27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian uji klinis untuk mengetahui kecepatan sembuh penyakit skabies dengan terapi kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur 10
dibandingkan salep 3-6 tunggal.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe selama 3 minggu dimulai dari tanggal 21 Maret 2015 sampai 11 April 2015.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah santri dari Pondok Pesantren Ummul Qura yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sampel penelitian yang diambil
sebanyak jumlah perhitungan sampel.
3.3.1 Jumlah Sampel
Penelitian ini menggunakan rumus besar sampel penelitian analitik kategorik tidak berpasangan sebagai berikut.
√ √ √ √
Keterangan n
= jumlah sampel tiap kelompok Zα
= derivat baku alfa 1-arah 5 = 1,64
Z = derivat baku beta 20= 0,84
P2 = proporsi kesembuhan salep standar menurut pustaka = 0,69
Q2 = 1-P2= 1-0,69= 0,31
P1-P2 = selisih proporsi minimal= 0,20 P1
= proporsi kesembuhan obat yang diuji = P2+0,20 = 0,69+0,20= 0,89 Q1
= 1-P1= 1-0,89 = 0,11 P
= Q
= 1- P = 1- 0,79 = 0,21
Berdasarkan rumus tersebut, dibutuhkan minimal 26 orang untuk setiap kelompok perlakuan sehingga jumlah sampel 52 orang.
3.3.2 Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara consecutive sampling. Semua santri yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
termasuk sebagai sampel penelitian sampai jumlah sampel terpenuhi. Sebagai parameter evaluasi kesembuhan klinis skabies digunakan kontrol
positif dan kontrol negatif dengan jumlah kontrol masing-masing 1 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.3.3 Kriteria Sampel
3.3.3.1 Kriteria Inklusi
1. Santri dengan gejala klinis skabies dan memenuhi kriteria diagnosis skabies.
2. Santri yang belum mendapatkan pengobatan skabies. 3. Santri Pondok Pesantren Ummul Qura yang bersedia menjadi sampel
peneilitian. 4. Santri yang tinggal serta menginap di Pondok Pesantren Ummul Qura.
3.3.3.2 Kriteria Ekslusi
1. Santri dengan komplikasi skabies seperti penyakit infeksi sekunder. 2. Santri dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat sulfur.
3.3.3.3 Kriteria Drop Out DO
1. Santri yang tidak mengikuti pengobatan sesuai anjuran sebagai sampel penelitian.
2. Santri yang mengundurkan diri dari sampel penelitian.
3.4 Variabel
3.4.1 Variabel Bebas
Salep 3-6 dan sabun sulfur 10 Salep 3-6
3.4.2 Variabel terikat
Kesembuhan skabies
3.5 Alat dan Bahan
3.5.1 Alat
Hand schoen Kaca pembesar
Senter Kamera
Catatan harian pemakaian obat 3.5.2
Bahan Salep 3-6
Sabun sulfur 10 yaitu Sabun JF Sulfur® Sabun non-sulfur dan non-antiseptik yaitu Sabun Giv®
3.6 Cara Kerja Penelitian
1. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis skabies kepada seluruh santri.
2. Sampel diambil secara consecutive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
3. Pengisian Informed Consent oleh santri yang bersedia mengikuti penelitian.
4. Sampel yang terkumpul dibagi menjadi dua kelompok dengan alokasi sampel secara randomisasi sederhana simple randomization.
5. Kelompok I diberi pengobatan kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur 10 dan Kelompok II diberi pengobatan salep 3-6 dan sabun non sulfur
maupun nonantiseptik. 6. Aplikasi salep 3-6 sebelum tidur selama 8 jam 3 hari berturut-turut,
dioleskan seluruh tubuh mulai dari leher sampai kaki. Sabun sulfur 10 dipakai setiap mandi 2x per hari selama 6 minggu.
7. Observasi pemakaian obat dan dikontrol oleh pengawas pemakai obat dengan catatan harian pemakaian obat masing-masing santri.
8. Setelah 1 minggu dari hari pertama pemakaian obat dilakukan evaluasi klinis dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik kembali untuk menilai
kesembuhan penyakit skabies. 9. Jika tidak terdapat kesembuhan klinis skabies maka pengobatan diulang
kembali pada hari ke 7. 10. Observasi dilakukan dalam kurun waktu 3 minggu kemudian data yang
diperoleh diolah.
3.7 Alur Penelitian
3.8 Manajemen Data
3.8.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis kerja skabies dan menentukan kesembuhan klinis
skabies.
3.8.2 Pengolahan Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan SPSS versi 21.
3.8.3 Analisa Data
Analisa perbedaan efektivitas obat dilakukan dengan menggunakan uji Fisher’s Exact.
3.8.4 Rencana Penyajian Data
Data hasil penelitian secara deskriptif dan analitik dalam bentuk tabel, grafik dan gambar.
3.9 Etika Penelitian
a. Mendapat persetujuan untuk melakukan penelitian dari Kaprodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Mendapat persetujuan untuk melakukan penelitian dari Komite Etik
Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
c. Mendapat persetujuan untuk melakukan penelitian dari pihak Pondok Pesantren Ummul Qura.
d. Semua subjek penelitian akan diberikan penjelasan secara lisan dan tertulis mengenai tujuan dan cara penelitian.
e. Penelitian ini akan dijalankan setalah mendapatkan persetujuan secara sukarela informed consent dari sampel.
f. Subjek yang akan diteliti berhak menolak untuk tidak mengikuti penelitian.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik kulit pada 240 santri Pondok Pesantren Ummul Qura, didapatkan 44 santri skabies dengan 20
santri skabies dengan infeksi sekunder dan 24 santri skabies tanpa infeksi sekunder. Berdasarkan pengambilan sampel dengan consecutive sampling serta
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan 24 santri memenuhi kriteria tersebut sebagai sampel penelitian. Jumlah sampel tidak sesuai dengan perhitungan
besar sampel yaitu 52 orang. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu penelitian dan kejadian skabies saat pengambilan sampel di Pondok Pesantren Ummul Qura
sedikit. Dari 24 santri sampel penelitian dilakukan alokasi sampel menggunakan
random sampling sehingga didapatkan 13 santri diberikan pengobatan kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur dan 11 santri diberikan pengobatan salep 3-6 tunggal.
Sebagai parameter kesembuhan klinis digunakan kontrol positif dan kontrol negatif dengan jumlah kontrol masing-masing 1 orang yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Kontrol positif diberikan pengobatan dengan obat standar yaitu permetrin 5 dan di evaluasi 1 minggu berikutnya. Hasil evaluasi
pengobatan permetrin 5 didapatkan hasil sesuai panduan praktik klinik departemen penyakit kulit dan kelamin RSCM tahun 2012 yaitu tidak terdapat lesi
baru, papul dan vesikel menghilang 80. Sedangkan kontrol negatif tidak diberikan pengobatan skabies apapun dan didapatkan hasil tidak ada perbaikan
rasa gatal dan lesi kulit setelah evaluasi 1 minggu berikutnya.
4.1 Prevalensi Skabies di pondok pesantren.