Pemilihan subjek untuk penelitian kualitatif menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono menyatakan bahwa 2012 purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti menentukan 6 siswa sebagai subjek penelitian untuk analisis tingkat berpikir kreatif matematis yang
didasarkan pada penggolongan gaya kognitif, di mana tiap tipe gaya kognitif diwakili oleh 3 siswa. Pemilihan subjek bergantung pada peneliti sendiri, namun
Stewart dan Shamdani dalam Moleong, 2013 menyarankan sampling yang memadai dapat disusun dari 20 dari orang yang ada.
3.3. Data dan Sumber Penelitian
Data dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari subjek
penelitian, sedangkan data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari subjek penelitian Moleong, 2013. Penelitian yang akan dilaksanakan
menggunakan sumber data primer yang berupa hasil tes, hasil observasi aktivitas siswa dan hasil wawancara dengan siswa yang ditentukan sebagai subjek penelitian.
Sumber data pada penelitian dibagi menjadi dua, yaitu sumber data untuk analisis data kuantitatif dan sumber data untuk analisis kualitatif. Sumber data
untuk analisis kuantitatif yaitu seluruh siswa kelas X MIA 2 yang berjumlah 32 siswa dan sumber data untuk analisis kualitatif berjumlah 6 siswa.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam melakukan suatu penelitian. Teknik pengumpulan data akan membantu peneliti mendapatkan
data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi.
3.4.1. Observasi
Patton dalam Sugiyono 2012:313 menyatakan manfaat observasi, antara lain: 1 dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami
konteks data dalam keseluruhan situasi sosial , jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh; 2 dengan observasi maka akan diperoleh
pengalaman langsung sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya.
Pendekatan induktif membuka kemungkinan untuk melakukan penemuan atau discovery; 3 dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau
tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berbeda dalam lingkungan itu, karena akan dianggap
“biasa” dan karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara; 4 dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya
tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitive atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga; 5 dengan observasi,
peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti mempunyai gambaran yang lebih komprehensif; 6 melalui pengalaman di
lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulksn data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan situasi sosial yang diteliti.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini terfokus pada pembelajaran matematika yang dilakukan subjek penelitian. Observasi dilakukan menggunakan
lembar pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika di kelas.
3.4.2. Wawancara
Salah satu cara untuk mendapatkan data primer adalah melalui wawancara. Menurut Sugiyono 2012, wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Maksud dari wawancara adalah mengkonstriksi
mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntunan, dan lain-lain Moleong, 2013.
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menangkap secara langsung seluruh informasi dari subjek penelitian secara mendalam.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berdasarkan tes yang diberikan.
3.4.3. Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan, latihan, atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok Arikunto, 2009. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang gaya kognitif siswa dan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa. Tes yang diberikan pada subjek penelitian menggunakan instrumen tes GEFT Group Embedded Figure Test untuk gaya kognitif dan
instrumen tes berbasis soal open-ended bertipe problems with multiple solutions methods untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis.
3.4.4. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen selama penelitian diantaranya berupa hasil pekerjaan siswa,
foto dan video selama pembelajaran berlangsung.
3.5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi
untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data, dan membuat simpulan atas temuannya. Selain peneliti sendiri sebagai instrumen utama, dalam penelitian ini juga menggunakan instrumen pendukung
yang terdiri pedoman wawancara, instrumen tes GEFT untuk gaya kognitif dan instrumen tes berbasis soal open-ended bertipe problems with multiple solutions
methods untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis. 3.5.1.
Instrumen Tes Gaya Kognitif
Instrumen gaya kognitif ini diberikan pada siswa untuk mengetahui gaya kognitif yang dimilikinya, apakah termasuk gaya kognitif field dependent atau
termasuk gaya kognitif field independent. Untuk mendapatkan penggolongan tersebut peneliti menggunakan Group Embedded Figure Test GEFT. GEFT
merupakan tes persepsi di mana subjek diberikan kumpulan gambar-gambar dan diminta untuk menempatkan gambar sederhana yang telah dilihat ke gambar yang
semakin kompleks Witkin, 1977.
Subjek harus menempatkan gambar sederhana yang tersembunyi dalam 18 gambar kompleks dalam waktu 12 menit Khatib, 2011. Berdasarkan jumlah
jawaban subjek yang benar, skor GEFT berkisar dari 0 field dependent murni sampai 18 field independent murni. GEFT terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama
dimaksudkan agar siswa terbiasa dengan cara pengerjaan tes, dan bagian selanjutnya merupakan inti dari GEFT. Bagian pertama mempunyai batas waktu 2
menit terdiri dari 7 soal mudah untuk latihan dan soal dalam bagian ini tidak dihitung pada skor total.
Tugas yang sebenarnya dimulai pada bagian kedua sampai ketiga. Subjek diharuskan mengerjakan dalam waktu lima menit untuk tiap bagian. Subjek yang
mendapat skor 12 sampai 18 dikatakan mempunyai gaya kognitif field independent dan yang mendapat skor kurang dari 12 dikatakan sebagai subjek yang mempunyai
gaya kognitif field dependent.
3.5.2. Instrumen Tes Berpikir Kreatif Matematis
Instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis ini diberikan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Tes ini diberikan
setelah siswa mengikuti pembelajaran matematika yang disampaikan oleh peneliti.Materi yang dibeikan yaitu materi geometri untuk siswa SMA kelas X. Tes
yang diberikan berupa soal open-ended bertipe problems with multiple solutions methods yang berbentuk uraian.
3.6. Analisis Instrumen Penelitian
Analisis instrumen pada penelitian ini meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda soal dan taraf kesukaran setiap butir soal uji coba tes kemampuan berpikir
kreatif matematis.
3.6.1. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Instrumen yang baik dan valid apabila
mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instrumen atau tes dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur Arikunto, 2013: 80. Terdapat empat
jenis validitas yang dikenal, yaitu 1 validitas isi content validity; 2 validitas konstruksi construct validity; 3 validitas empiris concurrent validity; dan 4
validitas prediksi predictive validity. Soal tes yang peneliti gunakan diharapkan memiliki validitas konstruksi construct validity, yakni validitas yang dipenuhi
apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam indikator Arikunto, 2013. Validitas butir
soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu sebagai berikut
.
= ∑
− ∑ ∑
√{ ∑ − ∑
}{ ∑ − ∑
} Arikunto,
: Keterangan:
∶ koefisien korelasi skor butir soal dan skor total ∶ banyaknya subjek
� ∶ jumlah skor tiap butir soal
� ∶ jumlah skor total butir soal �
∶ jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total �
∶ jumlah kuadrat skor butir soal �
∶ jumlah kuadrat skor total Setelah diperoleh nilai
, selanjutnya dibandingkan dengan hasil r pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Butir soal dikatakan valid jika
ℎ� �
�
. 3.6.2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik Arikunto, 2013: 178. Suatu tes dikatakan reliabel apabila dapat memberikan hasil yang sama jika diujikan berulang kali pada subjek yang
sama pada lain waktu. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas soal bentuk
uraian dengan rumus Alpha, yaitu sebagai berikut. =
− −
∑ �
�
� Rumus Alpha Arikunto, 2013: 122
Keterangan : reliabilitas yang dicari
∑ �
�
: jumlah varians skor tiap-tiap item �
: varians total : banyak butir soal
Hasil perhitungan reliabilitas soal dan angket dibandingkan dengan
tabel product moment dengan taraf signifikansi . Jika
�
maka instrumen yang di uji cobakan reliabel.
3.6.3. Analisis Taraf Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang proporsional, maka
dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Rumus yang digunakan untuk menganalisis taraf kesukaran adalah sebagai berikut.
= ̅
Arikunto, 2013 Keterangan:
: indeks kesukaran ̅
: rata-rata skor item Kriteria penilaiannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Analisis Taraf Kesukaran
Indeks kesukaran Kriteria
, ,
Soal sukar ,
, Soal sedang
, ,
Soal mudah
3.6.4. Analisis Daya beda
Menurut Arikunto 2013 daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. =
̅
�
− ̅
� ℎ
Arikunto, 2013:228 Kriteria penilaian analisis daya beda dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Analisis Daya Beda
Indeks daya beda Kriteria
, Jelek sekali soal tidak dipakai
, ,
Jelek ,
, Cukup
, ,
Baik ,
, Baik sekali
3.7. Keabsahan Data
Setelah data dianalisis, selanjutnya peneliti memeriksa keabsahan data yang telah didapatkan. Keabsahan data menurut Moleong 2013: 320-321 adalah bahwa
setiap keadaan harus memenuhi: 1 mendemonstrasikan nilai yang benar; 2 menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan; 3 memperbolehkan keputusan
luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan keputusan-keputusannya.
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif yang digunakan adalah teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Terdapat dua jenis triangulasi yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, sedangkan
triangulasi sumber berarti peneliti mendapatkan data dari sumber yang berbeda- beda dengan teknik yang sama.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi teknik, di mana peneliti melakukan triangulasi pada hasil tes kemampuan berpikir kreatif
matematis dan hasil wawancara subjek penelitian.
3.8. Teknik Analisis Data