Hasil Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Proses

dari residen untuk dapat sembuh total dari penggunaan narkoba, tersedianya sarana dan prasarana dalam proses rehabilitasi. Hal ini di ungkapkan oleh Bapak Nanang Rekto selaku pekerja sosial yang bertugas menyusun dan memantau pelaksanaan program-program yang ada di PSPP Yogyakarta : “Hambatan PSPP Yogyakarta dalam merehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba diantaranya yaitu hambatan biaya. Dalam proses rehabilitasi perlu adanya fasilitas-fasilitas yang menunjang seperti kolam renang terapi lapangan olah raga yang standar, perpustakaan yang memadai dan ruang terapi dengan CC TV. Di PSPP Yogyakarta sendiri fasilitas tersebut belum ada, tetapi kekurangan tersebut tidak menjadikan hambatan yang berarti dalam proses rehabilitasi. Cara mengatasi hambatan yang ada di PSPP Yogyakarta selain mendapatkan bantuan dana dari pemerintah, tetapi juga mengusahakan pendanaan dari luar seperti dari Badan Narkotika Nasional BNN”.

B. Pembahasan

1. Realisasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat melalui Proses Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba dengan Metode Therapeutic Community TC Realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui proses rehabilitasi penyalahgunaan narkoba dengan metode Therapeutic Community TC dapat dilihat dari adanya tahapan dan kegiatan serta program-program yang dijalankan oleh PSPP Yogyakarta dalam proses terapi dan rehabilitasi. Tahapan tersebut diantaranya yaitu :

a. Tahap Penerimaan dan Detoksifikasi

Pada tahapan ini calon residen datang ke PSPP dan mengikuti serangkaian kegiatan yang meliputi wawancara awal, mengisi form perjanjian, pemeriksaan pakaian, dan peralatan pribadi, pemeriksaan fisik dan kesehatan. Proses ini bertujuan untuk mengetahui latar belakangriwayat klienresiden, meliputi data pribadi dan keluarga, serta riwayat penggunaanpenyalahgunaan NAPZA. b. Tahap Pemulihan awal Entry Unit Tahapan ini bertujuan untuk mempersiapkan para pengguna obat-obatan dari segi fisik dan mental agar dapat menjalani rehabilitasi dengan baik. Dalam proses ini residen mendapatkan sosialisasi tentang program, terapi, treatment yang akan dilalui mereka. Proses ini dilaksanakan selama 2-3 minggu untuk mempersiapkan diri sebelum masuk dalam program terapi utama.

c. Tahap Rawatan Utama Primary Stage

Tahapan ini bertujuan untuk membina tingkah laku, emosi, spiritual, pengetahuan dan keahlian. Proses ini dilaksanakan selama 6-9 bulan tergantung perkembangan residen yang terdiri dari empat fase yaitu : 1 Fase Pengenalan Induction Pengenalan Induction adalah tahap dimana residen pertama kalinya masuk dalam lingkungan panti setelah ia menjalani tahap Intake, residen akan diperkenalkan pada lingkungan panti , yang meliputi tujuan, filosofi, norma, nilai, kegiatan, dan kebiasan-kebiasan panti yang diracang secara umum dan khusus untuk memulihkan residen agar dapat kembali ke masyarakat umum dan keluarga dengan fungsi dan peran sesuai kemampuan dan keterbatasan. Pada tahapan ini, pekerja sosial memberikan bimbingan kepada residen untuk menjalani masa transisi dari kehidupan luar panti kedalam lingkungan panti unyuk menjalani proses pelayanan serta mengkondisikan residen untuk masuk pada tahap Primary. 2 Fase Intensif Younger Member Younger Member merupakan fase awal pada program primary, dimana para residen yang dinilai telah siap untuk mengikuti proses pelayanan primary. Dalam fase ini residen diharapkan dapat menjalankan berbagi konsep serta kegiatan yang telah diberikan selama masa Induction. 3 Fase Pematangan Middle Member Residen yang telah memnuhi berbagai target selama fase younger member selanjutnya akan memasuki fase middle peer dimana dalam fase ini residen diharapkan dapat menunjukan performan yang cukup baik untuk residen yang ada pada fase berikutnya. 4 Fase Pemantapan Older Member Dalam fase ini, residen middle peer yang secara konstan menunjukan perkembangan diri dan performan yang baik dalam berbagai kewajiban yang menuntut tanggung jawab seorang pemimpin, maka mereka berhak mengikuti fase akhir program