Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat

2. Proses Rehabilitasi

a. Pengertian Rehabilitasi

Pemakai atau pecandu narkoba biasanya terganggu atau menderita secara fisikpenyakit, mental perilaku salah, spiritual kekacauan nilai-nilai hidup, dan sosial rusak komunikasi. Biasanya hal-hal serupa sudah diidap dalam kadar tertentu baik sebelum berkenalan dengan narkoba lalu dipicu oleh orang-orang sekitar atau keadaan buruk dan gawat lingkungan setempat. Kemudian akan semakin parah bila ditambah oleh narkoba yang dipakai. Karena itu, rehabilitasi adalah bukan sekedar memulihkan kesehatan semula si pemakai, melainkan memulihkan serta menyehatkan seseorang secara utuh dan menyeluruh. Rehabilitasi korban narkoba adalah suatu proses yang berkelanjutan dan menyeluruh. “ Penyakit narkoba “ memang khusus sifatnya. Ia selalu meninggalkan trauma yang amat mendalam rasa ketagihan mental maupun fisik. Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Narkotika, Rehabilitasi Medis adalah “suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika”, sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika Rehabilitasi Sosial adalah ”suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik fisik, mental maupun sosial agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat”. Menurut KEPMENKES 996MENKESSKVIII2002 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sarana Pelayanan Rehabilitasi Penyalahgunaan dan Ketergantungan Narkoba. Rehabilitasi adalah ”Upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non-medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna narkobayang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin”. Sedangkan menurut soerjono soekamto rehabilitasi berarti suatu prosestekhnik mendidik serta mengarahkan kembali sikap dan motivasi pelanggar, sehingga perilakunya sesuai lagi dengan aturan- aturan kemasyarakatan. Soekamto, 1985: 99

b. Sarana dan Prasarana Rehabilitasi

Setiap korban narkoba berhak memperoleh kesehatan dan kesembuhan yang didampakannya. Oleh karena itu harus tersedia dukungan dan pertolongan bagi harapannya itu, dengan perlengkapan-perlengkapan teknis lainnya. Selain tempat, diperlukan juga berbagai perlengkapan fisik, baik langsung maupun tidak langsung, baik pokok maupun tambahan, baik kebutuhan pribadi ataupun bersama, yang mendukung dan memberi nuansa kondusif bagi semua yang berkepentingan. Selain itu juga harus ada perpustakaan, audio-visual, sarana-sarana peningkatan minat dan keterampilan, sarana-sarana olahraga, rekreasi dan fasilitas angkutan dan komunikasi.

3. Metode Therapeutic Community TC

Dalam proses rehabilitasi metode sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses tersebut. Dengan adanya metode dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan proses rehabilitasi.

a. Pengertian Metode Therapeutic Community TC

Metode Therapeutic Community TC adalah suatu metode rehabilitasi bagi para pecandu narkoba, dimana dibentuk suatu komunitas yang positif di lingkungan yang teratur dan terkoordinir dengan kegiatan-kegiatan yang menunjang perubahan secara fisik dan mental. Mula-mula Therapeutic Community dilakukan bagi rehabilitasi pasien-pasien psykiatri di Synanon Amerika pada waktu perang dunia ke dua dalam bentuk self help group bagi mereka yang mengalami ketergantungan terhadap minuman keras. Metode ini sesungguhnya dijiwai ruh budaya filosofi bangsa Timur, tetapi dikembangkan di New York,USA.Kemudian berkembang di Philiphina, Thailand, Malaysia dan Singapura. Diadopsi di Indonesia mulai tahun 1971 melalui Colombo Plan yang bekerjasama dengan Departemen Sosial pada tahun 1998.