berpikir kreatif matematis dalam penyelesaiannya, yaitu aspek-aspek kelancaran fluency, keluwesan flexibility, dan kebaruan novelty.
2.1.6 Gaya Kognitif
Gaya kognitif merupakan gambaran bagaimana siswa memproses informasi, antara lain bagaimana siswa menganalisis, merasa, menalar tentang
informasi yang diperoleh. Kagan dalam Rahman 2008 mendefinisikan gaya kognitif sebagai variasi individu dalam cara memandang, mengingat, dan berpikir
atau sebagai cara tersendiri dalam hal memahami, menyimpan, mentranformasi, dan menggunakan informasi. Sedangkan Messick, sebagaimana dikutip oleh Warli
2008:141, mendefinisikan gaya kognitif sebagai “characteristic self-
consistencies in processing that develop in congenial ways around underlying personalized trends” yang menunjukkan bahwa gaya kognitif berhubungan erat
dengan struktur afektif, temperamen, dan motivasi sebagai bagian dari kebutuhan kepribadian. Menurut Rahman 2008:455 gaya kognitif diklasifikasikan antara
lain: 1 perbedaan gaya kognitif secara psikologis, meliputi: gaya kognitif field dependent dan field independent, 2 perbedaan gaya kognitif secara konseptual
tempo, meliputi: gaya kognitif impulsif dan gaya kognitif refleksif, 3 perbedaan gaya kognitif berdasarkan cara berpikir, meliputi: gaya kognitif intuitif-induktif dan
logik-deduktif. Gaya kognitif yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah gaya belajar
field independent versus dependent oleh Witkin 1977. Gaya kognitif field independent dan field dependent merupakan gaya kognitif yang telah dikaji secara
luas dan memiliki kemungkinan penerapan yang besar dalam pendidikan. Untuk
memahami karakteristik dari masing-masing tipe gaya belajar, akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Gaya Kognitif Field Independent
Individu yang memiliki gaya kognitif field independent memiliki karakteristik antara lain: 1 cenderung untuk berpikir secara analitis; 2 memiliki kemampuan
menganalisis untuk memisahkan objek dari lingkungannya; 3 memiliki kemampuan mengorganisasikan objek-objek; 4 memiliki orientasi impersonal;
5 mengutamakan motivasi dan penguatan internal; dan 6 lebih menyukai tugas mandiri .
b. Gaya Kognitif Field Dependent
Individu yang memiliki gaya kognitif field dependent sudah memiliki karakteristik antara lain: 1 cenderung untuk berpikir global; 2 cenderung sulit
mengorganisasikan dan memisahkan objek dari lingkungannya ; 3 memiliki orientasi sosial; 4 membutuhkan bantuan untuk menyusun informasi; 5
cenderung bekerja dengan motivasi eksternal serta lebih tertarik pada penguatan eksternal; dan 6 mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang rumit.
Field independent dan field dependent memiliki kapasitas intelektual yang sama, tetapi kemampuan mereka dalam menggunakan informasi dan cara
memproses materi berbeda. Siswa field independent mempunyai fleksibilitas kognitif yang lebih dari siswa field dependent. Field independent lebih berorientasi
pada tugas dan mampu memfokuskan perhatian pada aspek yang sesuai dari suatu tugas.
Karakteristik gaya kognitif siswa akan membentuk dimensi perbedaan individu pembelajar dan mempunyai implikasi penting dalam pembelajaran. Smith
dan Ragan dalam Zheng 2009 menyatakan bahwa memahami gaya kognitif sangatlah penting karena bukan hanya menyediakan wawasan kedalam bagaimana
individu pembelajar belajar tetapi juga menyoroti bagaimana perbedaan pengajaran terjadi. Hal tersebut menandakan bahwa seorang pendidik harus memperhatikan
gaya kognitif yang dimiliki oleh siswa, sehingga pembelajaran akan berjalan dengan baik dan mendapat hasil memuaskan.
2.1.7 Model Pembelajaran Langsung Direct Instruction