Hasil Uji Klinis Perbandingan Efektivitas Terapi Kombinasi Salep 3-6 dan Sabun Sulfur 10% Dengan Salep 3-6 Tunggal Sebagai Pengobatan Skabies. 2012

tertular penyakit skabies. 18 Semakin tinggi pendidikan sesorang semakin banyak mendapatkan pelajaran bagaimana cara pencegahan penyakit menular. 18

4.3 Hasil Uji Klinis

Uji klinis yang dilakukan hanya pada 24 santri yang skabies dikarenakan 20 santri skabies yang lain sudah mengalami infeksi sekunder. Jumlah responden dengan alokasi random sampling adalah kelompok I yang diberikan pengobatan kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur 10 sebanyak 13 santri dan kelompok II yang diberikan pengobatan salep 3-6 tunggal sebanyak 11 santri. Penentuan uji klinis sembuh dan tidak sembuh pada santri yang skabies berdasarkan parameter kontrol positif dan kontrol negatif yang diberikan pengobatan obat standar yaitu permetrin. Hasil uji klinis penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 4.5 6 Uji beda kesembuhan pada kedua kelompok penelitian. Follow up Kelompok Perlakuaan Sembuh Tidak Sembuh P Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Follow up 1 Salep 3-6 dan sabun sulfur 11 84,6 2 15,4 0,283 Salep 3-6 saja 11 100 0,0 Follow up 2 Salep 3-6 dan sabun sulfur 13 100 0,0 - Salep 3-6 saja 11 100 0,0 Follow up 3 Salep 3-6 dan sabun sulfur 10 83,3 3 16,7 0,585 Salep 3-6 saja 9 75,0 2 25,0 Berdasarkan parameter kontrol positif dan kontrol negatif yang mengacu pada kriteria sembuh panduan praktik klinik RSCM tahun 2012 yaitu kesembuhan klinis adalah tidak ada lesi baru dalam dua minggu, papul dan vesikel menghilang 80. 40 Hasil angka kesembuhan klinis pada penelitian ini didapatkan kelompok dengan perlakuan kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur 10 pada follow up 1 sebanyak 11 santri 84,6, follow up 2 sebanyak 13 santri 100, dan follow up 3 sebanyak 10 santri 83,3. Angka kesembuhan klinis kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur pada penelitian ini termasuk tinggi pada setiap follow up sesuai dengan uji klinis produk salep di Nigeria 2003 oleh Alebiosu dkk pada 12 penderita skabies mengaplikasikan kombinasi salep Sulfur BP dengan sabun non sulfur selama 6 minggu, didapatkan hasil sebanyak 100 penderita sembuh. 7 Hasil angka kesembuhan klinis kelompok dengan perlakuan salep 3-6 tunggal pada penelitian ini menunjukkan pada follow up 1 sebanyak 11 santri 100, follow up 2 sebanyak 11 santri 100 dan follow up 3 sebanyak 9 santri 75,0. Angka kesembuhan klinis salep 3-6 tunggal juga termasuk tinggi. Sedangkan pada penelitian Moh.Amer 1981 terhadap 22 bayi yang diberi pengobatan salep sulfur 5 didapatkan angka kesembuhan klinis sebanyak 15 orang 68,2 pada follow up 1 dan 18 orang 81,8 pada follow up 2. 6 Pada penelitian yang dilakukan oleh Eka 2004 terhadap 16 santri dari 3 pondok pesantren di wilayah Kabupaten Kendal menggunakan salep sulfur 2-4 selama 3 hari berturut-turut dengan observasi selama 3 minggu, didapatkan angka kesembuhan klinis sebanyak 2 orang 12,5 pada follow up 1, 11 orang 68,8 pada follow up 2, dan 14 orang 87,5 pada follow up 3. 15 Selisih perbedaan kesembuhan pada kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur 10 dengan salep 3-6 tunggal yang kecil kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut. 1. Jumlah sampel sedikit dan waktu penelitian yang kurang sehingga hasil perbandingan proporsi kesembuhan antar kedua kelompok menjadi tidak bermakna secara statistik p0,05. 2 Efektivitas sabun sulfur baru dapat dinilai dengan waktu observasi yang lebih lama. Pada sebuah penelitian uji klinis produk salep oleh Alebiosu dkk di Nigeria 2003, observasi dilakukan pada minggu ke- 6 setelah diberikan pengobatan kombinasi salep sulfur dan sabun non sulfur. 7 Pada penelitian ini sabun sulfur digunakan selama 3 minggu, sehingga efektivitas sabun tidak dapat dinilai. Gambar 4.1 9 Perbandingan proporsi angka kesembuhan klinis pada kelompok kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur dengan kelompok salep 3-6 tunggal pada follow up 3 minggu. Dari uji Fisher’s Exact antara kelompok kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur dengan kelompok salep 3-6 tunggal didapatkan pada follow up 1 nilai p=0,283 dan follow up 3 nilai p=0,585 yang berarti tidak terdapat perbedaan bermakna proporsi kesembuhan antar kelompok serta pada follow up 2 proporsi kesembuhan antar kelompok konstan 100 sehingga uji statistik tidak dapat dilakukan. Hal ini juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan. Berdasarkan jumlah santri yang sembuh pada follow up 1, kelompok kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur 10 sebesar 84,6 sedangkan kelompok salep 3-6 tunggal sebesar 100. Demikian juga pada follow up 2, jumlah santri yang sembuh pada kelompok kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur 10 sebesar 100 dan kelompok salep 3-6 tunggal sebanyak 100. Sedangkan pada follow up 3, kelompok kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur 10 sebesar 83,3 dan kelompok salep 3-6 tunggal sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa baik kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur 10 maupun salep 3-6 tunggal efektif dalam mengobati skabies karena tidak terdapat perbedaan efektivitas pengobatan yang 84,6 100 83,3 100 100 75 20 40 60 80 100 120 Follow up 1 Follow up 2 Follow up 3 P e rsen ta se Follow up minggu ke- Perbandingan Proporsi Kesembuhan Klinis salep 3-6 dan sabun sulfur salep 3-6 p=0,585 p=0,283 signifikan di setiap follow up antar kedua kelompok berdasarkan jumlah santri yang sembuh. Pada follow up 1 didapatkan angka kesembuhan klinis kombinasi salep 3-6 dan sabun sulfur sebesar 84,6 dan salep 3-6 tunggal sebesar 100. Hal disebabkan oleh berbagai respons pasien yang berbeda terhadap obat. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi respons pasien terhadap obat diantaranya sebagai berikut. 41 Gambar 4.2 10 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi respons pasien terhadap obat. Sumber: Farmakologi dan Terapi, FKUI,2007. Pada follow up 3 penelitian ini didapatkan 4 orang mengalami reinfestasi skabies, hal ini kemungkinan disebabkan oleh transmisi dari lingkungan sekitar dan tatalaksana non farmakologi seperti merendam pakaian pada suhu 50 o C selama 10 menit atau menyimpan pakaian dalam plastik selama 5-7 hari dan menjemur kasur pada suhu yang panas selama 20 menit tidak dilakukan.

4.4 Keterbatasan Penelitian