4. Pengertian Anak Jalanan 6. Kerangka Teori

I.6. 4. Pengertian Anak Jalanan

Menurut lisa 1996 anak jalanan adalah anak-anak yang bekerja di jalanan. Studi yang dilakukan oleh Soedijar 19891990 menunjukkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berusia antara 7-15 tahun yang bekerja di jalanan dan dapat mengganggu ketentraman dan keselarnatan orang lain serta mebahayakan dirinya sendiri. Sementara itu, Direktorat Bina Sosial DKI menyebutkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berkeliaran di jalan raya sambil bekerja mengemis atau menganggur saja. Panti Asuhan klender mengatakana bahwa anak jalanan adalah anak yang sudah biasa hidup sangat tidak teratur di jalan raya, bisa diambil bekerja tetapi dapat juga hanya menggelandang sepanjang hari Kirik Ertanto dalam www.humana.20m.combablhtm . Hasil temuan lapangan yang diperoleh panji Putranto menunjukkan bahwa ada dua tipe anak jalanan, yaitu anak yang bekerja di jalan dan anak yang hidup di jalan. Perbedaan antara kedua kategori ini adalah kontak dengan orang tua. Mereka yang bekerja masih memiliki kontak dengan orang tua sedang yang hidup di jalanan sudah putus hubungan dengan keluarga. Hal ini sejalan dengan kategori anak jalanan menurut Azas Tigor Nainggolan menunjukkan ada tiga kategori anak-anak yang bekerja di jalanan. Pertama, anak-anak miskin perkampungan kumuh yaitu anak-anak kaum urban yang tinggal bersama orang tuanya di kampung-kampung yang tumbuh secara liar di perkotaan. Kedua, pekerja anak perkotaan yaitu mereka yang hidup dan bekerja tetapi tidak tinggal bersama orang tua. Kategori ketiga, adalah anak-anak jalanan yang sudah putus hubungan dengan keluarga Kirik Ertanto Siti Rohana dalam \vww. humana. 20m. combabllhtm. Universitas Sumatera Utara Perlu ditegaskan disini, pengertian anak jalanan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah seseorang yang berumur di bawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang atau guna mempertahankan hidupnya. BAB II Universitas Sumatera Utara URAIAN TEORITIS I. 1. Komunikasi I.6. 1. Pengertian Komunikasi Pada awalnya komunikasi memang sekedar alat antar manusia, agar menusia dapat saling berhubungan. Pada abad ke-5 sebelum masehi, di Yunani, berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyaraan antar manusia. Namanya retorika. Kata ini berasal dari bahasa yunani retorika yang berarti seni berdebat, dari akar kata rector orang yang berpidato. Retorika berarti seni berpidato dan beragumentasi yang bersifat menggugah atau seni yang menggunakan bahasa secara lancer untuk mempengaruhi dan mengajak. Semenjak abad itu urusan memperbincangkan gagasan, keinginan kepada orang lain mendapatkan perhatian khusus, tidak dianggap sebagai kegiatan biasa-biasa saja. Ardianto, 2007:20 Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicate yang berarti pemberitahuan, memberi bagian dalam suatu, pertukaran dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari si pendengar atau ikut mengambil bagian. Sedangkan kata sifatnya communi yang artinya bersifat umum atau bersama-sama. Demikian pula kata kerjanya communicate yang artinya berdiaolog, berunding atau bermusyawarah. Dan sejak awal perkembangannya, para ahli dari berbagai disiplin ilmu turut memberikan sumbangan yang besar terhadap keberadaan dan definisi ilmu komunikasi, seperti Sarah Trenholm an Arthur Jensen 1996:4 mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran. Universitas Sumatera Utara Raymond S. Rosss 1983:8 mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator. Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid 1981:18 menyatakan bahwa komunkasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam Wiryanto, 2004: 6-7 Menurut Carl I. Hovland, Ilmu Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain communication is the process to modify yhe behavior of other individuals. Bahkan untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, pada peminat komunikasi sering mengutip paradigma yang dikemukakan Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Eho Says What In Channel To Whom What In Channel To Whom With What Effect? Effendy, 1990:10 Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan diatas tentunya belum mewakili semua definisi yang telah dibuat dari pera ahli, namun kita telah mengetahui berbagai pandangan dari para ahli tentang definisi komunikasi. Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, berupa pikiran Universitas Sumatera Utara atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang atau kelompok lain dengan menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak Effendy, 1993:91 Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya mengerti dan selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi. Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi tidak saja sebagai alat untuk melakukan kontak hubungan antar individu, namun komunikasi juga merupakan alat bagi manusia bertahan hidup. Sejumlah kendala dalam komunikasi akan mempengaruhi keberhasilan sebuah proses komunikasi dapat mempengaruhi proses pengoperan lambang. Dapat saja sebuah pesan yang disampaikan diartikan secara berbeda sehingga menimbulkan efek tindakan yang berbeda pula. Soemanagara, 2006:45. Dengan kata lain komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Ini dikarenakan kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia meneruma suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

I.6. 2. Unsur-unsur Komuikasi