2. Perumusan Masalah 3. Pembatasan Masalah 4. Tujuan Penelitian 5. Manfaat Penelitian 3. Anak Jalanan

Dengan melihat keberhasilan Rumah Singgah SKA dalam menjangkau anak jalanan di Kota Medan untuk beraktifitas bersama di Rumah Singgah, menunjukkan bahwa SKA cukup layak dijadikan tempat untuk melihat Strategi Komunikasi yang mereka lakukan terhadap anak jalanan di Kota Medan. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Komunikasi Antar Pribadi Yayasan Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak PKPA Dalam Melakukan Pendampingan Anak Jalanan Street Base Di Kota Medan Studi Kasus Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak SKA binaan PKPA.

I. 2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang menjadi pokok penelitian adalah Bagaimanakah strategi komunikasi antar pribadi yang dilakukan Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak SKA dalam melakukan Pendampingan Anak Jalanan Street Base di Kota Medan?

I. 3. Pembatasan Masalah

Ruang lingkup penelitian yang terlalu luas yang dapat mengaburkan penelitian dapat dihindari peneliti dengan cara melakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah: a. Fokus Penelitian ini untuk mengetahui strategi komunikasi antar pribadi yang dilakukan Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak SKA dalam melakukan Pendampingan Anak Jalanan Street Base di Kota Medan tahun 2010. Universitas Sumatera Utara b. Objek penelitian ini adalah pendamping anak jalanan di Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak SKA Jl. Hasan Basri - No.3, Pinang Baris - Medan.

I. 4. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui strategi komunikasi antar pribadi yang dilakukan Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak SKA dalam Melakukan Pendampingan Anak Jalanan Street Base di Kota Medan.

I. 5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Secara akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian serta menambah bahan referensi dan sumber bacaan dilingkungan FISIP USU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi. b. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya mengenai Strategi Komunikasi. c. Secara praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Yayasan PKPA dan Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak SKA, pemerintah khususnya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan, aktivis LSM dan stakeholder lainnya dalam melakukan program pendampingan anak jalanan dengan menggunakan Strategi Komunikasi Antar Pribadi yang baik. Universitas Sumatera Utara

I. 6. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 1995: 40. Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi dan proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variable, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2007: 6. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

I.6. 1. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berguna untuk memperoleh penemuan-penemuan yang tidak terduga sebelumnya dan membangun kerangka teoritis baru. Penelitian kualitatif biasanya mengejar data verbal yang lebih mewakili fenomena dan bukan angka-angka yang penuh prosentaase dan merata yang kurang mewakili keseluruhan fenomena. Dari penelaitian kualitatif tersebut, data yang diperoleh dari lapangan biasanya tidak terstruktur dan relative banyak, sehingga memungkinkan peneliti untuk menata, mengkritis, dan mengklasifikasikan yanglebih menarik melalui penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif, awalnya beraasal dari sebuah pengamatan pengamatan kuantitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif Suwardi Endraswara, 2006:81. Universitas Sumatera Utara Menurut Brannen 1997:9-12, secara epistemologis memangada sedikit perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian kuantitatif selalu menentukan data dengan variabel-veriabel dan kategori ubahan, penelitian kualitatif justru sebaliknya. Perbedaan penting keduanya, terletak pada pengumpulan data. Tradisi kualitatif, peneliti sebagai instrument pengumpul data, mengikuti asumsi cultural, dan mengikuti data. Penelitian kualitatif termasuk penelitian historis dan deskriptif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif. Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki karakteristik dan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat dikenal melalui berbagai istilah seperti: penelitian kualitatif, penelitian lapangan, penelitian naturalistik, penelitian interpretif, penelitian etnografik, penelitian post positivistic, penelitian fenomenologik, hermeneutic, humanistik dan studi kasus. Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkrip wawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan artefak lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif Universitas Sumatera Utara adalah untuk memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat indukt if. Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosialbudaya. Jenis penelitian ini berlandaskan pada filsafat fenomenologis dari Edmund Husserl 1859-1928 dan kemudian dikembangkan oleh Max Weber 1864-1920 ke dalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala sosial. Dalam pandangan Weber, tingkah laku manusia yang tampak merupakan konsekwensi-konsekwensi dari sejumlah pandangan atau doktrin yang hidup di kepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah pengertian, batasan-batasan, atau kompleksitas makna yang hidup di kepala manusia pelaku, yang membentuk tingkah laku yang terkspresi secara eksplisit.

I.6. 2. Komunikasi dan Strategi Komunikasi a.

Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa Universitas Sumatera Utara percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila keduanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Effendy, 1993: 9. Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who says what in which channel to whom with what effect? Paradigma Lasswell tersebut menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: komunikator communicator, source, sender, pesan message, media channel, media, komunikan communicant, receiver, recipient, efek effect, impact, influence. Jadi berdasarkan paradigm Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu Effendy, 2006: 10.

b. Strategi Komunikasi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan planning dan manajemen management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi strategi bukan merupakan peta yang hanya menunjukan jalan dalam menuju tujuan saja, melainkan harus bisa menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Dalam Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa: “.... strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi communication planning dan manajemen communications management untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, Universitas Sumatera Utara dalam arti kata bahwa pendekatan approach bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. 1981: 84. Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku ‘Strategi Komunikasi’ menyatakan bahwa: “….. Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi ruang dan waktu yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat. 1984:10 Dalam rangka menyusun strategi komunikasi akan lebih baik apabila memperhatikan unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, metode komunikasi, teknik komunikasi, komponen-komponen komunikasi dan factor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut. Dari beberapa hasil definisi yang pernah dikemukakan oleh ahli komunikasi, maka suatu rancangan komunikasi agar dapat efektif, komunikator perlu lebih dahulu memahami unsur-unsur utama yang mendasari komunikasi, yaitu : Unsur-unsur Komunikasi 1 Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. 2 Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Universitas Sumatera Utara 3 Media, Media yang dimaksud disini adalah ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. 4 Penerima, Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. 5 Pengaruh, Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. 6 Tanggapan, Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsure lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. 7 Lingkungan, Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. Dalam hal penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan banyak cara metode yang ditempuh, hal ini tergantung pada macam-macam tingkat pengetahuan, pendidikan, sosial budaya dan latar belakang dari komunikan sehingga komunikator harus dapat melihat metode atau cara apa yang akan dipakai supaya pesan yang disampaikan mengenai sasaran. Ada tiga Metode atau Metode Komunikasi Universitas Sumatera Utara cara komunikasi tersebut antara lain : Komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sabagai transaksi. 1 Komunikasi sebagai tindakan satu arah Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap-muka, namun mungkin tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi public pidato yang tidak melibatkan tanya jawab dan komunikasi massa cetak dan elektronik. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini oleh Michael Burgoon disebut sebagai ‘definisi berorientasi-sumber’. Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Komunikasi ini dianggap suatu tindakan untuk membangkitkan respon orang lain. Komunikasi ini dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. Dengan kesimpulan komunikasi satu arah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan bersifat persuasif. 2 Komunikasi sebagai Interaksi Pandangan ini menyertakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seseorang penerima bersaksi dengan memberi jawaban verbal kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan balik dari orang kedua. Komunikasi sebagai interaksi dipandang sedikit lebih dinamis dari pada komunikasi sebagai tindakan satu arah. Salah satu unsure Universitas Sumatera Utara yang dapat ditambahkan dalam metode ini adalah umpan balik feed back, yaitu apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang disampaikan sebelumnya, apakah dapat dimengerti atau dapat diterima sehingga berdasarkan umpan balik, sumber dapat mengubah pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuannya. Suatu pesan disebut umpan balik bila hal itu merupakan respons terhadap pesan pengirim dan bila mempengaruhi prilaku selanjutnya pengirim. Konsep umpan balik dari penerima sebenarnya merupakan pesan penerima yang disampaikan kepada pengirim pertama, jawaban pengirim pertama merupakan umpan balik bagi penerima pertama. 3 Komunikasi sebagai Transaksi Metode komunikasi ini adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Metode ini bersifat dinamis dan juga lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang memungkinkan pesan atau respons verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung. Kelebihan metode ini adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi pada komunikasi yang disengaja atau respon yang dapat diamati. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalnya. Istilah transaksional mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam keadaan interpendensi atau timbal balik, eksestensi satu pihak ditentukan oleh eksistensi pihak lainnya. Pendekatan transaksi menyarankan bahwa semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubugan. Mulayan, 2005:61-68. Universitas Sumatera Utara Begitu pentingnya komunikasi bagi manusia, dan agar komunikasi dapat mencapai sasarannya dan dapat berjalan dengan efektif, maka diperlukan teknik- teknik komunikasi dalam berkomunikasi yaitu dengan memunculkan ide yang jelas sebelum berkomunikasi, kemudia membuat tujuan komunikasi, setelah itu sebelum berkomunikasi dengan komunikan terlebih dahulu periksa lingkungan fisik atau keberadaan pribadi komunikan. Selanjutnya didalam berkomunikasi komunikator senantiasa mengimbangi isi dan nada suara supaya pesan yang disampaikan dapat dengan jelas diterima komunikan. Dalam merencanakan komunikasi, berkonsultasi kepada pihak lain agar memperoleh dukungan. Setelah itu, didalam berkomunikasi isi pesan yang disampaikan diutamakan hal-hal yang penting atau berharga. Mengkomunikasikan pesan-pesan secara singkat, komunikasi yang efektif diperlukan ada tindak lanjut dan tindakan komunikator harus sesuai dengan yang dikomunikasikan. Dan yang terakhir jadilah pendengar yang baik. Teknik Komunikasi http:bandono.web.idfilesmakalah-komunikasi.pdf

I.6. 3. Komunikasi Antar Pribadi

Menurut Dean C. Barnlund Liliweri, 1991:12, mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antar dua orang atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur. Ada juga definisi lain menurut Rogers dalam Depari Liliweri, 1991:12, mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Universitas Sumatera Utara Sementara itu de Vito Liliweri, 1991:12, komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung. De Vito juga mengemukakan suatu komunikasi antar pribadi mengandung ciri-ciri; 1 Keterbukaan Opennes, Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita, sehingga komunikasi akan mudah dilakukan. Kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya. 2 Empati Empathy, Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. Dalam arti bahwa seseorang secara emosional ataupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami oleh orang lain. 3 Dukungan Support, Setiap pendapat, ide, atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan demikian keinginan atau hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya. 4 Rasa Positif positivnes, Jika setiap pembicaraan yang disampaikan mendapat tanggapan pertama yang positif, maka lebih mudah melanjutkan percakapan yang selanjutnya. Rasa positif Universitas Sumatera Utara menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk curiga atau berprasangka yang mengganggu jalinan interaksi. 5 Kesamaan Equality, Suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan antarpribadi pun lebih kuat, apabila memiliki kesamaan tertentu seperti kesamaan pandangan, kesamaan sikap, kesamaan usia, kesamaan idiologi dan sebagainya. Komunikasi Antarpribadi merupakan kegiatan yang dinamis, dengan tetap memperhatikan kedinamisannya, komunikasi antarpribadi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut Hardjana, 2003:86: 1 Komunikasi antarpribadi adalah verbal dan nonverbal Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal atau nonverbal. Dalam komunikasi itu, seperti pada komunikasi umumnya, selalu mencakup dua unsur pokok: isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan atau dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal. Untuk efektifnya, kedua unsur itu sebaiknya diperhatikan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi, dan keadaan penerima pesannya. 2 Komunikasi antarpribadi mencakup perilaku tertentu, yakni : a Perilaku spontan spontaneus behavior adalah perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif. Artinya, perilaku itu terjadi begitu saja. Universitas Sumatera Utara b Perilaku menurut kebiasaan script behavior adalah perilaku yang kita pelajari dari kebiasaan kita. Perilaku itu khas, dilakukan pada situasi tertentu, dan dimengerti orang. c Perilaku sadar contrived behavior adalah perilaku yang dipilih karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada. Perilaku itu dipikirkan dan dirancang sebelumnya, dan disesuaikan dengan orang yang akan dihadapi, dan situasi serta kondisi yang ada. 3 Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berproses pengembangan Komunikasi antarpribadi berbeda-beda tergantung dari tingkat hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, dan cara pesan disampaikan. Komunikasi itu berkembang berawal dari saling pengenalan yang dangkal, berlanjut makin mendalam, dan berakhir dengan saling kenal yang amat mendalam, tetapi bisa juga putus sampai akhirnya saling melupakan. 4 Komunikasi antarpribadi mengandung umpan balik, interaksi, dan koherensi Kemungkinan umpan balik feed back dalam komunikasi antarpribadi besar sekali. Dalam komunikasi ini, penerima pesan dapat langsung menanggapi dengan menyampaikan umpan balik. Dengan demikian, di antara pengirim dan penerima pesan terjadi interaksi interaction yang satu mempengaruhi yang lain, dan Universitas Sumatera Utara kedua-duanya saling mempengaruhi dan memberi serta menerima dampak. Dari sini terjadilah koherensi dalam komunikasi baik antara pesan yang disampaikan dan umpan balik yang diberikan, maupun dalam keseluruhan komunikasi. 5 Komunikasi antarpribadi berjalan menurut peraturan tertentu Agar berjalan baik, maka komunikasi antarpribadi hendaknya mengikuti peraturan rules tertentu. Peraturan itu ada yang intrinsik dan ada yang ekstrinsik. Peraturan intrinsik adalah peraturan yang dikembangkan oleh masyarakat untuk mengatur cara orang harus berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan peraturan ekstrinsik adalah peraturan yang ditetapkan oleh situasi atau masyarakat. 6 Komunikasi antarpribadi adalah kegiatan aktif, Komunikasi antarpribadi bukan hanya komunikasi dari pengirim kepada penerima pesan dan sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi ini bukan sekedar serangkaian rangsangan-tanggapan, stimulus- respons, tetapi serangkaian proses saling penerimaan, penyerapan, dan penyampaian tanggapan yang sudah diolah oleh masing- masing pihak. 7 Komunikasi antarpribadi saling mengubah Melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya dapat saling memberi inspirasi, semangat dan dorongan untuk mengubah pemikiran, perasaan, dan sikap yang sesuai Universitas Sumatera Utara dengan topik yang dibahas bersama. Oleh sebab itu, komunikasi ini merupakan wahana untuk saling belajar dan mengembangkan wawasan, pengetahuan, dan kepribadian. Kemudian Hardjana 2003:91 juga menyatakan agar komunikasi antarpribadi berhasil, kita perlu memiliki kecakapan skill komunikasi antarpribadi baik sosial maupun behavioral. Kecakapan sosial adalah kecakapan pada tingkat pemahaman kognitif, yang meliputi: 1 Empati empathy, kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain tanpa meninggalkan sudut pandang sendiri tentang hal yang menjadi bahan komunikasi. 2 Perspektif sosial social perspective, kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang dapat diambil orang yang berkomunikasi dengan dirinya. Dengan demikian kita dapat meramalkan perilaku apa yang sebaiknya diambil dan dapat menyiapkan tanggapan kita yang tepat dan efektif. 3 Kepekaan sensitivity terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam komunikasi antarpribadi. Dengan kepekaan itu kita dapat menetapkan perilaku mana yang diteima dan perilaku mana yang ditolak oleh rekan yang berkomunikasi dengan kita. 4 Pengetahuan akan situasi pada waktu berkomunikasi. Pengetahuan akan situasi dan keadaan orang merupakan pegangan bagaimana kita harus berperilaku dalam situasi itu. Berdasarkan pengetahuan akan situasi, kita dapat menetapkan kapan dan bagaimana masuk Universitas Sumatera Utara dalam percakapan, menilai isi dan cara berkomunikasi pihak yang berkomunikasi dengan kita, dan selanjutnya mengolah pesan yang kita terima. 5 Memonitor diri self-monitoring, kecakapan memonitor diri membantu kita menjaga ketepatan perilaku dan jeli memperhatikan pengungkapan diri orang yang berkomunikasi dengan kita. Sedangkan kecakapan behavioral merupakan kecakapan pada tingkat perilaku, yang meliputi: 1 Keterlibatan interaktif interactive involvement, yang menentukan keikutsertaan dan partisipasi kita dalam komunikasi dengan orang lain, meliputi: a Sikap tanggap responsiveness, dengan sikap ini kita dengan cepat akan membaca situasi sosial di mana kita berada dan tahu apa yang harus dikatakan, dilakukan, kapan dikatakan dan dilakukan, serta bagaimana dikatakan dan dilakukan. b Sikap perseptif perceptiveness, dengan kecakapan ini kita dibantu untuk memahami bagaimana orang yang berkomunikasi dengan kita mengartikan perilaku kita dan tahu bagaimana kita mengartikan perilakunya. c Sikap penuh perhatian attentiveness, kecakapan ini membantu kita untuk menyadari faktor-faktor yang menciptakan situasi di mana kita berada. Universitas Sumatera Utara 2 Manajemen interaksi interaction management, kecakapan itu membantu kita mampu mengambil tindakan-tindakan yang berguna bagi kita untuk mencapai tujuan komunikasi kita. Misalnya, kapan mengambil inisiatif untuk mengawali topik baru, dan kapan mengikuti saja topik yang dikemukakan orang lain. 3 Keluwesan perilaku behavioral flexibility, kecakapan ini membantu kita untuk melaksanakan berbagai kemungkinan perilaku yang dapat diambil untuk mencapai tujuan komunikasi. 4 Mendengarkan listening, kecakapan ini membantu kita untuk dapat mendengarkan orang yang berkomunikasi dengan kita tidak hanya isi, tetapi juga perasaan, keprihatinan, dan kekhawatiran yang menyertainya. Sehingga kita menjadi rekan komunikasi yang baik karena membuat orang tersebut merasa diterima, dan kita dapat menanggapinya dengan baik. 5 Gaya sosial social style, kecakapan ini membantu kita dapat berperilaku menarik, khas, dan dapat diterima oleh orang yang berkomunikasi dengan kita. 6 Kecemasan komunikasi communication anxiety, dengan kecakapan ini kita dapat mengatasi rasa takut, bingung, dan kacau pikiran, tubuh gemetar, dan rasa demam panggung yang muncul dalam komunikasi dengan orang lain. Universitas Sumatera Utara

I.6. 4. Pengertian Anak Jalanan

Menurut lisa 1996 anak jalanan adalah anak-anak yang bekerja di jalanan. Studi yang dilakukan oleh Soedijar 19891990 menunjukkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berusia antara 7-15 tahun yang bekerja di jalanan dan dapat mengganggu ketentraman dan keselarnatan orang lain serta mebahayakan dirinya sendiri. Sementara itu, Direktorat Bina Sosial DKI menyebutkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berkeliaran di jalan raya sambil bekerja mengemis atau menganggur saja. Panti Asuhan klender mengatakana bahwa anak jalanan adalah anak yang sudah biasa hidup sangat tidak teratur di jalan raya, bisa diambil bekerja tetapi dapat juga hanya menggelandang sepanjang hari Kirik Ertanto dalam www.humana.20m.combablhtm . Hasil temuan lapangan yang diperoleh panji Putranto menunjukkan bahwa ada dua tipe anak jalanan, yaitu anak yang bekerja di jalan dan anak yang hidup di jalan. Perbedaan antara kedua kategori ini adalah kontak dengan orang tua. Mereka yang bekerja masih memiliki kontak dengan orang tua sedang yang hidup di jalanan sudah putus hubungan dengan keluarga. Hal ini sejalan dengan kategori anak jalanan menurut Azas Tigor Nainggolan menunjukkan ada tiga kategori anak-anak yang bekerja di jalanan. Pertama, anak-anak miskin perkampungan kumuh yaitu anak-anak kaum urban yang tinggal bersama orang tuanya di kampung-kampung yang tumbuh secara liar di perkotaan. Kedua, pekerja anak perkotaan yaitu mereka yang hidup dan bekerja tetapi tidak tinggal bersama orang tua. Kategori ketiga, adalah anak-anak jalanan yang sudah putus hubungan dengan keluarga Kirik Ertanto Siti Rohana dalam \vww. humana. 20m. combabllhtm. Universitas Sumatera Utara Perlu ditegaskan disini, pengertian anak jalanan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah seseorang yang berumur di bawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang atau guna mempertahankan hidupnya. BAB II Universitas Sumatera Utara URAIAN TEORITIS I. 1. Komunikasi I.6. 1. Pengertian Komunikasi Pada awalnya komunikasi memang sekedar alat antar manusia, agar menusia dapat saling berhubungan. Pada abad ke-5 sebelum masehi, di Yunani, berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyaraan antar manusia. Namanya retorika. Kata ini berasal dari bahasa yunani retorika yang berarti seni berdebat, dari akar kata rector orang yang berpidato. Retorika berarti seni berpidato dan beragumentasi yang bersifat menggugah atau seni yang menggunakan bahasa secara lancer untuk mempengaruhi dan mengajak. Semenjak abad itu urusan memperbincangkan gagasan, keinginan kepada orang lain mendapatkan perhatian khusus, tidak dianggap sebagai kegiatan biasa-biasa saja. Ardianto, 2007:20 Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicate yang berarti pemberitahuan, memberi bagian dalam suatu, pertukaran dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari si pendengar atau ikut mengambil bagian. Sedangkan kata sifatnya communi yang artinya bersifat umum atau bersama-sama. Demikian pula kata kerjanya communicate yang artinya berdiaolog, berunding atau bermusyawarah. Dan sejak awal perkembangannya, para ahli dari berbagai disiplin ilmu turut memberikan sumbangan yang besar terhadap keberadaan dan definisi ilmu komunikasi, seperti Sarah Trenholm an Arthur Jensen 1996:4 mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran. Universitas Sumatera Utara Raymond S. Rosss 1983:8 mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator. Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid 1981:18 menyatakan bahwa komunkasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam Wiryanto, 2004: 6-7 Menurut Carl I. Hovland, Ilmu Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain communication is the process to modify yhe behavior of other individuals. Bahkan untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, pada peminat komunikasi sering mengutip paradigma yang dikemukakan Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Eho Says What In Channel To Whom What In Channel To Whom With What Effect? Effendy, 1990:10 Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan diatas tentunya belum mewakili semua definisi yang telah dibuat dari pera ahli, namun kita telah mengetahui berbagai pandangan dari para ahli tentang definisi komunikasi. Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, berupa pikiran Universitas Sumatera Utara atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang atau kelompok lain dengan menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak Effendy, 1993:91 Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya mengerti dan selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi. Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi tidak saja sebagai alat untuk melakukan kontak hubungan antar individu, namun komunikasi juga merupakan alat bagi manusia bertahan hidup. Sejumlah kendala dalam komunikasi akan mempengaruhi keberhasilan sebuah proses komunikasi dapat mempengaruhi proses pengoperan lambang. Dapat saja sebuah pesan yang disampaikan diartikan secara berbeda sehingga menimbulkan efek tindakan yang berbeda pula. Soemanagara, 2006:45. Dengan kata lain komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Ini dikarenakan kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia meneruma suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

I.6. 2. Unsur-unsur Komuikasi

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan diatas, jelas bahwa komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut elemen atau komponen komunikasi. Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa terciptanya proses komunikasi, cukup didukung tiga unsure, sementara ada juga yang menambahkan umpan balik dalam lingkungan selain kelima unsur yang telah disebutkan. Aristoteles, ahli filsafat Yunani kuno dalam bukungan Rhetorica menyebutkan bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsure yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan. Pandangan aristoteles ini oleh sebagian besar pakar komunikasi dinilai lebih tepat untuk mendukung suatu proses komunikasi public dalam bentuk pidato atau retorika. Hal ini bisa dimengerti, karena pada zaman aristoteles retorika menjadi bentuk komunikasi yang sangat popular bagi masyarakat Yunani. Claude E. Shannon dan Weaver 1949, dua orang insinyur listrik menyatakan bahwa terjadinya proses komunikasi memerlukan lima unsur yang mendukungnya, yakni pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan. Universitas Sumatera Utara Kesimpulan ini didasarkan atas hasil studi yang mereka lakukan mengenai pengiriman pesan melalui radio dan telepon. Meski pandangan Shannon dan Weaver pada dasarnya berasal dari pemikiran proses komunikasi elektronik, tetapi sarjana yang muncul dibelakangnya mencoba menerapkannya dalam proses komunikasi antar manusia seperti yang dilakukan oleh Miller dan Cherry Schramm : 1971. Awal tahun 1960-an David K.berlo membuat formula komunikasi yang lebih sederhana. Formula itu dikenal dengan nama “SMCR” yakni: source pengirim, Message Pesan, Channel Saluran-media, dan Recciver penerima. Selain Shannon dan Berlo, juga tercatat Charles Osgood, Gerald Miller dan Melvin L. De Fleur mebambahkan lagi unsur efek dan umpan balik Feedback sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna. Kedua unsur ini nantinya lebih banyak dikembangkan pada proses komunilkasi antarpribadi personal dan Komunikasi massa. Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung proses komunikasi. Cangara, 2007:22- 23 Dari beberapa hasil definisi yang pernah dikemukakan oleh ahli komunikasi, maka suatu rancangan komunikasi agar dapat efektif, komunikator perlu lebih dahulu memahami unsur-unsur utama yang mendasari komunikasi, yaitu : 8 Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, Universitas Sumatera Utara sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator. 9 Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat dan propaganda. 10 Media, Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindra dianggap sebagai media komunikasi. Selain pancaindra manusia, ada juga saluran komunikasi antarpribadi. 11 Penerima, Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima bisa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran. 12 Pengaruh, Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah Universitas Sumatera Utara menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang De Fleur, 1982. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan. 13 Tanggapan, Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. 14 Lingkungan, Lingkungan atau situasi ialah factor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Factor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. Untuk definisinya lingkungan fisik menunjukan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi sering kali sulit dilakukan karena factor jarak yang begitu jauh, di mana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya. Lingkungan sosial menunjukan factor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan status sosial. Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain. Menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Sedangkan dimensi waktu menunjukan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai. Universitas Sumatera Utara Jadi setiap unsure memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsure ini saling bergantungan satu sama lainnya. Artinya, tanpa keikutsertaan satu unsure akan memberikan pengaruh pada jalannya komunikasi Cangara, 2007 : 24-28.

I.6. 3. Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaikan pikiran atau perasaan oleh seseorang Komunikator kepada orang lain komunikan. Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Pesan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan kegairahan. Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa pemikiran. Dan tidak jarang juga seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu, disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. 1 Proses Komunikasi secara primer. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang symbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa adalah yang paling Universitas Sumatera Utara banyak digunakan dalam berkomunikasi dan jelas bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk idea, informasi atau opini, baik mengenai hal yang kongkret maupun abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Berlangsungnya proses komunikasi apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima komunikan. Dimana pertama kali komunikator menjadi encode pesan yang akan disampaikan kepada komunikan dengan memformulasikan pikiran atau perasaannya kedalam lambang bahasa yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian komunikan mengawa- sandi decode pesan dari komunikator dengan menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator. Wilbur Schramm, dalam karyanya menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan, yakni paduan pengalaman dan pengertian yang pernah diperoleh komunikan. Menurut Schramm, bidang pengalaman merupakan factor yang penting dalam komunikasi. Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi sebab menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator. Bisa bersifat positif maupun negative. Tanggapan atau response atau reaksi komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikator enggan untuk melanjutkan komunikasinya maka disebut umpan balik bersifat negative. Universitas Sumatera Utara Umpan kata-kata, baik secara singkat maupun secara panjang lebar. Umpan balik secara nonverbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan bukan dengan kata-kata. Komunikator yang baik adalah orang yang selalu memperhatikan umpan balik sehingga dapat segera mengubah gaya komunikasinya disaat mengetahui umpan balik dari kimunikan bersifat negative. 2 Proses komunikasi secara sekunder. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televise, film, dan banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Pentingnya peranan media, yakni media sekundr, dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efesiennya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, atau televise misalnya, merupakan media yang efesien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Efisien karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja sudah dapat tersebar luas kepada khalayak banyak. Umpan balik dalam komuniakasi bermedia, terutama media massa, biasanya dinamakan umpan balik tertunda delayed feedback, karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu. Proses komunikasi media misalnya dengan surat, poster, spanduk, radio, televise, Universitas Sumatera Utara atau film, umpan balik akan terjadi apabila komunikator mengetahui tanggapan komunikan jika komunikasinya sendiri selesai secara tuntas. Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan lanjutan dari proses komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan cirri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Setiap media memiliki cirri-ciri atau sifat tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan tertentu. Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder menggunakan meida yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa massmedia dan media nirmassa atau media nonmassa non-mass media. Effendy, 2006 : 11-18.

I.6. 4. Metode Komunikasi

Dalam hal penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan banyak cara metode yang ditempuh, hal ini tergantung pada macam-macam tingkat pengetahuan, pendidikan, sosial budaya dan latar belakang dari komunikan sehingga komunikator harus dapat melihat metode atau cara apa yang akan dipakai supaya pesan yang disampaikan mengenai sasaran. Ada tiga Metode atau cara komunikasi tersebut antara lain: Komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sabagai transaksi. 4 Komunikasi sebagai tindakan satu arah Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap-muka, namun mungkin tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi public pidato yang tidak melibatkan tanya Universitas Sumatera Utara jawab dan komunikasi massa cetak dan elektronik. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini oleh Michael Burgoon disebut sebagai ‘definisi berorientasi-sumber’. Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Komunikasi ini dianggap suatu tindakan untuk membangkitkan respon orang lain. Komunikasi ini dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. Dengan kesimpulan komunikasi satu arah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan bersifat persuasive. Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep ini adalah: Gerald R. Miller: ‘Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima’. Everett M. Rogers: ‘Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Harold Lasswell: cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut who says in which Cahnnel to Whom Universitas Sumatera Utara whith what effect? Atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana? Pemahaman komunikasi berorientasi pada variabel-variabel tertentu seperti isi pesan pembicaraan, cara pesan yang disampaikan, dan daya bujuknya dengan kata lain menyoroti efek pesan komunikasi. 5 Komunikasi sebagai Interaksi Pandangan ini menyertakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seseorang penerima bersaksi dengan memberi jawaban verbal kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan balik dari orang kedua. Komunikasi sebagai interaksi dipandang sedikit lebih dinamis dari pada komunikasi sebagai tindakan satu arah. Salah satu unsure yang dapat ditambahkan dalam metode ini adalah umpan balik feed back, yaitu apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang disampaikan sebelumnya, apakah dapat dimengerti atau dapat diterima sehingga berdasarkan umpan balik, sumber dapat mengubah pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuannya. Suatu pesan disebut umpan balik bila hal itu merupakan respons terhadap pesan pengirim dan bila mempengaruhi prilaku selanjutnya pengirim. Konsep umpan balik dari penerima sebenarnya merupakan pesan penerima yang disampaikan kepada pengirim pertama, jawaban pengirim pertama merupakan umpan balik bagi penerima pertama. Universitas Sumatera Utara 6 Komunikasi sebagai Transaksi Metode komunikasi ini adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Metode ini bersifat dinamis dan juga lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang memungkinkan pesan atau respons verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung. Kelebihan metode ini adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi pada komunikasi yang disengaja atau respon yang dapat diamati. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalnya. Istilah transaksional mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam keadaan interpendensi atau timbal balik, eksestensi satu pihak ditentukan oleh eksistensi pihak lainnya. Pendekatan transaksi menyarankan bahwa semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubugan. Mulayan, 2005:61-68.

I.6. 5. Teknik Komunikasi

Begitu pentingnya komunikasi bagi manusia, dan agar komunikasi dapat mencapai sasarannya dan dapat berjalan dengan efektif, maka diperlukan teknik- teknik komunikasi dalam berkomunikasi yaitu dengan memunculkan ide yang jelas sebelum berkomunikasi, kemudian membuat tujuan komunikasi, setelah itu sebelum berkomunikasi dengan komunikan terlebih dahulu periksa lingkungan fisik atau keberadaan pribadi komunikator. Selanjutnya didalam berkomunikasi komunikator senantiasa mengimbangi isi dan nada suara supaya pesan yang disampaikan dapat dengan jelas diterima komunikan. Dalam merencanakan Universitas Sumatera Utara komunikasi, berkonsultasi kepada pihak lain agar memperoleh dukungan. Setelah itu, didalam berkomunikasi isi pesan yang disampaikan diutamakan hal-hal yang penting atau berharga. Mengkomunikasikan pesan-pesan secara singkat, komunikasi yang efektif diperlukan ada tindak lanjut dan tindakan komunikator harus sesuai dengan yang dikomunikasikan. Dan yang terakhir jadilah pendengar yang baik. http:bandono.web.idfilesmakalah-komunikasi.pdf

I. 2. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang paling efektif dalam mengubah prilaku seseorang, hal ini disebabkan karena dalam prosesnya ada arus balik langsung, sehingga komunikator dapat mengetahui apakah pesan yang disampaikan berhasil atau tidak. Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang yang berlangsung secara berhadapan muka langsung satu sama lain face to face atau bisa juga melalui media seperti telepon. Komunikasi antar pribadi ini dikatakan efektif dalam merubah perilaku orang lain apabila terdapat kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan. Ciri khas yang ada pada komunikasi ini adalah arus balik yang langsung yang bisa ditangkap baik secara verbal maupun non verbal melalui gerak – gerik bahasa tubuh dan perubahan posisi yang signifikan antara komunikan dan komunikator. Rogers dalam Liliweri, 1991:12 mengatakan bahwa komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang terjadi dari mulut kemulut dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Universitas Sumatera Utara Menurut Effendi dalam Liliweri, 1991:12 komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap efektif dalam merubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis. Sementara Barnlud 1968 dalam Liliweri, 1991:12 menyatakan komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua atau tiga orang atau empat orang yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur. Jadi menurut Barnlund, proses pelaksanaan komunikasi antar pribadi tidak perlu adanya perencanaan terjadi secara spontan dan dapat mudah terjadi diantara orang – orang yang bertemu. Oleh Devito dalam Liliweri, 1991:12 menyatakan komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima orang lain dengan efek dan umpan balik langsung. Sedangkan menurut Tan dalam Liliweri, 1991:12 mengemukakan komunikasi antar pribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua atau lebih orang. Berdasarkan definisi yang dibuat para ahli tersebut komunikasi antar pribadi terjadi secara spontan, tatap muka dan dialogis memungkinkan terjadinya kontak langsung. Oleh sebab itulah bentuk komunikasi ini dianggap ampuh untuk mengubah sikap, pandangan dan perilaku orang lain. Dengan situasi tatap muka dan terjadi kontak langsung memungkinkan komunikator untuk menguasai situasi komunikasi yang sedang berlangsung. Komunikan juga mengetahui dengan pasti apakah pesan – pesan yang disampaikannya itu diterima dengan baik ataupun di tolak, berdampak positif maupun negative. Jika tidak diterima maka komunikator bisa mendapatkan respon pertanyaan balik dari komunikan. Universitas Sumatera Utara Jika dibandingkan dengan komunikasi bermedia, maka komunikasi tatap muka memiliki keunggulan yaitu proses pertukaran pesan antara dua orang didalam berkomunikasi, komunikan dan komunikator berhasil menjalani suatu kontak dan berbalas – balasan. Sehubungan dengan penelitian yang dimaksud berkenaan dengan komunikasi tatap muka, maka keistimewaan komunikasi tatap muka adalah efek dan umpan balik antara komunikator dan komunikan. Aksi dan reaksi verbal dan non verbal kelihatan karena jarak fisik komunikator dan komunikan dekat. Komunikasi tatap muka tersebut berlangsung secara terus menerus hingga pada akhirnya mengembangkan komunikasi antar pribadi yang dapat memuaskan kedua belah pihak. Pada komunikasi yang menggunakan media, sering terjadi penundaan atau delay. Rintangan ini menimbulkan kesulitan untuk mengetahui respons saat itu juga. Komunikasi yang menggunakan media walaupun tatap muka seperti menggunakan saluran internet, bisa menimbulkan masalah. Masalah yang kerap timbul adalah ketika bandwidth internet tersebut melambat. Sehingga gambar atau citra wajah orang lain di layar komputer terlihat patah – patah dan suara yang sangat berisik serta tidak jelas. Sama halnya dengan penggunaan telepon pribadi fixed phone maupun selular, pada telepon pribadi, kita menggantungkan harapan pada kabel telepon agar tidak terputus sama sekali. Sedangkan pada telepon seluler kita memiliki masalah lebih banyak, seperti harus mengisi pulsa jika menggunakan layanan pra bayar, jaringan seluler, dan daya tahan baterai telepon seluler itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Oleh sebab itu komunikasi antar pribadi yang efektif adalah komunikasi yang dilakukan secara tatap muka dan berkomunikasi secara langsung sehingga bisa meminimalisir rintangan yang ada antara komunikator dan komunikan. Dan komunikasi antar pribadi terus tetap dikembangkan oleh komunikan pada saat komunikasi berlangsung, sehingga tercipta suatu ketertarikan secara psikologis antara komunikator dan komunikan, menumbuhkan kesamaan dan mungkin sama – sama dalam bertindak.

1.2. 1 Ciri – ciri Komunikasi Antar Pribadi

Untuk membedakan dari bentuk komunikasi lainnya, beberapa ahli komunikasi membuat ciri – ciri khas dari komunikasi antar pribadi . Reardon dalam Liliweri, 1991:13, mengemukakan ciri – ciri komunikasi antar pribadi paling tidak enam ciri yaitu: 1. Dilaksanakan karena adanya faktor pendorong. Komunikasi antar pribadi terjadi karena adanya faktor pendorong seperti : penugasan, perasaan, kepentingan pribadi maupun kelompok dan faktor pendorong lainnya. 2. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun tidak disengaja. Komunikasi antar pribadi bisa menyebabkan hal yang tidak dapat terduga, karena komunikasi antar pribadi bisa terjadi karena adanya tujuan tertentu. 3. Kerapkali berbalas – balasan. Komunikasi Antar Pribadi yang terjadi antara Anak Jalanan dan Pendamping kerapkali berbalas – balasan. 4. Mensyaratkan adanya hubungan paling sedikit dua orang antar pribadi. Universitas Sumatera Utara Dalam bentuk komunikasi ini melibatkan sedikitnya dua orang antar pribadi yaitu pribadi Anak Jalanan dan pribadi Pendamping. 5. Suasana hubungan harus bebas, bervariasi, dan adanya keterpengaruhan. Komunikasi yang terjadi antar Anak Jalanan dan Pendamping terjadi secara bebas, tidak bersifat formil dan segala hal dibicarakan tidak satu masalah saja. Hubungan antara Anak Jalanan dan Pendamping dipengaruhi hubungan yang harmonis dan keakraban. 6. Menggunakan pelbagai lambang yang bermakna. Komunikasi Antar Pribadi ini menggunakan lambang – lambang, seperti bahasa, ekspresi wajah, lisan ataupun gerak tubuh. Ciri – ciri Komunikasi Antar Pribadi lainnya dinyatakan oleh DeVito 1976 dalam Liliweri, 1991:13 sebagai berikut : 1. Keterbukaan Openes Pihak komunikator maupun komunikan saling mengungkapkan pendapat, gagasan bahkan permasalahan secara bebas dan terbuka tanpa ada rasa takut atau malu. Keduanya saling mengerti dan memahami pribadi masing – masing. 2. Empati Emphaty Segala kepentingan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan perhatian penuh oleh keduabelah pihak. Komunikator dan komunikan merasakan situasi dna kondisi yang dialami tanpa ada sikap pura – pura. 3. Dukungan Supportiveness Setiap ide, gagasan ataupun pendapat yang disampaikan didukung oleh komunikan dan komunikator. Dengan adanya dukungan, motivasi akan keinginan atau hasrat akan lebih terpacu untuk diraih. Universitas Sumatera Utara 4. Positif Positiveness Pada setiap pembicaraan yang mendapat tanggapan positif akan lebih memudahkan kelanjutannya, sehingga komunikator dan komunikan terhindar dari curiga ataupun prasangka yang bisa menjadi distorsi pada jalinan interaksi. 5. Kesamaan Equality Bila memiliki kesamaan, akan memudahkan interaksi. Kesamaan tersebut bisa dalam berbagai bentuk, seperti : kesamaan pandangan, sikap ideologi dan lain sebagainya. Berdasarkan ciri – ciri yang diatas, Liliweri 1991:13 menyimpulkan bahwa ada delapan ciri – ciri komunikasi antar pribadi. Ciri – ciri tersebut adalah : 1. Spontanitas, Komunikasi antar pribadi terjadi sambil lalu dengan menggunakan media utama tatap muka 2. Masalah Penetapan Tujuan, Komunikasi antar pribadi tidak memiliki tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. 3. Kebetulan dan Identitas Peserta, Komunikasi antar pribadi terjadi bisa secara kebetulan dan tidak memiliki identitas yang jelas dengan pesertanya. 4. Bentuk Akibat, Komunikasi antar pribadi bisa mengakibatkan dampak yang disengaja dan tidak disengaja. 5. Berbalas – balasan, Komunikasi antar pribadi kerap terjadi secara berbalas – balasan. Universitas Sumatera Utara 6. Masalah Jumlah Orang, Suasana dan Pengaruh, Mempersyaratkan hubungan paling sedikitnya dua orang dengan hubungan bebas dan bervariasi, ada keterpengaruhan. 7. Masalah Hasil, Komunikasi antar pribadi harus membuahkan hasil. 8. Pesan Lambang – lambang Bermakna, Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang – lambang bermakna.

I. 3. Anak Jalanan

Menurut lisa 1996 anak jalanan adalah anak-anak yang bekerja di jalanan. Studi yang dilakukan oleh Soedijar 19891990 menunjukkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berusia antara 7-15 tahun yang bekerja di jalanan dan dapat mengganggu ketentraman dan keselarnatan orang lain serta mebahayakan dirinya sendiri. Sementara itu, Direktorat Bina Sosial DKI menyebutkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berkeliaran di jalan raya sambil bekerja mengemis atau menganggur saja. Panti Asuhan klender mengatakana bahwa anak jalanan adalah anak yang sudah biasa hidup sangat tidak teratur di jalan raya, bisa diambil bekerja tetapi dapat juga hanya menggelandang sepanjang hari Kirik Ertanto dalam www.humana.20m.combablhtm . Hasil temuan lapangan yang diperoleh Panji Putranto menunjukkan bahwa ada dua tipe anak jalanan, yaitu anak yang bekerja di jalan dan anak yang hidup di jalan. Perbedaan antara kedua kategori ini adalah kontak dengan orang tua. Mereka yang bekerja masih memiliki kontak dengan orang tua sedang yang hidup Universitas Sumatera Utara di jalanan sudah putus hubungan dengan keluarga. Hal ini sejalan dengan kategori anak jalanan menurut Azas Tigor Nainggolan menunjukkan ada tiga kategori anak-anak yang bekerja di jalanan. Pertama, anak-anak miskin perkampungan kumuh yaitu anak-anak kaum urban yang tinggal bersama orang tuanya di kampung-kampung yang tumbuh secara liar di perkotaan. Kedua, pekerja anak perkotaan yaitu mereka yang hidup dan bekerja tetapi tidak tinggal bersama orang tua. Kategori ketiga, adalah anak-anak jalanan yang sudah putus hubungan dengan keluarga Kirik Ertanto Siti Rohana dalam \vww. humana. 20m. combabllhtm. Dari berbagai definisi diatas, setidaknya menunjukkan adanya perbedaaan mengenai usia dan batas pengertian, Mengenai usia, sesungguhnya PBB sudah menetapkan angka 18 tahun, meski masing-masing negara masih berhak menentukan berdasarkan undang-undang masing-masing. Sementara itu, dari berbagai definisi yang ada, secara kasar menunjukkan tiga ciri yaitu, memandang anak-anak jalanan sebagai gejala bagian dari gejala dalam bidang ketenagakerjaan. Dalam bidang ini, gejala anak jalanan sering dikaitkan dengan alasan ekonomikeluarga dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Kecilnya pendapatan orang tua sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga memaksa terjadinya pengerahan anak-anak. Ciri kedua, memandang gejala anak jalanan sebagai permasalhan sosial. Anak-anak jalanan dipandang merupakan bukti dari para deviant yang mengancam ketentraman para penghuni kota lainnya. Ciri ketiga, adalah menempatkan anak jalanan sebagai anak-anak yang diperlakukan sebagai orang dewasa. Akibatnya ia memiliki resiko yang sangat besar untuk dieksploitasi atau menghadapi masa depan yang suram. Ciri Universitas Sumatera Utara ketiga ini sangat dipengaruhi oleh pendekatan hak anak Kirik Ertanto dalam www. humana. 20m. combab 1htm Perlu ditegaskan disini, pengertian anak jalanan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah seseorang yang berumur di bawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang atau guna mempertahankan hidupnya. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. 2. Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1. 1. Sejarah Singkat PKPA Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Oleh karena itu anak adalah pemilik masa depan yang mempunyai kebebasan untuk tumbuh dan berkembang. Anak juga memiliki hak azasi manusia yang diakui oleh masyarakat bangsa-bangsa di dunia dan merupakan landasan bagi kemerdekaan, keadilan dan perdamaian diseluruh dunia. Hak-hak anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hak azasi manusia yang wajib dilindungi, dihormati dan ditegakkan oleh Negara bagik sebelum maupun sesudah lahir. Indonesia merupakan negara yang telah meratifikasi Konvensi PBB tentang Hak Anak Convention on the Right of the Child sejak tahun 1990. Dengan demikian, Indonesia wajib mengimplementasikan hak-hak anak dalam program aksi, kebijakan, regulasi hukum yang berpihak dan menjamin hak-hak anak. Realita bahwa masih banyak anak yang dilanggar dan terabaikan haknya, dan menjadi korban dari berbagai bentuk tindakan kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah, diskriminasi, bahkan tindakan yang tidak manusiawi terhadap anak menunjukan kurang memadainya perlindungna terhadap anak. Padahal, anak belum cukup mampu melindungi dirinya sendiri. Anak membutuhkan perlindungan yang memadai dari keluarganya, masyarakat dan pemerintah. Universitas Sumatera Utara