Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

digunakan dalam penelitian ini adalah kulit pisang raja karena lebih tebal dari kulit pisang lain dan memiliki kandungan pati yang lebih tinggi dari kulit pisang yang lain Sulfahri 2008 dalam Noviagustin, 2008. Penetapan konsentrasi tepung kulit pisang sebesar 10, 20, dan 30 dilakukan karena peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan sebelum melakukan penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, apabila persentase tepung kulit pisang terlalu besar akan menghasilkan rasa, warna, tekstur, dan aroma kue donat yang tidak bagus, yaitu rasanya agak pahit kekelatan, warnanya terlalu gelap, teksturnya yang keras dan bantet, dan aroma yang kurang baik. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kulit pisang raja Musa paradisiaca terhadap daya terima kue donat.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh penambahan tepung kulit pisang raja Musa paradisiaca terhadap daya terima kue donat. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui daya terima kue donat dengan penambahan tepung kulit pisang raja.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui daya terima terhadap warna kue donat dengan penambahan tepung kulit pisang raja 10, 20, dan 30. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui daya terima terhadap aroma kue donat dengan penambahan tepung kulit pisang raja 10, 20, dan 30. 3. Untuk mengetahui daya terima terhadap rasa kue donat dengan penambahan tepung kulit pisang raja 10, 20, dan 30. 4. Untuk mengetahui daya terima terhadap tekstur kue donat dengan penambahan tepung kulit pisang raja 10, 20, dan 30. 5. Untuk mengetahui kandungan gizi kue donat dengan penambahan tepung kulit pisang raja 10, 20, dan 30 yang dihitung berdasarkan DKBM.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang potensi limbah kulit pisang sebagai salah satu sumber pati yang dapat dibuat menjadi tepung. 2. Sebagai alternatif pembuatan donat. 3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang penganekaragaman suatu produk dari kulit pisang yang selama ini dibuang begitu saja sebagai limbah organik. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kulit Pisang Kulit pisang merupakan bahan buangan limbah buah pisang yang cukup banyak jumlahnya. Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak akan memiliki nilai jual yang menguntungkan apabila bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan Susanti, 2006. Menurut Basse 2000 jumlah dari kulit pisang cukup banyak, yaitu kira- kira 13 dari buah pisang yang belum dikupas. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia Munadjim, 1988.

2.1.1. Kandungan Kimia dalam Kulit Pisang

Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 dan karbohidrat Universitas Sumatera Utara