Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

69 melempar yang belum baik diduga karena pemberian pelatihan dan stimulus masih belum diberikan secara maksimal, sehingga anak belum terbiasa untuk dapat melempar bola secara terarah dengan baik. Permainan bowling sederhana ini dirancang dengan tujuan mengembangkan kemampuan motorik kasar anak yaitu kemampuan melempar bola secara terarah. Pada saat permainan berlangsung anak-anak dapat meningkatkan keterampilan tubuh serta mampu melatih koordinasi dan mengontrol gerakan tubuh agar sebisa mungkin dapat menjaga keseimbangan tubuh. Dalam permainan ini anak tidak hanya belajar untuk mengembangkan aspek motorik saja, tetapi juga mengembangkan kemampuan aspek lain yaitu aspek sosial-emosional anak. Anak belajar bekerjasama yaitu membantu untuk mengambiklan bola. Selain itu, permainan ini dapat melatih kesabaran anak yaitu dengan belajar antri menunggu giliran untuk melempar bola bowling . Hal ini sesuai dengan teori Umansky dalam Harun Rasyid, Mansyur, Suratno, 2009: 81 bahwa bermain adalah bentuk ekspresi diri anak terhadap lingkungannya dalam berbagai perbuatan dan gerakan yang melibatkan aktivitas fisik dan psikis yang menyenangkan dan bermanfaat secara keseluruhan. Bermain yang baik adalah bermain yang menyenangkan, mengandung nilai pendidikan, dan dapat bermanfaat bagi anak. Dalam permainan bowling sederhana ini indikator keberhasilan adalah anak dapat melempar bola secara terarah dengan tepat mengenai sasaran yaitu pin-pin yang ada di depan. Dalam penelitian ini anak yang aktif mengalami peningkatan yang berarti sedangkan anak yang kurang aktif tidak mengalami peningkatan yang berarti 70 dalam kemampuan melempar bola. Dari Siklus I ke Siklus II yaitu terdapat dua anak yang belum tepat dalam melempar. Pada pelaksanaan tindakan Siklus I, guru meminta kepada anak untuk bermain sesuai dengan giliran yang diberikan oleh guru. Akan tetapi, masih banyak anak yang belum tertib dan masih salah dalam melakukan lemparan. Terdapat tiga anak yang masih salah dalam melempar, yaitu bola dilemparkan dengan cara dipantulkan yang seharusnya dilemparkan lurus ke arah sasaran. Pada siklus ini muncul beberapa permasalahan, sehingga dapat menghambat berlangsungnya kegiatan permainan bowling sederhana seperti anak bermain-main sendiri, anak berebutan bola, dan beberapa anak berlarian di tengah-tengah area permainan sehingga mengganggu konsentrasi anak yang akan melempar. Pada Hasil observasi Siklus I terlihat bahwa adanya peningkatan disetiap pertemuan. Anak dengan kriteria tepat berjumlah 7 anak 46,7. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa pada Siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan oleh peneliti sehingga akan dilanjutkan pada Siklus II. Pada pelaksanaan tindakan Siklus II terjadi peningkatan dari permasalahan yang ada pada Siklus I yaitu anak sudah mulai tertib dalam bermain, anak sudah mulai menguasai gerakan dalam permainan bowling sederhana, dan dengan adanya pemanasan dan gerakan yang dicontohkan oleh guru membuat anak mengalami peningkatan. Data yang diperoleh pada Siklus II yaitu pada keriteria sangat tepat terdapat 1 anak 6,6, criteria tepat 12 anak 80, dan kriteria belum tepat 2 anak 13,4. Peningkatan yang terjadi pada Siklus II ini telah mencapai indikator 71 keberhasilan yang diharapkan oleh peneliti sehingga diputuskan untuk tidak lanjut ke siklus berikutnya. Setiap anak mempunyai karakteristik anak yang berbeda-beda yaitu bahwa setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan heredity dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan SunartoHartono, 2002: 4. Pernyataan di atas sesuai dengan hasil penelitian ini, bahwa anak yang cenderung aktif, orangtua yang membiarkan anak untuk mengekpresikan diri atau bermain dengan pengawasan, dan dengan lingkungan bermain yang luas maka anak tersebut akan terlihat lebih aktif dibanding dengan teman-temannya. Dengan demikian, tingkat ketercapaian indikator dalam permainan bowling sederhana dapat dicapai dengan mudah. Berbeda dengan anak yang kurang aktif, pendiam, dan cenderung dilarang untuk bermain oleh orangtuanya sehingga anak mengalami kesulitan dalam melakukan permainan bowling sederhana ini. Dari hasil penelitian di atas terdapat satu anak yang mendapatkan kriteria sangat tepat yaitu dapat menjatuhkan 10 pin bowling dalam sekali lemparan, anak tersebut adalah Dty. Dari awal permainan anak ini adalah anak yang paling semangat dan paling aktif dibandingkan dengan teman-temannya. Selain itu terdapat dua anak yang belum tepat dalam melempar bola yaitu Evn dan Lua. Kedua anak tersebut cenderung pendiam jarang untuk bermain di taman dan takut untuk bermain yang melibatkan aktivitas fisik. Evn cenderung anak yang pendiam dan jarang bermain yang melibatkan aktivitas fisik. Evn takut jatuh sehingga sangat berhati-hati dalam bermain. Hal ini membuat kemampuan motorik anak kurang berkembang secara 72 maksimal, Evn belum dapat melempar dengan baik karena bola sering dipantulkan bukan dilempar. Sedangkan Lua terihat kurang aktif, walaupun baru bermain sebentar sudah mengatakan capek sehingga kurang maksimal dalam bermain. Penelitian ini telah berhasil meningkatkan kemampuan melempar bola secara terarah melalui bermain bowling sederhana. Dari keberhasilan yang dicapai pada Siklus II terdapat beberapa faktor yang mendukung tercapainya indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu berupa pemberian pengarahan dan motivasi yang diberikan baik dari guru ataupun temannya sendiri sehingga memacu anak untuk berhasil. Namun dalam penelitian ini terdapat dua anak 13,4 yang belum mendapatkan kriteria tepat dikarenakan dari faktor lingkungan, anak kurang bersemangat, dan kurang percaya diri dalam melakukan permainan tersebut sehingga masih harus diberikan bimbingan dan motivasi dari guru.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini masih memiliki keterbatasan yaitu masih terdapat dua anak yang belum mencapai indikator yang diinginkan karena waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada kegiatan pengayaan, sehingga kurang maksimal dalam melakukan tindakan. 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penggunaan permain bowling sederhana dapat mengembangkan kemampuan melempar bola secara terarah pada anak Kelompok A di TK Widya Mulya. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil observasi yang telah dilakukan pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II yang hasilnya mengalami peningkatan yang berarti dan ditunjukkan dengan ketercapaian indikator keberhasilan penelitian yang telah mencapai 80. Perkembangan yang ditunjukkan pada kriteria tepat dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II adalah pada Prasiklus sampai dengan Siklus I mengalami kenaikan 26,7 dan dari Siklus I sampai dengan Siklus II mengalami kenaikan sebesar 33,3. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan bermain bowling sederhana dapat meningkatkan kemampuan melempar bola secara terarah. Unsur dalam permainan tersebut adalah ketepatan. Kegiatan pembelajaran pada Siklus I dengan dilakukannya penegenalan terlebih dahulu kepada anak mengenai permainan bowling sederhana, kemudian guru memberikan contoh bermain bowling sederhana yang benar kepada anak, sehingga anak dapat memahami permainan tersebut. Pada Siklus II pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan solusi dari permasalahan yang muncul pada Siklus I seperti memberikan pengarahan dan pemanasan agar kegiatan bermain bowling sederhana dapat lebih meningkat sesuai dengan indikator keberhasilan yang akan dicapai.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MENGENAL KONSEP-KONSEP SEDERHANA MELALUI BERMAIN TEBAK-TEBAKAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Mengenal Konsep-Konsep Sederhana Melalui Bermain Tebak-Tebakan Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi 2 Sido

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Kegiatan Bermain Balok Anak Kelompok A Di TK Aisyiyah 1 Sragen Tahun 2013 / 2014.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN ESTAFET BOLA PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Melalui Pembelajaran Kooperatif Bermain Estafet Bola Pada Anak Kelompok B Di TK Srini Desa Sing

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN ESTAFET BOLA PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Melalui Pembelajaran Kooperatif Bermain Estafet Bola Pada Anak Kelompok B Di TK Srini Desa Sing

1 3 11

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SECARA LISAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK-B DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Secara Lisan Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok-B Di TK Pertiwi I Gagaksipat Ngemplak

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI BERMAIN BOLA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI II Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Bermain Bola Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi II Keden Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI BERMAIN BOLA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI II Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Bermain Bola Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi II Keden Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

0 3 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Membilang Melalui Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok A Di TK ABA Jimbung II Kalikotes Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013.

1 3 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP MEMBILANG MELALUI PERMAINAN BOLA PADA ANAK KELOMPOK A TK PKK MARDISIWI GADUNG, TURI, SLEMAN.

0 14 165

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN “INGKLING” PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK MINOMARTANI I NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 133