mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat
prediksi dan dugaan, serta dengan mencoba-coba; 3 mengembangkan kemampuan memecahkan masalah; 4 mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi
atau mengkomunikasikan gagasan.
2.1.5 Soal Open-ended
Beberapa ahli telah mengembangkan instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis, seperti Balka dan Torrance Silver dalam
Mahmudi, 2010. Balka mengembangkan instrumen Creative Ability Mathematical Test CAMT dan Torrance mengembangkan instrumen Torrance Tests of Creative
Thinking TTCT. Kedua instrumen ini berupa tugas membuat soal matematika berdasarkan informasi yang terdapat pada soal terkait situasi sehari-hari yang
diberikan. Jensen Park dalam Mahmudi, 2010, mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis dengan memberikan tugas membuat sejumlah pertanyaan atau
pernyataan berdasarkan informasi pada soal-soal yang diberikan. Soal-soal yang diberikan tersebut disajikan dalam bentuk narasi, grafik, atau diagram. Cara atau
metode pengukuran kemampuan berpikir kreatif matematis yang digunakan Balka, Torrance, dan Jensen di atas sering disebut tugas problem posing atau problem
finding atau production divergen. Tes ini mengukur tiga aspek kemampuan berpikir kreatif matematis, yaitu kelancaran, keluwesan, dan kebaruan.
Getzles dan Jackson mengemukakan cara lain untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis, yakni dengan soal terbuka open-ended problem.
Menurut Takahashi 2006, soal terbuka adalah soal yang mempunyai banyak solusi
atau strategi penyelesaian, sedangkan menurut Becker dan Shimada Livne dalam Mahmudi, 2010, soal terbuka open-ended problem adalah soal yang memiliki
beragam jawab. Aspek yang diukur dalam soal terbuka adalah kelancaran fluency, keluwesan flexibility, kebaruan originality, dan elaborasi elaboration.
Aspek keterbukaan dalam soal open-ended dapat diklasifikasikan dalam tiga tipe, yaitu: 1 terbuka proses penyelesaiannya, yakni soal itu memiliki beragam
cara penyelesaian, 2 terbuka hasil akhirnya, yakni soal itu memiliki banyak jawab yang benar, dan 3 terbuka pengembangan lanjutannya, yakni ketika siswa telah
menyelesaikan suatu, selanjutnya mereka dapat mengembangkan soal baru dengan mengubah syarat atau kondisi pada soal yang telah diselesaikan Mahmudi, 2008.
Secara garis besar berdasarkan aspek keterbukaannya, soal open-ended mempunyai tiga tipe, antara lain 1 tipe soal dengan banyak jawaban problems
with multiple solutions; 2 tipe soal dengan banyak cara mengerjakan problems with multiple solution methods; 3 tipe soal dengan masalah yang dapat
dikembangkan menjadi masalah baru problem to problem. Soal open-ended yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal bertipe
problems with multiple solutions methods dengan fokus utama untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif matematis siswa pada soal geometri ruang kelas X. Soal
open-ended bertipe problems with multiple solutions methods merupakan salah satu tipe soal yang memungkinkan banyak cara pengerjaan dalam satu soal. Penggunaan
soal open-ended bertipe problems with multiple solutions methods akan memudahkan mengukur tingkat berpikir kreatif matematis siswa. Tiap butir soal
mempunyai aspek-aspek yang diukur dalam menentukan tingkat kemampuan
berpikir kreatif matematis dalam penyelesaiannya, yaitu aspek-aspek kelancaran fluency, keluwesan flexibility, dan kebaruan novelty.
2.1.6 Gaya Kognitif