didiskusikan juga berbeda-beda antara satu anak dengan anak lainnya tergantung persoalan yang mereka hadapi. Kalau pesan yang disampaikan Iwan lebih banyak
soal perilaku dan kebiasaan mereka yang tidak baik untuk dilakukan. Dalam berkomunikasi Iwan juga tidak pernah menggunakan media atau alat tertentu,
Iwan dan anak jalanan dampingannya hanya berkomunikasi tatap muka langsung dan berkomunikasi secara verbal.
Sejauh ini menurut Iwan, pesan yang selalu disampaikannya dapat mereka terima dengan baik. Iwan melihat bukti kongkrit dari apa yang disampaikannya
antara lain adalah perubahan perilaku positif dari anak jalanan dampingannya. ketika pesan yang Iwan sampaikan tidak dapat mereka terima dengan baik, Iwan
terus berusaha untuk menyampaikannya terus menerus. Selama Iwan melakukan pendampingan, Iwan kerap sekali menjumpai
masalah. Maslah ini biasanya diakibatkan adanya pihak lain diluar komunitas mereka. Pihak lain yang dimaksud adalah orang-orang yang ada di lingkungan
mereka yang mempengaruhi anak dampingannya dengan menyampaikan hal-hal yang negative tentang maksud dan tujuan Iwan mendampingi mereka. Biasanya
ketika Iwan menghadapi persoalan tersebut, solusi yang dilakukannya adalah dengan menunjukan hal-hal positif dan kongkrit kepada lingkungan mereka.
I. 12. Pembahasan Hasil Penelitian
Focus penelitian ini adalah Strategi Komunikasi Antarpribadi yang dilakukan SKA-PKPA dalam melakukan pendampingan anak jalanan street base
di Kota Medan. Oleh karena itu, penulis melakukan wawancara mendalam untuk mengetahui strategi komunikasi antarpribadi yang bagaimana dilakukan
pendamping SKA-PKPA ketika melakukan pendampingan anak jalanan. Untuk
Universitas Sumatera Utara
melihat bagaimana strategsi komunikasi antarpribadi yang dilakukan SKA-PKPA dalam melakukan pendampingan anak jalanan di Kota Medan, hal-hal yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah unsur komunikasi, proses komunikasi, metode komunikasi apa yang digunakan dan bagaimana teknik komunikasinya.
1. Unsur Komunikasi
Dalam proses pendampingan anak jalanan, Informan I, II dan III merupakan sumber penyampai pesan yang dikomunikasikan kepada anak
jalanan dampingan mereka. Dari ketiga informan tersebut, masing-masing mereka memiliki pengalaman menjadi pendamping yang berbeda-beda.
Informan I dan III menjadi pendamping sudah lebih dari lima tahun, sedangkan informan II melakukan pendampingan baru berjalan dua tahun.
Informan I dan III sudah sering mendapatkan pelatihan tentang pendampingan anak jalanan dari lembaga-lembaga lain, sedangkan Informan II belum pernah
mendapatkan pelatihan sama sekali, Informan II hanya mendapatkan bimbingan dari informan I dan III tentang bagaimana mendampingi anak
jalanan. Dari ketiga informan tersebut, wilayah yang menjadi focus pendampingan juga berbeda-beda, informan I yang menjadi wilayah
dampingan adalah daerah Pinang Baris, sedangkan Informan II dan III mendampingi anak jalanan yang ada di setiap wilayah atau daerah dampingan
SKA-PKPA. Dari ketiga informan tersebut, pesan yang mereka komunikasikan
berbeda-beda, tergantung dari jenis kelamin, latar belakang dan karaktersitik anak jalanan yang didampingi. Tentunya persoalan anak jalanan yang
Universitas Sumatera Utara
perempuan akan berbeda dengan persoalan yang dialami anak jalanan laki- laki. Begitu juga seterusnya terkait tentang karakter dan latar belakang anak
jalanan. Biasanya pesan-pesan yang disampaikan ketiga informan dalam bentuk nasihat dan motivasi.
Dalam menyampaikan pesan, ketiga informan biasanya berkomunikasi dengan tatap muka face to face secara verbal dan non verbal. Ketiga
informan, melakukan komunikasi secara langsung tanpa menggunakan media apapun kecuali bahasa sebagai lambang atau symbol. Dengan cara seperti ini,
ketiga informan dapat secara langsung mendapatkan umpan balik feedback dari anak jalanan sehingga maksud dan tujuan pesan yang disampaikan dapat
berjalan dengan efektif dan anak jalanan yang menerima pesan tersebut akan lebih mudah memahami dan merespon pesan yang disampaikan.
Karakteristik penerima pesan dalam hal ini adalah anak jalanan yang didampingi ketiga informan berbeda-beda, Informan I mendampingi anak
jalanan yang masih memiliki keluarga dan anak jalanan yang masih bersekolah, sedangkan Informan II dan III lebih banyak mendampingi anak
jalanan yang tidak memiliki keluarga dan putus sekolah. Usia rata-rata anak jalanan yang didampingi ketiga informan sama antara 6 tahun sampai dengan
18 tahun. Faktor penyebab anak jalanan yang didampingi ketiga informan juga berbeda-beda. Anak jalanan yang didampingi Informan I factor penyebabnya
adalah persoalan ekonomi, sehingga anak-anak tersebut harus mencari nafkah untuk menambah uang saku atau uang sekolah dengan cara turu ke jalan
meminta-minta atau menjadi pedagang asongan, sementara Faktor penyebab anak jalanan yang didampingi Informan II dan III selain factor ekonomi,
Universitas Sumatera Utara
adalah “broken home” dan hilangnya perhatian orang tua kepada mereka, sehingga mereka mencari kehidupan yang bebas tanpa ada aturan di jalanan.
Ketiga Informan merasakan hal yang sama terkait tanggapan atau umpan balik feed back dari proses komunikasi yang mereka lakukan selama dalam
pendampingan. Biasanya ketiga informan terkadang menerima feed back bisa secara langsung ketika berkomunikasi, tanggapan ini bisa dilihat ketiga
informan dari respon verbal dan non verbal yang disampaikan kepada ketiga informan ketika komunikasi berlangsung. Respon verbal dan non verbal ini
biasanya dalam bentuk mimic wajah, gesture tubuh maupun bahasa. Pengaruh dari apa yang disampaikan oleh ketiga informan, dapat dilihat
dari perubahan tingkah laku maupun perilaku yang ditujunjukan oleh anak jalanan yang didampingi. Perubahan perilaku yang ditemukan ketiga informan
seperti kebiasaan anak jalanan yang tidak pernah mandi, kemudian memiliki kesadaran tentang pentingnya mandi untuk menjaga kesehatan tubuh.
Perubahan perilaku ini efek dari pesan yang selama ini disampaikan ketiga informan kepada anak jalanan yang didampingi mereka.
2. Proses Komunikasi
Melihat dari proses komunikasi yang dilakukan ketiga informan, menunjukan bahwasannya ketiga informan menggunakan Proses Komunikasi
Primer, dimana ketika ketiga informan menyampaikan pesan kepada anak jalanan dengan menggunakan lambang symbol sebagai media nya. lambang
sebagai media dalam proses komunikasi primer adalah bahasa dan isyarat yang secara langsung dapat menerjemahkan pesan-pesan yang disampaikan
Universitas Sumatera Utara
ketiga informan kepada anak jalanan dampingan mereka. Ketiga informan lebih banyak menggunakan bahasa dalam menyampaikan pesan, karena lebih
gampang untuk dicerna dan dipahami.
3. Metode Komunikasi
Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa ketiga informan sama-sama menggunakan metode komunikasi sebagai interaksi, dimana dalam metode ini
ketiga informan berinteraksi dengan ketiga anak jalanan dampingan mereka secara dinamis. Ketiga informan menyampaikan pesan baik verbal maupun
non verbal kepada anak jalanan, kemudian anak jalanan bereaksi dengan meberi respon baik verbal maupun non verbal juga, proses ini berjalan terus
hingga kedua belah pihak memutuskan untuk menghentikan proses komunikasi. Dengan menggunakan metode ini, ketiga informan sebagai
komunikator mendapat feed back secara langsung yang dapat digunakan ketiga informan sebagai petunjuk untuk melihat efektifitas pesan yang
disampaikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN