4. Fase Latihan Terbimbing
Setelah presentasi dan demonstrasi siswa diberikan latihan-latihan awal mengenai materi ajar yang terkait dengan materi yang telah dipresentasikan
dan didemonstrasikan secara bertahap Pada latihan ini, siswa melakukan latihan,guru memonitoring dan memberikan arahan serta koreksi jika
diperlukan. 5.
Fase Menilai Kinerja dan Memberi Umpan Balik Guru memberikan review pada hasil pekerjaan siswa. Pada fase ini, kegiatan
yang tidak kalah penting mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa. Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam
pengajaran langsung karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak memberikan manfaat pada pembelajaran.
6. Fase Latihan Mandiri
Setelah penyampaian informasi dan keterampilan yang diikuti dengan latihan- latihan, selanjutnya guru memberikan tugas lanjutan atau tes tentang materi
yang telah dipelajari untuk memperdalam pemahaman siswa.
2.2. Penelitian yang Relevan
Kreativitas sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika. Siswa yang kreatif akan menyelesaikan masalah dengan berbagai alternatif cara. Siswa yang
mempunyai kreativitas tinggi cenderung memperoleh prestasi belajar yang baik. Sagitasari 2010 dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan
positif antara kreativitas dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Selain itu, gaya kognitif siswa akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan pembelajaran yang tepat dan sesuai gaya kognitifnya, siswa akan lebih
cepat menerima dan mengolah informasi, sehingga akan meningkatkan prestasi. seperti yang dikatakan oleh Onyekuru 2015 bahwa siswa dengan gaya kognitif
field independent mempunyai rata-rata hasil belajar dalam sains yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent, sementara siswa
field dependent memiliki rata-rata hasil belajar dalam seni yang lebih tinggi dibandingkan siswa field independent.
Penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara gaya kognitif dan tingkat berpikir kreatif matematis terdapat pada penelitian oleh
Purnomo 2015. Gaya kognitif siswa yang berbeda akan memberikan tingkat berpikir kreatif matematis yang berbeda pula.
2.3. Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika di sekolah mempunyai tujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta
kemampuan bekerjasama. Kreativitas siswa sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika, terutama untuk menyelesaikan soal non-routine yang sulit dan
mengharuskan siswa untuk berpikir kreatif. Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis, penelitian ini
menggunakan soal open-ended bertipe problems with multiple solution methods berupa soal uraian. Selain itu, peneliti mencoba mengaitkan tingkat berpikir kreatif
matematis berdasarkan gaya kognitif siswa. Karakteristik gaya kognitif siswa akan
membentuk dimensi perbedaan individu pembelajar dan mempunyai implikasi penting dalam pembelajaran.
Gaya kognitif yang digunakan adalah gaya kognitif field independent dan field dependent oleh Witkin 1977. Siswa bergaya kognitif field independent
maupun field dependent memiliki kapasitas intelektual yang sama, tetapi kemampuan mereka dalam menggunakan informasi dan cara memproses materi
berbeda. Siswa field independent biasanya lebih suka matematika dan sains, sedangkan field dependent merespon lebih positif terhadap kemanusiaan dan sosial.
Menurut Reiff 1992, karakteristik tersebut memungkinkan field independent untuk mencapai kesuksesan yang lebih tinggi dalam matematika berdasarkan tes
berstandar hasil belajar matematika, sehingga kemampuan berpikir kreatif matematis siswa bergaya kognitif field independent lebih tinggi dari siswa bergaya
kognitif field dependent. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan menguji apakah kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa dengan gaya kognitif field independent lebih tinggi dari siswa bergaya kognitif field dependent. Alur pola pikir pada penelitian akan
dijelaskan sebagai berikut.
Rendahnya Hasil Evaluasi Pembelajaran Matematika
Gaya Kognitif
Field Dependent Field Independent
Evaluasi dengan soal open-ended bertipe problems with multiple solutions methods
Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa berdasarkan gaya kognitif
Menguji apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan gaya kognitif field independent lebih tinggi
dari siswa bergaya kognitif field dependent
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
BAB 3 PROSEDUR PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian mixed methods. Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk
penelitian yang telah ada sebelumnya, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Sugiyono 2011: 404 menyatakan bahwa metode penelitian kombinasi
mixed methods adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan
secara bersama-sama dalam kegiatan penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif.
Jenis desain penelitian pada mixed methods dibagi menjadi tiga, yaitu sequential explanatory design, sequential exploratory design, dan concurrent
triangulation design Creswell, 2003. Sequential explanatory design dilakukan dengan cara pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif yang dilaksanakan dalam
dua tahap, dengan penekanan utama pada metode kuantitatif. Sequential exploratory design dilakukan dengan cara mengumpulkan data kualitatif terlebih
dulu dan dianalisis, kemudian data kuantitatif setelahnya. Jenis sequential exploratory design lebih menekankan pada metode kualitatif. Concurrent
triangulation design desain konvergen dilakukan dengan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan, menggabungkan metode analisis data