Asam Salisilat Sulfur Salep 3-6

Serta menghilangkan faktor predisposisi, prognosis dari penyakit ini adalah baik. 11

2.2 Salep 3-6

Salep 3-6 terdiri atas campuran asam salisilat 3 dan sulfur 6. Obat ini telah dipakai sejak dahulu untuk mengobati skabies. 16

2.2.1 Asam Salisilat

Gambar 2. 8 Struktur kimia asam salisilat. Sumber: PubChem. Diakses dari: http:pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Nama kimia 2-Hydroxybenzoic acid, dengan rumus kimia C 7 H 6 O 3 merupakan senyawa yang diperoleh dari kulit pohon willow putih dan daun dari tanaman wintergreen. Asam salisilat dapat berbentuk bubuk kering, cairan dan butiran kristal berwarna putih dan tidak berbau. Asam salisilat bersifat bakteriostatik, fungisida, dan keratolitik. 31 Sebagai obat, asam salisilat digunakan secara topikal sebagai anti infeksi, antifungal dan keratolitik dan dapat digunakan bersama dengan bahan lain seperti asam benzoat, tar, resorsin dan sulfur. 31 Bila dikombinasikan dengan sulfur, efeknya sinergik. 39 Pada konsentrasi 2 bersifat keratoplastik, dalam salap digunakan untuk merangsang epitel pada ulkus yang telah bersih. 39 Pada konsentrasi 3-20 bersifat keratolitik, digunakan untuk dermatosis yang hiperkeratolitik. 39 Asam salisilat 3-5 juga bersifat mempertinggi absorbs perkutan bahan-bahan aktif. 39 Pada konsentrasi tinggi 30-60 bersifat destruktif digunakan sebagai pengobatan halus dan veruka. 39 Asam salisilat tidak digunakan untuk sistemik karena dapat menyebabkan efek iritasi yang parah pada mukosa saluran cerna dan jaringan lain. 28 Konsentrasi yang tinggi yaitu diatas 20 dapat memberikan efek terbakar pada kulit sehingga penggunaan obat yang berlebihan dapat menyebabkan nekrosis pada jaringan normal. 28 Asam salisilat diabsorpsi secara cepat pada kulit, khususnya jika diaplikasikan dalam bentuk salep. 29 Efek samping dari asam salisilat adalah iritasi ringan dan dermatitis kontak, sedangkan pemakaian luas dapat mengakibatkan gejala seperti keracunan asam salisilat sistemik. 30 Gejala keracunan asam salisilat diantaranya mual, muntah, rasa tidak enak di epigastrium, tinnitus, gangguan pendengaran, berkeringat, vasodilatasi perifer, takipneu dan hiperpneu. 31

2.2.2 Sulfur

Sulfur atau Belerang adalah unsur kimia yang berbentuk zat padat kristal kuning. 30 Di alam, belerang ditemukan sebagai unsur murni atau mineral sulfida dan sulfat. 30 Belerang dapat berbentuk serbuk kering, cairan, kristal, padatan dan gas. 30 Sulfur murni tidak berbau, tetapi dalam bentuk hidrogen sulfida bau seperti telur busuk. 30 Yang digunakan ialah sulfur yang terhalus, yaitu sulfur presipitatum belerang endap berupa bubuk kuning kehijauan. 39 Sulfur bersifat antiseboroik, antiakne, antiskabies, antibakteri positif- Gram, dan anti jamur. 39 Biasanya dipakai dalam konsentrasi 4-20. 39 Sulfur topikal 5-10 dalam bentuk salep digunakan sebagai pengobatan skabies. 32 Mekanisme kerja sulfur topikal dengan cara membentuk hidrogen sulfida danatau asam polithionik yang mendesak aktivitas germisida zat pembunuh mikroorganisme dan toksik bagi Sarcoptes scabiei. 32 Sulfur presipitatum dalam sabun terkandung sulfur 10 dan dapat dikombinasikan dengan asam salisilat dengan kandungan sulfur 10, asam salisilat 3. 30 Sabun sulfur digosokkan dengan lembut pada seluruh tubuh terutama yang terdapat lesi sampai berbusa selama 3-5 menit. 37 Kemudian bilas secara menyeluruh menggunakan air hangat. 37 Pemakaian sabun diulang kembali dan bilas. 37 Sabun sulfur 10 digunakan 2 kali sehari setiap mandi. 37 Pada sebuah penelitian uji klinis produk salep oleh Alebiosu dkk di Nigeria 2003, observasi dilakukan pada minggu ke-6 setelah diberikan pengobatan kombinasi salep sulfur dan sabun non sulfur. 7 Sabun sulfur disimpan pada suhu antara 15 o - 30 o C. 37 Salep sulfur dikombinasikan dengan asam salisilat dengan perbandingan 1:2. Salep 3-6 terdiri dari 3 asam salisilat dan 6 sulfur, lebih dipilih. 12,16 Sebelum memakai salep, bersihkan seluruh tubuh dengan sabun dan air dan keringkan. 37 Salep sulfur dioleskan secara lembut di seluruh tubuh mulai dari leher kebawah sebelum tidur selama 3 hari. 12,16,25,26,37 Salep sulfur dihapus dengan mandi setelah 24 jam pemakaian salep terkahir, kemudian salep dioleskan kembali. 25,37 Penyimpanan salep sulfur pada keadaan tertutup dengan suhu 15 o - 30 o C dan hindari terjadi pembekuan. 37 Pada penelitian Moh.Amer 1981 terhadap 22 bayi yang diberi pengobatan salep sulfur 5 didapatkan angka kesembuhan klinis sebanyak 15 orang 68,2 pada follow up 1 dan 18 orang 81,8 pada follow up 2. 6 Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Eka 2004 terhadap 16 santri dari 3 pondok pesantren di wilayah Kabupaten Kendal menggunakan salep sulfur 2-4, didapatkan angka kesembuhan klinis sebanyak 2 orang 12,5 pada follow up 1, 11 orang 68,8 pada follow up 2, dan 14 orang 87,5 pada follow up 3. 15

2.3 Kerangka teori