83 Dalam pelayanannya BMT memberikan proses peminjaman yang cepat dan mudah
jika dibandingkan dengan bank yang berbelit – belit dan lama pencairan dananya. Lalu, adanya konsep bagi hasil dimana pembiayaan usaha bagi nasabah didahului
oleh suatu akad yang disetujui oleh kedua belah pihak. Dengan begitu tidak ada yang namanya bunga pembiayaan seperti yang diberlakukan di bank konvensional pada
umumnya. Dan produk pembiayaan yang ditawarkan oleh BMT sesuai dengan kebutuhan skala UMK dibandingkan dengan kredit pembiayaan perbankan. Yang
terakhir kemudahan atau flexibilitas dalam mencicil pembayaran kepada si pemberi pinjaman BMT. Dibandingkan dengan bank yang mewajibkan nasabahnya tepat
waktu dalam pembayaran cicilan dan tidak ada konpensasi tenggang waktu dalam pembayaran cicilannya.
4.3.11. Perkembangan Kehidupan UMK Setelah Mendapat Pinjaman
Peran BMT terhadap anggotanya memberikan manfaat dan kemudahan bagi para anggotanya. Tujuan BMT membantu masyarakat dan para pengusaha mikro agar
lebih berkembang sehingga dapat memajukan perekonomian rakyat. Dimana UMK merupakan usaha yang paling banyak dilakukan masyarakat saat ini karena modalnya
tidak terlalu besar dan mudah. Pinjaman yang diperoleh dari BMT dipergunakan seluruhnya untuk membeli kebutuhan usaha dan penambah modal agar usahanya
lebih maju dan berkembang lagi. Sehingga nantinya usaha tersebut memiliki daya saing yang tinggi dan skala usahanya dapat lebih luas kedepannya. Dengan majunya
Universitas Sumatera Utara
84 usaha tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap omzet yang diperoleh oleh UMK
tersebut. Peranan Pinjaman merupakan peran BMT secara financial kepada UMK.
Lewat berbagai produk pembiayaan yang disalurkan kepada UMK bertujuan membantu secara langsung kehidupan usaha para UMK. Peran pinjaman dapat dilihat
dari berbagai sisi kehidupan usaha. Seperti kenaikan omzet, kenaikan jumlah produksi, kenaikan laba, asset perusahaan, wilayah pemasaran, dan lain – lainnya.
Dari pinjaman yang diberikan BMT tersebut apakah memberikan dampak yang baik terhadap kelangsungan UMK, sebagaimana tujuan dari BMT tersebut.
Dari hasil kuisioner dan wawancara 50 responden diperoleh hasil mengenai perkembangan UMK setelah mendapat pinjaman dari BMT. Hal tersebut dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Perkembangan Kehidupan Setelah Mendapat
Pinjaman oleh BMT
Sumber : Data Primer
Dari hasil tabel diatas dapat diperoleh bahwa perkembangan usaha anggota setelah meminjam di BMT mengalami peningkatan yang baik. Dapat dilihat dari
No Pernyataan
Tetap Meningkat
Presentase Tetap
Presentase Meningkat
1 Omset Produksi
50 100
2 Nilai Penjualan
50 100
3 Wilayah
Penjualan 20
30 40
60 4
Total Laba 50
100 5
Jumlah Karyawan 50
100 6
Aset Perusahaan 50
100
Universitas Sumatera Utara
85 presentase yang dicapai sebesar 100 dari 50 responden menyatakan bahwa terjadi
peningkatan dalam omzet produksi, nilai penjualan, total laba, jumlah karyawan dan asset perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pinjaman yang diberikan BMT
berpengaruh positif terhadap perkembangan kehidupan UMK yang menjadi anggotanya.
Namun pada sisi wilayah penjualan terdapat 20 respon dengan dengan presentase 40 yang menyatakan wilayah penjualan tetap. Dan terdapat 30
responden dengan presentase sebesar 60 menyatakan wilayah penjualan mereka meningkat. Hal tersebut kemungkinan terjadi dikarenakan wilayah usaha mereka
yang berbeda – beda kondisi dan keadaannya. Sehingga terdapat faktor – faktor yang menghambat perluasan kegiatan penjualan barang dan jasa para UMK.
Dari hasil penelitian kepada 50 responden yang merupakan anggota dari BMT, mereka menunjukkan terjadi perkembangan kehidupan UMK secara financial.
Dan dampaknya dirasakan langsung oleh UMK tersebut. Kehidupan UMK meningkat, diikuti oleh nilai penjualan yang tinggi maka omzet produksi dapat
meningkat. Hal ini menggambarkan bahwa alokasi pinjaman kredit yang diberikan pihak BMT member dampak positif bagi perkembangan UMK yang menjadi
anggotanya.
4.3.12. Tingkat Peran Pemberdayaan oleh BMT kepada UMK