Sulfur Kerangka teori Kerangka konsep Definisi Operasional

e. Malation

Malation adalah insektisida golongan organofosfat yang bekerja dengan cara memblokade enzim kolinesterase secara irreversibel. 16 Malation 0,5 diaplikasikan pada kulit selama 24 jam dan diulang setelah 3 sampai 4 hari. 17,25 Dosis setiap aplikasi untuk anak usia diatas 1 tahun 20 ml, anak usia 1 sampai 4 tahun 40 ml, anak usia 5 sampai 11 tahun 100 ml, dan anak usia diatas 12 tahun sampai dewasa 200 ml. 25 Namun saat ini Malation tidak digunakan lagi karena berpotensi menimbulkan efek samping yang parah. 16

f. Sulfur

Sulfur dalam bentuk salep lebih berguna dibandingkan dengan preparat lain. 16 . Salep Sulfur merupakan obat yang dapat membentuk hidrogen sulfida dan asam pentationat pada jaringan hidup yang bersifat toksik terhadap tungau. 32 Sulfur 2-10 dalam bentuk salep dan biasanya 6 lebih sering dipilih, efektif terhadap stadium larva, nimfa dan dewasa tetapi tidak dapat membunuh telur. 12,16 Oleh karena itu, pengobatan dengan sulfur presipitatum ini minimal digunakan selama 3 hari agar larva menetas dari telurnya dan dapat dimatikan. 12,16,25,26 Sulfur digunakan jika penderita tidak dapat mentolerasi lindane, permetrin atau ivermectin dan direkomendasikan bagi bayi, anak-anak dan ibu hamil. 16 Kekurangan dari sulfur ini adalah kurang efektif, menodai pakaian, berbau dan pada keadaan yang panas atau lembab dapat menyebabkan dermatitis iritan. 11,26 Sedangkan kelebihan dari sulfur diantaranya murah dan merupakan pilihan sebagai terapi massal. 16 Pemakaian sulfur dapat diulang setelah 10 hari jika dibutuhkan. 25 Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan salep sulfur adalah kulit kering dan iritasi. 27 Kontraindikasi bagi penderita yang memiliki alergi sulfonamide. 27 Dosis yang digunakan untuk setiap pemakaian untuk anak usia kurang dari 1 tahun 8 g, anak usia 1-4 tahun 12 g, anak usia 5-11 tahun 25 g, anak usia 12 tahun sampai dewasa 50 g. 25 Ruam dan gatal mungkin masih menetap sampai lebih dari 2 minggu sampai 4 minggu setelah pengobatan lengkap obat topikal. 17,38 Gatal selama periode ini umumnya menunjukkan “gatal pasca skabies”. 38

2.1.7.2 Obat oral

Obat topikal merupakan pilihan pertama, sedangkan oral ivermectin diberikan untuk kasus recurrent, tidak sembuh dengan obat topikal, atau pasien crusted scabies. 17

a. Ivermectin

Ivermectin hampir sama dengan makrolit tertapi tidak memiliki efek antimikroba. 16 Ivermectin adalah substrat bagi jalur sitokrom P450 3A4 sehingga perlu diperhatikan jika sedang mengkonsumsi obat yang dapat meningkatkan atau menghambat kerja obat ivermectin. 17 Ivermectin menstimulasi asam gamma amino butirat pada ujung saraf presinaps dan meningkatkan ikatan di reseptor postsinaps sehingga menekan konduksi dari impuls saraf pada sinaps saraf-otot tungau. 16 Efek samping ivermectin antara lain sakit kepala, gatal, nyeri sendi, nyeri otot, demam, ruam makulopapular, dan limfadenopati. 16 Kontraindikasi bagi ibu hamil maupun menyusui, anak usia dibawah 5 tahun atau 15 kg serta pasien yang alergi terhadap ivermectin dan gangguan sistem saraf pusat. 16,38 Dosis ivermectin 0,2 mgkgBB dalam dosis tunggal. 16,17 Pengobatan dapat diulang setelah 1-2 minggu. 17 Tabel 2.1 Pengobatan untuk Skabies Obat Dosis Komentar Krim permetrin 5 Pakai selama 8 jam, diulang pada hari ke-7 Pengobatan yang paling umum saat ini, kategori B untuk wanita hamil, toleransi sudah mulai berkembang. Lotion lindane 1 Pakai selama 8 jam, diulang pada hari ke-7 US Food and Drug Administration saat ini memberlakukan peringatan a “black blox”, Dilarang di California. Krim crotamiton 10 Pakai selama 8 jam pada hari ke-1,2,3 dan 8 Memiliki antipruritus yang baik, efektivitas marginal. Sulfur presipitatum 5- 10 Pakai selama 8 jam pada hari ke-1,2 dan 3 Dianggap aman pada neonatus dan wanita hamil. Data efikasi terbatas, murah. Lotion benzyl benzoate 10 Pakai selama 24 jam Tidak tersedia di Amerika Serikat Ivermectin 200µgkg Diminum pada hari ke-1 dan 8 Sangat efektif dan aman, tidak direkomendasikan untuk anak dibawah 15 kg, wanita hamil dan menyusui. a Black box melarang digunakan pada bayi prematur dan individu dengan gangguan kejang tidak dikontrol, serta perlu diperhatikan penggunaan pada bayi, anak-anak, dan individu dengan kondisi kulit lain, seperti dermatitis dan psoriasis, dan orang-orang dengan berat kurang dari 50 kg karena mereka mungkin berisiko neurotoksisitas serius. Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 2012. Alur penatalaksanaan skabies Gambar 2.7 Alur penatalaksanaan skabies. Sumber: Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin PERDOSKI. 2011.

2.1.8 Komplikasi

Komplikasi yang timbul adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh garukan. 17 Bakteri yang menginfeksi jejas pada kulit diantaranya Streptococcus pyogenes, dapat berkembang menjadi glomerulonefritis. 17,38 Pada bayi telah dilaporkan di Gambia, kemungkinan adanya hubungan skabies dengan bakterial sepsis yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus tetapi untuk saat ini belum dapat dibuktikan lebih lanjut. 17 Infeksi bakteri sekunder harus diobati dengan antibiotik. 16 Limfangitis dan septikemis telah dilaporkan pada crusted scabies. 38 Infestasi skabies juga dapat memicu terjadi pemfigoid bulosa. 38

2.1.9 Pencegahan

Untuk memutus rantai transmisi skabies, media yang dapat menjadi transmisi tidak langsung seperti pakaian, seprai, dan lain-lain harus dicuci menggunakan air panas diatas 50 o C selama 10 menit. 17,27 Jika tidak dapat dilakukan, maka pakaian, seprai dan lain-lain serta bahan yang tidak dapat dicuci seperti kasur ditempatkan pada suhu yang panas selama 20 menit atau dimasukkan kedalam plastik selama 5-7 hari minggu. 27

2.1.10 Prognosis

Syarat keberhasilan untuk pengobatan skabies adalah sebagai berikut. 11 1. Diagnosis yang tepat. 2. Eliminasi tungau menggunakan anti-skabies dengan aplikasi yang tepat. 3. Pengobatan untuk gejala klinis. 4. Pengobatan untuk infeksi sekunder jika ada. Penyebab pengobatan gagal diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Aplikasi obat topikal tidak sesuai yang dianjurkan. 16 Kesalahan yang sering terjadi adalah pengaplikasian obat topikal hanya pada daerah yang terkena saja tidak dari leher ke seluruh tubuh. 16 2. Aplikasi yang tidak adekuat. 16 3. Reinfestasi skabies. 16 Infestasi kembali skabies ini sering terjadi, kemungkinan disebabkan oleh aplikasi obat topikal kurang, tidak semua penderita skabies teridentifikasi, pengobatan pada seluruh kasus skabies termasuk pasien, tenaga medis, keluarga, dan lainnya gagal, masih terpapar atau kontak dengan individu yang skabies dan penggunaan obat steroid selama masa pengobatan. 27 4. Resisten telah dilaporkan pada penggunaan obat lindane, permetrin dan crotamiton. 16 Serta menghilangkan faktor predisposisi, prognosis dari penyakit ini adalah baik. 11

2.2 Salep 3-6

Salep 3-6 terdiri atas campuran asam salisilat 3 dan sulfur 6. Obat ini telah dipakai sejak dahulu untuk mengobati skabies. 16

2.2.1 Asam Salisilat

Gambar 2. 8 Struktur kimia asam salisilat. Sumber: PubChem. Diakses dari: http:pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Nama kimia 2-Hydroxybenzoic acid, dengan rumus kimia C 7 H 6 O 3 merupakan senyawa yang diperoleh dari kulit pohon willow putih dan daun dari tanaman wintergreen. Asam salisilat dapat berbentuk bubuk kering, cairan dan butiran kristal berwarna putih dan tidak berbau. Asam salisilat bersifat bakteriostatik, fungisida, dan keratolitik. 31 Sebagai obat, asam salisilat digunakan secara topikal sebagai anti infeksi, antifungal dan keratolitik dan dapat digunakan bersama dengan bahan lain seperti asam benzoat, tar, resorsin dan sulfur. 31 Bila dikombinasikan dengan sulfur, efeknya sinergik. 39 Pada konsentrasi 2 bersifat keratoplastik, dalam salap digunakan untuk merangsang epitel pada ulkus yang telah bersih. 39 Pada konsentrasi 3-20 bersifat keratolitik, digunakan untuk dermatosis yang hiperkeratolitik. 39 Asam salisilat 3-5 juga bersifat mempertinggi absorbs perkutan bahan-bahan aktif. 39 Pada konsentrasi tinggi 30-60 bersifat destruktif digunakan sebagai pengobatan halus dan veruka. 39 Asam salisilat tidak digunakan untuk sistemik karena dapat menyebabkan efek iritasi yang parah pada mukosa saluran cerna dan jaringan lain. 28 Konsentrasi yang tinggi yaitu diatas 20 dapat memberikan efek terbakar pada kulit sehingga penggunaan obat yang berlebihan dapat menyebabkan nekrosis pada jaringan normal. 28 Asam salisilat diabsorpsi secara cepat pada kulit, khususnya jika diaplikasikan dalam bentuk salep. 29 Efek samping dari asam salisilat adalah iritasi ringan dan dermatitis kontak, sedangkan pemakaian luas dapat mengakibatkan gejala seperti keracunan asam salisilat sistemik. 30 Gejala keracunan asam salisilat diantaranya mual, muntah, rasa tidak enak di epigastrium, tinnitus, gangguan pendengaran, berkeringat, vasodilatasi perifer, takipneu dan hiperpneu. 31

2.2.2 Sulfur

Sulfur atau Belerang adalah unsur kimia yang berbentuk zat padat kristal kuning. 30 Di alam, belerang ditemukan sebagai unsur murni atau mineral sulfida dan sulfat. 30 Belerang dapat berbentuk serbuk kering, cairan, kristal, padatan dan gas. 30 Sulfur murni tidak berbau, tetapi dalam bentuk hidrogen sulfida bau seperti telur busuk. 30 Yang digunakan ialah sulfur yang terhalus, yaitu sulfur presipitatum belerang endap berupa bubuk kuning kehijauan. 39 Sulfur bersifat antiseboroik, antiakne, antiskabies, antibakteri positif- Gram, dan anti jamur. 39 Biasanya dipakai dalam konsentrasi 4-20. 39 Sulfur topikal 5-10 dalam bentuk salep digunakan sebagai pengobatan skabies. 32 Mekanisme kerja sulfur topikal dengan cara membentuk hidrogen sulfida danatau asam polithionik yang mendesak aktivitas germisida zat pembunuh mikroorganisme dan toksik bagi Sarcoptes scabiei. 32 Sulfur presipitatum dalam sabun terkandung sulfur 10 dan dapat dikombinasikan dengan asam salisilat dengan kandungan sulfur 10, asam salisilat 3. 30 Sabun sulfur digosokkan dengan lembut pada seluruh tubuh terutama yang terdapat lesi sampai berbusa selama 3-5 menit. 37 Kemudian bilas secara menyeluruh menggunakan air hangat. 37 Pemakaian sabun diulang kembali dan bilas. 37 Sabun sulfur 10 digunakan 2 kali sehari setiap mandi. 37 Pada sebuah penelitian uji klinis produk salep oleh Alebiosu dkk di Nigeria 2003, observasi dilakukan pada minggu ke-6 setelah diberikan pengobatan kombinasi salep sulfur dan sabun non sulfur. 7 Sabun sulfur disimpan pada suhu antara 15 o - 30 o C. 37 Salep sulfur dikombinasikan dengan asam salisilat dengan perbandingan 1:2. Salep 3-6 terdiri dari 3 asam salisilat dan 6 sulfur, lebih dipilih. 12,16 Sebelum memakai salep, bersihkan seluruh tubuh dengan sabun dan air dan keringkan. 37 Salep sulfur dioleskan secara lembut di seluruh tubuh mulai dari leher kebawah sebelum tidur selama 3 hari. 12,16,25,26,37 Salep sulfur dihapus dengan mandi setelah 24 jam pemakaian salep terkahir, kemudian salep dioleskan kembali. 25,37 Penyimpanan salep sulfur pada keadaan tertutup dengan suhu 15 o - 30 o C dan hindari terjadi pembekuan. 37 Pada penelitian Moh.Amer 1981 terhadap 22 bayi yang diberi pengobatan salep sulfur 5 didapatkan angka kesembuhan klinis sebanyak 15 orang 68,2 pada follow up 1 dan 18 orang 81,8 pada follow up 2. 6 Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Eka 2004 terhadap 16 santri dari 3 pondok pesantren di wilayah Kabupaten Kendal menggunakan salep sulfur 2-4, didapatkan angka kesembuhan klinis sebanyak 2 orang 12,5 pada follow up 1, 11 orang 68,8 pada follow up 2, dan 14 orang 87,5 pada follow up 3. 15

2.3 Kerangka teori

2.4 Kerangka konsep

2.5 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Salep 3-6 Salep 3-6 merupakan salep yang mengandung zat aktif asam salisiliat 3 dan sulfur 6 yang efektif untuk mengobati penyakit skabies. 39 Aplikasikan salep 3-6 seluruh tubuh mulai dari leher ke bawah selama 8 jam 3 hari berturut-turut. 38 Salep 3-6 diaplikasikan ulang setelah wudhu pada bagian salep yang terhapus oleh air. Catatan harian pemakaian salep 3-6 1. Ya 2. Tidak Kriteria : 1. Ya : Salep 3-6 telah diaplikasikan sesuai arahan 2. Tidak : Salep 3-6 tidak atau kurang lengkap diaplikasikannya Nominal Sabun sulfur 10 Sabun sulfur 10 merupakan terapi topikal dalam sediaan sabun yang mengandung 10 sulfur. 37 Aplikasikan sabun sulfur tiap mandi pagi dan sore 3-5 menit selama 6 minggu. 7,37 Catatan harian pemakaian sabun sulfur 1. Ya 2. Tidak Kriteria : 1. Ya : Sabun sulfur diaplikasikan sesuai arahan 2. Tidak : Sabun sulfur tidak atau kurang lengkap diaplikasikannya Nominal Kesembuhan klinis skabies Kesembuhan klinis skabies ditandai dengan tidak ada lesi baru dalam dua minggu, papul, dan vesikel meenghilang 80. 40 Anamnesis dan pemeriksaan fisik setelah pengobatan di minggu pertama, minggu kedua dan minggu ketiga Catatan kontrol minggu pertama, minggu kedua dan minggu ketiga 1. Sembuh 2. Tidak Sembuh Kriteria: 1. Sembuh : T i d a k a d a l e s i ba r u d a l a m d ua m i n ggu , p a p u l d a n ve s i k e l m e n gh i l a n g 8 0 . 4 0 2.Tidak Sembuh: Terdapat lesi baru pada kontrol 1 minggu kemudian. 40 Nominal 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian