Karakteristik gaya kognitif siswa akan membentuk dimensi perbedaan individu pembelajar dan mempunyai implikasi penting dalam pembelajaran. Smith
dan Ragan dalam Zheng 2009 menyatakan bahwa memahami gaya kognitif sangatlah penting karena bukan hanya menyediakan wawasan kedalam bagaimana
individu pembelajar belajar tetapi juga menyoroti bagaimana perbedaan pengajaran terjadi. Hal tersebut menandakan bahwa seorang pendidik harus memperhatikan
gaya kognitif yang dimiliki oleh siswa, sehingga pembelajaran akan berjalan dengan baik dan mendapat hasil memuaskan.
2.1.7 Model Pembelajaran Langsung Direct Instruction
Menurut Setiawan 2010, model pembelajaran langsung Direct Instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa
dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajar selangkah demi langkah. Model pengajaran langsung ini dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik yang dapat
diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi langkah. Menurut Rosenshine dalam Joyce, 2009, pembelajaran langsung
merupakan suatu model pengajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap siswa dilanjutkan dengan meminta siswa
menguji pemahaman mereka dengan melakukan praktik di bawah bimbingan guru praktik yang terkontrol, controlled practice, dan mendorong mereka meneruskan
praktik di bawah bimbingan guru guided practice. Terdapat 6 fase dalam sintax model pembelajaran langsung direct
instruction. Keenam fase tersebut adalah 1 orientasi; 2 presentasi; 3 melaksanakan bimbingan; 4 latihan terbimbing; 5 menilai kinerja dan memberi
umpan balik; dan 6 latihan mandiri yang membutuhkan peran berbeda dari pengajar. Masing-masing fase dalam model pembeajaran langsung dijelaskan
sebagai berikut. 1.
Fase Orientasi Fase orientasi meliputi penyampaian tujuan pembelajaran, informasi dan hal-
hal yang berkaitan dengan kegiatan belajar agar siswa mengetahui pentingnya menguasai materi yang akan disampaikan dan memotivasi agar siswa tertarik
dan merasa perlu mengikuti proses pembelajaran ini dengan sungguh-sungguh. 2.
Fase Presentasi Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-
konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek, pemberian
contoh-contoh konsep, pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas, serta
menjelaskan ulang hal-hal yang sulit. 3.
Fase Melaksanakan Bimbingan Pada fase ini, guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya materi
yang belum dipahami dan mengulangi penjelasan jika diperlukan. Guru juga dapat mengajukan pertanyaan pada siswa untuk menilai tingkat pemahaman
siswa dan mengoreksi konsep.
4. Fase Latihan Terbimbing
Setelah presentasi dan demonstrasi siswa diberikan latihan-latihan awal mengenai materi ajar yang terkait dengan materi yang telah dipresentasikan
dan didemonstrasikan secara bertahap Pada latihan ini, siswa melakukan latihan,guru memonitoring dan memberikan arahan serta koreksi jika
diperlukan. 5.
Fase Menilai Kinerja dan Memberi Umpan Balik Guru memberikan review pada hasil pekerjaan siswa. Pada fase ini, kegiatan
yang tidak kalah penting mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa. Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam
pengajaran langsung karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak memberikan manfaat pada pembelajaran.
6. Fase Latihan Mandiri
Setelah penyampaian informasi dan keterampilan yang diikuti dengan latihan- latihan, selanjutnya guru memberikan tugas lanjutan atau tes tentang materi
yang telah dipelajari untuk memperdalam pemahaman siswa.
2.2. Penelitian yang Relevan