = 1 dan α =
5 , diperoleh �
�
= 3,841. Perolehan menunjukkan �
ℎ� �
�
�
maka H
o
diterima, artinya sampel berasal dari kondisi yang sama homogen. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 22.
4.1.2.2 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diujikan diterima atau tidak. Hasil dari uji hipotesis merupakan jawaban dari
rumusan masalah penelitian. 4.1.2.2.1
Uji Ketuntasan Hasil Belajar Kelas Eksperimen Uji Hipotesis 1 Hasil perhitungan ketuntasan tes kemampuan peserta didik secara
klasikal pada kelas eksperimen menggunkakan uji proporsi pihak kanan. Dalam perhitungan ini, bertujuan untuk mengetahui apakah model
pembelajaran TAI efektif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Ngaliyan 05. Hasil perhitungan ketuntasan nilai tes akhir pada kelas
eksperimen yaitu z
hitung
= 2,0380 9. Pada α = 5 , diperoleh z
tabel
= 1,64. Hasil perhitungan menunjukkan z
hitung
z
tabel,
maka H
o
ditolak, hal ini menunjukkan proporsi siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal
lebih dari 75. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif TAI efektif terhadap hasil belajar PKn. Perhitungan selengkapnya pada lampiran
23.
97
4.1.2.2.2 Uji Ketuntasan Hasil Belajar Kelas Kontrol Uji Hipotesis 2 Hasil perhitungan ketuntasan tes kemampuan peserta didik secara
klasikal pada kelas kontrol menggunkakan uji proporsi pihak kanan. Dalam perhitungan ini, bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran
TPS efektif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Podorejo 02. Hasil perhitungan ketuntasan nilai tes akhir pada kelas kontrol yaitu z
hitung
= 1,74574. Pada α = 5 , diperoleh z
tabel
= 1,64. Hasil perhitungan menunjukkan z
hitung
z
tabel,
maka H
o
ditolak, hal ini menunjukkan proporsi siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal lebih dari 75. Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif TPS efektif terhadap hasil belajar PKn. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 24.
4.1.2.2.3 Uji Perbedaan Rata-rata Data Akhir Uji Hipotesis 3
Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji perbedaan rata-rata, uji satu pihak yaitu pihak kanan dengan rumus uji t. Uji hipotesis ini dilakukan
untuk membandingkan keefektifan kedua model pembelajaran yang terdiri dari model TAI dan TPS. Berdasarkan perhitungan uji perbedaan rata-rata
hasil belajar PKn, diperoleh t
hitung
= 5,72. Pada dk = 26 + 28 – 2 = 52 dan
α = 5 , diperoleh t
tabel
= 1,671. Karena t
hitung
t
tabel
maka H ditolak, hal
ini menunjukkan rata-rata hasil belajar PKn siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata hasil belajar PKn siswa kelas kontrol. Dengan
demikian, model TAI lebih efektif daripada model TPS terhadap hasil belajar PKn . Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 25.
Adapun perolehan nilai tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, sebagai berikut.
98
Tabel 4.7 Peningkatan Hasil Belajar PKn Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
SDN Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang Tahun 20152016
Kelas Banyak
Siswa Rata-rata
Nilai Tes awal Rata-rata
Nilai Tes akhir Eksperimen
26 63,94
77,27 Kontrol
28 60,37
70,50
Nilai hasil belajar PKn pada tes awal dan tes akhir pada siswa kelas V pada kelas eksperimen dan kontrol terangkum pada diagram berikut.
Diagram 4.3 Peningkatan Nilai Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V
SDN Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang Tahun 20152016
Berdasarkan diagram di atas, dapat kita ketahui bahwa dikelas eksperimen dan kelas kontrol perolehan nilai siswa mengalami
peningkatan. Sebelum diberikannya perlakuan, kemampuan peserta didik
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Tes Awal Tes Akhir
Nilai Ha
sil Be
laja r
P Kn
PENINGKATAN NILAI TES AWAL DAN TES AKHIR
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
99
kelas eksperimen dan kelas kontrol dikategorikan sama. Akan tetapi, setelah diberikan perlakuan pada pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran TAI pada kelas eksperimen, nilai yang diperoleh di kelas eksperimen mengalami peningkatan dibandingkan kelas kontrol.
Dalam pembelajaran PKn, peningkatan perolehan nilai tes awal dan tes akhir diketahui dengan melakukan perhitungan skor Gain dan N-gain.
Perhitungan ini dilakukan untuk mendukung data dari uji hipotesis 3. Peningkatan nilai PKn antara nilai tes awal dan nilai tes akhir dapat
diketahui melalui perhitungan gain, perhitungan ini dilakukan dengan cara mengurangi tes akhir dengan tes awal. Kenaikan dari hasil tes awal ke tes
akhir dikategorikan berdasarkan interpretasi indeks gain berikut. Tabel 4.8
Interpretasi Indeks Gain Nilai Gain g
Kriteria g x̅
g
+
g
Peningkatan Tinggi x̅
g
−
g
g x̅
g
−
g
Peningkatan Sedang x̅
g
−
g
≤ g Peningkatan Rendah
Keterangan g : nilai gain
x̅
g
: rata-rata peningkatan siswa
g
: simpangan baku atau standar deviasi dari data gain Lestari 2015:235
Adapun perhitungan data gain diperoleh hasil pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terangkum pada tabel berikut.
100
Tabel 4.9 Data Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Keterangan Eksperimen
Kontrol Rata-rata
13,32 10,04
Standar Deviasi 8,12
5,94 Varians
66,01 35,29
Kategori Sedang
Sedang
Perhitungan data gain di sajikan pada diagram berikut.
Diagram 4.4 Nilai Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui perolehan peningkatan hasil gain pada kelas eksperimen sebesar 13,32 termasuk kategori sedang.
Sedangkan peningkatan hasil gain pada kelas kontrol sebesar 10,04 termasuk kategori sedang.
3 6
9 12
15
Eksperimen Kontrol
GAIN
101
Sebelum dilakukan perhitungan uji t pada gain, terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui data yang
diperoleh dari uji Gain, memiliki varians yang sama homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett.
Adapun perolehan uji homogenitas data gain terangkum pada tabel berikut.
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Sampel X
2 hitung
X
2 tabel
Keterangan Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol 2,600
3,841 Homogen
Perhitungan data gain diperoleh X
2 hitung
sebesar 2,600 dengan dk = 2-
1 = 1 dan α = 5 , diperoleh X
2 tabel
= 3,841. Maka X
2 hitung
X
2 tabel,
Data dikatakan homogen apabila
�
ℎ� �
�
�
, karena �
ℎ� �
�
�
yaitu 2,600 3,841, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari kondisi sama homogen.
Berdasarkan uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett, diketahui skor gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians
yang sama homogen. Sehingga untuk melakukan uji t menggunakan rumus Polled Varians. Kriteria pengujiannya yaitu tolak H
o
jika
ℎ� �
≥
�
yang diperoleh dari tabel distribusi t dengan dk yang telah ditentukan. Jika
�
lebih kecil daripada
ℎ� �
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan data tersebut, maka diperoleh t
hitung
=2,81.
102
Dengan dk = 26 + 28 – 2 = 52, maka diperoleh t
tabel
= 1,67. Hasil tersebut menunjukkan t
hitung
t
tabel
yaitu 2,81 1,67, maka H
a
diterima. Hal tersebut menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan model TAI lebih efektif
daripada pembelajaran dengan menggunakan model TPS terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Gugus Wijaya Kusuma. Perhitungan
selengkapnya terdapat pada lampiran 31. Perhitungan uji t gain terangkum pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Uji t Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gain Kelas
Banyak Siswa
Rata-rata Standar
Deviasi T
Eksperimen 26
13,32 8,12
2,81 Kontrol
28 10,13
5,91 Peningkatan nilai peserta didik dapat diketahui juga dengan
menggunakan uji N-Gain dengan rumu sebagai berikut. � =
− �
� � −
Lestari 2015:235 Kriteria interpretasi indeks N-Gain di bagi menjadi 3 kategori
sebagai berikut.
103
Tabel 4.12 Interpretasi Indeks N-Gain
Indeks Gain Kriteria
N-gain 0,30 Rendah
0,30 ≤ N-gain 0,70
Sedang N-gain
≥ 0,70 Tinggi
Perolehan perhitungan N-Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terangkum pada tabel berikut.
Tabel 4.13 Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Keterangan Eksperimen
Kontrol Rata-rata
0,35 0,24
Standar Deviasi 0,15
0,08 Varians
0,02 0,007
Kategori Sedang
Rendah Perhitungan data N-Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
di sajikan pada diagram berikut.
104
Diagram 4.5 Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui perolehan peningkatan hasil N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,35 termasuk kategori
sedang. Sedangkan peningkatan hasil N-Gain pada kelas kontrol sebesar 0,24 termasuk kategori rendah.
Sebelum dilakukan perhitungan uji t pada N-Gain, terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui data yang
diperoleh dari uji N-Gain, memiliki varians yang sama homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji
Bartlett. Adapun perolehan uji homogenitas data N-Gain terangkum pada tabel berikut.
0,1 0,2
0,3 0,4
Eksperimen Kontrol
N-GAIN
105
Tabel 4.14 Uji Homogenitas Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Sampel X
2 hitung
X
2 tabel
Keterangan Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol 7,403
3,841 Tidak
Homogen
Perhitungan data gain diperoleh X
2 hitung
sebesar 7,403 dengan dk = 2-
1 = 1 dan α = 5 , diperoleh X
2 tabel
= 3,841. Maka X
2 hitung
X
2 tabel,
Data dikatakan homogen apabila �
ℎ� �
�
�
, karena �
ℎ� �
�
�
yaitu 7,403 3,841, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari kondisi yang tidak sama tidak homogen.
Berdasarkan uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett, diketahui skor N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
varians yang tidak sama tidak homogen. Sehingga untuk melakukan uji t menggunakan rumus Sparated Varians.
Kriteria pengujiannya yaitu terima Ho jika
ℎ� �
�
yang diperoleh dari tabel distribusi t dengan dk yang telah ditentukan. Jika
�
lebih kecil daripada
ℎ� �
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan data tersebut, maka diperoleh t
hitung
= 3,216. Dengan dk = 26 + 28
– 2 = 52, maka diperoleh t
tabel
= 1,70 . Hasil tersebut menunjukkan t
hitung
t
tabel
yaitu 3,216 1,70, maka H
a
diterima. artinya pembelajaran dengan menggunakan model TAI lebih efektif daripada pembelajaran
dengan menggunakan model TPS terhadap hasil belajar PKn siswa kelas
106
V SDN Gugus Wijaya Kusuma.. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 30.
Perhitungan uji t N-Gain terangkum pada tabel berikut. Tabel 4.15
Uji t N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol N-Gain
Kelas Banyak
Siswa Rata-rata
Standar Deviasi
T Eksperimen
26 0,35
0,09 3,216
Kontrol 28
0,24 0,08
4.2 Pembahasan