Pengertian Bowling Sederhana Bermain Bowling Sederhana

37 tangan yang mengenai pin di depannya yang berjumlah 10 buah pin yang ditata menyerupai bentuk segitiga apabila dilihat dari atas. Bola dan pin yang digunakan dalam permainan bowling secara umum dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut: Gambar 1. Bola dan Pin Bowling Permainan bowling yang secara umum dijumpai di masyarakat seperti yang terlihat pada Gambar 2 berikut ini: Gambar 2. Permainan Bowling secara Umum 38 Dalam permainan bowling ini mempunyai beberapa aturan, yaitu: 1. Jika semua pin dijatuhkan dalam sekali gelinding lemparan maka itu disebut strike . 2. Jika pin tidak dijatuhkan sekaligus maka diberikan satu kesempatan lagi untuk menjatuhkan pin yang tersisa. 3. Bilamana pada lemparan kedua tidak ada lagi pin tersisa disebut spare. 4. Jika setelah dua kali masih ada pin yang tersisa maka disebut open frame missed dan masih akan diberikan satu kali kesempatan untuk melempar yang kesemuanya itu akan menentukan perhitungan angka yang didapat dalam setiap permainannya. Pin akan kembali disusun seperti semula untuk frame selanjutnya. Peraturan permainan tersebut di atas akan digunakan sebagai peraturan bermain bowling sederhana dalam penelitian ini. Dalam permainan bowling sederhana, selain terdapat beberapa aturan permainan, ada sistem penilaian atau skorsing. Perhitungan atau skorsing untuk permainan ini adalah sebagai berikut: 1. Skor 3 diberikan jika anak dapat melempar ke sasaran menjatuhkan 8 sampai 10 pin dari jarak 5 meter. 2. Skor 2 diberikan jika anak dapat melempar ke sasaran menjatuhkan 5 sampai 7 pin dari jarak 5 meter. 3. Skor 1 diberikan jika anak dapat melempar ke sasaran menjatuhkan 4 atau 4 pin dari jarak 5 meter. Untuk permainan bowling anak usia dini maka harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, kenyamanan, dan keamanan anak. Oleh karena itu bowling yang 39 digunakan adalah bowling yang terbuat dari plastik. Pada Gambar 3 berikut adalah contoh alat bermain bowling untuk anak yang sering dijumpai di masyarakat: Gambar 3. Alat Permainan Bowling untuk Anak Usia Dini Alat permainan bowling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pin dan bola bowling plastik dengan pin sejumlah 10 buah. Lintasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lantai ruang indoor maupun outdoor. Lantai lintasan outdoor terbuat dari konblok. Permainan yang digunakan dalam bermain bowling sederhana ini merupakan permainan modifikasi yang dibuat oleh guru bertujuan untuk mengembangkan kemampuan melempar anak secara terarah yang sesuai dengan kemampuan anak usia 4-5 tahun. Pesertanya tidak terbatas, sesuai dengan jumlah dalam satu kelas, dapat dilakukan di dalam ruang kelas yang luas atau di luar kelas yang berkonblok. Bola bowling yang digunakan dalam permainan pada umumnya memiliki ukuran yang berat dan tidak mungkin digunakan oleh anak usia pra sekolah, oleh karena itu yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat miniatur alat permainan bowling yang terbuat dari bahan plastik. 40 Tujuan dari permainan tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan melempar anak secara terarah. Guru memberikan kesempatan tiga kali kepada anak untuk dapat menjatuhkan pin-pin yang ada di depan. Adapun langkah-langkah permainan bowling sederhana adalah sebagai berikut: a. Pemain berdiri dengan jarak 5 meter dari sasaran atau pin b. Pemain mengambil bola untuk melempar c. Posisi awal pemain sebelum melempar adalah sikap berdiri tegak dan memegang bola menggunakan tangan d. Pemain berdiri lurus mengarah ke pin yang akan dilempar dengan posisi kaki pemain berada tepat di batas garis permainan untuk bersiap-siap melempar bola e. Bola diletakkan tepat di bawah badan, kemudian posisi badan condong ke arah depan dan agak dibungkukkan. f. Lempar bola menggunakan satu tangan untuk mengenai sasaran pin yang ada di depannya. g. Setiap pemain mendapatkan tiga kali kesempatan melempar, jika lemparan belum mengenai sasaran maka pemain dapat mencoba kembali untuk melempar. Anak yang sudah melempar akan secara bergantian membantu untuk menata pin-pin tersebut. Tingkat keberhasilan dari permainan melempar bola ini adalah apabila anak sudah dapat melempar secara tepat yaitu menjatuhkan 5 sampai 7 pin bowling. Komponan yang dinilai dalam permainan bowling sederhana adalah ketepatan. 41 Alasan peneliti memilih tindakan melalui kegiatan bermain bowling sederhana karena: a. Memanfaatkan alat permainan di sekolah yang belum pernah digunakan untuk bermain yaitu dengan menggunakan bowling sederhana sehingga anak menjadi lebih tertarik dan lebih antusias, b. Dengan bermain bowling sederhana anak dapat lebih fokus dalam melempar yaitu harus tepat sasaran mengenai pin-pin bowling, dan c. Melatih koordinasi mata, tangan, dan kaki menjadi lebih baik.

C. Pembelajaran Anak Kelompok A

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Santrock dan Yussen dalam Sugihartono, Kartika Nur Fathiyah, Farida Harahap Farida Agus Setiawati, dan Siti Rohmah Nurhayati, 2007: 74 mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Dengan adanya pengalaman belajar, maka anak akan memperoleh informasi baru yang akan disimpan dalam long term memory. Pengalaman belajar akan dibawa sampai dia dewasa dan selalu melekat dalam diri anak tersebut. Menurut Sugihartono, dkk, 2007: 74-75 ciri-ciri perilaku belajar adalah sebagai berikut: a. Adanya perubahan tingkah laku yang terjadi secara sadar, b. Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional, c. Perubahan bersifat positif dan aktif, 42 d. Perubahan bersifat permanen, e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah, dan f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Dalam pembelajaran, seorang pendidik dikatakan berhasil apabila dapat merubah tingkah laku anak dari yang jelek menjadi baik, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang guru Taman Kanak-kanak sebelum melaksanakan program kegiatan belajar terlebih dahulu perlu memperhatikan tujuan program dan ruang lingkup kegiatan belajar anak di Taman Kanak-kanak. Kemampuan-kemampuan apa yang harus dimiliki anak TK merupakan tugas perkembangan tahap masa kanak-kanak awal yang harus diselesaikan. Menurut Siti Partini Suardiman 2003: 4 pada Kelompok A di Taman Kanak-kanak anak merupakan masa periode Pre-operasional yaitu usia 2-7 tahun. Pada periode ini perkembangan kognitif anak belum stabil, namun anak sudah dapat belajar nama-nama benda, mengelompokkan, dan menyempurnakannya. Sifat egosentris masih sangat menonjol pada usia ini. Proses berpikir anak berpusat pada penguasaan simbol-simbol yang mampu mengungkapkan pengalaman masa lalu. Cara berpikir dan tingkah laku anak kurang logis. Piaget dalam Crain, 2007: 182 di akhir periode sensori motorik, anak telah mengembangkan tindakan-tindakan yang efisien dan terorganisasi dengan baik untuk menghadapi lingkungan di depannya. Anak terus menggunakan kemampuan sensori motoriknya. Oleh karena itu dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak, guru harus menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MENGENAL KONSEP-KONSEP SEDERHANA MELALUI BERMAIN TEBAK-TEBAKAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Mengenal Konsep-Konsep Sederhana Melalui Bermain Tebak-Tebakan Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi 2 Sido

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Kegiatan Bermain Balok Anak Kelompok A Di TK Aisyiyah 1 Sragen Tahun 2013 / 2014.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN ESTAFET BOLA PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Melalui Pembelajaran Kooperatif Bermain Estafet Bola Pada Anak Kelompok B Di TK Srini Desa Sing

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN ESTAFET BOLA PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Melalui Pembelajaran Kooperatif Bermain Estafet Bola Pada Anak Kelompok B Di TK Srini Desa Sing

1 3 11

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SECARA LISAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK-B DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Secara Lisan Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok-B Di TK Pertiwi I Gagaksipat Ngemplak

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI BERMAIN BOLA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI II Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Bermain Bola Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi II Keden Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI BERMAIN BOLA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI II Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Bermain Bola Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi II Keden Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

0 3 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Membilang Melalui Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok A Di TK ABA Jimbung II Kalikotes Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013.

1 3 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP MEMBILANG MELALUI PERMAINAN BOLA PADA ANAK KELOMPOK A TK PKK MARDISIWI GADUNG, TURI, SLEMAN.

0 14 165

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN “INGKLING” PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK MINOMARTANI I NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 133